Cerita Dewasa:
Oh, Melatiku - 3
Sebulan telah berlalu, semenjak perpisahanku dengan Melati di terminal Arj. Untuk memenuhi rasa kangen kami berdua setiap hari kami selalu chat. Setiap hari saling curhat tentang masalah kami masing-masing sehari kami tidak bertemu atau saling call rasanya ada sesuatu yang hilang diatara kami. Untuk selama itu kami berdua bisa menutupi hubungan kami di depan tunangan kami masing-masing, hingga tak terasa pada waktu kami chat Melati mengungkapkan perasaannya kalo pengen bisa berdua'an lagi denganku.
Untuk menutupi semua hubunganku dengan Melati pada tunangan kami masing-masing, kami selalu bertemu hari Jumat-Sabtu (maklum kami berdua sudah saling punya tunangan). Hari Jumat pagi Melati berangkat ke Surabaya dengan alasan tugas luar kota pada tunangannya, demikian juga aku memakai alasan luar kota pada tunanganku. Setelah Melati sampai di tempat yang kami janjikan, kami berdua menuju ke Tretes sebelumnya saya sudah menghubungi salah satu teman saya yang punya vila di Tretes untuk aku pinjam.
Tak terasa mobil kami telah memasuki tol Surabaya-Gempol, sepanjang perjalanan kami bercanda dan bercerita macam-macam, sampai akhirnya Melati menyeletuk berkata.
"Sayang.. aku kangen ama adikmu itu.." celetuk Melati sambil meremas batang kemaluanku.
"Sama Melati aku juga kangen ama gua kamu tuh.." ucapku sambil mengecup bibir Melati dengan mesra.
Sementara aku konsentrasi dikemudi sedang tangan Melati masih tetap berada di atas batang kemaluanku yang masih tertutupi oleh celanaku.
"Keluarin aja Melati, kan adikku juga kangen pengen lihat kamu " ucapku sambil tertawa.
Seperti tanpa menunggu perintah selanjutnya diraihnya ikat pinggangku dan di bukanya. Kemudian di turunkan retsleting celanaku dengan sedikit aku mengendorkan tubuhku, Melati dengan mudah mengeluarkan batang kemaluanku.
Dengan tidak sabarnya Melati meremas-remas sambil memandang batang kemaluanku dengan penuh pesona, dielus-elusnya batang kemaluanku dengan jarinya dan ditorehnya lubang kencingku hingga membuat batang kemaluanku semakin menegang.
"Berhenti sebentar ya Melati" ucapku sambil menepikan mobilku di jalur hijau.
Setelah berhenti aku memundurkan jokku dan memiringkan sandaranku. Rasanya aku tidak bisa konsentrasi penuh karena aku juga harus mengamati jalanan, siapa tau ada pengemudi mobil atau polisi tol yang memperhatikanku. Sementara tidak hanya tangan Melati saja yang beraksi di batang kemaluanku tiba-tiba di dekatkanya bibirnya ke batang kemaluanku dan di lumatnya batang kemaluanku dalam bibirnya yang sexy.
Tidak lebih 5 menit Melati memainkan batang kamaluanku dengan tangan dan bibirnya aku mengemudikan mobil kembali, rasanya ada sesuatu yang menggantung dengan tidak selesainya permainan itu.
Kulihat Melati tertidur sekejap, mobil kami sudah memasukki villa milik temanku, lumayan juga kondisi villa itu walaupun si pemilik jarang memakainya. Rumahnya menyendiri di pojok halaman yang banyak di tumbuhi tanaman khas daerah dingin serta pagar tinggi yang di tutupi oleh tumbuhan bambu yang membuat orang luar rumah tidak bisa melihat ke halaman villa itu.
Aku memarkir mobil ke pintu masuk dan tak lama seorang bapak yang sudah agak tua muncul dari halaman rumah. Aku panggil Pak Udin (aku sudah kenal sama Pak Udin karena aku sering bermalam di villa itu dengan Tommy) aku bilang kalo aku mau memakai villa itu semalam sambil aku tunjukkan kunci yang aku pinjam kemarin dari Tommy sambil aku sampikan salam Tommy buat Pak Udin, aku balik ke dalam mobil dan Pak Udin membuka pintu gerbang sambil tersenyum ke aku. belum sampai aku buka pintu villa itu Pak Udin menghampiriku sambil berkata.
"Nak Herry, saya mau pergi ke Pasuruan dulu ya, saya mau menjenguk anak saya yang melahirkan, besok siang saya balik lagi" ucap Pak Udin.
