Cerita Dewasa:
Akibat Tarzan - 2
Dari bagian 1
Dan kini disambarnya tubuh Citra yang sudah kepayahan. Tubuh Citra yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar bibir memek Citra dan menyentuhkan kepala kontolnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke memeknya. Sambil mengentot Citra dia meremas-remas toketnya yang makin menantang gara-gara menungging. Citra yang sudah lemah hanya bisa mendesah sambil meremas-remas sprei.
"Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak banget!!" ceracanya sambil merem-melek wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.
Sambil mengentot Citra perlahan-lahan, tangan Pak Indra merayap ke pangkal pahaku. Dia membuka bibir memekku dan memasukkan jarinya. Aku yang masih lelah hanya bisa mengangkang sambil menghayati jari-jarinya yang keluar masuk memekku. Berbeda dengan mengentot tubuh Citra dengan cepat, dia memasukkan dan mengelurkan jarinya dari memekku dengan lembut. Lama kelamaan aku merasakan nikmat dan ingin keluar.
"Oohh.. terus Pak.. kocok terus" desahku terus sambil meremas-remas dadaku sendiri.
"Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. sudah mau" aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks.
"Neng Citra.. Neng Verna.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh" geramnya dengan mempercepat gerakkannya.
Jari-jarinya terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan kontolnya dari memek Citra dan berdiri di ranjang. Disuruhnya aku berlutut dan mengoral kontolnya yang berlumuran cairan cinta. aku berlutut mengemut kontol basah itu sambil tangan kananku mengocok memekku sendiri yang tanggung belum tuntas. Citra bangkit perlahan dan ikut bergabung denganku menikmati kontol Pak Indra. Aku mengemut batangnya, Citra mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati 'sosis' itu.
Di tengah kuluman ku mendadak kurasakan memekku dibawah sana makin banjir dan aku orgasme dari masturbasiku sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Indra mencabut kontolnya dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, kontol itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan.
"Sabar, sabar dong neng, bisa putus kontol bapak kalau rebutan gini" katanya terbata-bata. Setelah tidak ada yang keluar lagi. Aku menjilati sisa sperma di wajah Citra, demikian pula sebaliknya. Akhirnya aku dan Citra ambruk kecapaian disusul Pak Indra yang ambruk di atas dadaku.
Aku tertidur sebentar dan terbangun ketika kurasakan bahwa hanya aku dan Pak Indra yang ada diranjang. Pak Indra tampak tertidur dengn wajah yang puas. Mungkin dia masih merasa mimpi bisa mengerjain 2 orang mahasiswa yang cantik-cantik dan berbody aduhai. Gratis lagi. Kurasakan lengket pada wajah dan sekujur tubuhku. Aku langsung pergi ke kamar mandi yang ada di kamar itu. Aku menguyur tubuhku yang masih belepotan sperma Pak Indra. Kuusap semua daerah-daerah sensitifku. Kubersihkan dadaku yang masih berwarna kemerahan. Kulihat banyak cupangan di sana sini. Kemudian aku membersihkan memekku yang masih terasa perih. Bagaimana tidak perih disodok kontol sebesar kontol Pak Indra. Padahal selama ini aku cowok-cowok yang pernah tidur denganku tidak ada yang memiliki kontol seukuran Pak Indra. Aku tersenyum sendiri, ternyata bukan hanya Pak Indra yang beruntung bisa menikmati tubuhku, ternyata aku juga beruntung bisa merasakan kontol supernya. Membayangkan hal itu tiba-tiba libidoku langsung naik, aku mulai meraba-raba memekku.
Setelah mandi aku melap tubuhku dengan handuk dan mengenakan kimono yang ada di kamar mandi itu, itu pasti punya Citra. Aku keluar kamar mandi, kulihat Pak Indra masih tertidur, mungkin dia masih kecapaian melayani 2 orang gadis sekaligus. Kulihat kearah kontolnya yang sudah lemas. Tapi walupun masih lemas, kontolnya lumayan besar juga. Gimana kalau sudah berdiri tegak? Perlahan-lahan aku dekati kontol itu. Kusentuh dengan jari-jariku. Lalu kukocok-kocok. Perlahan-lahan ukurannya makin lama makin besar. Sambil mengocok-ngocok kontol Pak Indra, perlahan?lahan kemasukkan kemulutku. Kujilati dan kukulum. Selain itu jari-jari lentikku meremas-remas buah jakarnya. Kurasakan Pak Indra bangun. Setelah melihat apa yan kulakukan dia tersenyum sambil meringis merasakan kenikmatan. Mungkin baru kali ini kontolnya di oral seorang gadis muda yang cantik. Mimpipun mungkin dia tidak berani.
"Aahh.. terus, Ver!" hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Aku menjilati kontol itu dengan sangat bernafsu. Sungguh besar kontol itu, sehingga tidak muat di mulutku yang mungil. Paling yang masuk kemulutku hanya � nya saja. Kemudian dia bangun dan berdiri dengan kontol yang masih tertancap dimulutku. Dia memaju mundurkan kontolnya di mulutku sambil tangan memegang kepalaku. Sampai akhirnya menyemprotlah maninya dimulutku. Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. enam.. tujuh. Ada tujuh kali kontolnya memnyemprotkan maninya dimulutku. Sebagian kutelan dan sebagian mengalir di sela-sela pipiku.
