Cerita Dewasa:
Tubuhku Diservice Teknisi - 3
Dari bagian 2
"Achh" aku merasakan kepala kontolnya masuk dan ditarik kembali. Dan kontolnya dimainkan diatas memekku dulu, Didit sentuh-sentuhkan ke itilku.
"Masukin bangsatt!! Oohh" memekku terasa semakin gatal dan aku menjadi wanita binal dibuatnya.
"Yupss" Didit kembali memasukan setengahnya lalu diputar-diputar kontolnya, dan ditarik sedikit lagi.
"Seret Tantee.. Memek Tante masih sempitt achh.."
Didit mulai meracau tidak karuan. Aku tidak kuat menahan kontol yang begitu besar masuk ke memekku. Aku langsung melampiaskan dengan mengulum bibirnya dengan buas sambil meremas-remas rambutnya.
"Mmhh" aku bergumam menikmati sodokan kontolnya yang begitu nikmat. Didit langsung menekan kontolnya lagi dan bless..
"Aduhh enak banget memek Tantee achh" Didit berteriak kenikmatan karena ini yang pertama kali baginya ngentotin memek cina.
"Aahhnnjingg!! Ennakkhh!!"
Kemudian aku mengulum bibirnya dengan lembut. Didit menarik pelan-pelan kontolnya, lalu mendorong lagi kontolnya. Sedangkan lidahnya bermain di mulutku. Terkadang Didit bergerak memutar pantatnya agar kontolnya ikut bergoyang dimemekku. Aku mengimbangi putaran kontolnya dengan berlawanan arah.
"Ditthh.. Sshh.." aku mendesis merasakan kontol yang begitu penuh berputar-putar di dalam memekku. Didit bergoyang kekanan dan kekiri sambil memaju mundurkan pantatnya.
"Sshh Tante enak banget Tantee truss Tantee" erangannya karena aku menggoyangkan pinggul maju mundur kadang berputar sambil memainkan otot dimemekku.
"Sshh Ditt.. Mmhh"
"Achh Tante truss enak Tantee"
Didit rupanya sangat ketagihan dengan permainan memek yang kulakukan terhadap kontolnya. Aku kembali mengulum bibirnya dengan lembut. Sedangkan Didit mengimbangi goyanganku sambil tangannya meremas-remas tetekku, kadang sambil memainkan putingku.
"Terusshh Ditthh kontol kamu enakkhh sshshh"
Aku benar-benar ketagihan dibuatnya, kemudian aku sedot-sedot lidahnya. Diditpun tak ingin kalah dengan menyedot juga lidahku. Tangannya mash menempel di putingku sambil memainkan dengan jari-jarinya yang kasar. Aku bergerak naik turun semakin cepat karena memekku sudah basah sekali sehingga jalan keluar masuknya kontol menjadi lancar sekali.
"Ayo Ditt.. cepet keluarinn hhss" aku yang sudah berada diujung titik kenikmatan berteriak sambil mengangkat kedua tanganku keatas meremas-remas rambutku sendiri. Kemudian tangannya meremas-remas kuat di tetek ku karena Didit tahu kalau aku akan keluar.
"Iyahh tanntee truss Tante enakk" sambil kadang tangan yang satunya mengelus-elus perutku yang mulus.
"Achh enak Tantee memek Tante enak sekalii"
"Ini memekhh apa Dittsshh.." aku bergerak naik turun dan memutar semakin gila.
"Memek yang enakk Tantee memek chiness Tantee achh"
Diditpun terbawa dengan liar menggerakkan pantatnya.
"Cephheett Ditthh kita keluar barengghshshh"
Aku merasakan nafsu sekali dikatakan memek cina, sehingga aku sudah tidak kuat menahan detik-detik yang teramat sangat indah itu selama hidupku.
"Ok Tantee okkhhss"
Aku menekan kuat memek kebawah dan menggesekkan maju dan mundur dengan cepat. Kedua tanganku terus meremas-remas rambutku sendiri sehingga berantakan. Karena permainanku yang hot ini otot-otot seluruh tubuh Didit tampak bergerak disuatu tempat untuk melakukan finishingnya.
"Ayoo tanttee kita main yang lebih hottss"
Didit meremas tetek ku dan memainin putingku dengan kedua jarinya sambil menjepit-menjepit putingku.
"Diditt bangsshhaat teerruss!!" teriakku semakin binal sambil memutar-memutar kontol Didit yang terbenam penuh di memekku.
"Accduhhss enakss Tantee" Didit mulai menyedot-nyedot putingku bergantian.
"Cepett Ditthh semprott pejunyaa sshh!! tanthhee udahh gaa tahhaann!!" teriakku semakin kencang kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali wajahku.
"Tahan bentar Tantee" suaranya kacau akibat bibirku itu mendekati bibirnya.
Setelah deket langsung Didit langsung menyantap bibir sexy yang kumiliki. Tak lepas pantat dimaju-mundurkan kadang bergoyang yang semakin cepat gerakannya. Aku melawan terus dengan memainkan otot memekku sekuat tenaga agar Didit orgasme. Tubuhku terus menggeliat karena nikmat yang tiada tara ini.
"Tantee truss achhss ayo Tante kita keluarinn Tante dah mo muncrat lomm Tantee achh" teriaknya yang udah mulai kewalahan tidak dapat menahan lebih lama lagi untuk orgasme.
"Aahhnnjinngg" aku bergoyang dengan amat sangat liar dan akhirnya tubuhku mulai menggelepar-gelepar.
