kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru konten telegram premium awal tahun 2070 PEMERSATUDOTFUN

konten telegram premium awal tahun 2070

Tidak ada voting
konten, telegram, premium, awal, tahun
konten telegram premium awal tahun 2070
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten konten, telegram, premium, awal, tahun yang ada pada kategori SKANDAL published pada 4 Januari 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming konten telegram premium awal tahun 2070 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Berbagi Kebahagiaan Dengan Kenalan Baru - 1


Aku akan menceritakan kisahku yang lain. Tentu para netters masih ingat dengan kisahku berjudul "Petualangan Dengan Pacar", dimana aku dan Alan pacarku melakukan ML di sofa ruang tamuku kala rumah kosong. Sebenarnya bukan hanya itu saja pengalamanku dengannya. Banyak kisah asmara kami yang lain. Tapi itu hanya tinggal kenangan. Sekarang aku putus dengannya, kami merasa sudah tidak cocok satu sama lain. Kami putus baik-baik. Kali ini aku akan menceritakan pengalaman ML-ku yang lain.

*****

Namaku Aliah. Umurku belum genap 20 tahun. Aku dikarunia wajah yang cantik dan tubuh yang sexy. Hal itu karena aku rajin merawat tubuh dan penampilanku. Fitness, olahraga dan ke salon adalah rutinitasku. Aku cukup bangga dengan toketku yang berukuran lumayan besar. Aku suka sekali bercermin dalam keadaan telanjang sambil memperhatikan dan mengagumi dadaku. Alan (mantanku) sangat tergila-gila akan gumpalan daging di dadaku ini. Dulu ketika kami masih pacaran, setiap kali bertemu dia pasti meremas-remas dadaku, memilinnya bahkan tidak segan-segan untuk melumat dan menjilatinya. Aku hanya menikmatinya saja, toh dia cowokku.

Tapi setelah putus dengannya aku tidak bisa lagi merasakan kehangatan yang dulu sering kami nikmati bersama. Aku harus terbiasa hanya dengan masturbasi jika libidoku menyerang. Aku bukan cewek agresif yang dengan mudah mengajak orang lain untuk bercinta denganku. Aku masih bisa mengendalikan diriku. Tapi terus terang aku sangat menyesal putus dengan cowok seganteng Alan. Tapi aku tidak mau terus-menerus bersedih, aku sebisa mungkin menjauhi hal-hal yang bisa mengingatkanku dengannya, yakni dengan jalan-jalan bersama dengan teman-temanku, nonton, makan coklat dan ke diskotik. Aku ke diskotik biasanya setiap malam minggu bersama teman-temanku, tapi kalau sedang suntuk berat tak jarang aku sendirian saja.

Hari itu adalah hari selasa. Aku melihat roster kuliahku, besok hanya ada satu mata kuliah yakni jam 3 sore. Maka kuputuskan untuk pergi ke diskotik sekedar having fun saja. Tapi semua teman yang kuajak satu pun tidak ada yang bisa menemani dengan alasan besok kuliah pagi hingga terpaksa aku pergi sendiri.

Kugunakan gaun yang kubeli tadi siang dari mall. Gaun itu cukup sexy dengan belahan dada yang rendah dan ketat. Ketatnya gaun tersebut mengakibatkan tonjolan di dadaku semakin membengkak. Dapat kulihat putingku menonjol di sana. Selain itu Hanya ada 2 buah tali di pundakku yang menyangganya agar tidak jatuh. Hal itu tentu memamerkan lenganku yang putih mulus. Gaun itu hanya sebatas lutut sehingga betis mulusku dapat dinikmati setiap orang yang melihat. Aku memperhatikan penampilanku di cermin. Sexy sekali, pikirku. Aku merasa sangat percaya diri.