"Silahkan Pak Udin saya sudah bawa kunci sendiri Pak, hati-hati di jalan ya Pak" sambil aku selipkan beberapa lembar uang ke saku Pak Udin.
"Terimakasih Nak" ucap Pak Udin.
Kulihat Pak Udin telah menggembok pintu gerbang luar dan dia menghilang di tikungan jalan.
Aku masuk ke villa itu dan aku turunkan makanan kecil, minuman ringan dan buah-buahan aku suruh Melati memasukkan ke dalam lemari es yang ada di ruang makan dalam. Aku masuk ke kamar tidur utama, ruangan ini lumayan besar dengan kamar mandi yang ada di dalamnya dan teras yang menghadap kebelakang sambil tanganku memeluk tubuh Melati. Sudah tidak sabar rasanya bibir kami saling berciuman dan lidah Melati makin liar saja menyedot dan menghisap lidahku.
Aku memeluk tubuh Melati sambil mulut kami tetap saling melumat seakan setahun lamanya tidak berjumpa. Kami berddua seperti orang sangat kehausan. Dan kurasakan tangan Melati sudah tidak sabar lagi, langsung saja mencengkeram dan meremas selakanganku. Akupun tidak bisa tinggal diam tanganku langsung meremas-remas pantatnya sambil aku lepas pakaian yang melekat di tubuh Melati kecuali BH dan celana dalamnya. Demikian pula Melati melepas celana panjang dan kemeja yang aku pakai hanya di sisakan celana dalamku saja.
Kini aku bopong tubuh Melati ke ranjang tempat tidur utama sambil mulut kami tetap saling mengulum, aku turunkan tubuhnya ke ranjang tanpa mulutku melepas mulutnya. Kini posisiku berjongkok diatas tubuh Melati, kemudian mulutku turun menjilati dagu Melati terus merambat dan merambah leher Melati, aku perhatikan buah dada Melati yang montok itu yang masih tertutup BH itu rasanya aku sudah tidak sabar lagi, tanganku membuka pengait BH itu kemudian mulutku menjilati buah dadanya yang indah itu sambil perlahan aku menyedot-nyedot kedua punting Melati saling bergantian, sambil tanganku meremas-remas buah dadanya. Sesekali tangan Melati menjambak-jambak rambutku sambil mulutnya mendesah.
"Aacchh.. sayang.. gelii" desah Melati.
Setelah menjilati buah dada Melati lidahku merambah ke perut Melati dan tanganku mulai beraksi mengusap-usap pangkal paha Melati yang masih tertutup celana dalamnya, kugigit gundukan yang ada di tengah-tengah pahanya karena gemasnya dan aku tarik ke bawah celana dalam Melati hingga lepas, tak kubiarkan kesempatan yang berharga ini aku turun ke depan selakanganya dan aku jilati pahanya, kulihat Melati mendesah penuh kenikmatan, diremasnya rambutku dan di tekankan mulutku di selakangan Melati berharap aku menjilati memeknya tapi aku tak terpengaruh.
"Sayang please" pinta Melati mengerang penuh kenikmatan sambil tangan Melati menjambak keras rambutku.
Akhirnya Melati menjerit lepas saat lidahku menjilati itilnya dilajutkan dengan aku ciumi memeknya dengan gemasnya, desahan Melati semakin menjadi saat tanganku ikut bermain di liang memeknya, aku semakin liar menjilati memeknya dan kulihat Melati semakin menikmatinya. Kurasakan memek Melati semakin basah dan penuh cairan.
Kulihat Melati hampir mencapai orgasme langsung saja kuhentikan, tiba-tiba Melati berkata
"Jahaat kamu sayang..aku mau keluar tadi.." ucap Melati.
Kulihat Melati telentang pasrah menantiku, aku merangkak ke atas tubuhnya dan aku tindih tubuh Melati, aku cium bibirnya dan kami saling melumat kembali, tanganku tak bisa diam. Aku sapu-sapukan kepala batang kemaluanku ke sekitar memeknya yang sangat basah.
Kudengar Melati mendesah tertahan saat batang kemaluanku menguak liang memeknya, tubuh Melati menegang sesaat merasakan kenikmatan itu, dan semakin aku mengocokkan perlahan tapi penuh perasaan diiringi ciumanku yang mesra, kurasakan kaki Melati menjepit punggungku, sehingga batang kemaluanku semakin tenggelam mengisi liang memeknya, Melati semakin mendesah kacau saat kocokkanku semakin cepat maju mundur ke arah liang memeknya, dipeluknya tubuhku makin erat, saat aku menjilati telinganya, kulihat tubuh Melati semakin mengelinjang kegelian.
