Cerita Dewasa:
Perselingkuhan Yayuk 02
Sambungan dari bagian 01
Membuka lebih lebar jepitan paha Yayuk, begitu terkuak segera tangannya menyusup dan mengawali dengan remasan-remasan di bukit kemaluannya sebelum disusul dengan jari-jarinya mengukiri celah lembabnya. Di sini saja sudah membuat Yayuk mengejang-ngejang dengan rahang terasa kaku. Apalagi sewaktu satu jari tengah Enos disogokkan menggeseki mulut lubang kemaluannya "Serr.. serr.. serr.." cairan pelicinnya mulai terpompa ke luar. Tapi serasa sudah banjir, Enos kelihatan masih asyik berlambat-lambat. Padahal kalau tidak teringat pesan tadi, ingin rasanya Yayuk merengek dan menggeliat-geliat binal disengat geli seperti ini. Rupanya Enos menunggu sampai betul-betul matang, barulah dia masuk ke babak utama. Berhenti sebentar untuk membuka sarungnya membebaskan batang kemaluannya, segera dia pun berpindah mengambil posisi di tengah selangkangan Yayuk. Dibubuhinya ludah dulu diujung kepala kontolnya sebelum mulai dicucukkan ke lubang kemaluan Yayuk.
"Hhngghahh.." Yayuk tersedak tenggorokannya ketika mulai menerima desakan pertama ujung batang kemaluan Enos. Maklum masih asing dengan batang baru ini meskipun diingini juga untuk melepaskan tuntutan kepuasannya. Tapi kalau nada di atas kedengaran seperti kaget belum terbiasa, sambutan di bawah justru luar biasa. Baru di pembukaan pertama Enos sudah langsung mendapatkan kehangatan Yayuk. Karena diburu oleh tuntutan laparnya, kemaluan perempuan ini bergerak seperti refleks, menjepit dan menarik batang kemaluan Enos langsung dibawa tenggelam masuk. Kontan Enos kedodoran menurunkan tubuhnya seolah-olah ikut ditarik oleh sedotan lubang kemaluan itu. Tentu saja Enos senang bukan main mendapat partner bercinta yang mengasyikkan seperti ini.
Dalam pada itu Enos dari sebelumnya sudah mempersiapkan diri, batang kemaluannya yang kebetulan punya ukuran agak lebih besar dari milik suaminya Yayuk itu sengaja diolesi obat agar tegang lebih lama. Waktu baru masuk agak meringis juga Yayuk, tapi sesudah mulai bisa menyesuaikan diri dan Enos juga membantu dengan membakar lewat kecupan-kecupan mesra di seputar wajahnya. Yayuk mulai melanjutkan lagi memainkan otot-otot lubang kemaluannya. Diputar sebentar saja dia sudah menikmati asyik yang menggaruki liang kemaluannya. Makin dikocok makin menjadi-jadi rasa itu memaksa orgasmenya mulai mendekat untuk terlepas ke luar. Apalagi berikutnya Enos menyusuli dengan juga memainkan pantatnya naik turun menggesek-gesek batang kemaluannya, Yayuk makin cepat dibawa ke puncak permainan tanpa dapat terbendung lagi. Akhirnya memeluk mencengkerami punggung Enos diapun menyentak-nyentak sewaktu mulai berorgasme.
"Hhoghh.. sshhgh.." hanya suara tenggorokannya yang tersenggak mengiringi saat kepuasannya itu, berusaha disembunyikan dengan cara menggigiti pundak Enos. Enos jelas tahu keadaan Yayuk tapi dia tidak mau berhenti untuk memberi kesempatan Yayuk menarik nafas. Sebab liang kemaluan yang diputar-putar menjepit menarik-narik dan menganduk-nganduk itu sudah membuatnya terasa begitu enak, sementara dia sendiri belum kebagian terpuaskan. Repotnya buat Yayuk ialah lawan mainnya ini cukup tangguh dan berpengalaman, manalagi Enos memakai obat penunda rasa sehingga bisa berlama-lama menikmati keasyikkan permainan sementara Yayuk malah keteteran dibuatnya. Sudah banjir keringat keduanya namun permainan masih seru dan hangat sekali.
