kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P24 Masih Skandal Daddy Ash Yang Lain Lagi 24 PEMERSATUDOTFUN

P24 Masih Skandal Daddy Ash Yang Lain Lagi 24

Tidak ada voting
Masih, Skandal, Daddy, Ash, Yang, Lain, Lagi
P24 Masih Skandal Daddy Ash Yang Lain Lagi 24
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Masih, Skandal, Daddy, Ash, Yang, Lain, Lagi yang ada pada kategori TEEN published pada 8 April 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P24 Masih Skandal Daddy Ash Yang Lain Lagi 24 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Sensation of My Campus 01


Ini ceritaku tahun 1999 kemarin, bulan dan tanggalnya lupa. 'Introduce my self', panggil saja aku Iyan, waktu itu umurku 19 tahun, 179 cm/68 kg, Sunda-Jepang, aku anak band (yang hobby pergi ke cafe/nite club pasti tahu bandku deh..) di kota 'S' (SUPERMAN) sampai sekarang. Makasih yang sudah kerim email buat ceritaku yang pertama (Sensation of Car-Park), I'll try to reply you all.

Nama dan tempat pakai inisial saja yah, jaga privacy. Tapi kalau nama panggilan tetap tidak dirubah kok. "Let's Taste Another Sensation!"

"Gubrak..! {{{STEREO}}}"
"Auuwww..!"
"Ooopss..! Sorry.. sorry nggak sengaja, kamu nggak pa-pa kan..?" kuambil tas dan buku yang tercecer di pelataran kantor administrasi ST**** (tiitt..! Top Secret laahh), kampusku.Setelah kulihat ke atas, "Buju buneekk..!" di depanku ada cewek cakep banget (kaya 'Allien' deh pokoknya, terlalu banget cakepnya).
Matanya bulat, kecil, sipit (lucu deh pokoknya tuh mata), kulit kuning halus dan body-nya.. woosshh..!

"Kamu nggak pa-pa kan? Sorry nggak sengaja. Iyan," langsung kusebut nama sambil kasih tangan ke dia.
"Irene.." jawab dia singkat tapi cuekin tanganku.
"Ke kantin yuk, waktu makan nih udah siang, pleasee..!""Apa..! Kamu kenapa hah..? Udah nubruk, nyerocos sana-sini, terus ngajakin ke kantin? Emang aku mau makan sama kamu?" Astaga, marah nih doi.
"Aku kan cuma mau tebus salahku, tapi kalo kamunya nggak mau, nggak pa-pa, jangan marah gitu dong.. tahu nggak? Suara kamu tuh bikin jebol telinga!"
Aku langsung pergi dari hadapannya sambil komat-kamit nyumpahin tuh cewek. Sebenarnya sayang juga sih ninggalin cewek 'Allien' seperti dia.






Lagi enak-enaknya melumat sendok sama garpu, wee.. sebelah ramai sekali, biasa deh cewek kalau ketemu gank-nya kan gosip terus. Aku lirik ke gank cewek sebelah.
"Shit..!" si 'Allien' ada di situ tuh.
Wuiihh.., waktu dia melihatku, langsung kujulurkan lidah ke arahnya. Dia 'manyun', terus balas melet ke aku. Sialan tuh mata sampai 'kiyer-kiyer' (baru kali ini melet penuh penghayatan sampai segitunya, mana temannya ikutan ketawa lagi). Aku rada cuekin dia sih.., habis tadi disemprot suara geledeknya.

Jam 13.30 aku pergi dari kampus, harus check sound di 'C', salah satu cafe yang terletak di pinggir rawa-rawa, atau apalah (tahu nggak yang ada di kota 'S' cafe apaan tuh..?). Sempat senyum-senyum juga sih kalau ingat kejadian barusan, tapi kalau suara geledeknya yang cempreng itu jadi sewot juga mengingatnya.

