Cerita Dewasa:
Lily Panther 16: I Love This Game - 7
Dari bagian 6
Keesokan paginya saat aku bangun, hari sudah terang, jam menunjukkan pukul 7:30 pagi, terlihat Edward dan Raymon tidur di samping kiri kananku, tangan Raymon ditumpangkan ke dadaku sedang kaki Edward menindih pahaku, Edo yang tidak mendapat tempat tidur di sofa, kami semua masih telanjang, entah jam berapa kami tadi malam tidur setelah pertempuran terbesar yang pernah kualami. Mereka masih tidur pulas ketika aku turun dari ranjang. Setelah gosok gigi dan cuci muka, aku kembali ke kamar, ternyata Edo sudah bangun.
"Kamu makin cantik setelah bangun tidur" katanya sambil menghembuskan asap rokok.
"Ngeledek nih" jawabku seraya duduk di sampingnya.
"Udah fresh? siap melanjutkan?" tanyanya sambil menjamah buah dadaku.
Tanpa diperintah lebih lanjut, aku segera berlutut didepannya dan kulahap kontol hitam yang masih setengah tidur sebagai sarapan pagi, makin lama makin membesar di mulut. Aku makin asik ber-oral ria saat Edward bangun dan turun dari ranjang, dia duduk disamping Edo, kugapai kontolnya dan kukocok kocok sebentar lalu kulumanku berpindah ke kontol Edward. Dua kontol berbeda ukuran dan warna bergantian mengisi mulutku, aku lebih bisa mempermainkan lidahku pada punya Edward yang relatif lebih kecil.
"Ikut dong" Raymon mengagetkanku, dia sudah berdiri di belakang, karena terlalu asik aku nggak perhatikan dia bangun dari ranjang.
"Ntar aja deh, aku belum sarapan nih, habis makan aja ya" usulku pada mereka.
"Satu putaran" kata Edward sambil berdiri mengambil posisi dibelakangku, Raymon menggantikan posisinya.
Tanpa membuang waktu lebih lama, Edward segera memasukkan kontolnya ke memekku, kontol pertama di hari itu. Tidak seperti tadi malam, kali ini kontol Edward terasa cukup penuh mengisi liang kenikmatanku, mungkin karena ototku sudah berkontraksi normal dan belum kemasukan kontol Edo atau Raymon.
"Jangan keluarin di dalam kalo nggak pake kondom" kata Raymon melihat Edward langsung mengocokku tanpa kondom, dia hanya tersenyum.
Sambil menerima kocokan dari belakang dengan posisi dogie, bergantian kedua kontol di tangan mengisi mulutku. Tak lebih 5 menit kemudian Edward orgasme, mencabut keluar dan menumpahkan spermanya di punggung dan pantatku. Edo segera mengganti posisinya, kurasakan otot otot memekku membesar menerima kontolnya. Kocokan cepat dan keras menghantam dinding memekku dan terdengarlah jeritan kenikmatan di pagi hari. Meski tanpa kondom yang unik kurasakan kontolnya sama nikmatnya, mungkin lebih nikmat karena kepala kontol Edo yang membesar bak jamur, aku menggeliat kenikmatan. Kucoba menahan orgasme lebih lama, paling tidak akan kuberikan pada Raymon yang mendapat giliran terakhir nanti, namun apa dayaku, sodokan Edo terlalu nikmat untuk dibendung. Dan tanpa kumau dinding dinding memekku berdenyut kuat, aku menjerit dengan tubuh kaku, orgasme pertama di pagi hari. Edo semakin mempercepat sodokannya dan semenit kemudian dia mencabut keluar lalu memuntahkan spermanya di pantat, terasa hangat.
Raymon tanpa menunggu lebih lama segera mengisi "Kekosongan" memekku, untuk kesekian kalinya aku disetubuhi secara maraton. Setelah bertahan cukup lama, akhirnya Raymon tak sanggup melanjutkan lagi, namun sebagai pemain terakhir, dia tidak mencabut kontolnya, diseprotkannya spermanya membasahi memek, terasa nikmat sekali dengan siraman hangatnya. Rasanya sudah berbulan bulan tak mendapatkan siraman sperma, aku merindukan denyut bercampur kehangatan itu, semalam hanya denyutan kuat tanpa sperma yang kurasakan.
"Oke guys, time to breakfast" kata Edward.
"Aku mandi dulu" kataku, namun dia mencegahnya.