Padahal biasanya perempuan kalau terlalu lama disetubuhi sudah melemah dan menurun gairahnya, tapi batang kemaluan Enos yang keras kaku seperti ampuh untuk merangsang terus di jepitan liang kemaluana Yayuk memaksa orgasmenya keluar sambung menyambung. Sehingga ketika Enos akhirnya sampai juga pada ejakulasinya untuk pertama kali, Yayuk sendiri sudah untuk yang ke tiga kalinya. Begitu lepas Yayuk langsung terkulai lemas dengan tulang-tulang serasa dicopoti. Betul-betul lelah sekali tapi tidak urung satu hal sudah tertanam di hatinya yaitu kesan indah memuaskan sekali dari hasil permainan bersama Enos yang dinilainya begitu jantan dan batang kemaluannya pun luar biasa enaknya. Maklum, Yayuk selama ini hanya terpuaskan lewat milik suaminya saja. Dengan sendirinya begitu dapat dari Enos terasa lebih dari cukup untuk memuaskan kemaluan lapar milik Yayuk.
Kelanjutan malam itu meskipun Enos masih belum puas mengerjai Yayuk, tapi dia tidak memaksa ketika Yayuk karena perasaan takutnya berkeras untuk kembali tidur bersama Ibu mertuanya. Tapi cara Enos yang pintar mengambil hati begini justru menarik simpati Yayuk untuk mengulang lagi di malam berikutnya dengan senang hati. Begitulah selama perjalanan empat hari empat malam dari, kalau penumpang lainnya mabuk pening oleh goyang ombak lautan, Yayuk sendiri justru mabuk enak oleh goyang senggama bersama Enos. Meskipun perjumpaan singkat namun Yayuk sudah terpincuk ketagihan dengan Enos. Terbukti di saat-saat terakhir sekalipun di suasana yang boleh dibilang nekat tapi Yayuk toh mau juga menutup keisengannya bersama lelaki tampan itu.
Masih beberapa jam menjelang tiba, semua penumpang sudah sibuk mengemasi barang-barangnya. Waktu itu di kamar kerja Enos, suami dan Ibu mertua Yayuk juga sibuk mengemasi perlengkapan mereka sementara Yayuk sendiri sedang ke luar mandi. Yayuk selesai mandi dan berjalan kembali ke kamar kerja Enos, rupanya sudah ditunggu Enos di balik pintu kamar tidurnya. Begitu akan melintas di situ tiba-tiba pintu terbuka dan Enos langsung menangkap lengan Yayuk menariknya masuk ke kamar tidur itu. Karuan saja Yayuk kaget dan memberi isyarat bahwa keluarganya sedang berkumpul di sebelah. Tapi Enos berkeras sehingga meskipun serba salah terpaksa dituruti juga oleh Yayuk, apalagi di tikungan gang terdengar langkah kaki orang, Yayuk takut kalau terlihat bahwa dia sedang bertarik-tarikan dengan Enos di depan pintu.
Cepat dia meloncat masuk dan secepat itu juga buru-buru melewati celah pintu penghubung kamar sebelah yang terkuak. Pintu itu memang cuma bisa ditutup setengah dikaitkan dengan tali karena sudah rusak, tapi masih ada penghalang gordyn sehingga tidak terlihat keadaan di sini dari kamar kerja sebelah. Langsung mengambil tempat terlindung di arah ujung tempat tidur, Yayuk berdiri dengan jantung berdebaran sementara Enos membalik kaset menyetel musik untuk menunjukkan pada orang sebelah bahwa dia masih ada di kamar sekaligus untuk meredam suara kehadiran Yayuk.
