kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P14 Tante Natascha Rambut Pendek Kacamata Gendut Tocil Sange Colmek 14 PEMERSATUDOTFUN

P14 Tante Natascha Rambut Pendek Kacamata Gendut Tocil Sange Colmek 14

Tidak ada voting
Tante, Natascha, Rambut, Pendek, Kacamata, Gendut, Tocil, Sange, Colmek
P14 Tante Natascha Rambut Pendek Kacamata Gendut Tocil Sange Colmek 14
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Tante, Natascha, Rambut, Pendek, Kacamata, Gendut, Tocil, Sange, Colmek yang ada pada kategori TANTE published pada 21 Februari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P14 Tante Natascha Rambut Pendek Kacamata Gendut Tocil Sange Colmek 14 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Sang Dewi - 4


Dewi keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk di dada, langsung duduk di pangkuan Fredy, berhadapan dengan tempat dudukku. Kulihat Fredy agak canggung memangku Dewi dihadapanku, tapi Dewi bisa membawa diri mencairkan suasana terutama terhadap Fredy. Diciumnya kening Fredy, lalu pipinya sembil memeluk kepalanya dan menyandarkannya ke dadanya yang menonjol.

Kembali aku diliputi kecemburuan melihat kemesraan yang diberikan Dewi pada Fredy, tapi aku diam saja.
"sayang kenapa celananya sudah dipakai, kan kita belum selesai" ucapnya sambil mengelus rambut ikal Fredy yang masih bersandar di dadanya.

Agak terbata Fredy menjawab,"aku belum pernah dikulum dan dijilati seperti itu, apalagi setelah keluar sperma"
"tapi permainan lidahmu sangat pintar"
"kalo itu sering aku lakukan dengan bule tamu disini, tapi ya sebatas itu tak lebih, dan aku tidak boleh pegang pegang, Cuma jilatan jilatan seperti itu sampai mereka puas, lumayanlah Mbak hasilnya bisa untuk tambah kebutuhan rumah tangga"
"kasihan sayang, ntar aku kasih yang enak ya" Dewi menghibur manja lalu mencium bibirnya.
Setelah kutunggu beberapa saat, ternyata Dewi tak juga beralih ke pangkuanku, tak mau menjadi penonton seperti kambing congek, kuambil inisiatif, kuhampiri mereka, aku berdiri di samping Dewi, kubuka resliting celanaku, kukeluarkan kejantananku dan kusodorkan ke mulut Dewi.

Dia langsung memegang kontolku dan memandangku dengan senyum menggoda, lalu lidahnya mulai bekerja di kepala kontolku, sambil mengocok kontolku dia memasukkannya ke mulutnya, dengan segera kontolku keluar masuk mulutnya.
Tangan Fredy mulai menjamah dada Dewi yang masih tertutup handuk, kutarik handuk putih yang melilit tubuhnya hingga terlepas, kini Fredy bisa dengan leluasa meraba menjelajahi buah dada Dewi yang menggantung indah menantang, diremasnya kedua bukit telanjang itu.
Dewi turun dari pangkuan Fredy dan berjongkok di depanku, Fredy ikut ikutan berdri di sampingku, kini kedua tangan Dewi memegang dan mengocok kejantanan kami berdua, gantian dia mengulum dari kiri ke kanan, kami berdua mendesis bersautan.






"jangan keluarin lagi ya" kata Dewi pada Fredy lalu meneruskan kulumannya. Meski melayani kami berdua Dewi tak tampak kesulitan, padahal kedua kontol kami tidak bisa dikatakan kecil, hampir sama panjang 17 cm tapi punya Fredy diameternya sedikit lebih kecil. Dengan penuh nafsu dia mempermainkan kami dari jilatan ke seluruh bagian kontol hingga kuluman memabokkan. Sekali sekali kepala kontol kami bersinggungan di depan bibir Dewi, seperti berebut masuk ke mulut mungilnya.

Sambil mendapatkan kuluman dan jilatan, kubuka pakaian dan celanaku, kami bertiga sudah dalam keadaan telanjang.
Tiba tiba Fredy melangkah mundur hingga pegangan Dewi terlepas, Fredy menggeser ke belakang Dewi, kukira dia akan memeluk Dewi dari belakang ternyata dia telentang di belakang Dewi dan kepalanya menyusup di antara kakinya, Dewi segera membuka lebar kakinya memberi jalan kepala Fredy di bawahnya. Dewi terus menjilat dan mengulum kejantananku sementara kepala Fredy yang ada di bawahnya menjilati memeknya dari bawah.

