Cerita Dewasa:
Pengalamanku Dengan Tutik - 2
Dari bagian 1
Setelah puas melumat toketnya, aku menjatuhkan badanku ke ranjang sehingga sekarang Tutik berada diatas tubuhku yang sudah tidak berbaju, dan seperti sudah tahu ke mauanku, Tutik meranggkak di atas tubuhku, sambil melepaskan celana jeansnya dan CDnya, dia duduk diatas mulutku yang sudah siap untuk menjilati memeknya yang terlihat bersih tanda di rawat dengan baik. Aku dengan sangat bernafsu menjilati memeknya yang mulai basah oleh lender wanitanya dan air liurku. Sedang Tutik tangannya tidak mau ikut diam dengan setengah membalik badan dia meremas remas kontolku yang masih terbungkus CD dan celana yang terbuka resultingnya. Aku juga demikian, kedua tanganku meremas toketnya yang terayun ayun oleh gerakan badannya yang merasakan kegelian memek dan toketnya.
Setelah sekian lama kami ber alih posisi, Tutik membalikan badannya dan melepasCD dan celana panjangku. Ketika membungkuk ku korek korek memeknya dengan kedua jariku. Setelah terlepas dia langsung menghisap kontolku, dan memeknya di pampangkan didepan mulutku, kami ber main 69.Sedang tangan kananku meremas remas pantatnya sedang tangan kiriku meremas remas toketnya. Tutik menghisap sambil mengocok kontolku dengan tangannya, Sambil mengerang ngerang kegelian. Sedang aku kadanga kadang ku telusukan jari tanganku ke duburnya yang berwarna coklat tua tapi bersih.
Setelah puas saling melumat, Tutik merangkak turun dan mengatur posisi memeknya di atas kontolku yang sangat tegang seperti tonggak kayu tapi berbentuk pedang bulat, karena saking tengannya kontolku. Setelah merasa pas, pantatnya diturunkan pelan-pelan sambil menggoyang kan pantatnya kekanan dan kekiri pelan pelan, karena saking sempitnya memeknya dan besarnya kontolku.
Hampir lima menit Tutik baru bisa memasukan kontolku kelubang memeknya, itupun baru setengahnya, dia menjerir kegelian sambil meremas sendiri toketnya, sedang aku memegang pinggangnya supaya tidak terlalu cepat keluar masuknya. Setelah masuksemua, Tutik mulai membungkuk dan menurun naikan pantatnya sambil terus mendesah kegelian.
" Achh, uenakk sayy! " teriaknya kegelian sambil terus mengentot pantatnya naik turun.
" Terus say, goyang pantat kamu! " teriakku membalas sambil tetap memegang pinggangnya.
" Kenapa enak begini say!, Punya kamu sungguh besar dan nikmat banget! " ceracaunya tak karuan.
" Punya kamu juga Say..!" Balasku.
Setelah sekitar lima menit menggoyangkan pantatnya dalam posisi seperti itu, aku duduk, sehingga Tutik seperti aku panggku dari belakang. Sambil terus bergoyang kuremas toket Tutik dari belakang. Kepal Tutik mendongak dongak takkala kupelintir puntingnya dank u cium leher belakangnya.
" Say.. terus say..! " teriaknya.
" Enak say? "bisikku sambil mencium belakang telinga kanannya.
" Iya terus say.. Sampai pagi mau kan..!" balasnya sambil mendesah desah.
Setelah terlihat agak kendor goyangannya, kubalik badan Tutik sehingga sekarang kami saling berhadapan. Sambil kulumat Bibirnya aku merayap ketepi ranjang, lalu aku berdiri sambil mengendang Tutik dengan tanpa merubah posisi kontolku yang masih menancap di dalam memeknya. Ketika berdiri, Tutik lansung menggoyangkan pantatnya naik turun sambil bergelayut di leherku, sementara tanganku menyangga pantatnya sambil membantu menaik turunkan badanya. Kepalanya kembali mendongak merasakan kegelian yang sangat hebat.
" Say..! " teriaknya ketika kurasakan cairan wanitanya kembali keluar setelah tadi waktu aku jilatin memeknya juga sudah keluar.
Berarti sudah dua kali Tutik mencapai orgasmenya. Sedang aku belum merasakan apa apa.