"Iddihh Mas nekat ahh.. kalau ketauan aku di sini gawat nantinya.. Ehh, adduh! mau ngapain lagi Mass.. Sebentar lagi mau nyampe aku pasti ditungguin sekarang ini..!?"
Baru saja mengeluh Yayuk sudah menyambung protes kaget karena Enos tiba-tiba mengangkat tubuhnya untuk dibaringkan di tempat tidur. Meskipun begitu suaranya ditekan untuk berbisik pelan.
"Masih jauh nyampenya Yuk.. Soalnya Mas masih penasaran kamu. Nanti kapan lagi bisa ketemunya, paling-paling setelah lewat dari sini kamu lupa lagi sama Mas."
"Ya enggak sih Mas, kan aku udah janji akan ngirimin surat buat Mas, siapa tau nanti ketemu lagi."
"Itu sih tetap Mas tunggu, cuma untuk perpisahan sekarang ini kasih sekali yang terakhir kan boleh?" Enos menawar sambil tangannya bekerja untuk menurunkan celana dalam Yayuk.
"Tapi aku nggak enak Mass.. risih aku suamiku deket sekali di sebelah. Nanti kedengeran suaraku dia curiga, gimana alasannya?" Yayuk mengutarakan keberatannya meskipun begitu dibiarkannya juga celana dalamnya dilolosi lepas oleh Enos.
"Gampang, nanti bilang aja Mas Enos lagi ngasih bekal istimewa buat Bu Heru.."
"Bekal apa.. aahahngg..!?" Yayuk tersenyum geli dengan canda Enos tapi kemudian dia mengerang manja ketika tiba-tiba dirasanya celah kemaluannya kena disosor mulut Enos.
Sebentar dia kikuk kegelian mencoba untuk menolaki kepala Enos tapi karena Enos tetap berkeras, dia mengalah juga apalagi dia mulai merasakan enak kemaluannya dikerjai mulut Enos. Rasa geli-geli asyik ketika itilnya dijilat-jilat, digigiti gemas dan lubang kemaluannya disodok-sodok kaku ujung lidah Enos. Yayuk dengan suaminya belum pernah dipermainkan seperti ini. Jelas ketika mendapatkan permainan baru dari Enos, dia pun semakin menyukai Enos yang dinilainya pintar untuk bisa memberikan kenikmatan dan kepuasan dalam seks kepadanya. Sehingga kalau beberapa menit lalu dia masih setengah hati karena suami dan mertuanya sedang ada di sebelah, sekarang dia sudah tidak perduli apa-apa lagi. Buntu otaknya oleh rangsangan geli-geli mengasyikkan ini, menelentang diam dengan mata sayu terpejam-pejam mulut setengah menganga sambil terkangkang lebar memberikan kemaluannya yang terkuak bebas dikerjai Enos.
Enos sendiri baru kali ini melihat jelas bentuk kemaluan Yayuk, sebab selama ini selalu main dalam suasana gelap. Kontan gairah kelelakiannya terangsang oleh liang kemaluan yang montok dan menggembung menggiurkan ini, serasa rakus mulutnya mengecapi gemas-gemas nafsu diikuti jarinya mengoreki lubangnya yang lunak hangat. Asyik bermain di situ tapi lama-lama tidak tahan juga. Enos berhenti setelah melihat Yayuk sudah matang dirangsang, turun dia dari tempat tidur untuk menurunkan celananya. Berdiri di samping Yayuk kali ini dia sengaja membebaskan kemaluannya memamerkan batang telanjangnya dipandangi Yayuk dengan mata sayu bernafsu. Makin didekatkan batang itu ke muka Yayuk.