"Nikmat sekali Ver" katanya sambil ambruk di kasur yang empuk itu.
"Sabar ya.. bapak cari tenaga dulu. Entar giliran kamu yang bapak puasin.."
Aku membersihkan sisa-sisa sperma di bibirku. Aku merasa haus sekali. Kemudian aku ambil air di meja dekat jendela kamar itu. Aku minum satu gelas sampai habis. Ketika aku melihat ke kolam renang, kulihat disana adegan yang mendebarkan hati. Muklas, penjaga villa tetangga Citra, sedang mengentot Indah di kolam yang dangkal. Indah dalam posisi berpegangan pada tangga kolam. Muklas dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik mengentot kontolnya pada memek Indah dari belakang. Kedua toket Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Sedangkan Citra sedang duduk di pinggir kolam sambil mengelus-elus kemaluannya sendiri.
Muklas makin lama makin cepat mengentot kontolnya pada memek Indah. Kedua toket Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Tubuh mungil Indah sudah tampak kewalahan. Apalagi menurut ceritanya Indah adalah cewek yang gampang banget orgasme jika lagi ML sama cowok-cowok di kampus kami. Apalagi dengan penjaga villa seperti Muklas, berbadan tegap dan masih muda serta memiliki kontol yang nggak kalah besar dari Pak Indra. Pasti dia sudah orgasme berkali-kali.
Sambil melihat mereka aku mengelus-elus memekku sendiri. Tali kimomo yang kukenakan kulepas. Birahiku langsung naik melihat adegan di kolam. Entah mengapa aku cepat sekali BT(Birahi Tinggi) hari ini. Muklas memajukan mulutnya melewati ketiak Indah dan langsung menjilati toket Indah dengan rakus. Indah makin menjerit-jerit. Jeritannya sampai ke kamar dimana aku berada. Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Muklas menusukkan kontolnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan kontol penjaga vila itu pada kemaluannya. Kemudian kulihat Indah mencengkram tangan Muklas dengan kuat. Tubuhnya menggigil dan menjerit tertahan. Ternyata dia orgasme.
Kemudian Indah naik ke kolam dan langsung ambruk di tepi kolam sambil menutup matanya. Pasti dia sangat kecapaian. Kemudian kulihat Citra mendekati Muklas. Muklas yang belum keluar, memamerkan kontolnya yang besar ke arah Citra. Kemudian Citra turun ke air yang disambutnya dengan pelukan Muklas, tangannya mengelusi punggung Citra terus turun hingga meremas bongkahan pantatnya yang padat. Sementara tangan Citra juga turun meraih kemaluan Muklas. Kulihat mereka bercakap-cakap sebentar.
Kemudian diangkatnya badan Citra yang langsing dengan posisi kaki dipinggang Muklas. Diletakkannya tubuh mulus Citra pada lantai di tepi kolam, di sebelah Indah yang terkapar. Kemudian Muklas merapatkan badannya diantara kedua kaki Citra yang tergantung. Dengan sekali dorong tertancaplah kontol Muklas di memek Citra. Mereka melakukan push dan up secara teratur.
Saat asyik-asyiknya menikmati pemandangan erotis di tepi kolam, aku dikejutkan sebuah tangan kasar yang merabai dadaku. Aku menoleh sekilas ke belakang dan kulihat Pak Indra tersenyum sambil memilin-milin putingku. Aku masih meraba-raba memekku, sedangkan Pak Indra makin keras meremas toketku. Kurasakan sesuatu menyodok-nyodok pantatku dan kutahu bahwa itu adalah kontol Pak Indra. Dia membalikkan tubuhku sehingga kami berhadap-hadapan. Diciumnya bibirku. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya.
Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba ke bawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot.
Kemudian tubuhku diangkatnya ke meja, lalu di baringkannya. Memekku semakin merekah karena posisiku yang telentang, apalagi aku sengaja mengangkangkan kakiku. Dia mengelus-elus bibir memekku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main disana, ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk.
"oh.. terus, pak!" hanya itu yang keluar dari mulutku.
Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan memekku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut Pak Indra yang sedang menyeruput memekku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah dia melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.
Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu.
"Ayo.. Pak masukkan" teriakku.
Kulihat kontol Pak Indra sudah berdiri dengan sangat tegak. Kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Pak Indra ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala kontolnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Pak Indra mengehentakkan pinggulnya hingga kontolnya tertanam semua dalam memekku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya. Tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut Pak Indra. Aku memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di memekku.
"Ah.. terus pak.. terus!" desahku.
"Memek Neng seret amat ya.. serasa masih mimpi bapak!" katanya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
"Toket Neng juga montok. Mimpi apa bapak semalam bisa ML dengan gadis cantik seperti Neng" katanya lagi disusul meremas-remas dadaku. Aku hanya bisa merintih-rintih, apa yang dibilang Pak Indra tidak kuperhatikan lagi. Susah payah aku bertahan agar tidak keluar dulu. Aku ingin Pak Indra takluk dihadapanku. Tapi aku sudah tak tahan lagi, kulihat langit-langit kamar sudah berbayang-bayang disusul dengan cairan bening mengalir deras dari memekku.