Kini ganti aku angkat kaki Melati ke pundakku, aku sodokkan batang kemaluanku lebih liar, lebih dalam aku menyodokkan batang kemaluanku, semakin menjerit Melati menikmati adegan ini, hingga tak terasa Melati menjerit kenikmatan saat aku makin liar menyodokkan batang kemaluanku diiringi dengan denyutan otot didalam memeknya yang meremas-remas batang kemaluanku, aku tatap wajah Melati makin tajam saat dia mencapai kenikmatan.
Tanpa tunggu waktu lagi aku langsung balik tubuh Melati, aku masukkan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya sambil aku sodokkan makin kencang aku perhatikan rambutnya yang terurai bergoyang-goyang mengikuti irama sodokkanku dan tanganku tidak tinggal diam meremas-remas toketnya yang bergelantungan.
Sodokanku makin keras sepertinya makin mengaduk-aduk lubang memeknya, kudengar Melati semakin rancau mendesah dan menjerit-jerit kenikmatan, semakin keras aku menyodoknya semakin keras pula Melati mendesah. Dan tak lama pula Melati mencapai puncaknya untuk yang kedua kalinya. Jeritan kenikmatannya dan denyutan otot dalam memeknya justru membuat aku semakin cepat dan liar menyodokkan batang kemaluanku, kulihat jam di dinding belum sampai 30 menit Melati sudah 2 kali orgasme.
Kubalikkan lagi tubuh Melati dan sekarang pada posis terlentang di ranjang, kembali kepalaku kuarahkan ke selakangannya, kunaikkan pinggul Melati dan dengan liar aku jilati lagi daerah sekitar memeknya serta aku selingi dengan kocokan kedua jariku di dalam memeknya, Melati makin mendesah dan mengeliat.
Aku kembali menindih tubuh Melati dengan sekali dorong masuklah batang kemaluanku ke lubang memeknya yang sangat basah dan aku sodokkan dengan cepat, tubuhku di peluk erat oleh Melati.
Semakin Melati mempererat pelukannya semakin liar aku menyodokkan batang kemaluanku ke memeknya, kocokkanku sepertinya sudah menyodok rahimnya semakin dalam dan semakin cepat, kurasakan Melati mulai ikut menggoyang pantatnya, pantanya mengikuti irama sodokkanku yang makin liar saja, tiba-tiba aku rasakan aku mau keluar.
"Melati aku mau keluar.." ucapku.
"Tunggu sayang, kita bersamaan sayang.." ucap Melati.
Aku sudah tidak kuat lagi menahan aliran spremaku yang akan keluar, aku sodokkan batang kemaluanku semakin kencang diiringi dengan goyangan patat Melati dari bawah yang membikin batang kemaluanku jadi geli. Tiba-tiba..
"Ooaacchh.. Melati aku keluar.." teriakku saat cairan spermaku keluar di dalam, dari dalam memeknya dan kurasakan otot dalam memek Melati berdenyut-denyut meremas-meras batang kemaluanku diiringi dengan jeritan Melati.
"Sayang.. aku juga keluar" jeritan Melati disertai cengkeraman tangannya ke punggungku
Aku rubuhkan tubuhku ke samping tubuh Melati setelah selesai kami mencapai puncaknya, tak lupa aku cium mesra bibirnya sambil berucap.
"Terimaksih Melatiku.." ucapku lemah.
Aku terbangun dari tidurku, aku lihat jam menunjukkan angka 3 sore, aku bangun dan aku selimuti tubuh Melati yang masih tertidur pulas di ranjang, aku pakai celana panjangku tanpa celana dalam, aku buka pintu kamar yang menghubungkan teras belakang aku perhatikan suasana langit yang mendung gelap, pasti sebentar lagi hujan pikirku. Kembali aku ke masuk ke dalam kamar dan mengambil soft drink di lemari es, aku kembali keteras belakang dan duduk di teras sambil menikmati pemandangan sekitar villa, saat aku melamun dan menikmati indahnya panorama pegunungan, tiba-tiba ada tangan menyentuh bahuku di ikuti kecupan di pipiku.
"Sore sayang, emang nggak dingin telanjang dada say.." ucap Melati.
"Nggak terlalu dingin Melati, kan biar lebih cepat kalo kita mau main.." sahutku sambil memperhatikan Melati yang hanya mengunakan kaos yang panjangnya sepaha tanpa mengunakan Bra + celana dalamnya.
