Cerita Dewasa:
Persahabatan 02
Sambungan dari bagian 01
Dengan sigap dia membuka kemeja dan kaos dalamnya sehingga terlihatlah dadanya yang bidang dan ditumbuhi dengan bulu-bulu lebat, membuat aku ingin sekali berbaring di atas dadanya itu karena udara dingin AC mobil yang sangat kuat. Tidak lama dia sudah tinggal bercelana dalam saja dan akhirnya dibukalah celana dalam itu.
Untuk pertama kalinya aku melihat batang kontol laki-laki dewasa. Di bagian ujungnya nampak seperti topi baja berwarna merah yang berkilat-kilat, sementara di pangkalnya tumbuh bulu-bulu yang sangat lebat yang terlihat seolah menyambung dengan bulu yang ada di dadanya. Dia pun memegang batang kontolnya. Kutaksir kira-kira panjangnya 17,5 cm.
Sejenak kami terdiam. Kak Iwan dengan perlahan-lahan mengocok batang kontolnya, lalu dia menyuruhku untuk memegangnya. Dengan rasa takut dan gemetar kupegang batang kontolnya yang ternyata amat keras. Kuelus topi bajanya. Lalu Kak Iwan pun pindah ke kursi tengah mobil Kijang, sementara aku masih di depan. Lalu Kak Iwan pun menyuruhku untuk pindah ke kursi tengah.
Namun alangkah terkejutnya aku karena dia menyuruhku untuk memutar dalam arti aku pindah tidak langsung pindah, namun aku disuruhnya turun terlebih dahulu dan masuk lagi lewat pintu tengah. Memang keadaan sepi, namun tidak sepi banget, masih ada satu atau dua mobil yang lewat, sementara hujan rintik-rintik mulai turun. Sejenak aku keberatan, namun Kak Iwan memaksa dengan alasan ingin melihat keindahan tubuhku saat aku berdiri dan berjalan. Tapi apa mau dikata, sudah terlanjur basah ya sudah nyemplung saja sekalian pikirku.
Aku menuruti permintaannya. Aku turun dari mobil tanpa mengenakan sepotong kain pun, lalu aku masuk kembali melalui pintu tengah dan duduk di samping Kak Iwan. Aku dipeluknya dan dia berkata bahwa sekali lagi ini adalah kasih sayang murni dari seorang sahabat. Lalu dia pun menyuruhku menggenggam batang kontol yang keras tersebut. Terasa hangat di tanganku. Sementara tangan kirinya sambil merangkul, sesekali memegang toketku yang sebelah kiri dan tangan kanannya memegang toketku yang sebelah kanan, sementara tangan kiriku menggenggam batang kontolnya yang sesekali tanpa kusadari aku mengocoknya.
Perasaanku semakin tidak karuan, ada rasa nikmat, rasa takut, pokoknya nano-nano deh. Aku merasakan ada cairan yang keluar dari memekku sehingga jok tengah mobil Kijang itu menjadi basah, aku sadar itu bukan pipis tapi itu adalah air kenikmatan yang kurasakan.
Tidak lama Kak Iwan berkata, "Susi.., maukah kamu mencium kontol Kakak, bukankah ini penghargaan yang paling tinggi yang Kakak berikan kepada seorang sahabat..? Percayalah tidak ada seorang pun yang Kakak berikan kesempatan ini selain istri Kakak dan kamu, karena ini bersifat pribadi dan ini adalah yang paling berharga buat Kakak."
Aku hanya diam sejenak dan akhirnya aku mengangguk tanda setuju.
Kucium topi bajanya, kucium batangnya namun Kak Iwan menyuruhku untuk mengulum topi bajanya. Sungguh ini adalah pengalaman pertama kali dengan seorang lawan jenis tanpa busana. Dia pun memintaku untuk menjilati, mengulum dan mengocoknya dengan mulutku. Tidak sampai disitu, dia juga menyuruhku menghisap-hisap batang kontolnya tersebut. Semuanya dengan dalih persahabatan. Aku pun berpikir, apa salahnya memberikan yang terbaik buat seorang sahabat.
