Cerita Dewasa:
My First Time In Tokyo
Ini pengalaman pertama gue gituan. Lumayan asyiklah. Kejadiannya di Kyoto, Jepang, waktu gue mau cari sekolah. Di sana gue nginep di rumahnya adik nyokap (nyokap gue orang jepang). Waktu pertama kali gue datang ke sana gue di kenalin sama istrinya Om gue, namanya Atsuko.
Tante Atsuko itu lumayan cakep. Tapi yang bikin gue lebih tertarik.. Bodynya.. Hmm.. Kurus nggak, gendut nggak.. Tapi padat berisi. Yang paling yahud dadanya yang membusung, dan pantatnya bulat sekal, uh keren banget.. Apalagi waktu doi jemput gue di airport, doi pake bajunya seksi, serba ketat, dan roknya lumayan pendek (jangankan ibu-ibu kayak tante gue, di Jepang waktu itu lagi musim anak-anak sekolah rok seragamnya pada pendek-pendek.. Mini banget gila! Pokoknya lebih pendek dari pada rok seragam anak SMA di Jakarta deh). Jadi gue biasa ngeliat pahanya yang mulus. Tapi gue nggak enak kalau curi-curi pandang ke tante gue, nggak enak sama Om. Udah bagus gue dikasih numpang di rumahnya. Kalo diusir, mau jadi apa gue di sana.. Ongkos gue pas-pasan..
Kejadiannya waktu pas dua minggu gue di Kyoto. Sore-sorean dikit, waktu gue lagi asyik-asyik bikin paper cc. Di ruang tengah, Atsuko pulang dari kantor.. Tumben-tumbenan pikir gue.. Biasanya Atsuko sama Om gue baru pulang kalau udah lewat jam delapan malem. Kali ini dia pulang sendiri.
Lewat pintu belakang, Atsuko langsung masuk ke ruang tengah. Aih, baju kantornya sensual.. A little tiny jacket fitted her body with tight tanktop underneath, stunningly short skirts that she worn.. Ugh..!
"Konichiwa.." sapa gue. Eh, bukannya dia jawab malah nanya.
"Nikki, watashi wa kirei desu ka? (Nikki, gue ini oke apa nggak?)"
"Ee (ya)." Jawab gue sambil rada bengong. Maksudnya apa lagi? (untuk dialog berikutnya langsung diterjemahkan ke bahasa Jakarte aja ye, capek gue..)
"Elo suka nggak sama gue..?" tanyanya sambil senyum. Gue diem sebentar. Sebagai laki-laki gue tau dong apa maksudnya. Gue deketin dia, terus gue belai rambutnya yang lurus sebahu.
"Gue pulang kantor buru-buru cuma buat elo, Nikki. Gue udah nggak kuat lagi. Udah lama gue nggak ngerasain enaknya hubungan sex. Kalo gue pulang sama suami, Si Loyo itu, nggak bakalan gue punya kesempatan berdua sama elo", ujar Atsuko sambil meletakkan kepalanya di dada gue.
"Kemarin malam gue ngintip elo di kamar mandi dan liat elo lagi onani. Terus terang, gue akuin kontol elo termasuk ukuran king size. Selangkangan dan celana dalam gue sampe basah.. Gue masturbasi. Gue ngebayangin kalau kontol elo itu gue isep dan dimasukin ke memek gue.. Mmhh.. Oohh.."
Tubuh Atsuko menggelinjang dalam pelukan gue. Sengaja waktu dia cerita tadi pinggul gue, gue rapetin ke bodinya, sampai kontol gue yang udeh mulai-mulai tegang itu mepet ke selangkangannya. Bibir Atsuko yang asoy itu gue kiss. Bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya.
Atsuko mulai merespons. Sebelah kakinya ngelingker di pinggul gue supaya lebih mepet lagi. Paha mulusnya terlihat ketika roknya menyingkap tinggi. Tangan gue mulai main, menjalari pahanya yang tersingkap. Terasa mulus banget waktu telapak tangan gue menyusuri paha bagian dalamnya. Tangan gue terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya yang masih terbalut celana dalam katun yang lembut.
