Cerita Dewasa:
Jarak Bukan Batasan Cinta
Cinta memang aneh, bisa datang kapan saja, di mana saja, dan terhadap siapa saja. Cerita berikut mengenai percintaan saya dengan teman satu SD saya. Anehnya, kita tidak kenal waktu itu dan kenalnya sewaktu saya belajar di London dan dia (temanku red) sudah menikah di negeri jiran Singapore. Tentunya berkat kemajuan teknologi internet dan telepon.
Perkenalkan nama saya Agus dan saat ini saya bekerja di Singapore. Di bulan Desember 1999, karena sedang liburan (saat itu aku sedang kuliah MBA di UK), aku iseng chatting lewat MIRC. Saat ini aku berkenalan dengan seorang wanita yang sebut saja namanya Nelly. Dia tinggal di negeri jiran Singapore. Nelly sudah menikah dan mempunyai dua orang anak.
Setelah mengobrol kesana kemari, akhirnya ketahuan juga kalau Nelly dan aku ternyata satu sekolah sewaktu SD di kota M di pulau Sumatera. Aku masih mengingatnya, soalnya walau masih ingusan (6 SD), dianya sudah terkenal karena kecantikan dan tubuhnya yang montok. Tapi Nelly sendiri sudah lupa kepadaku. Mungkin aku tidak begitu ngetop sih. Tapi seingatku, aku ngetop juga kok. Aku selalu juara kelas waktu SD, lumayan kan?
Mungkin karena jodoh, pembicaraan kita selalu klop. Aku tidak tahu kenapa aku suka sama cara dia chatting, mungkin dari sifatnya yang manja atau suaranya yang merdu (kita tukaran nomor telepon). Akhirnya dari sekedar chatting lewat internet, hubungan kita berlanjut dengan saling telepon. Aku baru sadar, cinta bisa tumbuh lewat chatting maupun telepon, betul tidak?
Nelly sering komplain padaku kalau suaminya jarang memperhatikannya. Suaminya sibuk dengan bisnis dan jarang mencurahkan kasih sayang. Nelly juga mengakui kalau sudah sekitar 6 bulan mereka tidak pernah berhubungan badan lagi. Dia sendiri tidak mengerti, mungkin tiada lagi cinta di hati mereka.
Suatu hari Nelly mengirim photonya, aku masih ingat photo itu diambil di Australia. Waktu melihat photo itu, aku sedikit kaget, karena Nelly sangat cantik, jauh lebih cantik dari bayanganku. Dengan rambut cepak, mulut yang mungil, dan tubuh tinggi langsing Nelly adalah seorang cewek yang diidamkan setiap lelaki. Aku merasa iba dengan kondisi perkawinannya. Ada yang bilang cewek cantik jarang ada yang bahagia. Dari contoh beberapa teman cewek yang kulihat memang begitu sih adanya. Jadi beruntunglah cewek yang tidak terlalu cantik.
Sering Nelly mengeluh kepadaku kalau dia merasa kesepian dan membutuhkan belaian lelaki. Sayang saat itu aku ada di Inggris. Sampai suatu hari aku meneleponnya dan kebetulan dia sedang horny.
"Yang, aku udah horny nih.. pingin main.." kata Nelly dengan suara mendesah.
Aku bingung juga mau ngapain saat itu, tapi dengan membayangkan wajahnya dan tubuhnya, kemaluanku langsung tegang.
"Kamu lagi di mana? Suami kamu ada tidak?" tanyaku.
"Aku sendirian di rumah.." jawab Nelly.
"Nell, aku juga sudah tegang nich membayangkan kamu.. kamu pakai baju apa?" tanyaku.
"Aku pakai daster berwarna putih.." balasnya mesra.
"Pake BH, tidak?" aku ingin tahu kondisi detailnya untuk imajinasiku.
"Tidak.. " jawab Nelly.
"Nelly, bayangin aku dong.. saat ini aku lagi mengelus kemaluanku dan membayangkan kamu. Adikku sudah bangun dari tadi.." aku berusaha membangkitkan imajinasinya.
"Ahh.." dia terdiam.
"Nel.. buka dastermu.. oke? aku pingin menghisap susumu, aku pingin meremas susumu.. bayangin tanganku di susumu, oke?" lanjutku.
"Terus ciumanku turun ke perutmu.. ke pahamu.. dan ke itilmu.."
Aku bisa mendengar desah nafas Nelly yang makin memburu. Akhirnya dengan menceritakan kondisi masing-masing, aku ejakulasi (buru-buru kubersihkan memakai tissue, soalnya aku sedang tiduran di ranjangku) dan Nelly juga mengakui kalau dia orgasme pada waktu bersamaan. Aku memang mengatur kocokan kemaluanku untuk menyamakan waktu orgasme kami. Aku percaya kalau dianya orgasme, dari suara dan teriakannya ketahuan kalau dia horny berat.