Setelah kurang lebih 5 menit aku melakukan 4M (mengulum, menghisap, mengocok, menjilat) batang kontolnya, dia pun menyuruhku untuk turun dari mobil dan berjongkok di bawah, sementara dia sendiri duduk di jok tengah. Dia menyuruhku melakukan 4M lagi dengan posisi aku jongkok di luar mobil dan dia duduk di jok tengah mobil. Dia mulai mengerang, mendesah keenakan, aku pun semakin cepat mengocok batang kontolnya di mulutku. Sementara kedua tangannya mempermainkan kedua boba toketku.
Tidak lama dia pun berkata bahwa dia sebentar lagi akan mengeluarkan spermanya. Dia mencabut kontolnya dari mulutku dan menanyakan apakah aku mau meminum spermanya atau tidak. Aku jawab dengan tegas bahwa aku tidak mau karena aku takut hamil. Kak Iwan pun tersenyum dan menyuruhku untuk mengulum kontolnya kembali. Kira-kira 3 menit aku melakukan 4M. Dia menarik batang kontolnya dan dia semprotkan spermanya yang kental dan putih itu ke arah toketku. Sejenak aku kaget karena kedua toketku berlumuran dengan cairan kental hangat dan putih. Sementara dia masih mengocok batang kontolnya sendiri sambil mendesah-desah kenikmatan.
Selesai dia mengeluarkan spermanya, dia menyuruhku menjilati dan menelan sisa-sisa lelehan sperma yang ada di topi bajanya. Aku pun melakukannya dengan sedikit jijik karena baru pertama kalinya aku melakukan ini kepada seorang laki-laki yang kuanggap sebagai sahabat. Akhirnya aku kembali berdiri dan berjalan ke pintu depan mobil Kijang tersebut dengan tetesan sperma yang masih menempel belepotan di kedua toketku. Kubersihkan dengan tissue lalu kukenakan lagi pakaianku, sementara Kak Iwan masih terduduk dengan lemas di jok tengah dengan kontol yang mengecil dan tidak seperkasa tadi waktu aku mengulumnya.
Akhirnya selesai dia mengenakan bajunya, aku pun diantar pulang. Sepanjang jalan dia mengucapkan terima kasih atas kesediaanku memenuhi hasrat seksualnya. Aku merasa senang karena telah memberikan kebahagiaan kepada sahabatku itu. Sejak pertemuan terakhirku itu aku sudah tidak mau lagi menemuinya, karena aku sadar bahwa aku hanya dijadikan obyek pemuas nafsu sex-nya saja.
Hari berganti dan aku sudah lulus dari tempat kursusku. Aku mulai melamar pekerjaan ke sana ke mari. Amat sulit di Jakarta ini untuk mendapatkan pekerjaan yang enak dengan gaji pantas. Suatu hari aku melamar di suatu tempat yang ternyata menjual makanan (jajanan) yang membuka counter-counter kecil di mall ataupun plaza-plaza yang ada di Jakarta. Aku pikir tidak ada salahnya kalau aku coba untuk bekerja sebagai penjaga counter makanan seperti itu.
Singkat cerita aku diterima bekerja dan disuruh untuk menjaga counter makanan yang ada di Senayan. Sebagai seorang penjaga counter harus mempunyai kesabaran yang amat tinggi. Pembelinya adalah anak-anak bahkan kalangan usia dewasa. Aku masuk bekerja dari pukul 10.00 s/d pukul 21.00. Pulang malam adalah resiko baru yang harus kuhadapi. Aku berpikir bahwa tidak selamanya aku mau menjadi penjaga counter.
Setiap malam aku biasa pulang bersama dengan temanku yang bernama Dewi. Namun malam itu Dewi sudah terlebih dahulu dijemput oleh pacarnya, sehingga aku pulang sendiri. Seperti biasa aku menunggu bis yang akan mengantarkan aku pulang. Tanpa kuduga berhenti sebuah jeep CJ-7 di depanku yang ternyata di dalamnya adalah Kak Iwan yang dulu pernah memperlakukan aku sebagai pemuas nafsunya.
