Cerita Dewasa:
Ketika Handphoneku Rusak 02
Sambungan dari bagian 01
Aku bermandikan keringat, dan mendesah-desah memohon padanya untuk segera menghujamkan batang kejantanannya pada lubang kewanitaanku. "Oohh.. Sayang.. please.. sekarang.. uuhh.. mmhh.." mataku terpejam rapat. "Sebentar", akhirnya dia beranjak, lalu menempatkan ujung kepala batang kejantanannya pada bibir kewanitaanku, aku membantunya dengan menggenggamnya dan mengarahkannya perlahan memasuki lubang senggamaku yang hangat dan licin. "Sreett.. sreett.." terasa agak susah, karena batang milliknya lumayan besar dan panjang. "Wah agak susah yaa..?" dia tersenyum, memandangku. Aku berinisiatif untuk membantunya, dengan berbalik dan langsung kupegang batang kejantanannya, mengarahkannya pada mulut mungilku, lalu langsung kujilati, kuhisap dan kubasahi dengan liurku. Mulutku terasa penuh menampung kejantanannya, kemudian aku mulai mengeluar-masukkannya pada mulutku, sambil sesekali menghisapnya, hingga kedua pipiku terlihat kempot, saking bernafsunya.
Tubuhnya bergetar hebat menerima perlakuan lidahku pada kejantanannya, dia mendesah-desah, "Ooohh.. Din.. aauuhh.. ennakk.. egghh.. ouhh.. mm.." Batang kejantanannya keluar masuk dalam mulut mungilku, hingga terlihat mengkilap karena air liurku. Setelah kurasa cukup, aku menyuruhnya untuk segera memasukannya pada lubang kewanitaanku, yang sudah tidak sabar lagi menanti untuk diterobosnya. "Sekarang.. Say, ahh", aku memohon pendek.
Dia mengarahkan lagi batang kejantanannya pada mulut kewanitaanku, lalu menekannya sedikit demi sedikit, "Srett.. sreett.." kali ini terasa agak lebih mudah, aku membantunya dengan menjepitkan kedua kakiku pada pinggangnya, kemudian setelah sekitar sepertiga bagian batang itu masuk, dia tiba-tiba menghujamkannya keras-keras. "Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh.." aku berseru pendek saat kurasakan batang itu masuk menyungkal dalam-dalam pada kewanitaanku.
Dia lalu menggoyang-goyangkan pinggangnya maju-mundur, menghajar lubang kewanitaanku dengan kejantanannya. Aku merasakan kenikmatan luar biasa berpangkal pada lubang kewanitaanku, hingga makin banyak cairan bening yang hangat, berbau khas keluar dari kewanitaanku. Aku mengimbanginya dengan ikut bergoyang seirama hujaman tubuhnya kadang kuputar-putar pantatku hingga batangnya makin terjepit erat dalam kewanitaanku. Berdua kami mengerang-erang terbakar birahi. "Auuhh.. oohh.. iiyaahh.. yaahh.. yahh.. sshh.. uh.. uh.. oouuww!"
Tiba-tiba bibirnya melumat bibirku dengan liarnya, lidah kami beradu saling jilat, saling hisap dengan rakusnya, beberapa saat kemudian mulutnya segera berpindah pada kedua boba toketku, memberinya gigitan-gigitan kecil, sementara kejantanannya masih dengan buasnya menghajar lubang kewanitaanku. Aku benar-benar merasakan nafsu yang begitu panas membara. Hingga akhirnya aku mencapai puncak, aku menjerit kecil, "Auuhh.. ouhh.. ouuw.. aku.. auuhh.. aahh.. hh.!" kurasakan seluruh persendian tubuhku berlolosan, tubuhku yang bermandi keringat bergetar dengan hebatnya, dua tanganku mencakar-cakar punggungnya, saat itu kurasakan sesuatu meledak dari dalam tubuhku dan memberikan sensasi hebat ke seluruh saraf tubuhku, kurasakan sangat ringan sekali dan nikmat tiada tara, serasa terbang ke nirwana, aku orgasme dengan sempurna.