"Nggak usah, kita sarapan sekalian renang di kolam, kan asik" usulnya, ide gila apalagi ini.
"Setujuu" teriak kedua temannya menimpali.
Mereka tak mempedulikan kalau aku tak bawa pakaian renang, dan memang aku nggak pernah bawa kalau menginap di Hotel bersama tamu, toh tidak ada yang pernah ngajak renang bersama di Hotel, kecuali kalau keluar kota.
"Kita cari aja di bawah, mungkin ada" kata Edo.
Jarum jam menunjukkan pukul 8:20, berarti hanya untuk satu putaran cepat tadi memakan waktu lebih dari setengah jam.
Kukenakan kembali pakaian baru tadi malam, masih tanpa bra dan panty, berempat kami keluar kamar bersamaan. Sungguh suatu kebetulan ketika pintu lift terbuka, ternyata Pak Pram ada di dalam, kami berpandangan sejenak dengan tatapan mata penuh arti. Aku jadi salah tingkah berada di dalam lift dengan semua laki laki yang pernah meniduri dan merasakan kehangatan tubuhku.
Kami semua terdiam dengan beribu pikiran di benak masing masing, aku masih belum percaya bahwa aku telah bercinta dengan tiga orang sekaligus, semalaman lagi, tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kulirik satu persatu laki laki itu, terbersit kebanggaan aku sudah mengetahui permainan dan apa yang ada dibalik baju yang dikenakannya, terutama Pak Pram yang begitu anggun mengenakan setelan Jas hitam. Aku tak tahu apa yang ada dalam pikiran beliau melihat sepagi ini bersama 3 laki laki turun dari kamar, meski begitu aku sangat yakin dia tidak akan berpikir terlalu jauh mengenai apa yang telah kami perbuat semalam.
Lamunanku buyar saat pintu Lift terbuka di lobby, kami turun satu lantai lagi, sementara Edward pergi mencarikan pakaian renang untukku. Ternyata nggak dapat, beruntunglah aku, tenagaku bisa dipakai untuk melanjutkan babak selanjutnya. Selama makan pagi, berulang kali Pak Pram menatap ke arahku tapi aku pura pura menghindar, khawatir kejadian "Perselingkuhan" semalam terulang lagi.
Ketika aku mengambil makanan di table, dia mendekat disampingku.
"Kamu nginap sini ya" bisiknya sambil mengambil makanan.
"He eh" jawabku pendek takut ketahuan ketiga tamuku.
"Sama yang mana?". Aku diam, bingung menjawabnya, tak menyangka dia tanyakan itu dan tak mungkin kubilang sama semuanya.
"Sama mereka" jawabku mengambang.
"Mereka yang mana?" desaknya.
"Yang bersamaku tadi".
"Kan ada tiga, masak ketiganya". Aku tak menjawab lalu menginggalkannya kembali ke meja, membiarkan dia berteka teki.
Aku sadar kalau banyak mata memandang ke arahku, entah mungkin karena penampilanku atau karena mereka tahu kalau aku tak mengenakan pakaian dalam atau mereka berhasil mencuri pandang toketku saat mengambil makanan, entahlah, tapi aku enjoy saja melihat banyak sorot tersedot ke arahku. Yang aku yakin pasti adalah mereka tidak akan pernah mengira kalau aku telah melayani ketiga laki laki ini sekaligus.
"Desertnya ntar aja dikamar" cegah Raymon ketika aku hendak mengambil makanan penutup, aku segera tahu yang dimaksud adalah aku sebagai penutup makan pagi mereka dan desertku adalah sperma mereka.
Sekembali kami ke kamar, kejadian semalam terulang lagi, aku dikeroyok rame rame. Mereka merebahkan tubuhku di atas ranjang setelah terlebih dahulu saling melucuti pakaian. Mula mula Edward sebagai pembuka sementara kedua temannya berada di atasku menyodorkan kontol mereka, semua tanpa kondom. Ketika Edward hampir orgasme, Edo bertukar tempat dengannya. Edward dan Edo yang sudah mengocok memekku, melanjutkan kocokannya pada mulutku bergantian. Kini Raymon yang sedang menikmati kehangatan liang kenikmatanku, cukup lama dia melakukannya.
