Cerita Dewasa:
Ketika Nafsu Menjadi Raja 02
Sambungan dari bagian 01
Ketika itu Andi mulai membuka kaos Bella, terlihat Bella hanya pasrah saja. Dalam sekejap lepaslah kaos Bella dan terpampanglah tubuh mulus dia yang tidak bercacat sedikitpun. Peter yang berada di bagian bawah tidak mau kalah, terlihat dia menaikkan rok mini si Bella hingga ke atas pinggulnya. Tetapi Bella menutup pahanya dan saya hanya bisa melihat dua bongkah pantat yang mulus dan menantang.
Ketika pandangan saya beralih ke atas, terlihat Andi sudah berhasil melepas beha Bella. Karena si Bella membelakangi dan berbaring terlungkup, saya tidak bisa melihat buah dadanya. Kemudian saya berjalan menghampiri mereka. Terlihat Andi mencoba membalikkan tubuh si Bella. Ketika Bella membalikkan badannya, jantung saya hampir berhenti berdetak. Buah dadanya begitu indah. Tidak terlalu besar, sekitar 32B tetapi begitu kencang. Pentilnya terlihat begitu kecil dan berwarna coklat muda. Saya menelan ludah. Bella terlihat memejamkan matanya dan menikmati setiap sentuhan yang ia rasakan. Saat itu pikiran normal saya sudah tidak jalan. Dengan mantap saya berjalan menuju ranjang.
Peter rupanya sangat tertarik juga pada buah dada Bella, dia meninggalkan paha dan pinggul Bella dan meneruskan remasan tangannya ke buah dada Bella. Andi sendiri sudah mencium buah dada lainnya. Saya bergerak ke daerah paha dan kemaluan Bella yang masih tertutup oleh roknya. Saya meletakkan tangan saya di pahanya, terasa sangat mulus dan hangat. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, tok.. tok.. tok.. kami seakan dibangunkan dari mimpi indah. Dengan cepat saya, Gunawan, dan Andi bersembunyi di kamar mandi. Saat itu saya kepingin tertawa, tetapi karena takut ketahuan saya memaksakan diri untuk diam. Dari dalam kamar mandi saya melihat Bella meraih handuk yang terletak di kasur dan menutupi bagian dadanya. Terlihat dia membereskan roknya juga.
Rupanya yang datang adalah roomboy untuk mengantarkan kondom pesanan Peter. Selang beberapa waktu terdengar Peter menutup pintu. Segera kami yang di kamar mandi berhamburan keluar. Saya, Peter, dan Andi berjalan ke arah Bella dan kami melanjutkan belaian dan ciuman kami. Saya berusaha membuka ritsluiting rok mininya sedangkan Andi dan Peter berjuang membuka handuk yang dililitkan di dadanya. "Udah ah.." tiba-tiba Bella bersuara. Saya sedikit kaget karena ada nada marah di suaranya. Rupanya kehadiran roomboy menyadarkan dia. Tetapi saat itu kami sudah terangsang dan melanjutkan remasan, belaian, dan ciuman kami. Bella meronta dan berkata, "Udah.. gua bilang.. udah!" kami menghentikan segala tindakan kami dan saya berjalan menghampiri Bella.
"Kenapa yang? Kenapa marah?" tanya saya.
Dia cuma cemberut.
"Kenapa sich? kalau loe nggak mau ya nggak papa.." bujuk saya.
Dia berdiam diri. Kemudian saya berbisik di telinganya,
"Kenapa sich?"
Tiba-tiba Bella menjawab,
"Kaliannya egois!" kami terdiam semuanya, kenapa ya dibilang egois?
"Gua udah hampir telanjang dan kalian masih berpakaian lengkap. Ayo buka pakaian kalian semuanya!" perintah dia.
Hahahaha.. Rupanya karena itu toh.
Mendengar permintaan Bella, dalam hitungan detik Peter dan Andi segera mencopot pakaiannya sehingga hanya mengenakan celana dalam. Saya berpandang-pandangan dengan Gunawan. Gila! pikir saya, ini sungguhan! Saya seakan-akan sedang bermimpi. Tetapi saya tidak berpikir lama karena Peter dan Andi sudah naik ke kasur. Terlihat tonjolan di celana dalam mereka. "Loe mau nggak, Gun?" tanya saya ke Gunawan. Karena takut Peter dan Andi melangkah lebih jauh segera saja saya mencopot pakaian saya hingga hanya mengenakan celana dalam. Gunawan juga melakukan hal sama. Sekarang di kamar tersebut terdapat lima insan manusia yang hanya mengenakan celana dalam (hihi..).