" Say kamu sungguh Hebat!, pelupuk mataku sampai merasakan kegeliannya, merinding rasanya seluruh badanku say.." racaunya tanpa menghentikan ayunan pantatnya.
Setelah sekian lama berdiri aku berjalan mendekati meja rias, kududukan Tutik tanpa melepas posisi kontolku di meja rias, lalu ku angkat kedua kakinya, Tutik tanpa disuruh menyandarkan badannya di kaca meja rias itu. Setelah sekira pas posisinya ku entot pantatku maju mundur sambil sesekali ku goyang kekanan, kekiri, dan memutar. Tutik makin meracau tak karuan.
Setelah kira kira berjalan lima menit, kulepaskan kontolku dan aku langsung berjongkok di depam memeknya, dan kulumat lagi memeknya yang sudah sangat basah oleh lender kewanitaannya. Kembali Tutik meracau tak karuan ketika kelentitnya ku sedot sedot, sambil tangannya mendekap kepalaku seakan akan dia tak mau melepaskan sedotan bibirku dari kelentitnya yang merah menantang.
Setelah puas mempermainkan kelentitnya kupindahkan lumatan bibirku ke bibir memeknya yang berwarna merah muda, juga lidahku kujulurkan menusuk nusuk lubang memeknya yang sangat menantang. Setelah puas kutuntun Tutik berjalan ke tepi Ranjang dan kududukkan di sudut Ranjang, lalu kudorong badannya sehingga badannya tidur di ranjang sedang kakinya menjuntai di tepi ranjang. Terus ku ambil dua bantal dan kutaruh di bawah pantat Tutik. Tutik yang mengerti maksud aku langsung mengangkat pantatnya ke atas. Setelah sekira pas posisinya kembali ku jilati memeknya sebelum aku masukan kontolku ke dalam memeknya dalam posisi di ganjal bantal sehingga memeknya terlihat menyembul tapi makin sempit.
" Cepet Mas masukin punyamu..!" Teriaknya ketika ku mainkan kepala kontolku di bibir memeknya.
Aku tersenyum melihat rona wajanya yang terlihat makin seksi dalam keadaan awut awutan di amuk gelombang birahinya yang memuncak. Sedikit demi sedikit kudorong kontolku masuk memeknya yang semakin sempit dalam posisi pantat di ganjal. Setelah masuk semuanya aku diamkan beberapa saat sambil melumat bibirnya.sedang tangan kiriku meremas remas toketnya dan tangan kananku menyangga tubuhku yang berada di atas tubuhnya. Kira kira selama lima menit kami berpanggutan seperti itu sampai terasa sesak nafas kami berdua.
" Say, kenapa baru sekarang kita ketemu? " Tanya nya seakan menyesal.
Aku cuman tertawa tanpa menghiraukan ceracaunya. Lalu aku entot perlahan lahan memknya yang semakin sempit itu rasanya di dalam memeknya kontolku di remas remas oleh dinding memeknya yang bergerigi dan terasa legit atau keset atau istilah lainnya yang tidak aku tahu. Tapi yang jelas sangat berbeda banget rasa Memek Tutik dengan memek memek wanita lain yang selama ini aku setubuhi.
Memek Tutik sama sekali tidak berbau, dan sangat keset, tidak sampai banjir banjir. Sepuluh menit sudah aku bergoyang di atas tubuh Tutik dengan posisi ini, setelah puas kuanggkat kedua kakinya, dank e entot maju mundur pantatku menyodok nyodok memeknya. Dalam posisi ini Tutik makin mengerang erang kegelian. Kepalanya bergoyang ke kanan kiri menahan kegeliannya.
Lalu kurusuh dia merambat agak keatasagar kakinya tidak menjuntai lagiaku mengikuti di atas tubuhnya tanpa melepas posisi kontolku yang tertanam di dalam memeknya.