Dia sendiri belum selesai, dia menghentikan entotannya pada kewanitaanku, memberikan kesempatan padaku untuk menikmati sensasi orgasme, setelah dirasanya cukup, tanpa mencabutnya dahulu, dia langsung mulai lagi meningkatkan goyangannya. Batangannya mulai lagi keluar masuk dalam liang kewanitaanku, kurasakan lagi kenikmatan yang luar biasa akan hal itu. Kupandangi dalam-dalam wajahnya yang diliputi nafsu membara, seakan-akan kami berbicara dengan tindakan, bukannya dengan kata-kata.
Hingga akhirnya dia merasa tidak kuat lagi, dan sebelum benteng pertahanannya jebol, aku segera beranjak meraih batang kejantanannya yang amat tegang hingga urat-uratnya bertonjolan, yang mengkilat basah oleh cairan kewanitaanku, dan segera saja aku mengulumnya lagi, menghisapnya kuat-kuat, kemudian, "Auuhh.. oohh.. Diinn.. sshh.. hh.."� erangnya. Kurasakan cairan hangat dan kental muncrat deras memenuhi rongga mulutku, begitu banyak hingga berleleran pada bibirku, aku segera menelannya dengan rakus seakan-akan haus akan lendir itu, menghisapnya hingga tetes terakhir. Aku puas sekali.
Tubuhnya menggelosoh pelan di samping tubuhku, basah oleh keringat. Kamar itu hening, suara TV sudah lama hilang, sebagai gantinya hanya terdengar dengusan nafas dua manusia dewasa berlainan jenis yang terkapar sehabis bercinta dengan liarnya. Dia memandangku dengan lembut, lalu berbisik, "Terima kasih Sayang, aku menikmatinya.." dia mengecup keningku. Aku tidak menjawab, hanya mengangguk pelan dengan senyum kecil menghiasi bibirku.
Setelah beberapa saat berlalu dengan canda dan obrolan kecil, kami mulai lagi bersiap-siap untuk ronde berikutnya. Kali ini aku mengambil alat bantu dari travel bag yang kubawa, yaitu batang vibrator plastik yang digerakkan dengan tenaga baterai, kuangsurkan barang itu padanya. Dia sekali lagi kaget, tidak menyangka kalau aku menyuruhnya merangsang dengan menggunakan vibrator itu.
"Wah, kamu sering pakai ini yah..?" dia tergelak kecil.
"Ah, banyak kok wanita yang pakai, cuma mereka nggak pernah bilang aja ke pasangannya masing-masing.." paparku.
"Iya gitu..?" dia masih terheran-heran.
Aku tidak memberinya kesempatan bertanya lebih lanjut, aku segera menubruknya dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu, buah dadaku yang kenyal menekan dadanya. Dia membalas pagutanku. Kemudian aku meraih batang vibrator itu dari tangannya dan menyalakannya, terdengar suara berdengung pelan saat barang itu bergetar perlahan. Dengan mulut masih berpagutan erat, aku mencoba menyelipkan vibrator itu pada selangkanganku, getaran dari alat itu membuat saraf-saraf pada bukit kewanitaanku terangsang kembali, hingga kurasakan berdenyut-denyut pelan, dan mulai menghangat oleh cairan kewanitaanku.
Kemudian, kuberikan vibrator itu padanya. Sementara itu tubuhku telah ditelusuri oleh jilatan lidah dan pagutan-pagutan kecilnya, hingga akhirnya kembali lagi mulutnya telah berada di bibir kewanitaanku. Kali ini dengan vibrator yang menancap dalam-dalam pada kewanitaanku, lidahnya berusaha mencari tonjolan daging kecil milikku. Akhirnya berhasil juga dia melakukan hal itu, dengan mulutnya dia melumat habis areal sekitar kewanitaanku, tetapi tangannya juga beraksi mengocok-kocok batang vibrator itu keluar masuk liang kewanitaanku, hingga dilumuri lendir putih, licin, dan berbau khas. Sebagian lendir lain yang berubah menjadi busa karena dikocok, meleleh keluar kewanitaanku menuju lubang anus. Tubuhku menggelepar-gelepar merasakan rangsangan yang sedemikian hebatnya. Aku mengerang-erang penuh kenikmatan. Keringat membasahi sekujur tubuhku, aku merasa geli luar biasa. "Oohh.. oohh.. hess.. sshh..