"Ayo dit Tante mau keluarr"
"Ayokk Tantee keluarin didalemm yah Tantee achss"
"Aasshh"
Akhirnya titik puncak itu dapat kuraih dengan begitu indahnya selama hidup ini. Tubuhku mengejat-mengejat Sambil memeluk Didit erat sekali. Anganku melayang jauh merasakan gelombang orgasme yang sedemikian hebat yang belum pernah kurasakan sebelumnya dengan kontol ini.
"Achhzz" Didit menyemprot begitu kuat dan derasnya didalam memekku. Crot berulang-ulang.
"Aahhmmhh" aku kembali bergumam di alam mimpi yang indah ini.
Bibirnya mengecup bibirku yang ranum dan aku langsung mengulum bibirnya dengan liar sambil memeluknya yang tercium bau aroma khas itu. Tangannya mengelus tetekku lembut.
"Memek Tante enak sekali yahh gilee bener Tante uueennaakk Tante" bisiknya perlahan dengan napas yang masih terengah-engah.
"Dit Tante puas sekali hari ini" aku tersenyum dan berbisik ditelinganya sambil tetap memeluk tubuhnya kemudian mengecup bibirnya dengan lembut dan perlahan.
"Baru kali ini Didit ngentot sama wanita yang hebat.. Tante benar-benar hot sekali" jawabnya puas. Tangan kananku memegang pipinya.
"Tante harus pergi sekarang Dit.."
Didit memandangi wajahku yang sangat cantik ini.
"Ohh iya Tantee" tak terasa kontolnya masih didalam memekku.
"Besok Tante mau jalan-jalan ke mal, Didit mau ikut?"
"Kalau nggak ngerepotin Tante boleh juga Tante"
Aku peluk erat tubuhnya berbau sangat menyengat itu seakan tidak ingin kehilangan dan mengecup keningnya.
"Didit nggak malu ke mal sama Tante?"
"Kenapa musti malu dan karena apa Tante?"
"Nanti orang-orang kirain Didit simpenan Tante" candaku manja dengan suara setengah berbisik dengan napas yang masih terengah-engah.
"Yah nggak apa-apa lagi Tante.. atau mungkin Tante malu jalan sama Didit nich?" sindirnya sambil mengecup lembut ke bibir ranumku.
"Mmhh Ditt.. Kalau Tante sih bangga bisa bawa anak muda di mal.."
"Kalau anak mudanya jelek gimana Tante?" sambil tersenyum menyatakan kejelekan wajahnya.
"Biarin.. Mereka nggak tahukan kalau jelek-jelek kontolnya bikin nggak bisa tidur-tidur 7 hari 7 malam hihihi" candaku sambil tersenyum.
Kemudian aku bangkit berdiri sehingga kontolnya keluar dari memekku. Aku merapikan gaun satinku yang tidak kusut dan terbuka itu serta rambut yang berantakan.
"Tante mau nggak kalau Didit dijadikan simpanan Tante??" sambil membantuku merapikan gaun pestaku.
Aku duduk di meja ruang tamu yang pendek itu sambil menghias kembali dandanan yang berantakan. Dalam hatiku berkata mau Dit, kontol kamu enak sih..
"Didit mau jadi simpenan Tante soalnya memek Tante legit sich" candanya sambil merayuku.
"Udah beresin pakaian Didit, Tante harus berangkat" aku menarik sarung tangan yang sedikit turun di pergelangan tangan.
"Iya Tantee" Didit menarik CD dan celana jeansnya ke pinggangnya. Aku beranjak ke depan pintu apartment karena tergesa-gesa.
"Tunggu Tante" sambil merapikan pakaiannya yang sudah dikenakannya.
"Sorry Tante nggak bisa antar Didit, soalnya Tante udah telat 15 menit nih"
"Ohh ya dech Tante.. nggak apa-apa daripada ketahuan Om nanti kita nggak bisa ngentot lagi" sambil tersenyum dan berharap rupanya dia untuk ngentotin aku lagi.
Aku buka pintu apartment dan menunggunya untuk keluar terlebih dahulu. Sambil keluar Didit mencuri untuk mengecup bibirku dengan gerakan yang amat sangat cepat khawatir ada yang melihatnya. Aku tarik tangannya agar masuk ke dalam dan membiarkan pintu terbuka kemudian kupeluk erat sekali tubuhnya seakan rindu dan kangen sama orang yang jelek dan bertubuh bau ini.
"Jangan cium Tante lagi nanti berantakan"
"Ok Tantee"
"Tante cuma ingin pelukin Didit mmhh"
"Habis bibir Tante itu sich"
"Kenapa bibir Tante?" kupancing sambil berbisik mesra dan ternyata dia membalas dengan memeluk tubuhku erat-erat.
"Bibir Tante sexyy buanggett.." dibisikan di dekat telingaku.
"Kontol kamu enak Ditt.." candaku yang sebenarnya aku berharap bisa ngentotin dia lagi sambil menekan lagi tubuhnya hingga rapat.
"Apalagi memek Tante legit buangett" aku mulai membayangi andaikan memekku ini hanya dientotin sama dia terus.
"Makasih ya Dit.. Tante harus pergi.." aku cubit pipinya dengan tanganku yang bersarung tangan sehingga cukup licin dikulitnya.
"Ok Tante ntar hubungi saja kalau ingin ngentot lagi yah" Didit berharap.
"Makasih juga Tante telah bikin Didit puas dan nggak terlupakan, soalnya Tante wanita chinese pertama yang Didit entotin"
Aku tersenyum manis dan beranjak keluar dari apartment. Diiringi Didit yang langsung kembali menuju ke toko tempat dia bekerja.
Ke bagian 4