kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P1 Tiktoker Kasir Superindo Pakai Jilbab Sepong Kontol Colmek Ngentot Mentokin 1 PEMERSATUDOTFUN

P1 Tiktoker Kasir Superindo Pakai Jilbab Sepong Kontol Colmek Ngentot Mentokin 1

Tidak ada voting
Tiktoker, Kasir, Superindo, Pakai, Jilbab, Sepong, Kontol, Colmek, Ngentot, Mentokin
P1 Tiktoker Kasir Superindo Pakai Jilbab Sepong Kontol Colmek Ngentot Mentokin 1
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Tiktoker, Kasir, Superindo, Pakai, Jilbab, Sepong, Kontol, Colmek, Ngentot, Mentokin yang ada pada kategori JILBAB published pada 9 Februari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P1 Tiktoker Kasir Superindo Pakai Jilbab Sepong Kontol Colmek Ngentot Mentokin 1 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Gejolak Nafsu Terpendam - 1


Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya. Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus. Aku ingin buktikan omongannya.

Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang.
di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kawin dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda.

Sekitar jam 20.00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari. Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa. Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal. Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur. Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan. Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan. Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu. Pas di depan kamar Mas Iwan.

Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan. Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap. Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku. Kontolku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya. Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya.

Semakin malam obrolan kami semakin hangat. Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian. Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani. Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku. Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Sampai di kamar mandi, kukeluarkan kontolku dari balik celanaku. Kukocok-kocok sekitar lima belas menit. Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasanya.

Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku. Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya.

Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku. Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga kontolku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya. Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir memeknya.






"Ohh.. Don.. Enakk," desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang memeknya yang telah basah. Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang memeknya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas. Kudekatkan wajahku ke lubang memeknya. Kusibakkan bibir memeknya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang memeknya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya. Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku. Inilah memek terindah yang pernah kurasakan.

"Oohh.. Don.. Nik.. mat," suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya. Dan kusedot-sedot bibir memeknya yang merah.
"Ohh.. Don.. Luarr.. Biasaa.. Enakk.. Sedott.. terus," pekiknya semakin keras.

Cairan kelamin mulai mengalir dari memek Tante Sari. Hampir setiap jengkal memeknya kujilati tanpa tersisa. Tante Sari menarik memeknya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri. Dia mendorong tubuhku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka kontolku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya.

"Ohh.. Luar biaassaa.. Don.. Besar sekali," serunya kagum.
"Isepp.. Tante, jangan dipandang aja," pintaku.

Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku. Wajahnya pas di depan selangkanganku. Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku. Sedangkan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal kontolku dengan irama pelan tapi pasti. Mulutnya didekatkan kekontolku dan dia mulai menjilati kepala kontolku. Lidahnya berputar-putar dikepala kontolku. Aku meringis merasakan geli yang membuat batang kontolku semakin tegang.

"Ohh.. Akhh.. Tan.. Te.. Nikk.. matt," seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan kontolku kemulutnya. Mulutnya penuh sesak oleh batang kontolku yang besar dan panjang. kontolku keluar masuk di mulutnya. Tante Sari sungguh lihai memainkan lidahnya. Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang.

Tante Sari melepaskan kontolku dari kulumannya setelah sekitar lima belas menit. Kemudian dia memintaku duduk dilantai. Dia lalu naik kepangkuanku dengan posisi berhadapan. Diraihnya batang kontolku, dituntunnya ke lubang memeknya. Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya. Kurasakan kepala kontolku mulai memasuki lubang yang sempit. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit. Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah terjamah laki-laki. Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang kontolku ke dalam lubang memeknya.

Tante Sari mulai menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan. Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi. Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, kontolku serasa diaduk-aduk dilubang memeknya. Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas. Seirama gerakkan pantatnya.

Oh, senangnya melihat kontolku sedang keluar masuk memeknya. Bibirku menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap erat pinggangnya. Semakin lama semakin cepat Tante Sari menaik turunkan pantatnya. Nafasnya tersengal-sengal. Dan kurasakan memeknya berkedut-kedut semakin keras.