Setelah sampai di tengah tengah ranjang, kuentot lagi pantatku dalam posisi konvensional. Sambil kulumat bibirnya hingga beberapa saat lamanya. Lalu kami berguling tanpa melepas kontolku. Setelah Tutik di atas dia merubah posisinya duduk seperti naik kuda dan terus menggoyangkan pantatnya naik turun. Kedua tanganku meremas remas kedua toketnya dari depan. Setelah agak lama, Tutik aku suruh berputar sehingga seperti posisi semula kami ngentot. Lalu kutarik tubuhnya dan dengan ku pegang pinggangnya mulai lagi goyangan pantatnya. Di posisi ini, Tutik mengeluarkan lender kewanitaannya lagi sehingga sudah tiga kali Tutik mencapai orgasme.
Setelah terlihat capai, tubuh Tutik kutarik sehingga jatuh di dadaku, lalu kuciumi lehernya dan ka, mi bergulingan lagi tanpa melepas kontolku yang masih tertanam di dalam memeknya. Setelah aku diatas tubuhnya lagi, aku mulai lagi bergoyang Tutik tampak semakin merasakan keperkasaanku di atas ranjang. Raut wajahnya tampak sekali merasakan kepuasannya.
" Say aku puas sekali merasakan permainan kamu say..! " katanya memuji kehebatanku.
" terus say.. Goyang lagi say.. tusuk memekku dengan senjatamu say.." rengeknya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Aku terus menggejot memeknya dari belakang sampai sekitar sepuluh menit lamanya.
Lalu kusuruh Tutik menungging atau posisi Doggly style, tapi sebelum kumasukan kontolku dari belakang, ku cium lagi memeknya dari belakang kadang kadang kujilati juga lubang duburnya.
" Say jangan daerah itu jijik donk!" larangnya walau tanpa merubah posisi menungginggnya.
Aku tersenyum saja sambil terus menjilati lubang duburnya dan memeknya secara bergantian. Setelah puas kutusukan lagi kontolku dari belakang ke dalam memeknya.
" Say! " teriaknya ketika aku telusupkan kontolku kedalam memeknya.
Entah terasa sakit atau geli aku tidak tahu yang jelas kontolku sangat enak banget rasanya sehingga sampai tidak dapat menjelaskan namanya.
" Enak say..!? " tanyaku setelah kugoyang pantatku maju mundur sambil memegang toketnya, sehingga seperti main kuda.
" Enak banget say.. Kamu bener bener hebat dan pandai sekali mempermainkan aku. Aku sampai kuwalahan banget say..! " sahutnya sambil terengah engah kenikmatan.
" Mau terus begini say..? sampai pagi kuat..? " godaku sambil memutarkan goyangan pantatku.
" Mau say mau sekali.." jawabnya sambil menengok aku. Dan pas menengok ku lumat bibirnya sampai terasa sesak nafas kami berdua.
" Say.. Aku keluarin di mana nih..? Dalam atau luar? " tanyaku beberapa saat kemudian, setelah aku merasa mau keluar.
" Dalam aja say, aku pingin merasakan kenikmatan air manimu yang begitu hebat ini! " balasnya sambil tersenyum puas.
" Apa kamu suad mau kena lagi say?" tanyaku lagi.
" Bentar lagi say..kita bareng bareng ya say? "
" OK.." Jawabku singkat sambil mempercepat maju mundurnya goyangan pantatku.
" Say aku mau keluar!" teriaknya beberapa saat kemudian.
" Aku juga say " jawabku singkat.
" Ayo say aku sudah tidak kuat lagi.." teriaknya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
" Sekarang say.." Teriakku sambil mendekap tubuhnya dari belakang, ketika airmainku mulai muncrat kedalam memeknya, dan goyanganku semakin aku percepat.
Tutik tidak menjawab, tapi tangan nya mencekram selimut dan kasur pertanda mencapai klimaks seperti aku. Setelah beberapa saat terdiam kami mengelosor sambil berpelukan dari belakang, dan tanpa sadar tertidur dengan posisi miring sambil memeluk tubuhnya dari belakang.
Malam itu kami sempat melakukan lagi sekali lagi dan tertidur lagi sampai matahari sudah berada di atas tubuh. Jam di tanganku kulihat sudah pukul 10 siang. Setelah mengambil sarapan di kursi teras kami berdua mandi bareng di bath up, dan melakukan lagi sampai keluar lagi air maniku yang ketiga kali. Sebelum jam check out tiba kami keluar dari hotel, pulang dengan perasaan puas yang tak terhingga walau seluruh badan terasa capai sekali.
E N D