Jam 18.00 (kaya kronologi saja, dari tadi pakai jam terus) aku sudah 'tongkrongin' salah satu bangku kampusku."Gila bener malem gini sempet-sempetnya dosen kasih kuliah tambahan, mana sampe jam 20.00 lagi.. huuii males banget, kegiatanku hari ini padet banget." kataku dalam hati mengerutu.

Bel selesai kuliah agak terlambat 5 menit, buru-buru aku lari ke parkiran habis gerah, ingin segera mandi.
"Gubrak..! {{{STEREO}}}" another shit just happen on me today."Ya ampuunn..! kamu tuh lari-lari mulu sih dari tadi pagi kaya maling, sekarang mo alesan apa lagi hah..? Bisa keropos aku kamu tubrukin seharian, tahu nggak kamu..? Emang nggak ada kerjaan laen lagi apa selaen nubrukin aku..?"
Gila.., suara geledek yang sempat kukenal tadi siang kedengaran lagi malam ini. Aku tidak merasa kangen sama suara itu, tapi kenapa kedengaran lagi malam ini. Kutubruk dia sekali lagi.. bukan nubruk sih, meluk kayanya (sudah niat kok).

"Sorry sekali lagi. Oh yah kalo kamu tereak-tereak terus, bakalan aku tubrukin terus kamu malem ini, denger nggak kamu?" abis bisikin telinganya, cuek aku langsung pergi.
Dia diam saja meskipun di situ banyak teman-temannya, tapi semua pada diam waktu kupeluk dia tadi.

Dan sialnya (kena karma kali..), setelah sampai di pelataran parkir, ternyata Estilo-ku ngadat habis nih mesinnya. Ugh..! Turun, lalu kutendang ban Estilo sablengku itu. Kulihat keadaan kampus sudah lumayan sepi. Di pelataran parkir hanya ada 7 mobil saja yang parkir.

"Sukuurr..!" kudengar suara cekikikan di belakang yang ternyata si suara geledek.
Lalu dia masuk ke Charade-CX dua baris sebelah kanan Estilo sablengku. Aku lari ke pintu cockpit-nya, jendelanya terbuka (belakangan aku tahu nanti kalau dia jalan bakalan ngeledekin aku lagi). Aku ambil cepat kunci mobilnya sambil kubawa pergi ke mobilku. Sambil lari, si 'Allien' menyusul di belakang, aku tunggu dia sambil duduk di kap mesin mobilku.

Huuiihh.., kelihatan tambah sangar wajahnya.
"Kamu tuh jahat banget sama cewek, aku punya salah apa sama kamu..? Kamu pikir dong, seharian aku yang kamu rugiin..!" kaya dalang nih cewek tidak berhenti nyerocosnya.
"Balikin kunciku..!" bentak si 'Allien' sambil berusaha merebut kuncinya dari genggamanku.
Reflek aku berkelit dan beruntun membuat kepala si 'Allien' jatuh ke dadaku. Waduuhh.., tambah bertumpuk dosaku ke dia.

"Irene..?" sambil kupegang bahu si 'Allien' yang cakep ini, "Maafin aku yah, hari ini aku bener-bener nggak sengaja tubruk kamu sampe dua kali, tapi kamu juga marah-marahnya keterlaluan banget.. Oke aku terima aku salah, tapi jangan terus-terusan marah dong, apalagi di depan anak kampus gitu, aku kan juga punya malu.. But it's true, aku ngaku kalo hari ini dosaku numpuk ke kamu.. aku bener-bener minta maaf ke kamu." kataku menjelaskan.
Kuangkat wajah Irene ke atas, walah.. dia tetap saja pasang wajah sewot.

Kugandeng tangannya ke arah pintu Estilo-ku, kududukkan dia di jok kulit mobilku, lalu aku jongkok di bawahnya.
"Irene, maafin aku yah.." sambil tetap tidak merperhatikan aku, dia buang mukanya.
"Irene, aku nggak bermaksud jahat, aku cuman.. (tidak dapat meneruskan yang mau kuomongkan ke Irene nih). Kamu dari tadi marah mulu yah.. pengen deh liat kamu senyum. Now give me your best smile, pleasee..!"

