Cerita Dewasa:
Pengalamanku Mempelajari G-Spot dan Orgasme Wanita 02
Sambungan dari bagian 01
Dua tahun kemudian saya akrab dengan seorang gadis muda yang menggairahkan karena bentuk tubuhnya yang sensual, namanya Sally. Kami berbugil ria ditempat tidur bersamanya dan saya mulai mencoba menikmati lekuk-lekuk tubuhnya.. saya merasa ada gerakan didalam memeknya yang bisa saya kenali dengan cepat.
Sampai pada tahap ini dia telah mendapat orgasme "konvensional", terutama dengan belaian pada itilnya dengan menggunakan jari dan mulut saya. Tetapi sekitar setengah jam kemudian ketika saya memegangnya lebih dekat, kepala Sally merapat didada saya yang bidang, pada posisi yang lebih intim daripada seksual, saya memasukan jari kedalam memeknya dan pelan-pelan memijit pada dinding bagian atasnya.
Saya merasakan pelebaran yang sangat pelan dan hampir tidak terasa dari dinding memeknya.Sama halnya dengan pasangan sebelumnya, saya harus yakin untuk menahan jari didalamnya. Pada saat yang sama Sally memegang saya lebih dekat sepertinya dia meminta sesuatu..bukan sekedar rangkulan, tetapi hampir suatu perlakuan yang meyakinkan.
Saya jadi sadar, bahwa bukan hanya gerakan dari dalam memeknya tetapi juga dari cara tubuhnya yang membuat saya memeluk dia, tetapi tidak terlalu kencang. Saya melanjutkan sentuhan pada interior memeknya dengan jari-jari saya, dan memperhatikan bagaimana reaksinya bila saya mengubah gerakan.
Tiba-tiba gerakan mengejang pelan mendorong jari-jari saya membuat saya tahu apa yang akan terjadi. Secara spontan memek Sally menjadi luar biasa basah.. lebih basah dari apa yang saya bayangkan sebelumnya, benar-benar kebanjiran, tetapi belum keluar. Gerakan otot-ototnya terasa sama persis dengan gerakan memek pasangan saya sebelumnya. Beberapa detik kemudian, begitu dia mencapai ejakulasi klimaks..matanya tertutup rapat.. bibirnya mengatup seperti menahan kenikmatan yang luar biasaa..dan.. keluar cairan panas yang basah menyemprot keluar. Saya melanjutkan menyentuhnya dengan cara yang sama beberapa menit menit lagi. Dalam jangka waktu yang singkat itu, dia keluar lagi tiga kali persis sama dengan yang pertama.
Sambil membiarkan dia mengambil napas, saya peluk dia. Dia menatap saya tatapan bingung. Takjub dengan apa yang terjadi.
"Menakjubkan" saya berbisik.Dia hanya menatap saya.
"Kamu menyadari apa yang baru saja terjadi, bukan?" saya bertanya padanya. Dia mengangguk.
"Pernahkan ini terjadi padamu sebelumnya?" Akhirnya dia bersuara "Tidak, tidak pernah".. Saya merasakan dia sebenarnya terbuai dengan apa yang telah dialami tubuhnya.
"Kamu tahu, beberapa wanita lain juga mengalami hal yang sama seperti ini," saya meyakinkan "tetapi kamu tidak sadar betapa beruntungnya kamu."
"Tetapi kenapa aku beruntung?" Sally bertanya. "jiak wanita lain dapat keluar tetapi tidak sebasah yang aku alami, tidak berarti mereka tidak bisa merasakan perbedaan."
"Bandingkan dengan apa yang kamu rasakan ini dengan yang pernah kamu alami sebelumnya, tidakkah menggairahkan? Lebih menggariahkan?"
"Ya.. kamu benar. tetapi dulu, tidak sama sekali"
"Lihat betapa beruntungnya kamu," saya memujinya.
Sementara saya beruntung mendapatkan pasangan yang dapat melakukan ini saya kemudian mengetahui bahwa dulu pasangan saya yang pertama ejakulasi secara alami selama orgasme, sekarang sayalah yang membuatnya pada Sally.
Lebih dari setahun kemudian, hubungan saya dengan Sally berkembang lebih menjadi berupa persahabatan daripada sebuah affair cinta. Tetapi keintiman kami yang jarang itu membuahkan orgasme konvensional dan ejakulasi seiring kami terus melakukan eksperimen..