Segera kukendarai mobilku ke diskotik 'F' favoritku. Baru saja aku menginjakkan langkahku ke dalam, aku disambut dengan dentuman musik house. Diskotik itu tidak terlalu ramai, maklum bukan 'peak time'. Aku mengambil tempat di pojok agar aku bisa melihat ke sekeliling. Aku mulai terbawa suasana. DJ-nya sangat pintar memilih lagu. Segera kupesan minuman favoritku dan langsung kutenggak sampai habis. Badanku terasa hangat. Aku lalu bergabung dengan yang lain yang sedang menikmati suasana malam itu. Aku menggoyang-goyangkan tubuhku kesana kemari. Aku tidak mempedulikan tatapan liar lelaki di sekitarku, malah aku semakin menikmatinya.






Setelah lelah aku kembali ke tempat dudukku dan memesan minuman lagi yang langsung kutenggak juga untuk mengurangi rasa haus di tenggorokanku. Tiba-tiba seorang cowok menghampiriku.

"Boleh duduk disini?" tanyanya sopan sambil menunjuk kursi di depanku.

Aku menatap laki-laki itu, dia tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih. Dari setelan pakaian yang digunakannya dapat kutebak bahwa dia adalah orang yang cukup berada. Mungkin seorang eksekutif muda.

"Silakan" jawabku tidak berkeberatan, karena memang aku butuh teman malam itu.

Orangnya cukup ganteng dan tinggi. Walau lampu remang-remang aku masih bisa melihat kumisnya yang baru dicukur sehingga meninggalkan sisa-sisa kumis yang tipis. So gentleman, batinku. Aku tersenyum hangat juga padanya.

"Kamu sendirian ya?" tanyanya membuyarkan lamunanku. Aku hanya mengangguk sambil meminum habis sisa minumanku. Dia memperhatikan caraku menenggak munuman.
"Boleh kutraktir minum?" tanyanya lagi. Tanpa menunggu persetujuanku dia segera memanggil pelayan dan memesan minuman.
"Nama saya Stanco" ujarnya sambil menjulurkan tangannya dengan tersenyum. Ih.. gantengnya, pikirku.
"Aliah" kataku menyambut uluran tangannya. Kubalas juga senyumnya dengan senyum nakalku. Siapa sih yang tahan dengan cowok seganteng Stanco.
"Masih kuliah atau sudah bekerja?" tanyanya.
"Saya masih kuliah, emangnya saya sudah seperti gadis yang bekerja?" tanyaku yang disambut dengan tawanya.

Tak terasa kami mulai akrab. Kami saling bercerita panjang lebar. Dia adalah seorang sarjana mesin dan sedang bekerja di Malaysia. Dia sedang pulang karena cuti. Umurnya 27 tahun, tapi karirnya sudah lumayan bagus. Dalam waktu yang relatif singkat dia sudah bisa menjadi eksekutif muda.

Kami bercerita panjang lebar sambil tertawa-tawa. Sesekali dia menatap ke arah dadaku yang terguncang-guncang jika aku tertawa. Dia pasti kagum dengan wajah dan penampilanku malam itu. Aku sudah tidak menyadarinya karena kurasakan aku mulai mabuk, kepalaku pening. Tapi aku masih memesan minum lagi sampai kurasakan aku benar-benar mabuk.

"Tolong antar aku ke mobil, bisa tidak?" pintaku karena aku merasa sudah tidak kuat lagi berjalan.

Segera dipapahnya tubuhku ke arah mobil. Aku mengambil kunci mobil dan mulai membuka pintunya, tapi kesadaranku belum benar-benar sempurna sehingga membuka pintu saja aku kepayahan.

"Bisa nyetir tidak, Aliah?" tanyanya.
"Bagaimana kalo aku antar kamu pulang?" tawarnya.

Tanpa perlu meminta persetujuanku dia segera mengemudikan mobilku. Segera kuberi alamatku dan kami segera meluncur ke sana. Di dalam mobil aku hanya tiduran untuk mengurangi rasa berat di kepalaku. Sesampainya di rumahku dia memapahku turun dari mobil. Aku yang belum sadar betul memintanya mengantarkanku ke kamar. Kebetulan pembantuku sedang tidak ada di rumah. Maka dia memapahku ke kamar dan menjatuhkan tubuhku ke kasur. Dia membuka sepatuku dan memberikan tisu basah untuk melap wajahku. Perlahan kesadaranku mulai datang walau masih pening kurasakan.