Kemudian saya naik ke ranjang. Si Bella sekarang berbaring telentang. Peter dan Andi sedang menikmati buah dada Bella, Peter yang sebelah kanan dan Andi yang sebelah kiri. Bella sendiri hanya menutup matanya, tetapi terlihat rona kemerahan di mukanya. Rupanya dia sudah terangsang sekali. Saya berusaha membuka ritsluiting rok Bella, cukup lama saya berjuang. Akhirnya saya berhasil juga. Kemudian saya menarik rok tersebut ke bawah. Karena celana dalamnya sudah ditinggal di dalam kamar mandi, tatapan saya langsung tertuju ke bulu kemaluannya yang jarang dan halus. Tangan saya mengelus pahanya dan naik ke arah kemaluannya. Bulunya terasa halus (saya baru tahu keesokkan harinya bahwa si Bella berumur 18 tahun!).
Tiba-tiba terasa tangan lain di paha Bella, rupanya tangan si Gunawan. Tangannya terasa sangat dingin, hihi.. masih perjaka sih. Kemudian si Gunawan menurunkan mulutnya untuk mencium paha kiri Bella, ciuman tersebut dilanjutkan ke arah kemaluannya. Gila juga saya pikir, anak ini benar perjaka tidak sih? Ciuman Gunawan sekarang berlanjut ke kemaluan Bella. Benar loh kemaluan Bella masih terlihat sempit dan berwarna kemerah-merahan. Saya merasakan nafsu saya semakin menggelegak. Sementara itu si Bella mulai merintih dan mendesis. Sepertinya dia sangat menikmati permainan kami. Bayangkan saja empat puluh buah jari, delapan tangan, dan empat lidah, wanita mana yang tahan?
Tiba-tiba Gunawan menengadahkan kepalanya dan berbisik ke saya.
"Bau, Gus.." katanya dengan mimik yang begitu polos.
Hampir saja meledak ketawa saya mendengar komentar dia. Untung saja saya masih bisa menahannya.
"Ya memang begini baunya.." jawab saya.
Padahal saya sendiri belum mencoba.
"Tetapi punya pacar gua nggak begini.." jawab si Gunawan, sekarang ketahuan kalau dianya pernah melakukan hal tersebut dengan pacarnya.
"Udah, sikat saja.. kalau nggak mau.. gua mau nich," kata saya menggertak.
Tetapi jujur saja sebenarnya saya tidak begitu bernafsu melakukan ismek (tahukan kepanjangannya?) dihadapan teman-teman saya.
Di saat kami lengah karena mengobrol, kepala Andi ternyata sudah sampai di kemaluannya Bella. Memang teman saya ini terkenal dengan jilatan sejuta kenikmatannya. Terlihat dia menjulurkan lidahnya di itil Bella. Dalam hitungan detik terdengar teriakan Bella yang semakin histeris. Saya kemudian berpindah tempat dan sekarang saya meraih buah dada kiri si Bella dan saya remas perlahan. Remasan jari saya berlanjut ke puting susunya yang masih basah oleh ludah Andi. Karena itu, saya memutuskan untuk tidak melakukan jilatan dan hisapan. Saya memperhatikan muka si Bella yang sudah merah padam, dia tetap memejamkan matanya. Kemudian Bella membuka matanya dan mendorong saya dan Peter.
"Sekarang saya pengen main.. ayo satu per-satu!" terdengar suara Bella di sela-sela rintihannya.
Kami bengong dan saling melirik. Akhirnya Peter menawarkan diri menjadi yang pertama tetapi dengan segera ditolak kami soalnya dia ini bisa main 2 jam tanpa orgasme. Dia bisa mengatur waktu ejakulasi. Kasihan dong kami-kaminya kalau harus menunggu selama itu, telanjur terkilir batang kemaluan kami barangkali.
Saya menganjurkan agar Peter mendapat giliran terakhir dan saya yang pertama, kemudian disusul Gunawan dan Andi.
"Nggaakk maauu!" jawab Gunawan terlihat ketakutan.
"Saya yang terakhir saja.."