Dewi menggoyang pinggulnya mengimbangi permainan Fredy sementara aku mengocokkan kontolku di mulutnya, kepala dan pinggul Dewi sama sama bergoyang memainkan irama yang berbeda, entah bagaimana dia mengatur konsentrasinya. Ternyata jilatan Fredy lebih mengganggu konsentrasinya, Dewi sering menghentikan kulumannya hanya untuk menikmati permainan lidah Fredy di memeknya. Tak mau terlalu sering terganggu, kutuntun Dewi ke kursi, kuminta dia di pangkuanku, perlahan dia menurunkan tubuhnya di pangkuanku sambil melesakkan kontolku di memeknya yang sudah basah, entah basah karena rangsangan kami berdua atau basah karena ludah Fredy.

"oouughh.. ss.. ennak mass" dia mendesis ketika kontolku perlahan menerobos liang kenikmatannya, kuremas kedua buan dada yang menantang di depan mukaku dan kukulum keras ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya. Rupanya Fredy tak mau tinggal diam, dia mendatangi Dewi dari belakang, disibakkannya rambut Dewi ke atas hingga tampaklah tengkuknya yang putih mulus, Fredy langsung mencium dan menjilati tengkuk Dewi membuat dia menggelinjang hebat di pangkuanku, goyangannya jadi kacau tapi justru makin membuat kontolku diremas dan serasa dipilin di memeknya.

Kuremas erat kedua buah dadanya, ternyata Fredy ikutan meremasnya, kini masing masing buah dada mendapat remasan dua tangan. Ciuman Fredy beralih ke telinga, dikulumnya telinga Dewi membuat dia makin kelojotan, dengan aksi Fredy seperti itu sebenarnya aku yang diuntungkan karena memeknya makin erat mencengkeram kontolku, menambah kenikmatan, justru lebih nikmat daripada tadi malam, ternyata sensasinya luar biasa.
Dewi meraih kejantanan Fredy yang sudah berdiri telanjang di sampingnya, dikocoknya sambil kembali bergoyang pinggul, tubuhnya mulai turun naik sambil bergoyang memutar, kejantananku meluncur keluar masuk dan teremas di memeknya, semakin cepat dia mengocok kontolku semakin nikmat rasanya, desahan atau jeritan Dewi sudah diluar kontrol, begitu liar.

Beberapa menit kemudian kurasakan tubuh Dewi menegang, dia memelukku erat ketika kurasakan memeknya berdenyut hebat, sehebat jeritan Dewi dalam kenikmatan puncak sexual, orgasme. Kubiarkan dia menikmati detik detik pasca orgasme, jantungnya berdetak dengan kencang, tapi itu tak berlangsung lama ketika Fredy memeluk Dewi dan dengan sedikit paksa menarik tubuh Dewi ke atas hingga kontolku terlepas dari memeknya. Dia lalu membopong tubuh Dewi dan menelentangkannya di ranjang, langsung menindih tubuh Dewi yang sudah pasrah menunggu, terlihat begitu kontras antara Dewi yang putih mulus ditindih Fredy yang coklat tua. Fredy dengan rakusnya menciumi Dewi, kening, pipi, bibir, lehernya yang jenjang, hingga kedua toketnya, tak sejengkal daerah sexy Dewi terlewatkan dari sapuan bibir dan lidahnya. Kembali rasa cemburu menghampiriku melihat bagaimana Fredy menikmati hangat dan gairahnya tubuh Dewi.

Ganasnya Fredy mempermainkan buah dada dan puting Dewi segairah desahan Dewi yang kembali terbakar birahi. Fredy menyapukan sebentar kejantanannya di bibir memek yang basah itu, tapi sebelum Fredy melesakkan kejantanannya, Dewi mendorong tubuhnya menjauh.
"sabar ya sayang, kamu pakai kondom dulu, tuh ambil di laci" katanya. Mungkin Fredy agak dongkol tapi dia tak bisa berbuat lain kecuali meninggalkan Dewi yang sudah dalam keadaan pasrah. Melihat tubuh telanjang Dewi yang telentang menantang, aku tak mau membuang kesempatan, sambil menunggu Fredy memasang kondom, kuhampiri Dewi dan tindih sambil mencium bibirnya.

"ah Mas Hendra nakal, kan giliran Fredy" godanya sambil melirik Fredy yang sedang menyobek bungkus kondom.
"dia sedang mempersiapkan tuh" kataku sambil menyapukan kejantananku yang telanjang tanpa kondom ke memeknya, sekali dorong melesak semua ke dalam diiringi jerit kenikmatan dari Dewi.