Celah yang menonjol dari balik pucuk celana dalam itu terasa mulai lembab. Masih dibalut celana dalam, memek Atsuko itu gue gelitik-gelitik. Rupanya celana dalamnya yang udah licin 'n tekstur katun yang lembut itu terasa erotik di memeknya. Atsuko ber-hikuhiku (menggelepar) ria merasakan jari-jari gue yang nakal. Bibirnya dilepas dari bibir gue.
"Hmmhh.. Enak, enak.. Hmmaahh.." jeritnya.
Jari-jari gue tambah nakal, menyelip di balik pucuk celana dalamnya menusuk lubang memeknya yang berlendir dan mengocoknya di dalam. Atsuko tambah menjerit-jerit. Badannya yang udah lemes itu gue baringkan di atas sofa.
"Nikki.. Hh.. Masukkin kontol elo.. Gue udah nggak tahan.. Hh.. Hh.."
Atsuko megap-megap. Gue sendiri udah nggak tahan ngeliat dia menggelepar-gelepar gitu. Buru-buru gue buka celana dan mengeluarkan batangan gue. Mata Atsuko yang sipit itu membeliak ngeliat kontol gue yang katanya king size.
Dengan kasar gue singkap roknya ke atas terus celana dalamnya kulucuti. Waktu kontol gue mulai masuk ke memeknya Atsuko lagi-lagi menjerit-jerit kesakitan. Padahal yang masuk baru kepalanya doang. Gue juga heran, udah lima tahun kawin tuh memek masih sempit juga. Suaminya emang payah! Gue nggak peduli Atsuko berteriak-teriak kesakitan begitu. Kontol gue dorong lagi sampai mentok membentur dinding rahimnya.
"Nikki.. Oohh.. Sakit.. Sakit.." jeritnya.
Kontol gue kocok di memeknya. Ugh, biar memeknya udah becek begitu tapi masih kerasa ketat banget. Cuma sebentar Atsuko menjerit kesakitan. Setelah itu ia mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menit akhirnya gue klimaks. Ugh, rasanya enak bener..! Mani gue berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak jauh entah kemana.
Atsuko sendiri sudah beberapa kali memeknya mengejang-ngejang klimaks. Lendir dari memeknya membanjir.. Meluber di paha, betis dan pantatnya. Atsuko menggeletak lemas di sofa. Gue dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. Dalam nada tersengal-sengal Atsuko masih bisa bicara..
"Gue masih kepengen lagi.." katanya.
"Gue juga masih mau.. Tapi jangan di sini. Di kamar gue aja, ya, sayang.."
Atsuko mengangguk sambil tersenyum. Dia gue gendong masuk ke kamar gue dan gue rebahin di ranjang. Gue baru ngerasa lelah, baru aja selesai gituan udah ngegendong dia dan mesti naik tangga lagi (kamar gue di atas). Gue rebahin badan gue di samping Atsuko. Die minta gue cium lagi. Gue ladeni.
Gue tindih badannya, terus gue kiss.. French kiss. Lidah ketemu lidah, membelit, dan saling menjilat. Atsuko menggumam kenikmatan, entah karena ciuman atau tindihan gue yang bikin dia enak gitu. Sambil ciuman gue goyang-goyang pinggul gue sampai kontol gue kerasa kena di memeknya.
Bosen ciuman, bibir dan lidah gue menjalar ke kuping leher bahu, ketiak, terus ke toket. Gue rasanya gemes banget ngeliat putingnya yang lumayan gede, kecoklat-coklatan dan mencuat ke atas itu. Gue jilat putingnya dengan rakus sampai Atsuko ngerasa geli. Puting sebelah kanannya gue gigit lembut terus lidah gue menggelitik putingnya di sela-sela gigi depan gue sementara toket sebelah kirinya gue remas-remas. Tubuh Atsuko menggelinjang merasa geli dan nikmat.
Setelah beberapa saat di permainkan, buah dada Atsuko terasa mengeras dan puting susunya tegak. Lendir memeknya mengalir dan terasa basah di perut gue. Atsuko bilang kalau dia pengen nyepong gue. Dia suruh gue menelentang, dan mulai dia beraksi. Atsuko memegang kontol gue dengan kelima jarinya. Mengocok-kocok batangan gue perlahan supaya lebih panjang. Gue menggumam pelan. Asyik juga kalau kontol dikocokin cewek kayak gini!