Karena tidak ada komentar dari Andi dan Peter, saya langsung berjalan ke meja dan membuka bungkusan kondom yang baru dibeli. Ketika berjalan ke ranjang, saya meminta teman-teman saya untuk tidak melihat ketika saya main soalnya saya merasa nggak bakalan bisa main kalau diperhatikan. Mereka setuju (memang teman saya sangat pengertian). Mereka kemudian membalikkan sofa yang menghadap ke ranjang ke arah lainnya dan duduk di sana.
"Ayoo! Cepetan.." pinta si Bella.
Bella sendiri sudah membuka pahanya lebar-lebar. Tanpa pikir panjang lagi saya meloloskan celana dalam saya dan memakai kondom tersebut. Melihat tubuh mulus si Bella, nafsu saya sudah sampai di ubun-ubun. Apalagi saat itu dia meremas-remas buah dadanya sendiri.
Saya naik ke kasur air tersebut dan mengarahkan batang kemaluan saya di kemaluannya Bella yang belahannya terlihat begitu rapi dan tanpa kerutan. Saya mencium keningnya dan perlahan-lahan saya mulai memasukkan batang kemaluan saya. Bella menutup matanya dan mendesah. Saya sendiri merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluan saya menyusuri lubang kemaluan Bella. Terasa begitu sempit dan jepitan otot selangkangannya begitu enak. Kemudian saya mulai menggerakan pinggul saya, turun naik secara perlahan sambil menikmati setiap kenikmatan yang ada. Karena kasur tersebut adalah kasur air, pertama-tama cukup sulit bagi saya untuk mengontrol gerakan saya. Tetapi lama-lama saya bisa memanfaatkan goyangan kasur tersebut untuk memperkuat hujaman senjata saya.
Bella melingkarkan tangannya di leher saya. Gerakan saya semakin lama semakin cepat sambil sekali-kali saya menghujamkan kemaluan saya sedalam-dalamnya. Tangan saya bergerak meremas buah dadanya dan gerakan saya semakin cepat apalagi saat itu Bella ikut menggerakkan pinggulnya. Tiba-tiba saya mendengar nafas Bella yang semakin cepat, teriakannya semakin keras.
"Ah.. ahh.. ahh.. terus Gus! saya mau.. aahh.." teriak si Bella. Rupanya dia sudah mencapai puncak kenikmatannya. Terasa tubuhnya mengejang dan terasa cengkraman kukunya di pundak saya, sakit tetapi tidak saya pikirkan (habis lagi enak.. hihi..) Saya menghentikan gerakan pinggul saya dan mencium pipinya.
Kira-kira dua menit kemudian, saya melanjutkan hujaman batang kemaluan saya. Dimulai dari perlahan dan makin cepat. Dua menit kemudian Bella sudah kembali terangsang. Dia menggerak-gerakkan pinggulnya, saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tiba-tiba saya merasakan cairan sperma saya sudah mendesak keluar.
"Gua datang.. Bell.." kata saya sambil menghujam batang kemaluan saya sekuatnya, nikmatnya.
Ketika saya mencabut batang kemaluan saya, eh ternyata si Andi sudah berdiri di samping saya lengkap dengan kondomnya. Sialan, cepat sekali nih anak, pikir saya.
"Cepetan dong.. Gantiann.. cepetan..!" terdengar rintihan si Bella.
Saya seperti serdadu kalah perang memakai kembali celana dalam saya dan berjalan ke toilet untuk membuang kondom. Setelah itu saya berjalan ke arah sofa. Terasa lemas di seluruh sendi-sendi saya.
"Gimana.. Enak nggak?" tanya Peter dan Gunawan sambil berbisik.
"Asyik banget.. loe coba saja sendiri.." jawab saya.
Setelah itu saya berpakaian (karena kedinginan) dan hampir tertidur di sofa. Tidak berapa lama kemudian terdengar teriakan histeris Bella.
"Ahh.. uhh.. Saya daataangg!"
Saya membuka mata saya dan saya melihat Peter dan Gunawan sedang tertawa terkekeh-kekeh dan mengintip ke arah ranjang. Karena penasaran saya ikutan mengintip. Terlihat kepala Andi di antara kedua paha Bella dan sambil kedua tangannya meremas toket Bella. Bella sendiri sedang menjambak rambutnya Andi. Rupanya Bella mencapai orgasme karena hisapan dan jilatan Andi. Luar biasa, memang julukannya bukan hisapan jempol belaka. Perlu saya informasikan bahwa lidah si Andi sangat panjang (mirip hantu) dan bisa menyentuh ujung dagunya. Jadi buat wanita yang suka dioral, carilah laki-laki berlidah panjang, hihihi.
