Cerita Dewasa:
Pengalaman Baru Selama 90 Menit
Saya baru-baru ini mempunyai pengalaman menarik dengan seorang mahasiswi bernama Lina. Nama sebenarnya siapa saya tidak tahu. Ia adalah seorang gadis keturunan Cina. Kami bertemu di sebuah diskotik ternama di kota Perth yang diawali oleh huruf E. Ia langsung mau saat kuajak tidur pada pertemuan pertama. Katanya seks merupakan pelepasan untuk menghindari stres di kuliahnya.
Wajahnya lumayan cantik dan kulitnya putih bersih tetapi tidak pucat. Yang paling menarik adalah tubuhnya yang sangat proporsional. Setelah beberapa kali pertemuan dan kencan di tempat tidur, saya rasa dia sudah siap untuk diperkenalkan pada dunia yang baru.
Sesuai dengan janji, saya datang pukul 7:00 sore ke rumahnya. Kami lalu keluar untuk makan di sebuah restoran Cina di daerah kota Perth. Kami pulang ke rumah saya dan tiba sekitar pukul 9:00 malam. Sampai di rumah, kami langsung menuju kamar tidur. Saya suruh dia melepaskan seluruh pakaian luarnya dan hanya menyisakan pakaian dalamnya saja. Sementara itu saya meminum anggur. Saya sangat menyukai anggur sebelum memulai permainan seks.
Ia melakukannya dengan perlahan. Atas perintah saya dia berpindah tempat dan melanjutkan aksi striptease-nya di depan lampu di samping tempat tidur. Siluet tubuhnya indah sekali. Dia sadar akan hal itu. Saat akan melepas baju atasnya, dia berdiri membelakangi saya. Baju itu dijatuhkan di lantai. Kemudian sambil melepaskan sisanya, tubuhnya diputar menghadap ke samping.
Kali ini saya dapat melihat bayang lekuk dadanya, perut, dan pantatnya. Dadanya kecil. Mmm.. tidak apa-apa. Tetapi pantatnya amat menggiurkan. Lalu ia merebahkan diri ke tempat tidur dengan pandangan yang sangat menantang. Saya bergerak ke tempat tidur membawa gelas anggur miliknya.
Saya berikan padanya. Sementara ia meminumnya, saya melepaskan baju atas saya. Saya belum mau melepaskan celana saya, walaupun dari nafasnya saya tahu dia sudah kepingin. Kemudian saya duduk di belakangnya dan mulai menciumi tengkuknya. Mungkin karena geli merasakan napas saya pada tengkuknya, kepalanya ditengadahkan ke atas.
Perlahan telinganya saya gigit. "Mmm..", katanya. Kemudian saya kembali ke leher. Lehernya saya gigit juga, kali ini agak keras. Kali ini dia mengeluarkan suara erangan pelan. Tapi tidak ada kata protes keluar dari mulutnya yang terbuka. Di tempat saya gigit tampak bekas gigitan berwarna merah. Saya puas melihatnya.
Tangan kanan saya melepas BH-nya sehingga toketnya kali ini berayun bebas. Tangan kiri saya masuk ke balik celana dalamnya. Ah, belum diapa-apain cewek ini sudah sangat basah. Ini yang saya senangi dari gadis Cina. Cepat basah dan sangat basah.
"Kamu jangan nakal ya, ayo dong buruan", katanya. Saya hanya senyum saja. Tanpa ngomong lebih lanjut, kedua tangannya membuka celana saya dan merogoh ke dalam. Tangan saya menarik celana dalamnya dan melemparkannya ke samping tempat tidur. Kali ini saya berhadapan dengannya. Tangan kanan saya pada dadanya, dan tangan kiri saya pada selangkangannya.
Tangannya melepaskan celana saya dan mulai merangkul tengkuk saya. Kepala saya ditarik sehingga bibir kami saling beradu. Dia menciumi saya dengan penuh nafsu. Lidahnya masuk ke dalam mulut saya bagai lidah ular.
Tiba-tiba saya melepaskan diri darinya dan bangkit dari tempat tidur. "Kenapa?" katanya. Saya bilang saya punya permainan baru. Dengan sebuah kain hitam saya menutup kedua matanya. "Tunggu saya buka pakaian", kata saya. Dia diam saja. Saya diam-diam mengambil tali. Lalu dengan sedikit memaksa saya ikat kedua tangannya di belakang punggungnya.
Karena bingung, dia mulai menjerit dan menendang. Karena kedua tangannya telah terikat ke belakang, saya hanya cukup memegang kedua kakinya. Dengan posisi saya di atas dan dia di bawah, saya melakukan penetrasi. Mengira bahwa inilah permainannya, dia tidak melawan lagi. Dari mulutnya hanya terdengar desah nafas.
Saat dadanya mengeras dan nafasnya makin cepat saya tahu bahwa dia akan mencapai orgasme. Saya hentikan dan keluarkan punya saya. Dia mulai marah. "Kamu maunya apa sih, lepasin ikatannya sekarang", hardiknya. Saya diam saja. Saya tidur di bawah dan menempatkan dirinya di atas saya dengan posisi membelakangi saya. Dia cepat tanggap. Dengan bantuan saya, dia mulai naik turun hanya dalam beberapa detik.