"Terima kasih ya, Stan. Kalo tidak ada kamu aku tidak tahu harus pulang bagaimana" ujarku. Dia hanya tersenyum. Manis sekali.
"Tidak apa-apa kok. Ya udah kamu istirahat aja dulu, aku balik sekarang ya" ujarnya. Tidak tahu karena sikap gentemannya atau karena pengaruh alkohol, aku berdiri dan mendekatinya.
"Terimakasih ya" ucapku lagi. Mataku menatap matanya, entah siapa yang memulai, kami sudah berciuman dengan hangat. Kurasakan bibirnya bergetar menikmati bibir hangatku.
"Maukah kau menemaniku malam ini, Stan?" pintaku.

Aku cukup terkejut dengan ucapanku sendiri, sejak kapan aku jadi agresif seperti ini, pikirku. Mungkin karena pengaruh alkohol atau kepribadiannya yang menyenangkan hingga membuatku ingin membalas kebaikannya. Aku akhirnya tak peduli, yang penting aku bisa menikmati malam ini tanpa sendirian di rumahku yang sepi dan besar ini.

Dia hanya menatapku sambil tersenyum lalu kembali melumat bibirku. Ciuman kami sangat panjang dan indah. Aku menikmati bibirnya di mulutku. Lidah kami saling bertaut. Sungguh ciuman yang panjang dan nikmat. Baru saja aku nikmati bibirnya yang hangat di bibirku, aku merasa ada sesuatu yang meraba tubuhku disusul remasan halus di dadaku. Aku tahu bahwa itu Stanco hingga aku tidak menolak. Aku biarkan dia bermain-main di sana. Ciumannya sekarang beralih ke telingaku. Di kulumnya sehingga menimbulkan sensasi geli. Dia lalu membalikkan tubuhku sehingga aku membelakanginya. Digesernya rambutku yang menutupi leher lalu dia mendaratkan ciumannya kesana. Dijilatinya leher jenjangku. Lidahnya bermain-main di sana dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku suka rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.

"Ahh.." hanya itu yang dapat keluar dari mulutku, sungguh gentleman sikapnya.

Tangannya kembali meremas-remas dadaku yang masih ditutupi gaun. Aku tak kuasa untuk tidak mendesah kala ciumannya beralih ke pundakku yang terbuka. Aku melayang dibuatnya. Sungguh sangat romantis perlakuannya kepadaku. Aku mulai meremas-remas rambutnya.

Puas menyerang bibir, telinga, leher dan dadaku, Stanco semakin berani. Dia angkat badanku dan didudukkan di pinggir ranjang. Dia cium aku sekali lagi, terus dia akan membuka gaunku. Diturunkannya tali gaunku yang ada di kanan-kiri pundakku sehinga dadaku langsung terpampang di hadapannya. Nampak braku yang kekecilan menampung semua dadaku yang lumayan besar. Dia juga mulai melepaskan semua bajunya hingga hanya tersisa celana dalam putih. Aku lihat penisnya yang membayang di balik celana dalamnya. Aku coba menerka-nerka ukurannya sambil membanding-bandingkan dengan penis Alan mantan pacarku.

Waktu aku berhenti memikirkan benda di balik CD-nya, aku baru sadar kalau bra-ku sudah dilepasnya. Sekarang dadaku telah telanjang bulat. Kurasakan hembusan angin menerpa dadaku yang padat berisi. Ada perasaan risih kala dadaku telah telanjang bulat di hadapannya, orang yang baru kukenal beberapa saat yang lalu. Stanco menatap takjub ke arah bongkahan daging di dadaku. Dapat kulihat dia menelan air liurnya sendiri. Aku tak heran akan ketakjubannya memandangi benda favorit laki-laki itu. Pasti semua laki-laki aku terkesima juga melihat toketku yang putih, mulus dan indah dengan ujungnya yang menjulang ke atas. Putingku yang berwarna kemerah-merahan menambah kesexy-an dadaku, apalagi ukurannya yang cukup besar akan membuat orang yang pernah menikmatinya pasti ingin menikmatinya lagi. Begitu juga dengan Stanco.