"Basahin sebentar sama ludahmu Yuk..!" pintanya menguji kesediaan Yayuk. Apa yang dimaksud segera dipenuhi Yayuk karena perempuan kalau sudah dibuktikan lebih dulu dihisap kemaluannya memang jadi murah hati. Padahal inipun masih risih dia melakukannya pada suaminya. Dalam berahinya terlupa sudah rasa risih dan jijik apalagi dengan lelaki bukan suaminya, langsung saja Yayuk mendekatkan kepalanya membawa mulutnya mencaplok kepala batang Enos. Segera dihisap-hisap dan dilocoknya bagian yang bisa tertampung di mulutnya berdasarkan nalurinya sambil memejamkan mata untuk ikut menikmati rasa yang terdapat di situ. Dia mulai mendapatkan keasyikan tersendiri dengan mengulum batang kemaluan lelaki seperti ini tapi sayangnya tidak berlama-lama karena Enos tidak ingin kehabisan waktu.
Meminta batangnya dilepas, Enos naik langsung menindih Yayuk dengan menempelkan rapat kedua kemaluan masing-masing, tapi rupanya dia belum langsung mulai, masih menggosok-gosokkan batang tegangnya di depan mulut lubang sambil mengajak Yayuk bercumbu diiringi kecupan mesra di seputar wajahnya. Kalau belum dimasukkan memang belum bereaksi, jadi Yayuk masih bisa meladeni cumbu rayu Enos, saling berbisik dengan juga membalas berkecupan sama mesranya.
"Kalau udah di rumah nanti jangan lupa sama Mas Enos, ya Yuk..?"
"He ehh.. aku nggak bakalan lupa sama Mas, abisnya pinter maennya. Tapi jangan-jangan Mas sendiri yang lupa sama Yayuk?"
"Oo nggak, Mas pasti keinget terus sama memeknya Bu Heru yang pinter ngocok sendiri ini.."
"Ngg.., kontolnya Mas Enos yang mantep.." balas Yayuk tersenyum geli.
"Bu Heru suka ya? tapi jangan bilang-bilang Pak Heru kalau memeknya dipakai Mas, ya?" kata Enos sambil mulai memasukkan batangnya di lubang kemaluan Yayuk yang sedari tadi sudah siap menganga di bawahnya. Begitu tertancap langsung disambung gerakan keluar masuknya pelan.
"Asal jangan kenceng-kenceng Maass.. nanti rusak, Pak Heru di sebelah bisa marah.. Sshh hmm.. enak banget kontolnya Mas Enos.. enaakk rassanya.." sambil bertimpal canda Yayuk pun segera meresap asyik garukkan batang kemaluan Enos, liang kemaluannya mulai mengimbangi dengan goyang mengocok seirama dengan Enos.
"He ehh.. sambil diputer-puter gitu Bu Heru.. Iyya sshh asyik kocokkannya.. sshmm.."
Keduanya mulai tenggelam dalam asyiknya bersanggama. Sekalipun suaminya berada dekat di sebelah dan namanya disebut-sebut tapi Yayuk betul-betul sudah terlupa dengan cinta sucinya kepada sang suami. Terlupa dirinya dalam nikmat beradu kemaluan dengan lelaki yang relatif baru dikenalnya ini. Satu-satunya yang masih teringat cuma menjaga suara jangan terlepas mencurigakan. Padahal kalau saja Heru tahu apa yang terjadi di balik dinding sebelah, tentu bisa pingsan dia saking dibakar cemburu. "Ssshh nghh.. aahsh mngh.. hhgh sshh.. ahh aaoohh dduhh.. mmhgng.." mungkin bisa terlepas ke kamar sebelah suara desah nafas dan erang tenggorokan keduanya yang keenakkan, tapi tentu saja Heru tidak curiga bahwa itulah erang rintih istrinya yang sedang berorgasme melepaskan kepuasannya. Kapal merapat dan penumpang turun, Enos dari anjungan atas hanya mengantar perpisahan ini dengan senyum manis disambut Yayuk yang membalas dengan juga tersenyum malu-malu geli.
TAMAT