Pengalamanku Dengan Lisa
Lisa, 20 tahun, adalah mahasiswi baru pada suatu perguruan tinggi. Kami kenal karena sering bertemu didalam perpustakaan, Suatu hari saya mengantar dia pulang setelah selesai berolahraga. Suatu ketika di tempat kostnya, kami langsung berciuman dengan nafsunya. Kemudian kami berbaring ditempat tidur dan mulai melepaskan satu demi satu seluruh busana kami .. sampai tidak tersisa sehelai benangpun! dan kami mulai berbaringan diatas tempat tidurnya, saya menyentuh dan merasakan hampir seluruh bagian tubuhnya, dan saya ingin tahu bagaimana reaksinya terhadap sentuhan pada memek seperti yang pernah saya lakukan terhadap Donna dan Sally.
Pada tahap ini saya berharap untuk membuat Lisa berhasil mendapatkan orgasme ejakulasi, karena saya belum begitu mengenalnya dan selama pembicaraan menunjukkan bahwa dia belum mengetahui konsep permainan saya. Tetapi saya ingin tahu apa yang terjadi bila saya sentuh dia seperti yang lainnya. Akankan dia merasa senang walaupun tidak mengalami orgasme? Saya sangat menikmati apa yang sedang kami lakukan bersama, tetapi saya pikir dia bukanlah wanita yang secara psikologis mampu mendapatkan ejakulasi.
Sambil saya memegang lebih dekat dan membelai bagian memek dalamnya dengan lembut, reaksinya sangat mengagetkan saya karena mirip dengan reaksi wanita-wanita terdahulu. Lisa menikmati apa yang saya lakukan, dan reaksinya jelas memperlihatkan kalau dia merasakan kenikmatan. Dia memeluk lebih erat dan dikedalaman memeknya kelihatan menjadi lebih lembut dan lebih basah. Dan kemudian dia memeluk lebih dekat lagi seiring otot-otot didalam memeknya mengembang.. saya memutuskan untuk terus melihat apa yang akan terjadi.
Walaupun saya tidak mengharapkan mendapatkan ejakulasi, saya masih merasa perlu untuk meyakinkan dia bahwa itu tidak apa-apa. Sementara rangasangan seksualnya sangat jelas kelihatan dan dramatis intensitasnya, saya merasa bahwa dia kurang mengenal rasa kenikmatan yang baru ini. Tetapi saya terus menyentuhnya dan meyakinkan dia, desakan Gairah pada diri Lisa semakin besar dan besar.
Dari sekedar merintih, dia mulai berteriak. Kemudian yang mengagetkan, gadis manis yang bicaranya lemah lembut ini, mulai berteriak sangat kuat.
Saya memegangnya lebih dekat dan berkata "Lepaskan semuanya."
Saya tahu dia tidak tahu persis apa yang akan dilepaskan, tetapi jelas kelihatan bahwa dia tahu sesuatu yang sama sekali baru akan terjadi padanya. Dia berteriak dengan kombinasi yang sangat aneh.
"Oh tidak! Ya! Oh, tidak! Ya!"
"Ya atau tidak?" desak saya. "Ya atau tidak?"
Memeknya benar-benar mulai terendam. Jari saya dipenuhi oleh suatu cairan yang tidak kental, sewaktu dia mulai berteriak, "YA! YA! YA"
Dalam beberapa detik seluruh pinggulnya.. mengejang keluar dan kedalam.. sewaktu cairan panas melayang keluar. Ini berlanjut dalam beberapa menit dan keluar lagi berkali-kali.. sampai pada akhirnya.. dia memohon untuk menghentikan kenakalan jari-jari tangan saya..
"Sudah mas.. sudah.. saya bisa pingsan kalau masih diteruskan.. saya sudah lemass sekali" pintanya.
Kemudian saya mengeluarkan jari saya dan memeluknya, Lisa memberi ciuman termanis yang pernah saya rasakan.
"Kamu tahu, aku belum pernah merasakan seperti tadi," katanya.
"Jadi kamu belum pernah mengalami keluar cairan ketika kamu orgasme?"
Dia kelihatan bingung, dia menatap saya beberapa saat dan berkata, "Apa maksudmu?"
"Tidakah kamu merasakan kenikmatan yang luar biasa saat cairan itu keluar?"
"Yah," katanya. "Tentu saja."
"Jadi apa yang tidak kamu mengerti?"
"Tidakkah semua orgasme seperti itu?" Lisa bertanya. "Apakah rasanya selalu seperti itu?, Aku belum tahu." katanya. "Itu adalah orgasme yang pertama yang saya alami."
Saya diam sejenak, "Apakah kamu belum pernah mengalami orgasme sebelumnya.. dan kamu pikir semua orgasme seperti itu?"
"Bukankan begitu?" Lisa bertanya.
"Tidak," jawab saya. "Bahkan tidak mendekati itu"
dan akhirnya kembali memberikan senyumannya yang sangat manis itu kepada saya, dan saya pun menikmatinya, malam itu kami lewati dengan penuh perasaan dan cinta kasih yang meluap-luap.
TAMAT