"Indah sekali, Aliah" ujarnya kagum, setelah lama hanya memandangi saja.

Aku tentu saja bangga dipuji cowok keren seperti Stanco. Dia mulai meremas dadaku lagi. Kurasakan tangan lembutnya di permukaan dadaku. Diremasnya benda kenyal itu. Dipelintirnya putingku dengan ujung jarinya. Aku hanya bisa memejamkan mata. Nafasku memburu dan aku mulai merasakan bagian selangkanganku mulai basah. Apalagi saat ibu jari dan telunjuknya mulai mempermainkan puting toketku yang sudah semakin mengeras.

Tiba-tiba remasan itu berhenti, tapi terasa ada sesuatu yang hangat di sekitar dadaku, terus berhenti di putingku. Aku membuka mata sebentar, tampak Stanco asyik menjilati putingku sambil sesekali mengisap-isapnya. Kontan tubuhku bergetar hebat menahan kenikmatan tersebut. Tiba-tiba ada sepercik perasaan liar menyerangku. Aku ingin lebih dari itu. Mungkin karena pengaruh alkohol, aku ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Godaan itu begitu menggebu. Lalu tanpa sadar tanganku memegang kepalanya seolah-olah membantunya untuk memuaskan dahagaku.

Kemudian dilepaskannya dadaku dan dia merebahkan tubuhku di tengah ranjang. Lalu dibukanya gaunku melewati pantat. Kini aku hanya mengenakan CD biruku saja. Paha mulusku menjadi santapan tangannya. Dielusnya pahaku yang putih bak pualam itu. Tangan kanannya dengan lihai menyapu setiap ujung pahaku bahkan sampai ke pangkal paha. Ini membuat syarafku semakin terangsang hebat. Apalagi tangannya yang kiri mulai meremas lagi kedua belah toketku dengan gemasnya. Mataku kembali terpejam dan bibirku mendesah-desah.

Aku kembali melayang di awan saat dengan gemas Stanco menghisap kedua puting toketku bergantian. Rangsangan yang kuterima begitu dahsyat untuk kutahan. Harus kuakui, dia sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya ke leher dan dadaku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.

Kemudian aku buka mata sambil melihat bagaimana Stanco menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Tapi tiba-tiba aku dikejutkan oleh sesuatu yang menyentuh selangkanganku tepat di bagian memekku. Aku dengan tidak sadar mendesah panjang. Rupanya Stanco sudah membuka CD-ku, kain penutup terakhir tubuhku. Aku tidak menyadari sejak kapan dia telah menelanjangiku bulat-bulat. Aku merasa sangat malu berada dalam keadaan telanjang bulat di hadapan lelaki yang belum kukenal lama. Tapi perasaan risih itu mulai kutepis, keinginan untuk menikmati lebih jauh mengalahkan semuanya. Pikiranku terhenti karena kali ini jarinya mengelus-elus memekku yang sudah basah sekali. Otot memekku bergetar kala dia menggosokkan jarinya di sana. Sementara itu, dia masih terus menjilati puting susuku yang sudah mengeras sebelum akhirnya dia pindah ke selangkanganku.

Aku menarik nafas dalam-dalam sewaktu lidahnya yang basah dan hangat pelan-pelan menyentuh memekku. Aku kontan bergetar hebat kala lidahnya tepat menyentuh bagian paling pribadi dari tubuhku tersebut. Aku berkelojotan seperti terkena setrum listrik ribuan watt hingga tanpa terasa bibirku menjerit keras.

"Auuww.." lolongku.

Aku semakin menggila kala jilatannya kini naik ke itilku. Dan waktu lidahnya itu menyentuh itil, aku dengan tidak sadar mendesah lagi dan tanganku tidak sengaja meremas rambutnya. Jarang-jarang aku dioral teman ML-ku sehingga oralnya terasa spesial buatku. Aku meremas bantal di sampingku denga keras untuk mencoba mengurangi 'penyiksaan' ini.


Ke Bagian 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.