kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P22 Alin Part 2 Abg 18Yo Jilbab Kacamata Tocil Ketagihan Colmek 22 PEMERSATUDOTFUN

P22 Alin Part 2 Abg 18Yo Jilbab Kacamata Tocil Ketagihan Colmek 22

Tidak ada voting
Alin, Part, Abg, Jilbab, Kacamata, Tocil, Ketagihan, Colmek
P22 Alin Part 2 Abg 18Yo Jilbab Kacamata Tocil Ketagihan Colmek 22
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Alin, Part, Abg, Jilbab, Kacamata, Tocil, Ketagihan, Colmek yang ada pada kategori JILBAB published pada 2 Januari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P22 Alin Part 2 Abg 18Yo Jilbab Kacamata Tocil Ketagihan Colmek 22 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Ibu Guru yang Nakal 02


Sambungan dari bagian 01

Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat kontolnya meyembul dan telah berada di hadapannya.
"Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?".
Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Rina dan memasukkan kontolnya ke mulut Rina.
"Mmpfpphh".
"Ahh yaa.., memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu.., nikmat kok"
Rupanya nafsu menguasai diri Rina, menikmati kontol yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala kontol pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.
"Aduhh.., nikmat sekali Bu oohh", Reza menyodok-nyodokkan kontolnya ke dalam mulut Rina, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rina merasakan kontol yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak keluar.
"oohh.., Ibu enakk.., enakk.., aahh".
Cairan mani Reza muncrat di mulut Rina, yang segera menelannya. Dijilatinya kontol yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.
"Sudahh.., sudah selesai kamu bisa pulang", Namun Rina tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika kontol yang besar itu masuk ke memeknya.
"Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya."
"Apa! beraninya kamu memerintah!", Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.






Setelah ia di dalam, Rina tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.
"Sini saya teruskan", ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba toketnya. Rina juga merasakan kontol pemuda itu diantara belahan pantatnya.
"Gilaa.., besar amat", pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Kontol Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi toketnya. Ketika jemari Reza meremas boba susu Rina, erangan kenikmatan pun keluar.
"mm oohh".
Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke memek Rina.
"Reza.., aahh.., aahh", Tubuh Rina menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.
"Enak Bu?", Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

Rina hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Rina agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.
"Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu"
"Ahhkk.., hmm.., hmmpp", Rina menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan kontolnya ke liang memeknya dari belakang."
"Ugghh.., innii.., innii", Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman kontolnya ke liang Rina. Rinapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang memeknya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.
"Adduuhh.., teruss.., teruss Rezaa.., oohh", Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Rina, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan kontolnya.
"Oohh Rina.., Rinnaa".
Rina segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam memeknya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

Rina masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu memeknya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang memek Rina, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.
"mm capek.., mm", bibir Rina mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.
"Rezz aahh", Tubuh Rina bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.
"Bu.., balik.., Reza pengin nih"
"Nakal kamu ahh", dengan tersenyum nakal, Rina bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan kontol Reza. Reza meraih toket Rina dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan kontolnya yang sudah tegang
"Adduuhh.., owwmm", Rina mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang memeknnya yang telah licin melebar karena desakan kontol Reza.
"Bu Rina nikmat lho memek Ibu.., ketat", Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
"mm.., aahh.., ahh.., ahhkk", Rina tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.
"Ayoo.., aahh.., ahh.. Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi..". Gerakan Rina makin cepat menerima sodokan Reza.

Tangan Reza beralih memegangi tubuh Rina, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi "doggy style", melainkan kini Rina menduduki kontolnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.
"Oowww..", Teriakan Rina terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan kontolnya ke memek Rina yang makin becek.
"Ayoo.., makin dalam dalamm".
"Ahh.., aahh.., aahh..", Rezapun mulai berteriak-teriak.
"Mau kelluuaarr"
Rina sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang memeknya. Rina kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.
"Bu Rina.., sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada disini sekarang".
"mm memangnya kamu mau apa", Rina kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap boba Reza.
"Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat.."
Rina tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rina harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.
Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.
"Bu, Anto kangen lho".
"Iya deh.., nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi.., jadi.., Ibu ingin malam ini malam terakhir kita", mata Rina berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.
"..", Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rina merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.
"Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?".
Rina bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, "Iya.., boleh.., boleh".
"Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa", Rina mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD 'Kamasutra-nya Penthouse". Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Rina dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.
Lalu Anto menyusul Rina ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.
"Ganti pakaian itu Nto..", Rina menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

Ketika Anto sedang mencopot celananya Rina sempat melihat kontol pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Rina.
"Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex".
"Belum tuh..", Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan kontolnya dari belakang, sambil meremas-remas toket partnernya.
"mm.., itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil".
"Thanx..", Anto kemudian mengecup pipi gurunya.

Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rina kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rina dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Rina, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.
"aahh.."
Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Rina agar duduk di pangkuannya.
"Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini..", Bisik Anto di telinga Rina. Rina yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas toketnya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat boba susunya mendapat remasan.
"Akhh..", Rina memejamkan matanya.
"Anto.., jilatin memek ibu.."

Anto kemudian merebahkan Rina, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati memek gurunya. Bau khas dari memek yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.
"oohh.., teruss.., teruuss..", Rina bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.
"Jilatin.., pentil itu.., oohohh", Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Rina, dengan penuh semangat.
"Aduuhh.. Oohh..oohh..hh.. Hh.."
"Anto.., massuukk".

Kaki Rina kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya kontolnya ke memek Rina yang becek.
"mm..", Rina menggigit bibirnya. Meskipun lubang memeknya telah licin, namun kontol yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.
"Uuhh.., masih susah juga ya Bu..", Anto sambil meringis memaju mundurkan kontolnya. Ia merasakan kontolnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Rina mempermainkan boba Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak.
"Uhh.., nakal, Ini balasannya!", sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan kontolnya.
"aa..".

Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Rina terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.
"mm.., hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?", Reza kemudian berjalan mendekati mereka. Rina yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga kontolnya di dalam memek rina.
"Nikmati saja.."
Reza kemudian mengangkangi Rina, kontolnya berada tepat di mukanya.
"Isap.. Ayoo", sambil memasukkan kontolnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Rina berteriak, saat itu pula kontol Reza masuk.
"Ahh.., nikmat..", Rina merem-melek menghisap-hisap kontol muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap memeknya.
"uuff.., jilatin.., jilatt", tangan Reza memegangi kepala Rina, agar semakin dalam saja mengisap kontolnya.

Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang memek gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Rina.
Setelah Anto mengeluarkan kontolnya dari memek Rina, "Berdiri menghadap tembok Bu!"
Rina masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada kontol di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.
"mm.., Nto.., liat tuh punya kamu..", seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Rina. Kontolnya tepat berada di antara kedua pantat Rina.
"Nih Bu rasakan punya Reza juga ya".

Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Rina saat ia menyodok-nyodokkan kontolnya keluar masuk dengan cepat. Saat Rina merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anto merasakan kontolnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.
Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.
"oowww..", Tubuh Rina yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Rina dan tembok. Dipindahkannya tangan Rina ke pundaknya, dan kontolnya menggantikan posisi milik Reza.
"Anto..", Lagi-lagi Rina mendesah saat kontol Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.
"Ahh.. Ahh.. Dorongg..dorongg.."
"aa.. Aa.. Aa".
"oohhkk.., kk.., kk..", Rina berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. kontol Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke memek Rina. Saat itu pula ia merasakan kontol yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

Malam itu merupakan malam yang liar bagi ketiga insan yang akan berpisah itu. Malam yang tidak bisa mereka lupakan untuk selamanya.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.