Cerita Dewasa:
Gelora Cinta di Negeri Paman Sam 02
Sambungan dari bagian 01
Saya berdansa dengan sembilan cewek, dan asyik juga sih walaupun tidak punya pasangan. Ketika lagu terakhir, saya berdansa dengan Emily.
Dia tersenyum manis dan bertanya pada saya, "Kamu suka acara ini..?"
Saya bilang, "Ya, saya menyukainya."
Dia tersenyum terus menyandarkan kepalanya ke bahu saya. Asyik, adik saya di bawah sampai bangun.
Dia tersenyum, "You are horny don't you..?" katanya lembut, saya hanya tertawa saja.
Kami sudah seperti kakak beradik, jadi seks bukan hal yang aneh bagi kami.
Ketika acara selesai, dia bertanya pada saya, "Where is Jonathan..?"
Saya bilang tadi sih di luar dan kemudian kami berdua mencarinya.
Setelah mencari kemana-mana tidak ketemu, "Jangan-jangan kita ditinggal.." kata saya.
Dia bilang, "Dia tidak mungkin begitu.."
Terus kami lihat ke mobil Jeep Cherokee tahun 1995-nya di pojok gedung yang sepi. Kami mendekatinya. Sampai di sana ternyata Jonathan sedang telanjang dengan teman Emily yang namanya Brandi. Anak ini cantik juga, toketnya 38C dan pantatnya besar seperti bola basket. Emily menampar cewek itu, Jonathan kaget dan terlihat seperti kebingungan. Waktu itu tempat parkir sepi sekali, yang ada hanya kami berempat.
Emily berkata, "Jonathan.. You bitch, why would you do this to me, I love you Jonathan..!"
Emily meninggalkan mereka dan dia menangis tersedu-sedu. Saya tidak berkata apa-apa, saya hanya dapat mengikuti dia dan kami jalan di sebelah gedung pesta di Mc Donald. Kami diam seribu bahasa. Karena saya suntuk dengan keadaan seperti itu, saya menyalakan rokok.
Dia tersenyum, "Smoke is bad for you.."
Saya hanya tersenyum, dan akhirnya dia minta rokok juga. Akhirnya, kami ngobrol.
Saya kasihan sama dia, dia menangis ke saya, "Selama ini saya pacaran dengan Jonathan yang ternyata hanya omong kosong."
Saya diam saja dan memegang tangannya, kemudian saya berkata, "Emily, sudahlah.. lupakanlah dia. Dia memang hangat dan gagah, tetapi untuk apa kalau ternyata dia tidak mencintaimu. Dia hanya menginginkan seks saja darimu."
Saya coba menghibur dia lagi, "Sudahlah.. jangan menangis lagi, senyum dong.."
Akhirnya dia mau juga tersenyum ke saya, terus saya bilang, "Nah gitu dong, Kamu kan jadi kelihatan cantik..!"
Dia tersenyum, "Kamu baik sekali.."
Kemudian kami ngobrol dan dia bertanya, "Kenapa kamu tidak punya cewek..?"
Saya bilang saja kalau saya pernah benar-benar merasakan sakit hati dan saya masih trauma.
Kami pulang naik taksi walaupun sangat mahal, karena rumah kami cukup jauh dari situ. Sampai di rumah, orangtuanya meninggalkan pesan bahwa mereka ke Indianapolis dengan Jimmy, karena ibunya Elaine mau dioprasi.
Dia tersenyum dan bertanya pada saya, "David, maukah kamu menemani saya malam ini..?"
Saya tentu saja mau, apalagi melihat keadaannya yang sedang patah hati itu.
"Mau nonton film..?" katanya mencoba menghangatkan suasana.
"Ehm.., terserah kamu saja deh..!" jawab saya.
Dia menyalakan film-nya Jacky Chan yang judulnya "Shanghai Noon". Saya tidak konsentrasi dengan film yang saya tonton, tetapi justru melihat pahanya dan susunya, adik saya jadi bangun.Dia kelihatan sedih dan saya coba menghiburnya, "Emily, lupakanlah dia saat ini..!"