Kugenggam tangan Irene sambil menyerahkan kunci mobilnya.
Setelah kunci berpindah tangan ke Irene, "Plaakk..! {{{STEREO}}}" gila.., pipiku ditampar si 'Allien'.
"Iyan..! nama kamu Iyan kan..? Irene juga minta maap yah sama kamu.."
"Trus kok tampar aku?"
"Kan tadi minta aku supaya senyum? Nah itu tadi yang bisa bikin aku senyum ke kamu."

Irene tersenyum ke arahku, meskipun di pelataran parkir itu gelap, dapat kulihat kok cakepnya nambah pas lagi senyum, apalagi dengan nakalnya dia malah memencet hidungku.
"Gotcha..!" sambil pencet hidungku dia berdiri.
"Maafin Irene juga yah Yan.." sambil dia meninggalkanku yang hanya terbengong.
Udah aahh.., pokoknya malam itu tidak ada apa-apa (nothing special, lha aku sama dia hanya saling maaf-maafan saja).

Paginya waktu parkir mobil di kampus, Charade-CX-nya 'Allien' tidak ada.
"Waduuh.., nggak kuliah nih hari tuh anak," pikirku.
"Hey..! Nggak nubruk lagi, ngelamun aja..!"
Kaget kudengar suara yang sekarang bikin aku kangen keras kedengaran di belakangku.
Setelah kulihat ke belakang, "Ya ampuunn..!" tuh 'Allien' dengan lucunya sambil mengangkat kayu papan yang gedenya lumayan, "Hihihi.."

"Itu papan buat apaan..?"
"Ya kali aja penyakit nubruk kamu kambuh lagi, buat jaga-jaga nih.."
"Hahaha.. bisa aja kamu. Udah doong papannya ditaruh.., ntar dikira lagi ngomong ama tukang kayu.."
"Wee.., tukang kayu nggak ada yang cakep kaya gini nih..!" katanya sambil meletakkan papan, si 'Allien' mendekatiku.
"Hayoo..! Sapa kemaren malem yang miss call?" si 'Allien' pukul lenganku.
"Auuhh..! Sakit Ren..!"
"Eh tahu yah? Belom tidur? Kamu nggak telephone balik sih? Aku miss call kamu gara-gara nggak enak kan kalo telephone malem, ntar kamunya udah tidur.."

"Iya juga sih.. tapi emang ada apa sih Yan mo telephone Irene..?"
"Mau tubruk kamu kali.."
"Huu.., Maunya..!" Bibir si 'Allien' manyun tuh.
"Eh yah CX-nya kok nggak ada?"
"Iya, tadi pagi dipake ama Chie-chie keluar kota, aku cuman numpang berangkat, napa..? Emang mau nganterin apa?"
"Enak aja..! Emang taksi apa nganterin kamu, mo bayar berapa sih sekali anter?"
"Neh bayar.. bayar pake ini nih..!" katanya sambil si 'Allien' ngepalkan tinjunya ke arah aku.

"Aku mau masuk dulu yah, yuk Yan..!"
"Iya ati-ati yah Ren.."
"Hah..? Ati-ati..? Emang ada apaan..? Kelasku kan nggak di luar kota.."
"Yah.., biar deket tapi ntar kalo-kalo ada yang tubruk kamu selaen aku..?"
"Hahaha.. bisa aja kamu Yan, di kampus nih yang punya predikat tukang tubruk tuh cuman kamu tahu..!" katan si 'Allien' sambil meninggalkanku yang masih saja ketawa-ketawa.
Ngobrol sama dia enak juga, dari situ aku mengetahui kalau si 'Allien' tuh ternyata satu angkatan di atasku.

