Cerita Dewasa:
Nani Gadisku dari Kampung: The Sequel - 5
Sambungan dari bagian 04
Lalu berdua kami tidur berpelukan, tanpa pakaian. Nani yang punya ide begini. Enak juga. Jam dinding menunjuk pukul 13:45. Dua ronde permainan makan waktu hampir 1,5 jam, pantas saja aku lelah. Dengan tergagap aku terbangun. Hah.. Dimana aku ini? Nani masih ada di pelukanku. Kulihat sekeliling, ah rupanya sempat aku terlelap sesaat, aku tertidur di kamar Nani! Ada rasa enak di bawah sana dan Nani sedang mengelus-elus kontolku yang tegang. Elusan ini yang membuat aku terbangun. Kulihat jam dinding, pukul 13:55. Ah, sudah hampir habis jam kerja, berarti aku harus kembali ke kantor untuk sekedar absen. Tapi Nani ini.. Nani memandangku, tersenyummanis tapi dia tahu apa yang akan kulakukan.
"Punyamu udah keras, Mas.."
"Tapi aku mesti kembali ke kantor, absen dulu, jam kerja sudah habis.."
"Ah.. jam kerja Nani kan belum habis Mas, masak mau ninggalin Nani sih, Nani lagi tanggungnih."
Buah dada itu menyembul karena terpepet dadaku. Aku terangsang lagi.
"Yangg.. Nani mau lagi dong.. ayo Mas kontolmu masukkan lagi yaach?"
Langsung saja kuraih buah indah itu. Bobanya sudah keras. Kami berpagutan, dan rasanya aku tidak sampai hati meninggalkan Nani yang sedang naik birahinya. Aku ingin tahu kesiapan Nani siang itu, tanganku ke bawah sana. Sudah basah rupanya. Mengingat waktu, aku ingin segera mulai. Nani pun paham. Kembali aku melakukan pertempuran panjang melawan nafsu birahiNani. Aku mempercepat goyanganku dan terus melumat bibir Nani, mencegah desahnya yang makin keras, aku makin hebat menggoyang dan siang waktu istirahatku yang melelahkan sekaligus penuh kenikmatan.
Menunggu sore tiba sengaja aku tidur-tiduran saja berdua dan tidak ada lain lagi bercumbu dan bercanda yang tidak lepas dari masalah kenikmatan persetubuhan yang pernah kami lakukan selama ini.
"Mas.. kalau nenenku dijilat terus jari Mas main di memek Nani, rasanya enak berlipat-lipat dan biasanya saya semakin terangsang untuk disetubuh lagi.."
"Nani itu semakin hari rasanya semakin enak untuk disetubuhi, makanya ininya dijaga dan dipelihara baik-baik."
"Terus gimana meliharanya Mas?"
"Ya dengan cara begini, Nani sering dielus, digoyang, diremas-remas begini, biar otot buah dadanya sering terangsang, Nah tuh.. tuh, bobanya tegang khan.."
"Ah, Yaang itu boong, dasar memang lagi mau ngeremas nenenku aja.. ahh.. geli pentilku jadibeneran tegang tuh, gede Mas.."
"Kalau udah tegang bobanya gitu, gimana sih rasanya Non?"
"Ya, geli-geli begitulah.."
Lalu kami berdua tertawa.
"Kalau rambutnya dicukur agar semakin kelihatan.. gimana Non? Uuhh.. pasti lebih merangsangkali yah?"
Nampak dia agak kegelian oleh sentuhan tanganku yang sengaja mendarat di permukaannya, dia mengeluh lirih, "Aduh, geli lho, Mas.. iih, begini aja aku kegelian.. emang Mas mau atau kepingin rambutku dicukur?"
"Kapan-kapan boleh yah.. Mas cukur rambutnya?"
"Kayak apa yah memekku tanpa rambut, hi.. hi.. hi, ah lucu.. Mas ada-ada saja.."
"Mau nggak Non dicukur?"
"Iya.. ya lah kapan-kapan, jangan sekarang.." tanda setujunya.
Kembali tanganku mengelus memeknya di seputar rambut-rambut halusnya yang keriting.
"Eh.. Mas, kalau lagi sendiri, aku sering membayangkan Mas kalau lagi menyingkap dasterku, lalumenggosok-gosokkan telapak tanganmu pada pahaku, kemudian aku merasakan kemaluanku mulai terangsang."
"Terus gimana kalau aku lagi pas nggak ada.."
"Paling buah dadaku perlahan-lahan kuremas sambil boba susuku Nani pijit-pijit. Kemudian akumengurutnya berputar. Nikmat sekali deh Mas.. tiba-tiba saja perasaan nikmat mulai menjalaribadanku.. nikmat, geli campur rasanya.. sangat bernafsu.. sampai terkadang aku telanjang bulat."
Nani sedang menceritakan fantasinya bila sendirian sejak mengenalku dalam arti kusetubuhi.
"Kumainkan jariku diantara selangkanganku yang terbuka. Kemudian kujilati toketku.. Oh, nikmat sekali sambil mempermainkan lubang memek.. kalau sudah begitu aku meraih bantal untuk menutup mukaku agar aku dapat lebih menikmati khayalanku sambil berteriak nikmat."
Tangan Nani mempermainkan kemaluanku sementara dia terus mengungkapkan pengalaman khayalan seksualnya.
"Untuk mencapai puncak, jari-jariku masuk ke dalam lubang kemaluanku. Semakin lama usapan jari ini semakin membuatku mengerang.. aahh.. Ah sudahlah tidak bisa ngomong bagaimana nikmatnya..Aahh.. nikmatnya.."
