kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru hijab emut/IMG 20210203 152241 024 PEMERSATUDOTFUN

hijab emut/IMG 20210203 152241 024

Tidak ada voting
hijab, emut, IMG
hijab emut/IMG 20210203 152241 024
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten hijab, emut, IMG yang ada pada kategori JILBAB, SKANDAL published pada 2 Juni 2022 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming hijab emut/IMG 20210203 152241 024 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Cerita Dewasa:


Pengalaman Pertamaku Bercinta - 2


Dari bagian 1

Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja dia merasakannya. Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini.
"Gimana Bu, nikmat kan, Bu..?" Kataku.
"Hmh.. kamu.. sshtt.. kamu.. kok.. nggak jijik.. sih, Idan?" tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya.
"Enggak, Bu.. enak kok.. gimana enak nggak kalau memek Ibu saya jilat?"
"Iyahh.. aduh.. sshhtt.. eenak.. banget.. Dan.. sshhtt.." jawab Ibu Rima sambil terus merintih dan mendesah sambil tubuhnya bergoyang kesana kemari seperti cacing kepanasan.

Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku. Aku lihat sekujur tubuh Ibu Rima seperti tersetrum dan mengejang. Memang gaya ini aku buat karena sering menonton video bokep pemersatudotfun. Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya. Tak sampai disitu aku terobos liang memeknya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang memeknya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang memeknya.

Seiring dengan liukanku pinggul Ibu Rima ikut juga bergoyang.
"Ough.. oughh.. ough.. ough.. hmh.. oufghh.." suara itu terus keluar dari mulut Bu Rima menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan.
"Idan.. Idan.. lebih dalam lagi isapnya Ibu mau keluar", teriak Bu Rima.
Bu Rimapun telah mencapai orgasmenya bibir Memeknya yang sebelah kutarik perlahan dengan bibirku, sambil kugigit dengan lembut. Dia benar-benar menikmati.





"Aduh-aduh enak banget Idan".
Lidahkupun mengaduk-aduk lubang memeknya yang sudah basah sekali dan sekali-sekali cairan memek Bu Rima kuhisap tanpa rasa jijik walaupun hal ini baru pertama kali aku lakukan.

Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang memeknya. Baru aku arahkan batang kontolku ke liang memeknya tiba-tiba tangan halus Ibu Rima memegang batang kontolku dan meremas-remasnya.
"Auw.. diapain, Bu..?" tanyaku.
"Enggak.. ini supaya bisa lebih tahan lama.." katanya sambil mengurut batang kontolku.
Rasanya geli-geli nikmat bercampur sakit sedikit. Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang kontol untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama. Memang Bu Rima tahu kalau kontolku tidak terlalu besar dan panjang tapi bagi dia itu tidak terlalu penting karena dia hanya ingin nafsunya dapat tercapai.

Aku tidak terlalu terburu-buru menerobos liang memeknya. Aku angkat kedua kaki Ibu Rima dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang memeknya dengan batang kontolku yang sedari tadi sudah keras dan kencang. Dengan satu sodokan saja tiba-tiba.. sleb-sleb-bless! Batang kontolku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang memek Ibu Rima.
"Aughh.. augh.. hgh.. ogh.. pelan-pelan, Dan.." kata Ibu Rima ditengah-tengah deru nafasnya yang sudah mulai tidak teratur.
"Iya, Bu.. sayang.. egh.. aku pelan-pelan kok.." kataku sambil perlahan-lahan memaju mundurkan pantatku hingga kontolku masuk semua keliang memeknya yang indah dan berwarna merah itu.

"Ohh.. ohh.. iya.. sshh.. pelan-pelan aja yah, sayang.." kata Ibu Rima yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru.
Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu Rima berputar-putar seperti penyanyi dangdut.
"Ough.., Bu.. asyik.. banget.. baru kali ini saya merasakan kenikmatan sex!" kataku yang merasakan nikmatnya batang kontolku diputar oleh pinggulnya dan jepitan memeknya yang memutar-mutar kontolku.
"Oogh.. sshtt.. egh.. sshh.. hmh.. ffhh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh.. Ibu juga merasa nikmat sekali soalnya baru ini kali Ibu ginian lagi" Ibu Rima terus merintih dan mendesah sambil matanya terpejam menikmati kenikmatan sexual yang nanti kali ini dia merasakan kembali setelah 3 tahun ditinggal suaminya.

Baru sekitar 20 menit dia ingin aku berganti posisi. Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional. Diaupun mau menawarkan variasi lain padaku. Dia ingin berganti posisi diatas tubuhku.
"Sayang.. kamu capek.. yah..?" tanya Bu Rima.
"Gak.." jawabku singkat.
"Mo keluar yah.. hi.. hi.. hi..?" godanya sambil mencubit pantatku.
"Gak.. ih.. aku nggak bakalan keluar duluan deh.." kataku sesumbar.
"Awas.. yah.. kalo keluar duluan.." goda Ibu Rima sambil meremas-remas buah pantatku.
"Enggak.. deh.. Ibu yang bakalan kalah sama aku.." kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya.
"Auw.. hi.. hi.. hi.. pelan-pelan dong Idan"

Ibu Rima memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny dengan berguling ke samping kini Ibu Rima sudah berada diatas tubuhku. Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk diatas pinggulku. Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping. Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya. Buah dadanya juga masih kencang dengan puting susu yang mengacung ke atas menantangku. Aku juga duduk dan meraih puting susu itu lalu ku jilat dan kukulum. Ibu Rima mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegang kendali. Ibu Rima kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.
"Gila, Bu.. nikmat banget..!" kataku sambil terus menikmati permainan sex yang diberikan Bu Rima.