Pantatku langsung turun naik di atas tubuh telanjangnya, mengentot secepat dan sedalam mungkin sambil memandang wajah cantik Dewi, rona merah mukanya terlihat jelas di wajahnya yang putih menambah kecantikan dan gairahnya.
Fredy yang sudah siap, menghampiri kami, dengan kontol yang terbungkus kondom disodorkannya ke mulut Dewi, bibir Dewi yang terbuka mendesah langsung terbungkam kontol tegang Fredy.

Sambil menerima kocokanku, Dewi juga mengocok kontol Fredy di mulutnya, kami saling mendesah bersautan. Tangan Fredy meremas remas buah dadanya dengan gemas sambil memainkan puting kemerahan.

Berdua kami mengocok Dewi dari atas dan bawah, berulang kali tubuhnya menggeliat ketika kusodok dengan keras.
"Aaagh..mmgghh..eegghh..cukup..eeghh..cukup..eegghh..cukup mas, aku nggak mau keluar lagi, ganti Fredy" pintanya.

Meski agak berat, terpaksa aku memberikan kenikmatan dan memek ini ke Fredy, tapi sebelum kuberikan aku baru sadar bahwa sejak tadi malam aku belum melakukan jilatan di memek Dewi, harus kulakukan sekarang sebelum kontol Fredy mengobok obok memek ini, now or never. Begitu kucabut kontolku, langsung bibir dan lidahku menggantinya, tak kuhiraukan cairan di memek Dewi yang cukup banyak, lidahku memainkan itil dan bibir memeknya.

"AAuughh.. sshh.. naakaal.. ss.. mass..ssuddaah" desahnya kaget, tak menyangka aku melakukan ini.
Lidahku menjelajah ke daerah memeknya, tak kupedulikan Fredy yang sudah bersiap disampingku menunggu giliran, tubuh Dewi menggeliat kelojotan, tangannya dikepalaku menekan dan menarik, pantatnya terangkat ke atas merasakan jilatan kenikmatan dari bibir dan lidahku.
Tanpa setahu Dewi kuberi aba aba ke Fredy untuk segera bersiap, maka begitu bibirku meninggalkan liang memeknya Fredy langsung mengisi dengan kontolnya.
Dengan sekali dorongan yang cepat, langsung kontol itu melesak ke liang kenikmatannya yang disambut teriakan kaget Dewi menerima sodokan keras dari Fredy. Tanpa menunggu lagi begitu kontol itu masuk semua langsung Fredy menarik keluar dan mendorong masuk lagi dengan lebih cepat, kocokan Fredy begitu ganas sambil lidah dan bibirnya tak pernah lepas dari bibir dan leher jenjang Dewi.

Kulihat Fredy begitu gemas melihat wajah Dewi yang mengerang kenikmatan, berkali kali dia menciumi pipi kiri dan kanannya diselingi lumatan bibir. Sepertinya dia mendapatkan rejeki nomplok bisa menikmati kehangatan dan ke-sexy-an tubuh Dewi dengan segala kenikmatannya, apalagi Dewi memperlakukannya seperti layaknya seorang kekasih dalam bercinta, Dewi selalu menyambut kuluman Fredy dengan penuh gairah meski gaya permainan Fredy cenderung kasar. Dekapan Fredy tak pernah lepas dari Dewi, mereka menyatu dalam permainan birahi yang ganas. Permainan Fredy kasar dan monoton membuat Dewi harus mengambil inisiatif, dia ikutan menggoyangkan pinggulnya meski agak susah karena terhimpit pinggul Fredy dan terhalang kocokannya, tapi dia masih bisa meggoyangkannya.

"dari belakang Fred" pinta Dewi untuk doggie disela desahannya, tapi Fredy tak menggubris, dia masih tetap mengocok dan memeluk Dewi lebih erat.
Sebenarnya aku ingin gabung dengan mereka tapi aku ingin memberi Fredy kesempatan untuk lebih menikmati kehangatan Dewi, disamping itu aku juga ingin tahu seberapa tahan dia menghadapi ganasnya gairah binal Dewi. Dan ternyata dugaanku benar, tak lebih dari sepuluh menit Fredy menggeluti Dewi dia sudah teriak kenikmatan, orgasme kedua yang dia dapat dari Dewi. Tubuh Fredy menelungkup di atas Dewi, keringatnya mengalir deras, sederas semprotannya di memek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.