Lidah Atsuko mulai merambat ke kepala kontol gue, menjilati cairan precum yang mulai muncul di lubang kencing. Lalu lidahnya menggeser ke batangan, menjelajahi tiap jenjang kontol gue. Tangan kirinya mengelus-elus kantung zakar gue.
"Atsuko.." gumam gue pelan. Hmm enak banget, geli-geli nikmat.
Atsuko senyum-senyum ngeliat gue merem-melek kayak gitu. Terus dia membuka mulutnya dan menjejalkan kontol gue masuk ke dalam mulutnya itu. Kontol gue diisepnya kenceng-kenceng.. Lalu dengan mulutnya dia mengocok kontol gue turun naik turun naik..
"Uugghh.. Sedap.. Enak.. Mmhh.."
Atsuko lalu mengubah posisinya untuk melakukan 69. Dia di atas gue dan menyorongkan pantatnya ke muka gue. Gue nggak nunggu dua kali, langsung aja gue jilat memeknya yang berlendir dan merekah merah itu. Nggak jarang bibir gue menyedot lubang memeknya, menghisap lendirnya. Lidah gue, gue masukin ke dalam lubangnya menjilati dinding-dinding basah, sementara jari gue mempermainkan kelentitnya.
Atsuko mengerang-ngerang dengan kontol di mulutnya, menyuarakan kenikmatan. Lendir dari memeknya membajir membasahi muka gue. Atsuko melepaskan kontol gue dari mulutnya dan meminta gue menyodoknya dari belakang.
Waktu kontol gue masuk, Atsuko hanya merintih pelan. Rupanya dia udah biasa merasakan kontol gue yang king size ini (dia yang bilang) menembus lobang memeknya.
Kontol gue mengocok kencang, sampai dia mengejang-ngejang menahan nikmat. Tangannya yang lentik itu ikut nimbrung merangsang kelentitnya. Jari gue sendiri nggak tahan pengen menusuk lubang pantatnya.
Permukaan lubang pantat itu gue olesin pake cairan dari memeknya, gue usap-usap, terus gue masukin tiga jari ke dalamnya. Kocokan kontol di memek dan jari-jari di lubang pantat itu membuat Atsuko mengerang dan menjerit-jerit kenikmatan. Sudah dua kali memeknya berkontraksi mencapai klimaks, tapi gue terus mengocok dan mengocok sampai Atsuko lemas. Cairan memeknya membecek, meleleh turun ke paha.
Setelah Atsuko klimaks yang ke empat kali di ronde kedua itu, gue udah ngerasa nggak tahan untuk ikutan klimaks. Gue cabut kontol gue dari memeknya dengan satu gerakan cepat. Gue kocok kontol gue sampai menyemburkan mani kental kekuningan ke mulut Atsuko yang telah menganga menanti maniku untuk di telan.
Setelah melakukan itu gue sama dia berpelukan dengan kaki saling membelit. Gue belai-belai sayang dia dengan mesra dan kami saling melempar senyum. Tiba-tiba Atsuko menitikkan air mata.
"Coba suami gue semacho elo.." gumamnya.
"Tenanglah, kalau gue di terima sekolah di sini, gue bakalan lama tinggal di sini" kata gue sambil mengecup sekilas bibirnya.
"Gue sayang sama elo.. Gue suka sama elo.." desahnya di kuping gue.
Nggak kerasa waktu cepat berlalu. Tau-tau udah jam setengah sembilan malam waktu itu. Atsuko meninggalkan ranjang untuk mandi, sedangkan gue masih terbaring ngorok di atas kasur, merasakan nikmatnya dan letihnya bermain cinta. Aahh..
Nah, itu tadi cerita gue. Khusus buat cewek-cewek yang pengen kasih komentar atau tukar pengalaman, please kirimin gue email, ya! 'Kan sekalian kenalan. Dan jangan lupa kirimin foto. Nanti gue bales. Oke?
E N D