Selanjutnya kita sering melakukan seks melalui telepon dan imajinasi. Seminggu sekitar dua kali, biasanya hari Sabtu (Siang hari waktu Singapore) dan hari Rabu (tengah malam waktu Singapore, kalau suami dan anaknya sudah tidur). Pernah Nelly masturbasi di dapur saat tengah malam sambil bertelepon ria denganku, saat itu dia tidak berani terlalu keras bersuara. Sejak saat itu hubungan kami semakin akrab. Aku mengirim kado pada Nelly (dildo yang bisa bergetar) dan dia menghadiahkan kemeja kepadaku.
Selesai kuliah (September 2000), aku akhirnya pulang ke Indonesia. Karena kondisi perekonomian yang masih kacau, aku memutuskan untuk mencari kerja di Singapore.
Tanggal 2 September 2000 (hari Sabtu) aku mendarat di bandara Changi. Sebelumnya aku sudah telepon ke Nelly kalau aku akan tiba hari ini dan dia akan menjemputku. Saat aku keluar dari bandara, aku melihat ke sana ke mari untuk mencari Nelly, kutunggu sekitar 10 menit tapi dia tidak muncul, aku sudah khawatir kalau dia tidak menepati janji, soalnya ini pertama kalinya aku ke Singapore, jadi buta sama sekali. Rencananya dia akan mengantarku ke hotel.
"Agus ya..?" tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Aku membalikkan badan dan aku terkesima. Di depanku berdiri seorang gadis manis dengan tinggi sekitar 167 cm. Rambutnya dipotong pendek dan memberikan kesan tomboi. Dia memakai jeans hitam dan baju biru tua dari bahan yang tembus pandang. Di dalamnya kelihatan BH hitamnya.
"Kok ngelamun?" tanyanya lagi.
"Ee.. ee.. aku Agus.. kamu Nelly khan?" jawabku tergagap.
"Hihi.. iya.. sudah lama?" tanya Nelly.
"Tidak, baru nyampe.. aku tidak menyangka kamu secantik ini.." Pujiku sejujurnya. Memang dia cantik sekali dengan alis hitam, mulut mungil dan bibir yang tipis.
"Hahaha.. " dia tersenyum manis.
"Oh my god, this must be the luckiest day in my life", pikirku dalam hati.
Kemudian kita menuju ke tempat parkir dan sesuai dengan kesepakatan semula, Nelly akan mengantarkanku mencari hotel. Aku bermaksud tinggal beberapa hari di hotel sambil mencari apartemen yang sesuai. Setelah melihat beberapa hotel, akhirnya aku setuju untuk menginap di Crownprince Hotel di Orchard Road dengan biaya sekitar SG$ 140 per malam.
Sesudah mendaftar dan melengkapi semua dokumen, saya dan Nelly berjalan menuju kamar 214. Tiba di kamar, aku langsung menjatuhkan tubuhku ke kasur. "Ahh.. capek", kataku. Perjalanan ke Singapore memang cuma satu jam tapi berhubung aku membawa koper yang cukup besar, jadinya ya capai juga.
Nelly berjalan menuju kasur dan duduk di tepi ranjang. "Kasihan.. Mau aku pijat tidak?" tanya Nelly. Tuing! belum apa-apa batanganku sudah bangun, soalnya aku sudah membayangkan apa yang akan terjadi kalau dipijat cewek manis ini.
"Mau dong.." kataku sambil membalikkan badan sehingga posisiku jadi telungkup. Nelly berjalan ke arahku lalu menyingsingkan lengan bajunya. Nelly kemudian naik ke ranjang dan duduk di punggungku. Aku bisa merasakan pinggul dan pahanya yang mulus.
Kemudian terasa di pundakku pijatan lembut, sangat nyaman. Setelah lima menit aku berkata, "Udahan ah.. kasihan kamunya capai.." Nelly cuma tersenyum dan berbaring di sampingku.
Aku menatap wajahnya yang ayu dan dia tetap tersenyum, kemudian dengan perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Dia tidak mengelak, lalu dengan perlahan kucium keningnya kemudian turun ke pipinya. Tiba-tiba Nelly mengarahkan mulutnya ke mulutku, jadinya kita sekarang berciuman dari mulut ke mulut. Aku bisa merasakan ciumannya yang lembut, perlahan aku menjulurkan lidahku ke mulutnya. Lidahku dihisap pelan dan digigit perlahan, nikmat.
Aku lalu menggerakkan tanganku ke pipinya yang mulus, dan kuelus. Perlahan tanganku turun ke lehernya dan ke arah toketnya. Kuremas perlahan toketnya dan terdengar nafasnya yang mulai memburu. Aku menggerakkan jariku mencari boba susunya. Setelah beberapa lama, akhirnya kutemukan juga lalu kupelintir seperti memutar mur. "Ahh.." Nelly mendesah.
Tanpa menunggu aba-aba, jariku mulai menuju kancing kemejanya dan membuka kancing kemeja tersebut satu persatu. Nelly, cuma menatapku dengan tatapan mata yang begitu sayu. Setelah kemejanya terbuka, tanganku beralih ke belakang bra-nya untuk membuka kaitan bra tersebut. Sayang karena belum berpengalaman di dunia buka membuka BH, aku tidak berhasil membuka kaitannya, Nelly cuma tersenyum dan menggerakkan tangannya untuk membuka bra tersebut. Tentu saja dia berhasil. Akhirnya terpampanglah sepasang buah dadanya yang indah di depan saya, tidak terlalu besar, tapi masih mancung dengan boba yang mungil berwarna coklat muda. Heran juga aku soalnya Nelly sudah mempunyai dua orang anak. Tapi mana sempat aku berpikir panjang lagi.