Dia melakukannya dengan cepat sekali. Tampaknya dia sudah hampir mencapai orgasme. Rambutnya yang panjang saya tarik ke belakang. Dia jatuh tertidur di samping saya. Kemaluan saya terlepas darinya. Kali ini ia mulai menangis. Dia memohon agar diberi kesempatan untuk orgasme. Saya bilang saya akan berikan asal dia menuruti kata-kataku mulai sekarang. "Baiklah.." katanya.
Kemudian saya suruh dia berlutut di tempat tidur. Ikatan pada kedua tangannya saya lepaskan. Tapi kali ini tangan kirinya diikat pada pergelangan kaki kiri dan tangan kanannya diikat pada pergelangan kaki kanan. Dia pasrah saja sekarang. Tidak melawan sedikit pun. Hanya sesekali masih terdengar isakan dari mulutnya.
Kemudian saya mengambil kondom. Saya bukan mau melakukan safe sex. Saya punya ide lain. Saya ambil juga jelly yang biasa dipakai bila pihak wanita susah mengeluarkan cairan untuk mempermudah penetrasi. Saya pasang kondom pada tempatnya, lalu saya lumasi dengan jelly.
"H**** (edited), kamu ngapain?" katanya pelan, seakan takut kalau saya marah.
"Tunggu manis", kataku.
Kemudian saya menyelipkan diri di antara kedua kakinya. Kembali ia menunggangi saya dengan tubuh membelakangi saya. Dia terkejut saat menyadari apa yang akan saya lakukan. Salah satu tangan saya memegang pinggangnya, dan tangan yang lain mengarahkan batang kenikmatan saya ke pintu masuk bagian belakang.
"Stop.. H**** (edited), jangan..", katanya setengah berteriak. Dia berusaha meronta, tapi tidak ada gunanya. Posisi terikatnya sangat efektif untuk mencegahnya melawan. Saya sudah memperhitungkan sebelumnya. Tidak lama, kejantanan saya sudah setengah tenggelam. Tangan kanan saya masih pada pinggangnya, sementara tangan kiri saya bermain pada kemaluannya. Saya biarkan beberapa saat sampai ia merasa biasa.
Karena adanya rangsangan, ia mulai tenang kembali, berkonsentrasi agar segera bisa orgasme. Perlahan saya melanjutkan usaha saya. Kali ini batang kemaluan saya sudah tenggelam tiga perempatnya. Kemudian tangan kiri saya meninggalkan selangkangannya dan bersama-sama dengan tangan kanan saya, saya mulai menarik turunkan tubuhnya. Ia mengerang kesakitan.
Mungkin karena marah bercampur kesal kepada saya, dia tidak berkata apa-apa. Dia mengatup bibirnya yang seksi kuat-kuat. Hanya terkadang terdengar juga erangannya bila dia sudah tidak kuat menahannya. Tidak sampai lima menit, dia mulai tenang. Nafasnya memburu, malah kali ini dia yang melakukannya sendiri. Naik dan turun. Masih belum cepat, mungkin masih terasa sakit.
Sempit dan nikmat sekali. Tidak lama dia mulai mempercepat gerakannya. Saya mulai khawatir bila saya keluar duluan. Terlalu sempit, jadi gesekannya sangat terasa. Biar bagaimana pun saya ingin dia menikmati permainan ini juga. Karenanya tangan saya mulai meremas kedua toketnya bergantian serta bermain dengan kemaluannya.
Kepalanya ditengadahkan ke atas. "Oh.. oh.." katanya tersendat-sendat. Rambutnya dikibaskan ke kiri dan ke kanan. Hal ini berlangsung terus hingga pada suatu ketika dia setengah menjerit, tubuhnya mengejang. Saya tarik tubuhnya sehingga rebah di atas tubuh saya. Kepalanya di samping tubuh saya. Saya lumat bibirnya dan lidah saya bermain di dalamnya, dia membalas dengan ganas.
Tangan saya mendekap tubuhnya dengan erat ke arah saya. Tangan kiri saya mulai mengelus itilnya. Tubuhnya meronta ke kiri dan ke kanan bagaikan binatang liar yang terluka. "Ssshh.." kata saya mencoba menenangkannya. Tetapi ia tidak mau diam. Orgasmenya berlangsung sekitar 4 menit tanpa berhenti. Saya sendiri belum keluar.
Saya bangun perlahan. Melepaskan batang kejantanan saya dari cengkeraman pantatnya dan melepaskan kondom. Kemudian menyorongkannya ke bibirnya. Menyadari bahwa saya belum keluar. Dia mulai melakukan oral seks. Tidak lama saya keluar dalam mulutnya. Dia telan semuanya.
Saya lihat jam menunjukkan pukul 22:45 malam. Gila, satu setengah jam lebih kami bermain. Kemudian saya lepaskan seluruh ikatannya dan tutup matanya. Matanya masih merah bekas menangis di awal permainan kami tadi. Dia bilang, dia sudah pernah membayangkan anal sex sebelumnya, hanya tidak membayangkan bahwa hal itu akan benar-benar terjadi.
TAMAT