Dia tersenyum dan merangkul saya dan saya mengelus-elus punggungnya.
Tiba-tiba dia bertanya, "Maukah kamu melakukan sesuatu untuk saya..?"
"Melakukan apa..?" jawab saya.
Dia bilang, "Saya mau melupakan Jonathan dan saya ingin melakukannya sambil bercinta denganmu."
Saya senang sekali mendengar pernyataannya dan dia merangkul saya. Saya cium dan peluk dia. Setelah itu kami melakukan French Kiss lama sekali.
Terus saya gendong dia ke kamarnya dan kami berciuman di kamarnya. Habis itu saya buka gaun malamnya dan saya lihat toket 34C-nya yang untuk ukuran orang Bule sih tidak terlalu besar. Bobanya yang menonjol saya hisap dan tangan saya meremas susunya yang sebelah kiri, dia hanya mendesis dan merapatkan kepala saya ke dadanya.
"Ohh David.., oohh David, yeah.. yeah.." desahnya yang membuat saya tambah terangsang.
Habis itu saya turun ke perutnya dan saya sampai di bibir kemaluannya. Saya raba, jilat dan hisap klirotisnya. Dia seperti cacing kepanasan menahan gejolak itu, sampai saya sempat tidak dapat bernafas karena terlalu kerasnya dia menjepit kepala saya.
Tiba-tiba dia berkata, "Stop David, I want 69.."
Dia berjalan ke arah saya dan terus mengecup pipi saya.
Dia bilang, "Saya dengar cowok Asia itu kemaluannya kecil ya..?"
Saya hanya melihatnya saja, dan celana saya dibukanya.
Dia berkata lagi, "Saya suka kontol kamu, ini tidak terlalu kecil (ukuran panjang 12 cm dengan diamater 3 cm)."
Saya di bawah memegang pantatnya dan dia menghisap batang kejantanan saya dan juga memegang dua buah bola saya. Kami berdua terangsang berat, dan dia meracau dalam bahasa Inggris.
Saya mencoba menahan birahi saya, dan akhirnya dia orgasme duluan. Air kemaluannya keluar dan saya menghisapnya. Dia mengocok dan menghisap batang kejantanan saya dengan sangat kuat.
"Ahh.. ahh.. ahha.., come on Emily, suck it..!" desah saya waktu itu.
Dan akhirnya keluar juga sperma saya. Dia menelan sperma saya yang kemudian diikuti dengan senyumannya.
"I like your cock, it is so cute.." katanya.
Saya bilang, "Mengejek yach..!"
Setelah kami terdiam beberapa menit, saya memasukkan batang kejantanan saya ke liang memeknya. Saya melakukannya dengan posisi tubuhnya membelakangi saya, saya memasukkan batang kejantanan saya sambil meremas susunya. Dibantu tangannya, saya mulai mendorong hingga masuk semua batang kejantanan saya. Emily meracau dengan keras menikmati tiap dorongan yang saya lakukan. Saya hanya mendesis sambil meremas dan menghisap bobanya.
"Ahh.. aahh.. ahh.." desis saya sambil memegang pantatnya dan rambutnya.
Saya meremas susunya hingga Emily mendesah, "Ohh David, ahh ahh ahh.." dan saat itu terlihat Emily seperti kesetanan.
Kami berganti posisi, kami bermain dengan posisi dooggy style. Saya melihat ekspresi wajahnya di cermin. Penampilan sensual dan rambut kusutnya membuat saya semakin gemas dan semakin liar meremas buah dadanya.
"Ohh Emily..," desah saya sambil mata saya memandangi tubuh kami melalui cermin.
"Ohh.. Come on David, Oh yeah.., yeah.." dia pun meracau sekuat tenaga.
Secara bergantian saya remas susu dan pantatnya, saya hujam liang senggamanya dari belakang dan dia mengimbanginya dengan memaju-mundurkan pantatnya.
Akhirnya Emily berkata, "David, Iii aamm coommiinngg.."
Saya bilang, "Tunggu.., saya juga.. keluarin dimana.. dalam atau luar..?"