Dengan gerakan cepat, aku membuka baju dan jeans-ku. Melihatku membuka jeans, Nelly juga melepaskan jeans-nya dan memamerkan celana dalamnya yang berwarna hitam. Sekarang di tempat tidur berbaring dua insan hanya dengan celana dalam.
Aku lalu mengelus rambutnya dan mengulum bibirnya. Ciumanku turun ke leher, lalu naik ke belakang telinganya, turun lagi ke toketnya, lalu ke perutnya yang langsing. Dan terus ke paha dalamnya, turun lagi ke lututnya. Kugigit perlahan lututnya, Nelly cuma mendesah. Jilatanku sekarang naik lagi menuju kawasan segitiga emas.
Jariku lalu menarik pinggiran celana dalamnya dan aku bisa melihat liang kemaluannya yang berwarna merah muda. Tercium juga wangi kewanitaan yang membuat adikku berontak keras.
Aku mencari itilnya yang agak tersembunyi, lalu aku menggerakkan lidahku ke arah itil tersebut. "Ahh.." Nelly menggerakkan pahanya menjepit kepalaku dan menaikkan pinggulnya. Hidung dan mulutku terbenam di kue empuknya. Enak sekali.
Kemudian setelah jepitan pahanya agak mengendur, lidahku diarahkan ke arah lubang kemaluannya dan kukeluar-masukkan lidahku di sana. "Ahh.. ahh.." Nelly mendesah. Aku bisa merasakan bahwa cairan di kemaluannya kian banyak.
Kemudian aku berdiri dan membuka celana dalamnya dan celanaku juga. Tiba-tiba Nelly menarik tanganku untuk berbaring dan dia mengarahkan mulutnya ke kemaluanku. Dengan buas batanganku dilahapnya. Bijinya juga dipermainkan dengan lidahnya. "Aduhh.. Enaknya.." aku cuma terdiam dengan nafas memburu.
Cukup lama Nelly melakukan hisapan. Kemudian aku membaringkannya dan naik ke atas tubuhnya. Aku melihat rambut kemaluannya yang tidak terlalu lebat tapi tumbuh dengan rapi. Aku membuka pahanya dan menuntun adikku ke lubang kenikmatan Nelly. Dengan pelan aku mendorong batang kemaluanku ke liang kemaluannya. "Ahh.." Nelly menaikkan pinggulnya dan aku mendorong, masuklah batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. Terasa hangat, basah dan agak sempit. Kembali heran juga aku, soalnya dia kan sudah punya dua orang anak tetapi lubang surganya masih sempit.
Aku memulai memompa, kutarik lalu kumasukkan kembali. Makin lama makin cepat. Terasa sangat nikmat. "Enakk Guss, enak.." Nelly mulai menjerit. Aku kemudian memperlambat pompaanku sebagai gantinya aku mengganti jurus putaran sejuta nikmatku. Aku memasukkan kemaluanku sampai mentok, lalu kutarik sedikit dan kuputar pinggulku.
"Ahh.." Nelly memelukku dan mencakar punggungku. "Aku keluar Gus.. Aaahh.. aahh.. aahh, " Nelly meronta-ronta ketika hampir mencapai puncak kenikmatannya. Akhirnya terasa kakinya dan tubuhnya mengejang. Nelly sudah mencapai klimaksnya.
Aku tersenyum dan menciumnya, mengelus rambutnya. Setelah beristirahat selama tiga menit, aku mulai menarik batang kemaluanku dan memasukkannya kembali. Dalam waktu singkat birahi Nelly bangkit kembali.
Kemudian aku meminta Nelly menungging dan tanpa banyak bicara Nelly menuruti kemauanku. Sepasang pantatnya yang putih bersih sekarang terpampang di hadapanku dari belakang. Aku bisa melihat belahan kemaluannya yang berwarna merah muda. Lubang pantatnya terlihat sangat kecil.
Aku mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluannya dan tiba-tiba kudorong dengan cepat. "Aahh.. Guss.. ampunn.. Enak.." seru Nelly.
Tanganku memegang pinggul Nelly dan menggerakkan tubuhnya maju, mundur, maju, mundur. Sekarang yang terdengar hanya teriakan histeris Nelly.
"Guuss.. Guss.. teruss.." seru Nelly, "Aku datang lagi Gus.."
Aku mempercepat dan memperdalam hujaman kemaluanku. "Ahh.." akhirnya kita sampai ke puncak bersama. "Croott.. crot.." spermaku yang tumpah ke liang kemaluannya banyak sekali.
Hari itu kita bercinta sekali lagi dan besoknya hampir dua kali sehari. Memang jarak bukan batasan cinta.
TAMAT