Kugigit bibirku kuat-kuat dengan mata terpejam, menahan panasnya gelombang birahi yang menjalari tubuhku. Aku mulai tak tahan lagi. Tiba-tiba kudengar perintahnya, "Din, tolong kamu berbalik tengkurap." Aku mengerti maksudnya, maka dengan vibrator masih menancap pada lubang kewanitaanku, aku berbalik, lalu menunggingkan pantatku yang mengkilap karena keringat.
Kemudian dia mengambil posisi tepat di belakangku, lalu kurasakan lidahnya menjilat-jilat areal sekitar lubang anusku, dibarengi dengan ibu jarinya yang mencoba diselipkan keluar-masuk pada lubangnya. Akhirnya dia berdiri mengangkangiku, lalu menggengam batang kejantanannya mencoba menusuk lubang anusku dengan pelahan. "Sreett.. sreett.." agak terasa susah pada awalnya, tetapi karena telah dilumuri oleh ludah dan sebagian cairan lendir kewanitaanku, maka pelan-pelan batang kejantanannya melesak masuk pada lubang pantatku.
"Auusshh.. sstthh.. sshh.. egg.. ouhh.. oh.." aku makin merasakan rangsangan yang luar biasa hebat saat dia mulai menggoyangkan pinggangnya, menghajar lubang anusku dengan batang kejantanannya, sementara itu juga vibrator yang masih bergetar menancap pada lubang kewanitaanku, kukocok-kocok dengan sebelah tanganku. Dua batang menghajar dua lubang pada tubuh bagian bawahku. Maka makin deraslah lendir yang keluar dari kewanitaanku, makin hangat, dan sensasi yang ditimbulkan juga luar biasa hebat. Aku makin tak tahan lagi. "Aaarrgghh.. aahh.. oohh.. hhss.. sshh..!" aku berteriak-teriak penuh kenikmatan, rambutku telah acak-acakan. Tubuhku makin menggelinjang-gelinjang tak karuan. Pinggangku dipegangnya, hingga memudahkannya menghajar lubang pantatku. Dua batang itu bergantian membongkar lubang kewanitaan, dan lubang anusku, hingga kurasakan tubuhku bergetar dengan hebatnya. "Ohh.. yaah.. akkh.. aku.. kelluuarrh.. oohhs.. ssh.." aku mengalami orgasme dengan hebatnya, kurasakan lagi sesuatu meledak menjalari seluruh saraf tubuhku, tak lama kemudian dia pun mengerang-erang juga, "Oohh Din.. oouhh.. aku.. juga mau.. mau.." belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, dia segera mencabut batang kejantanannya, lalu dengan tergesa dia cabut pula vibrator pada kewanitaanku, menggantikannya dengan menghujamkan dalam-dalam batang kejantanannya sendiri ke lubang kewanitaanku, lalu sepersekian detik kemudian dinding-dinding rongga kewanitaanku merasakan semprotan lendir hangat dengan derasnya memenuhi lubang kewanitaanku yang berdenyut-denyut merah merekah, licin dan basah. Lendir putih hangat, kental itu sampai berleleran keluar di mulut bukit empuk milikku, bercampur dengan cairan kewanitaanku.
Akhirnya malam itu kami bertempur habis-habisan, aku sendiri sampai merasakan orgasme tujuh kali berturut-turut. Benar-benar malam yang panas dan liar. Begitu juga malam-malam berikutnya, kami selalu bercinta, mencoba berbagai macam gaya, hingga akhirnya tak terasa weekend telah habis dan aku harus kembali bekerja esok harinya. Aku sangat puas memperoleh lawan yang seimbang, yang begitu mengerti bagaimana seni bercinta di tempat tidur, dan bagaimana memperlakukan wanita dengan penuh kelembutan dan kematangan emosi.
Untuk rekan-rekan pembaca pria, mohon maaf kalau saya tidak pernah menanggapi e-mail yang masuk, dan juga tolong jangan kirimi saya gambar-gambar pria bugil, karena saya tidak berminat sama sekali untuk menanggapi semuanya. Terima kasih.
TAMAT