Dia jawab, "Di.. lu.. aar.. saja.."
Beberapa menit kemudian dia keluar dan, "Ooohh Davidd.., oohh David I love you.."
Mengalirlah cairan kemaluannya di batang kejantanan saya. Setelah beberapa menit, dia membalikkan tubuhnya dan mengocok serta menghisap batang kejantanan saya. Diperlakukan seperti itu, junior saya mengeluarkan laharnya. Semua cairan itu ditelan dan dihisap bercampur dengan cairan kemaluannya.
"David, kamu sungguh hebat.. Ini adalah yang pertama kalinya saya melakukan seks dengan orang Asia." katanya memuji permainan saya, saya balas sambil membelai rambutnya.
Setelah itu kami bercerita mengenai pengalaman kami masing-masing, dan kami akhirnya mandi dan saling menyabuni. Dia menyabuni batang kejantanan saya dan juga saya sebaliknya menyabuni susunya dan liang kewanitaannya. Akhirnya, mimpi saya yang selama ini saya cita-citakan tercapai juga.
Setelah mengalami masa ujian, akhirnya saya lulus SMA. Kemudian dua hari setelah kelulusan, saya berencana pulang ke Indonesia.
Malamnya, ketika saya memberesi barang-barang saya, Emily berkata, "Bagaimana perasaanmu..?Apakah kamu merasa senang mengenai kepulanganmu..?"
Saya mengiyakan dan dia langsung memeluk saya sambil berkata, "David, I love you.."
Saya bilang, "I love you too."
Dia bertanya pada saya mengenai hubungan kami, dan saya hanya dapat berkata, "I am sorry."
Masalahnya saya menganggap dia sudah seperti adik saya sendiri.
Mendengar penjelasan saya, dia tersenyum dan terharu, "Saya sangat senang kamu telah berada di sini selam satu tahun ini." katanya lirih.
Begitu juga dengan perasaan saya yang sangat senang berada bersama keluarganya.
Dia kemudian menambahkan, "Saya berharap akan mendapatkan pacar seperti kamu."
Saya pun berkata, "Kamu akan menemukan cowok yang sayang, cinta sama kamu, yang tidak hanya mencintai wajah dan tubuhmu saja, tetapi juga mencintai hati kamu."
Mendengar perkataan saya, dia memeluk saya erat-erat. Setelah itu dia membantu membereskan barang saya.
Sambil menghabiskan waktu saya di sana, kami jalan-jalan ke daerah perkotaan naik mobilnya tanpa tujuan. Kami bercerita macam-macam dan pergi sana-sini. Kami sempat melakukan French Kiss dan hubungan intim di dalam mobilnya ketika kami berada di tempat parkir yang sepi.
Besoknya saya diantar ke Airport. Ketika di Airport, saat salam perpisahan, Jimmy, John Elaine menangis dan terharu.
Emily berpesan, "Kalau kamu kuliah di Florida, kamu mampir ke sini yach..!"
Emily sampai nangis setengah mati dan saya berkata, "Bye, see you Emily."
Dia mencium pipi saya.
Ketika di Airport, dari Indianapolis ke Los Angeles, saya termenung dan sedih sekali. I really had good time in the US, walaupun saya hanya berada di desa atau country side. Kemudian ketika di Los Angles saya bertemu rombongan orang Indonesia lainnya, dan kami bersama-sama pulang ke Indonesia.
Emily dan saya masih saling berhubungan, kadang dia menelpon saya dan bertanya kabar saya. Dia masih single, dan saya rindu sekali dengannya. Dia lulus SMA tahun ini, dan rencananya mau melanjutkan ke College di Indiana.
Kemarin ketika Natalan, saya mengunjungi mereka dan saya menghabiskan waktu 3 minggu di Indiana. Saya sebenarnya sayang dengan Emily, begitu juga Emily, hanya karena saya di Florida dan dia di Indiana, kami tidak mungkin bisa jadian. Kami masih seperti kakak beradik, dan seadainya jodoh, kelak kami akan dapat kumpul kembali.
TAMAT