Melati duduk di sampingku dan bersandar ke dadaku tangannya masih membelai dadaku, kami berdua kembali bercerita macam-macam tentang diri kami masing-masing. Lama-kelamaan aku tidak kuat menahan melihat tubuh Melati yang hanye terbungkus dengan kaos dan pahanya yang kelihatan putih mulus itu, sambil bercerita tanganku memeluk dan meremas-remas buah dada Melati yang hanya tertutup oleh kaos yang di pakainya.
Mendung semakin tebal disertai guntur yang mengelegar dan diiringi ujan rintik-rintik membikin suasana makin romantis saja, semakin kencang aku meremas-remas buah dada Melati yang tubuhnya kini tertidur di pangkuanku, mungkin karena geli atau mulai terangangsang tangan Melati mulai membuka ikatan sabuk dan menurunkan retsleting celana panjangku dan tanpa komando lagi dia mulai meremas-remas dan mengocok-kocok batang kemaluanku yang mulai membesar.
Aku lumat bibir Melati, kini bibir kami saling berlumatan lidah Melati mulai menelusup kerongga mulutku menari-nari di langit-langitku bahkan kadang menghisap dan membelit lidahku dan tangan Melati makin liar mempermainkan batang kemaluanku. Sungguh lain rasanya hujan yang makin deras dan kami bermain di teras belakang (untung rumah dan halaman villa tersebut tidak kelihatan dari luar karena tertutup oleh tembok dan pohon bambu yang tinggi).
Tak mau kalah aku ganti menghisap kuat-kuat lidah Melati sambil tanganku makin kencang meremas-remas buah dadanya dari luar. Kembali aku sedot lidah Melati, kulilitkan lidahku dan kutekan dalam-dalam dan perlahan aku lepas kuluman bibir kami, aku dudukan Melati di sofa yang menghadap ke halaman belakang, kini ganti aku jongkok di depan paha Melati, aku mulai menciumi dan menjilati kaki kiri Melati dari ujung kaki sampai ke pangkal paha, kulihat Melati sudah tidak tahan lagi dia membuka lebar-lebar pahanya yang masih dalam posisi terduduk dan tubuhnya masih terbalut kaos yang tipis. Saat jilatan lidahku mendekati lubang memeknya, Melati menarik rambutku membenamkan mukaku, karena aku masih ingin mengerjain Melati aku ganti menjilati paha kanannya dan turun sampai pangkal kakinya, ganti ujung kaki kirinya lagi aku jilati sampai akhirnya ke bagian paha atasnya. Kini Melati tidak kuat menahannya, langsung membenamkan mukaku ke lubang memeknya, dibenamkan mukaku sampai hidungku masuk ke memeknya yang sudah berair aku tarik mukaku dan aku keluarkan lidahku untuk menjilati memekya, tapi kini aku jilati daerah sekitar memeknya karena aku tidak ingin langsung menjilati memeknya, bau spermaku yang 3 jam lalu tertumpah di memeknya masih membekas, karena aku gemasnya akhirnya aku sapukan lidahku ke lubang memeknya aku sodokkan maju mundur kudengar desahan dan erangan Melati yang makin tidak karuan.
"Ooaacchh.. sayang teruss.." jerit Melati menikmati jilatan lidahku di memeknya.
Kini ganti aku jilati daging sekecil kacang kecil diatas memek Melati, lidahku makin liar dan aku makin gemas menjilati daging kecil tersebut serta dua jari kananku yang tidak bisa diam menusuk masuk dan keluar dari dalam memek Melati, makin keras desahan Melati makin liar pula aku menjilati dan menyapukan lidahku di clitoris Melati dan dua jari tanganku makin liar menusuk masuk dan keluar dari liang memeknya, sungguh tak kusangka tiba-tiba Melati menjambak rambutku dan mengangkat pantatnya naik sambil berteriak.
"Ooaacchh.." dijambaknya rambutku makin kencang saat dia mencapai nikmatnya.
Kini Melati bediri dan ganti aku didudukkan ke sofa. Posisi Melati ganti jongkok menghadap ke selakanganku dan tangannya langsung meremas-remas batang kemaluanku, kini tidak lagi tangan Melati yang meremas tapi lidah Melati mulai menyapu batang kemaluanku, dijilatinya batang kemaluanku dari pangkal sampai kepalanya yang besar, tanpa menunggu komando melesaklah batang kemaluanku di dalam mulut Melati.
Ke bagian 4