Sejenak aku bingung harus bagaimnana. Namun dia segera membukakan pintu dan disuruhnya aku masuk. Agar tidak mengundang perhatian orang, aku pun segera masuk ke mobil dan duduk di sampingnya, lalu mobil pun melaju menuju ke arah rumahku.
"Sudah lama kita ndak ketemu, kemana aja sih kamu..?"
"Ya beginilah saya sekarang mencari pekerjaan, dan sekarang saya sudah bekerja di situ..!"
"Kerja apa..?"
"Ya kerja, kerja saya menungguin counter makanan.."
"Ooh.., jadi penjaga stand..?"
"Iya..!"
"Saya kangen sama kamu. Sejak kejadian itu aku berusaha mencarimu kemana saja tapi tidak pernah ketemu..!"
"Untuk apa mencari aku..?"
"Saya merasakan perasaan yang tidak karuan semenjak kejadian itu..!"
"Maksud Kakak..?"
"Ya.., saya merasa bahwa saya benar-benar mendapatkan kepuasan yang sejati dari dirimu, walau kamu masih tetap menjaga kesucianmu."
Aku sudah tidak mau membicarakan soal itu lagi..!"
"Bukan begitu. Maksudku apakah kamu masih tetap menjaga kesucianmu hingga hari ini..?"
"Iya. Dan sampai saya menikah kelak..!"
"Ya sudahlah, itu prinsip yang sangat bagus sekali..!"
"Sebenarnya mau Kakak apa sih..?"
"Mau Kakak itu kamu begini." sambil menarik tangan kananku untuk ditempelkan di kontolnya.
Aku kaget setengah mati. Ternyata dari tadi Kak Iwan telah mengeluarkan kontolnya dan ditutupi oleh kemejanya. Sejenak aku ragu, lalu kuberanikan diri untuk mengenggamnya. Harus kuakui, bahwa semenjak aku kenal dengan kontol cowok, keinginan untuk memegang atau menghisap lagi itu selalu ada. Apalagi ketika cowok tersebut sampai mengeluarkan sperma dan tumpah di atas badanku, rasanya benar-benar sensasi yang sangat indah.
"Aku sudah lama sekali ingin merasakan ini dari kamu."
"Loh, memangnya istri Kak Iwan tidak bisa melakukannya..?"
"Ya.., tapi kalau kamu yang memegang rasanya lain..!"
"Ah bisa aja."
"Ayo dong Sayang..! Kocok perlahan-lahan..!"
Aku mulai mengocoknya sedikit, sementara dia menikmatinya sambil menyetir CJ-Jul-nya. Tidak lama mobil pun dipinggirkan dan berhenti di salah satu sisi jalan dekat RS Pertamina. Dia pun membuka lebih lebar celananya. Dan dia memintaku untuk kembali memberikan hisapan dan gelitikan lidahku di kontolnya. Kumasukkan semua batang kontolnya ke mulutku. Kugerak-gerakan lidahku di dalam sehingga dia mengerang, mendesah kenikmatan.
Mungkin suasana yang kurang nyaman dan kondisi di luar mobil yang tidak kondusif, maka sebentar saja kontol Kak Iwan sudah memuntahkan cairan spermanya ke dalam mulutku. Aku pun dengan sedikit jijik dan nek, berusaha untuk menelan semua cairan putih kental itu, bahkan dengan sedikit bernafsu kujilat bersih semua sperma yang ada di topi baja kontol itu.
Setelah semuanya selesai, aku pun diantarnya pulang. Dan sebagai tanda persahabatan aku diberikan sejumlah uang oleh Kak Iwan. Sejak saat itu aku berpikir bahwa pantas saja para pekerja seks itu cepat kaya karena uang yang diberikan cukup banyak untuk membuat para pria itu terpuaskan. Nah semenjak itu hingga kini aku mulai membuka diri untuk memberikan SOS (Satisfied Oral Sex) kepada para pria yang ingin menikmatinya. Ayo siapa yang berminat..?
TAMAT