Tak lama kemudian Raymon menarik keluar dan bergegas ke arah kepalaku, kini tiga kontol tepat berada di wajahku, mereka mengocok sendiri kontolnya, hendak menumpahkan sperma mereka ke wajahku. Raymon yang sudah diambang pintu orgasme menyemprotkan spermanya mengenai wajahku, disusul Edward tak lama kemudian lalu diakhiri dengan semprotan sperma Edo menyirami wajahku. Aku hanya menengadah membuka mulut menerima tumpahan sperma mereka, seperti yang pernah kusaksikan di film bokep. Sebagian besar memasuki mulutku, ada yang tercecer mengenai hidung, dahi, mata bahkan rambut. Aku tak bisa membayangkan seperti apa rupaku dengan sperma ketiga laki laki itu belepotan di hampir sekujur wajahku, tentu terlihat aneh, mungkin inilah yang dimaksud dengan desert tadi.
Kami beristirahat sebentar untuk melanjutkan ke babak yang lebih seru seperti tadi malam, dan kenyataannya memang sangat seru, bahkan melebihi permainan semalam. Bertiga mereka menyetubuhiku baik bersamaan maupun bergantian, tidak hanya di ranjang bahkan kami melakukannya di sofa bahkan di meja seolah aku menjadi santapan makanan bagi mereka dan tak terlewatkan dengan posisi berdiri.
Entah berapa babak kami melakukannya, rasanya tak pernah ada kata cukup untuk melampiaskan segala nafsu birahi, aku benar benar di-exploitasi habis habisan seakan budak nafsu mereka, namun justru semakin menggairahkan. Meskipun tidak ada kata puas, stamina dan waktu jua-lah yang membatasi kami, setelah puas menyetubuhiku berulang ulang dengan segala variasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, akhirnya kami harus mengakhiri permainan ini pukul 1 siang. Edward harus mengejar pesawatnya balik ke Ujung Pandang setelah 2 kali diundur.
Pukul 13:30 kami keluar kamar bersama sama, disamping membawa beberapa pakaian dalam yang tidak sempat kupakai semalam (seperti dugaanku), aku membawa banyak sekali rupiah dan dollar. Edward membayarku 5 kali tarif bookingan semalam sementara Raymon dan Edo tak ketinggalan memberi Tip yang nilainya hampir sama dengan Edward, sungguh hari yang indah, disamping mendapat kenikmatan dan pengalaman baru yang sangat berkesan, juga mendapatkan uang puluhan juta hanya dalam semalam bersama mereka.
"Ly, kalau nggak ada acara, minggu depan kita ke Sarangan, temanku punya Villa disana, sekalian ajak dia berpesta semalam suntuk" kata Edo ketika kami di Lift.
Aku yang masih terbawa suasana horny hanya meng-iyakan saja usulan itu. Edward dan Raymon yang mendengar hanya tersenyum penuh arti.
"Ketagihan nih" kata Raymon entah ditujukan pada siapa.
Aku tak bisa menolak saat mereka minta ikutan mengantar Edward ke Juanda, dan bisa ditebak sepanjang perjalanan aku masih harus melakukan oral di jok belakang secara bergantian.
Sepeninggal Edward, ternyata Edo mengajak melanjutkan lagi hingga sore tapi aku nggak sanggup melakukannya lagi hari itu, terlalu capek dan pasti Raymon pasti nggak mau ketinggalan, aku ingin istirahat dulu hari ini setelah bercinta sepanjang pagi hingga siang tadi. Namun aku berjanji untuk ikut Edo ke Sarangan minggu depan, berarti 2 hari lagi, untunglah mereka menyadari staminaku dan mengantar aku kembali ke Hotel untuk mengambil mobilku.
*****
Banyak email masuk yang menanyakan tentang cerita cerita yang kubuat, harap melihat serial cerita sebelumnya atau paling tidak pada seri pertama yang mengisahkan tentang latar belakangku, jadi tidak perlu aku menjawab pertanyaan pertanyaan yang boleh dibilang hampir sama satu persatu.
Mengingat banyaknya email yang masuk ke mailbox, sehingga tidak jarang mailbox jadi penuh, melalui forum ini aku sampaikan permohonan maaf karena ketidak nyamanan ini, maklum space mailbox memang dijatah oleh yang punya, jadi mohon bersabar untuk mengirimkan lagi kalau berkenan, coba lagi dan coba lagi. Percayalah hampir setiap hari email ini aku buka dan aku kosongkan, cuma siapa yang duluan masuk tentu saja peluangnya makin besar.
Salam hangat selalu.
E N D