"Ohh.. Don.. Aku.. Mau.. Keluarr," pekiknya.
"Tahan.. Tan.. Te.. Akuu.. Belumm.. Mauu,"sahutku.
"Akuu.. Tak.. Tahann.. Sayang," teriaknya keras.
Tangannya mencengkeram keras punggungku.
"Akuu.. Ke.. Ke.. Luarr.. Sayangg," jeritnya panjang.

Tante Sari tak dapat menahan orgasmenya, dari memeknya mengalir cairan yang membasahi seluruh dinding memeknya. Tante sari turun dari pangkuanku lalu merebahkan tubuhnya dipangkuan. Kepalanya berada pas diselangkanganku. Tangannya mengocok-ngocok pangkal kontolku. Dan mulutnya mengulum kepala kontolku dengan lahapnya.

Perlakuannya pada kontolku membuat kontolku berkedut-kedut. Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar. Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkanganku. Hingga kontolku semakin dalam masuk kemulutnya.

"Akhh.. Tante.. Akuu.. Mau keluarr," teriakku.
"Keluarin.. Dimulutku sayang," sahutnya.
Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang kontolku. Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya.
"Ohh.. Kamu.. Hebatt.. Don, aku puas," pujinya, tersenyum ke arahku. Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku.

Suara ranjang berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Kemudian masuk ke kamar Masing-masing. Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi. Dari balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma hanya mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya. Memperlihatkan paha mulus dan tubuh sexynya. Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa bersetubuh dengan Mbak Irma.

Sekitar jam 02.00 dinihari, aku terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku. Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati batang kontolku.

"Akhh.. terus.. Tante.. terus," gumanku tanpa sadar, ketika dia mulai mengulum batang kontolku. Dengan rakus dia melahap kontolku. Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik kontolku dari mulutnya. Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang memeknya, bergantian dengan lubang anusnya. Setelah kurasa cukup, kuarahkan kontolku ke lubang memeknya yang basah dan memerah. Sedikit demi sedikit kontolku memasuki lubang memeknya. Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang kontolku amblas tertelan lubang memeknya.

Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga kontolku keluar masuk lubang memeknya. Sambil kuremas-remas pantatnya.

"Ooh.. Don.. Nikk.. Matt.. Bangett," rintihnya.

Aku semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku. Tante sari mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama gerakkan pantatku. Membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Semakin lama semakin cepat gerakkan pantatnya.

"Don.. Donnii.. Akuu.. Tak.. Tahann," jeritnya.
"Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr," imbuhnya.

Kurasakan memeknya berkedut-kedut dan menjepit kontolku. Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang.

"Ooh.. Oo.. Aku.. Keluarr," lolongnya panjang.

Dan kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding memeknya. Tante Sari terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa. Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku. Kucabut kontolku dari lubang memeknya dan kuarahkan ke lubang anusnya.

"Akhh.. Donn.. Jangann.. Sakitt," teriaknya, ketika kepala kontolku mulai memasuki lubang anusnya. Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh batang kontolku masuk ke lubang anusnya. Dan kurasakan nikmatnya jepitan lubang anusnya yang sempit. Perlahan-lahan aku mulai menarik dan mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang memeknya. Tante sari menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang bawahnya.

"Enak khan Tante?" tanyaku.
"Hemm.. Enakk.. Banget.. Sayang," sahutnya sedikit tersipu malu.

Semakin lama semakin cepat kusodok lubang anusnya. Sambil kutepuk-tepuk pantatnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya.

"Kontolmu yang pertama sayang, memasuki lubang anusku," katanya sambil membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku.
"Kamu luar biasa Don, belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini," imbuhnya.
"Tante mau khan, setiap malam kusetubuhi?" tanyaku.
"Siapa yang menolak diajak enak," sahutnya seenaknya.

Sejak saat itu, hampir setiap malam kusetubuhi Tante sari. Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya.

Ke bagian 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.