"Pak.. aku.. keluar.." teriakku.
Tanpa memberiku istirahat, kemudian Pak Indra membalikkan badanku sehingga tanganku bertumpu pada meja. Kemudian kurasakan kontolnya menyeruak ke memekku. Aku hanya bisa menahan nafas dan menggigit bibir saat kontolnya mulai keluar masuk. Aku merasakan nikmat yang tiada tara ketika kontolnya dengan cepat menerobos memekku. Aku terlonjak-lonjak ke depan sampai toketku menempel pada kaca jendela. Mulutku megap-megap dan terkadang meringis. Aku bisa melihat ke tepi kolam, d imana Muklas dengan gencar menikmati tubuh putih Citra. Sampai-sampai dada Muklas tertekan ke dada Citra yang bulat menggiurkan itu. Kedua kaki Citra menggelepar-gelepar menepuk permukaan air.
Kemudian aku memfokuskan diri pada Pak Indra, yang nampaknya masih belum ada tanda-tanda orgasme. Aku sudah lemas sekali. Sambil mengoyangkan pinggulnya kepala Pak Indra menyeruak melewati ketiakku dan langsung menciumi dadaku yang paling disenanginya. Aku hanya bisa merintih dan menjerit sebisaku saat mulutnya dengan rakus menjilat dan sekali-kali menggigit puting susuku, sehingga membuatku makin ke awang-awang.
Frekuensi sodokannya makin lama makin cepat, aku mulai menggila dan mulai menjerit sekuat-kuatnya beradu dengan erangannya dan deritan meja yang ikut bergoyang. Dia mencengkram kedua tangannya di dadaku. Kurasakan kukunya mencengkeram dadaku yang montok. Aku merasakan sakit disana, tapi tidak sebanding dengan sensasi yang kudapat. Hujaman-hujamannya kurasakan nikmat disekitar tubuhku.
"Ahh..!" aku tiba-tiba menjerit kecil ketika kurasakan cairanku ingin meledak keluar. Aku mendesah panjang tak kuasa menahan orgasmeku yang kedua. Masih dalam suasana orgasme, Pak Indra terus menentotku, sehingga orgasmeku semakin panjang. Aku seperti berada di puncak awan. Sel-selku sepertinya pecah dan tulang-tulangku seperti dilolosi. Aku tengkurap diatas meja tidak tahan lagi menahan berat tubuhku. Aku sangat lemas sekali. Pak Indra ternyata sangat hebat, nggak tahu apakah dia tadi memakan obat kuat dulu ataukah memang kemampuannya yang dasyat. Aku hanya mendesah desah saat kontol hitamnya itu masih terus menyodok nyodok memekku tanpa memberi istirahat.
Kemudian Pak Indra menjambak rambutku sehingga aku tertarik kebelakang. Dia meremas dadaku dengan keras. Yang kurasakan sekarang sakit pada rambut dan dadaku tetapi sangat nikmat pada memekku.
"Sebentar lagi.. sebentar.. lagi..!" erangnya.
Aku sudah sangat lemas, hanya tarikannya pada rambutku yang menopang tubuhku. Kemudian dengan tiba-tiba dia melepas kontolnya lalu menggendong tubuhku yang sudah sangat capek kearah tempat tidur. Tubuhku dihempaskan disana. Aku bisa melihat kontolnya yang mengkilat gara-gara cairan cintaku. Dengan sekali sentakan masuklah kontolnya yang besar itu ke memekku. Aku hanya bisa mendesah dan mengerang, tak kuasa mengalami sensasi yang kualami.
Setelah lima menit menyodok dengan gaya itu. Dia mengeluarkan kontolnya dari memekku, kemudian menjepitnya di dadaku. Digesek-geseknya kontolnya di dadaku yang lumayan besar. Aku mendesah-desah setiap kontol itu melewati pangkal dadaku. Hal itu berlangsung sekitar 5 menit. Kemudian kulihat Pak Indra mengerang sambil menyebut-nyebut namaku. Lalu muncaratlah spermanya yang mirip susu kental itu di wajah dan mulutku. Aku yang sudah lemas hanya bisa membuka mulut. Kurasakan sperma dari wajahku mengalir masuk ke mulutku. Aku hanya bisa ternganga menikmati suasana itu. Sampai cairan spermanya masuk ke sela-sela mulutku. Setelah puas menuntaskan hajatnya Pak Indra memintaku membersihkan barangnya. Dengan terpaksa aku bangun dan mulai membersihkan kontol yang hitam besar itu. Kemudian kami sama-sama ambruk.
"Kamu hebat, Ver!", katanya "lain kali kalau bapak ajak ML lagi, mau ya!"
Aku hanya mengengguk. Tentu saja aku mau dengan orang seperti Pak Indra, dimana aku bisa orgasme berkali-kali.
Ke bagian 2