"Huaa.." tidak terasa ngantuk juga aku pagi ini mendengar dosen lagi 'in the hoy' sama spidol dan white board-nya sambil menerangkan Bab V Statistika.
Karena merasa ngantuk, aku ijin ke belakang mau cuci muka sekalian cari teh hangat di kantin. Waktu sampai depan kelas si 'Allien' (kalau mau ke toilet pasti melewati kelas si 'Allien' yang ada di depan toilet) dan lagi enak-enaknya melamun, tidak sadar pintu kelas (di sebelah kanan) terbuka. Dengan setengah kaget aku meloncat ke kiri.

"Ya ampun Iyaann..! Bener-bener deh kamu tuh tukang tubruk berijazah, belom abis bekas tubrukan kemaren, sekarang mo tubruk aku lagi..!"
"Huuaa..!" si 'Allien' yang kulamuni sekarang ada di depanku sambil mulai lagi cerewetnya.
"Ngantuk yah Yan..?" si 'Allien' menjewer telingaku.
"Adududuuhh.. sakit tahu..! Iya nih ngantuk banget, kemaren pulang jam dua pagi Ren, ke kantin yuk..!"
"Iya yuk, aku juga lagi males di kelas.." sambil kami berjalan ke kantin.

"Kamu sih ngeluyur sampe jam segitu, rugi kan ama kesehatan kamu.."
"Enak aja dikatain ngeluyur, aku mah kalo jam segitu bukan ngeluyur, tapi kerja."
"Hah..! Jadi kamu.. Ich Yan, kamu kok bisa sih jadi gituan..?" sambil dia minum soda dinginnya.
"Jadi apaan..? Enak aja ngatain gigo.."
"Nah trus kalo tiap malem kerja..? Apa coba namanya..?"
"Aku kalo malem kudu ngeband di cafe Ren.. Iyan pengen mandiri doong bayar kuliah sendiri trus kalo ntar rada siangan kudu kerja di salah satu Production House di sini (kota 'S'), makanya tiap hari bawaannya ngantuk mulu. Kemaren contohnya tuh tubrukin kamu.."

"Ooohh jadi kamu ngeband di cafe, Yan..?" tanyanya.
Ich.., kurang 'dugem' juga nih anak sampai tidak tahu lawan bicaranya calon selebritis (huehehe.. maunya sih).
"Kamu hebat yah Yan, kuliah bisa bayar sendiri, umur segini juga udah kerja, Irene ngiri deh sama kamu. Hihihi kayanya bangga juga ditubruk ama orang hebat kaya kamu.."
"Hebat nubruknya..! Huahaha.. bisa aja kamu, ntar aku nggak tanggung jawab kalo tiap hari tubrukin kamu.."
"Coba kalo berani..? Hayoo sekarang juga!" tantang si 'Allien'.

"Waduh di sini mah lagi rame banyak yang ngeliat, kalo berani ke toilet aja sekarang hayoo..!" kujawab tantangan si 'Allien' yang bikin kuping panas.
"Hah..! Emang kamu mau tubruk apa gebleek..?" jawab si 'Allien' sambil ngucek-ucek rambutku.
"Tubruk ini.." sambil kuletakkan jari telunjukku di bibir Irene.
"Kamu ini kenapa sih Yan..? Berani-beraninya..!" si 'Allien' menghindar waktu jariku menyentuh bibirnya.
"Tangan kamu kan kotor Yaann..!"
"Emang kalo udah cuci tangan aku boleh cium kamu yah..?"

"Huueekk..! Sapa juga yang mau cium kamu gebleekk..! Kalo ntar bibirku jadi memble gimana..?"
"Kita kawin aja sekalian, biar memble kamu nggak perlu kuatir lagi kalo ntar nggak laku.. kan udah punya Iyan, yah kan..?"
"Wee.., sapa juga yang mo kawin ama kamu.. udah aah Yan.. yuk..!"
Tidak ngomong apa-apa lagi, Irene langsung berjalan meninggalkanku yang hanya tersenyum saja melihat dia sewot gitu.

Bersambung ke bagian 02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.