Pinggulnya memainkan batang kontolku yang berada didalam liang memeknya. Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan. Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya. Batang kontolku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi. Ini berkat pijatan dari Ibu Rima tadi itu. Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi.
"Sshtt.. emh.. enagh.. egh.. sshhtt.. ough.. iyaahh.. eeghh.. enaxx.. ough.." liukan pinggul Ibu Rima yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.
"Ough.. iiyyaahh.. egghh.. eghmmhhff.. sshhtt.. ough.. aku udah mau nyampe.." kata Ibu Rima.
"Bu.. aku juga pengen, Bu.. egh.." kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku.
"Egh.. iyah.. bagusshh.. sayangg.. ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough.."

Ibu Rima merespons gerakanku untuk membantunya orgasme. Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang kontolku untuk keluar juga.
"Aaaughh.. ough.. ough.. ough.. iya.. teruss" Ibu Rima telah sampai pada orgasmenya.
Pada batang kontolku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang kontolku. Ibu Rima menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dengan erangan yang panjang dan nafasnya yang tersengal-sengal seperti orang yang kelelahan. Ibu Rima telah berhenti melakukan liukan pinggulnya. Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang memeknya. Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang kontolku

"Bu, saya juga sedikit lagi mau keluar, saya keluarin didalam aja Bu ya?"
Dan.. crot.. crott.. crott..! muncrat semua air maniku diliang memek Ibu Rima.
"Bu, kerasa nggak air mani saya muncratnya..?" tanyaku.
"Eh.. iya, Idan sayang.. Ibu udah lama pengen beginian.." kata Ibu Rima.
"Iya.. sekarang kan udah, Bu.." kataku sambil mengecup keningnya.
"Oh.. kamu.. hebat banget deh Idan, biar kontol kamu nggak terlalu besar tapi Ibu puas main dengan kamu" Kata Ibu Rima sambil membelai-belai rambutku dan aku memainkan puting susunya.
"Itu semua kan karena Ibu, Ibu juga hebat apalagi baru kali ini saya juga pingin sekali ginian" kataku memujinya".
Ih.. bisa aja.. kamu.. kita istirahat dulu" sahut Ibu Rima sambil mencubit pinggulku dan turun dari tubuhku.

Ibu Rima masih diatas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari ibuku yang menanyakan kalo undangannya sudah aku antar kepada Bu Rima langsung saja kujawab sudah dari tadi saya antar cuma sekarang aku masih di rumah temanku. Setelah telepon aku tutup Bu Rima menanyakan kalo ibuku tanya apa tadi, akupun bilang sebenarnya aku disuruh untuk mengantar undangan untuk Bu Rima. Akupun mengambil kertas undangannya Ibu Rima dan sebungkus rokokku yang ada di celana jeansku.

Ibu Rima langsung membaca isi undangan itu sambil aku menghisap rokokku yang baru saja kuambil dan tanganku yang satunya pun menjalar diputing susunya, sampai akhirnya tanganku sampai kememeknya dan mengaduk-ngaduk tanganku didalam liang memeknya. Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya lagi sepanjang siang hingga menjelang malam kami sama-sama kelelahan dan Bu Rima sangat senang sekali main denganku. Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi.

Bu Rima banyak mengajari banyak gaya padaku sampai kami masih melakukannya lagi dikamar mandi. Sampai-sampai aku disuruhnya untuk memasukkan kontolku kelubang anusnya yang membuat dia lebih puas ngesex dengan aku, bahkan ketika aku akan pulangpun dia masih mau kalau memeknya saya jilati dan kami melakukannya lagi sambil berdiri sampai Bu Rima orgasme dua kali. Hal itu aku tidak mau lewatkan. Sebelum aku pulang Bu Rima berpesan untuk menjaga rahasia ini baik-baik, dan setelah kejadian ini dia meminta aku bahwa perbuatan ini hanya satu kali ini saja dilakukan karena dia takut orang nanti akan tahu terlebih oleh kedua anaknya. Akupun mengiyakan permintaan Bu Rima itu sambil mengucapkan terima kasih karena sudah mau mengajari aku.

Setelah kejadian itu hubungan saya dengan Bu Rima tetap baik-baik saja tapi aku tidak pernah meminta Bu Rima melakukan itu lagi karena akupun sangat menghargai dia dan itu adalah pengalaman yang tidak pernah aku lupakan hingga sekarang aku tidak pernah melakukannya lagi baik dengan Bu Rima ataupun dengan orang lain. Demikian kisah ini aku tulis. Bagi yang ingin kirim pendapat atau tanggapan harap kirim email.

E N D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.