Setelah itu terlihat Andi bangkit dan memcoba memasukkan batang kemaluannya yang panjang kurus tersebut ke kemaluan Bella. Melihat kejadian tersebut, batang kemaluan saya kembali tegang. Memang saya ini sanggup main berkali-kali dan permainan selanjutnya daya tahan saya akan semakin baik. Inilah keistimewaan saya! Terlihat Andi mulai menggerakkan pinggulnya dan mulai memompa. Tetapi hanya sekitar 1 menit, terlihat badan dia mengejang, hihihi ternyata dia sudah orgasme. Melihat hal tersebut, secepat kilat Peter menyambar kondom yang terletak di meja dan mencopot celana dalamnya.
"Ayo.. cepetan..!" seru si Peter kepada Andi.
Dia tidak memberikan waktu bernafas buat Andi.
"Ayo.. yang lain.. cepetann!" si Bella ikut berseru.
"Gila nih cewek, hiper.." demikian pikir saya.
Karena capai, saya akhirnya tertidur dengan senjata yang masih tegang, hihihi.
Antara sadar dan tidak sadar saya mendengar beberapa kali teriakan Bella. Saya akhirnya terbangun ketika Peter ikutan berteriak, rupanya mereka orgasme pada saat bersamaan. Saya memperhatikan jam tangan saya, pukul 06.30, karena tidak percaya, saya mengucek-ngucek mata saya.. gila si Peter bermain selama satu jam. Sekali lagi ternyata julukan teman-teman saya benar adanya. Dan saya tahu dari Andi kalau si Bella orgasme empat kali ketika bermain bersama Peter. Menakjubkan!
Dengan langkah tertatih-tatih Peter berjalan ke arah sofa. Saya melirik ke arah ranjang, terlihat Bella berbaring telentang dengan paha terbuka lebar. Matanya hampir tertutup, dia terlihat lemas.
"Yang lainnya.. mana?" tanya Bella dengan suara lemas.
Gila benar. Saya memandang ke Gunawan.
"Giliran loe sekarang.." Dia terlihat ragu-ragu.
"Ehh.." terlihat dia sedang berjuang antara mempertahankan keperjakaannya atau tidak.
Mungkin juga dia merasa malu.
"Ayo.." desak saya.
"Ah..! Nggak mau.." akhirnya Gunawan memutuskan.
Saya menghargai pendirian dia, lagi pula saat itu saya sudah terangsang kembali melihat tubuh mulusnya Bella. Saya membuka pakaian saya, memakai kondom dan berjalan ke ranjang. Bella membuka matanya sedikit.
"Ayo dong.. mau lagi.." pinta dia dengan suara lemas.
Saya membalikkan tubuhnya sehingga sekarang Bella berbaring menghadap ke samping. Belahan kemaluannya terlihat basah dan sangat merah. Badan Bella sendiri sudah basah oleh keringatnya. Saya menyambar handuk dan melap badannya, Bella tersenyum. "Ayo.. cepetan..!" tetapi suaranya terdengar lemas. Dari belakang (dengan posisi berbaring miring) saya mengarahkan batang kemaluan saya dan memasukkannya secara perlahan. Dalam posisi seperti ini terasa lubang kemaluannya menjadi semakin sempit. Ketika batang kemaluan saya baru masuk setengahnya saya menggunakan tangan saya untuk memutarnya, "Aah.." Bella merintih perlahan. Kemudian saya melanjutkan dorongan kemaluan saya.
"Bless..!"
Akhirnya masuk juga seluruh batang kemaluan saya di lubang kemaluannya. Bella menjerit tertahan. "Aughh.." Tetapi saya tidak langsung memulai goyangan pinggul saya, melainkan saya menggerakkan tangan saya melingkari pundaknya dan meremas buah dadanya. Sangat kencang dan pentilnya terasa keras.