Ia memberikan pengalaman saat terindah mencapai puncak orgasmenya dengan rinci apa yang dia alami untukku. Dia biarkan aku mengelus dan membelai buah dadanya. Aku merasa damai sekali berada di pelukannya. Wajahku sengaja kubenamkan di dadanya yang montok dan hangat itu.
Setelah hening entah berapa lama dan terasa istirahat siang yang melelahkan kulewati, nafsuku kembali terusik melihat kemolekan tubuh Nani yang tergolek lelap di sampingku. Aku beranjak bangun memandangi tubuhnya yang terlentang. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kemaluanku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toketmontok itu untuk menjepit kemaluanku yang berdiri. Agar kemaluanku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. Kemudian kemaluanku kukocokkan maju mundur di dalam jepitan buah dada aduhai itu. Cairan dinding memek yang masih tersisa sengaja kuoleskan untuk membasahi kemaluanku sebagai pelumas yang pas agar memberi kenikmatan luar biasa pada gesekan-gesekan kemaluanku yang sengaja akan kugesekkan diantara kulit buah dada yang mulus itu.
"Non.. luar biasa.. Enak sekali.. Toketmu indah sekali.. montok mulus.. Oh.. hangatnya..Sssh.. nikmatnya.. Tubuhmu luarr biasa.." aku merintih-rintih keenakan. Sementara di dalam tidurnya Nani mendesis-desis keenakan, "Sssh.. ssh.. ssh.." Aku mempercepat maju mundurnya kemaluanku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kemaluanku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kemaluanku. Rasa hangat menyusup di seluruh kemaluanku. Karena basah oleh cairan memek ditambah cairan yang keluar dari kemaluanku, kepala kemaluanku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan buah dada Nani. Leher kemaluan yang berwarna coklat tua dan kemaluan yang berwarna pink itu muncul dan tenggelam di antara jepitan toketnya.
Lama-lama rasa geli yang menyusup ke segenap penjuru kemaluanku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kemaluanku pada toket Nani. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakinluar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kemaluanku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kemaluanku hampirmencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocok kemaluan di kempitan toket indah Nani dengan sangat cepatnya. Rasa geli, hangat dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung.
"Nani..!" pekikku dengan tidak tertahankan.
"Ahh, kenceng sekali Mas semprotannya.. ahh.. ahh.. ahh.." demikian teriak Nani setiap menerima semprotanku.
Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh kemaluanku saat menyemburkan cairan dengan derasnya ke dagu Nani. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, dan kelihatan sangat kental. Sperma yang banyak sekali itu mengalir turun ke arah leher Nani yang putih dan jenjang, jatuh di antara belahan toketnya. Sejenak aku terdiam menikmati akhir-akhir kenikmatan ini.
"Sungguh.. luar biasa.. Non, nikmat sekali jepitan buah dadamu.." aku bergumam lirih. Baru kali ini aku mengalami kenikmatan seks yang indah luar biasa, masturbasi dengan menjepitkan batang kejantanan diantara toket gadisku yang seksi.
"Yaang biar aku menjilati batang kontolmu yang basah itu.."
Nani mulai terangsang dengan tingkahku yang baru aku lakukan dijepitan toket montoknya.Setelah menjilati permukaan kontolku yang licin, Nani memasukkan seluruh kantong testisku ke dalam mulutnya.
Setelah itu kukeluarkan kantong testis itu dari mulutnya. Kumasukkan kepala kontol itu ke dalammulutnya dan kutekan kepala ini hingga kepala kontolku menyentuh tenggorokannya. Dengan perlahan kugerakkan mulut ini maju mundur. Nani tetap menjaga agar kontolku tidak bergesekan dengan giginya.
Sekitar lima menit lamanya Nani menghisap-hisap kemaluanku sampai dia menghentikan oral seks ini. "Non gantian aku mau jilat permukaan buah dadamu yang masih basah.." dia merapatkan kedua daging toketnya agar dijilati sementara mulutku menghampiri gundukan daging yang basah oleh spermaku. Nani kemudian berdiri lalu duduk tepat di atas kontolku yang tegak berdiri. Kupegang kontolku lalu kuarahkan hingga menempel di ujung mulut memeknya. Dengan satu dorongan, kontol itu telah menusuk memeknya.
Perlahan-lahan Nani menggerakkan tubuhnya naik turun.
"Mas Nani mulai terangsang lagi.. aahh.. Nikmat sekali.. Makin lama aku menjadi makinbernafsu.." Gerakannya cepat sekali hingga dinding memeknya terasa sangat licin dan buah dadanya tergoncang-goncang. Nani menjerit kenikmatan tapi berirama sesuai irama gerakan naik turun memeknya menjepit kemaluanku. " Hahh.. hahh.. hhaah.. hahh.. ahh.. haah.. hhmm.. sshh.. hhah.." demikian ritmis desah nafasnya. Bagaimanapun juga dia telah memberikan kenikmatan padaku. Jadi biarlah dia memperoleh kenikmatan dengan caranya sendiri.
"Aduuhh.. Mas.. Auww enak Mas.. aku udah enggak tahan.. ampun Yaang! Nani keluuaarr.."Aku merasakan jepitan kewanitaannya sungguh luar biasa, setiap gesekan makin membuatnya melayang-layang hingga akhirnya benar-benar hanya kepuasan tergambar di wajah manisnya di siang yang menyebabkan waktu istirahatku yang jadi kebablasan. Kuputuskan siang itu aku tidak kembali lagi ke kantor, meneruskan waktu istirahat hingga sore ditemani Nani berbagi kenikmatanhubungan suami-istri yang penuh keindahan birahi.
Kelanjutan cerita berikutnya adalah ungkapanku dalam keintimanku disuatu sore hari pada keindahan bagian tubuhnya yang semakin melambungkan hubunganku dengan Nani.
Bersambung ke bagian 06