Karena remasan saya, Bella mulai menggerakkan pinggulnya dengan tenaga terakhirnya. Terasa begitu nikmat dan akhirnya saya juga mulai mengeluarkan dan memasukkan batang kemaluan saya masuk dan keluar dengan cepat dan bertenaga. Cukup lama saya melakukan hal tersebut sampai terasa pinggul Bella bergerak semakin cepat. Semakin cepat, saya sendiri memperdalam dan memperkuat hujaman senjata saya. "Ahh.. lebihh cepat.. ahh.." tubuhnya mengejang dan menggelepar, dia sudah orgasme. Saya sendiri masih belum apa-apa. Memang untuk kedua kali saya tahan lebih, apalagi ketiga dan keempat kali dan ini terbalik dengan perempuan yang semakin lama waktu orgasmenya semakin cepat, betul kan?
Saya kemudian membalikkan badannya dan sekarang Bella berbaring telentang. Saya membuka pahanya. Perlahan saya menggosok-gosokkan kepala batang kemaluan saya di bibir kemaluan Bella. Cukup lama saya melakukan hal tersebut sambil memberi kesempatan kepada Bella untuk menikmati orgasmenya. Setelah itu saya kembali memasukkan batang kemaluan saya dan langsung memompa. Bella sendiri sudah lemas dan tidak bertenaga, tetapi masih terdengar desahan dan rintihannya. Mungkin karena kemaluannya yang sudah basah kuyub, terdengar suara lain yang begitu menggairahkan, "Plok.. plok.. plok.." Hanya dalam selang 10 menit, dia kembali menggerakkan pinggul yang menandakan dia menikmati dan akan mencapai puncak kenikmatan.
"Ah.. Ahh.. saya datangg lagii.." Bella berseru.
Heran juga saya kok dia masih mempunyai tenaga ya? Tubuhnya mengejang untuk kedelapan kalinya malam itu. Tetapi raut mukanya begitu bahagia dan cakep. Oh ya, coba para pembaca perhatikan, wanita itu paling cakep kalau habis orgasme dan paling jelek kalau tidak terpuaskan, hihihi.. bener kan?
Setelah itu saya tidak mengeluarkan batang kemaluan saya dan membiarkannya di dalam kemaluan Bella. Karena sudah bernafsu saya melanjutkan goyangan pinggul saya. Tetapi kali ini saya yang harus menyerah. Dengan kekuatan penuh saya memasukkan batang kemaluan saya dan tubuh saya mengejang. Nikmatnya tiada tara. Saya langsung berbaring di atas tubuh mulus Bella. Bella sendiri sudah tidak mempunyai kekuatan, dia hanya terdiam dan memejamkan matanya. Dia tidak meminta tambah lagi. Hihi.. sudah cukup barangkali. Akhirnya saya tertidur di dalam pelukan dia.
Sinar matahari yang silau membangunkan saya keesokan harinya. Bella masih tertidur dengan tubuh polos. Darah saya mendesir dan senjata saya bangun kembali. Tetapi karena capai saya tidak begitu bernafsu lagi. Saya melihat Peter juga sudah bangun. Saya melirik jam tangan saya, wah hampir jam 9.00 (kami harus check out jam 9.00 pas), buru-buru saya membangunkan Bella, Andi dan Gunawan.
Setelah itu kami mengantarkan Bella pulang ke rumahnya yang terletak di Pondok Indah (sekitar 500 m dari Bank Bali). Di perjalanan dia bercerita bahwa papanya ternyata orang Korea dan sering memukul mamanya. Mamanya sendiri jarang berada di rumah. Sewaktu kecil dia pernah memergoki papanya sedang berpesta seks dengan tiga orang wanita, sungguh menyedihkan.
Sewaktu saya berada di Inggis, saya beberapa kali mencoba menelepon Bella dan pernah beberapa kali mengobrol dengan dia. Dia mengaku bahwa dia membutuhkan sedikitnya 5 kali orgasme setiap kali berhubungan badan. Itulah sebabnya tidak suka bermain hanya dengan satu cowok. Sekitar 3 bulan kemudian pembantu dia memberitahukan saya bahwa Bella sudah berangkat ke Korea untuk menemani kakaknya yang sudah lebih dari 5 tahun berada di sana.
Saya sendiri tidak mempunyai keinginan untuk mengulangi pengalaman di atas, bagaimanapun juga saya tidak bisa menikmatinya secara utuh. Tetapi saat nafsu menjadi raja, apapun bisa terjadi bukan? Pembaca sekalian yang budiman, jangan lupa memberikan komentar, tanggapan, pertanyaan, kenalan, atau apa saja.
TAMAT