kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P6 Pirang Tocil 18Yo Seragam Telanjang Colmek 6 PEMERSATUDOTFUN

P6 Pirang Tocil 18Yo Seragam Telanjang Colmek 6

Tidak ada voting
Pirang, Tocil, Seragam, Telanjang, Colmek
P6 Pirang Tocil 18Yo Seragam Telanjang Colmek 6
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Pirang, Tocil, Seragam, Telanjang, Colmek yang ada pada kategori TEEN published pada 17 Agustus 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P6 Pirang Tocil 18Yo Seragam Telanjang Colmek 6 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Gairah Tetangga 03


Sambungan dari bagian 02

Kuulurkan tangan yang gemetar dingin dan dipegang oleh Bu Etty.
"Ya sudah," katanya.
"Ini ayo remas-remas lagi, kan kamu pengen," sambil menaruh kedua telapak tanganku di atas buah dadanya.
Aku tambah takut dan bingung, tidak percaya, dan kutarik tanganku kembali begitu menyentuh buah dadanya seperti kena panci panas. Bu Etty malah jadi tertawa kecil. "Nak To, jangan cemas tidak ngegigit kok buah dadaku," derainya sambil tersenyum sekarang. "Aku kemarin malem lihat kok kamu jam berapa pulang dari sini, dan ya aku ngerti kok si Ida itu sama saja memang nafsunya besar sekali. Seperti aku juga," ujarnya. "Ibu juga seminggu mesti sedikitnya 4 kali main," katanya tanpa malu-malu. Aku hanya bisa mengangguk-angguk tidak tahu mesti menjawab apa. Tahu dong kalian kalau habis begitu kan perut masih mual enek, terkaget-kaget, duh untung aku tidak ngompol di depan dia deh. Mana dia ngomongnya blak-blakan begitu seperti bukan orang Indonesia saja. Aku merasa pening sakit kepala.

"Duh nak Toto kaget ya," sambil berdiri ia menarik aku dan dipeluknya kepalaku ke buah dadanya. Baru aku agak tenang, dan tiba-tiba terasa tangan Bu Etty turun ke pinggangku dan "Sret.." sekali tarik celana kaosku sudah ditariknya separuh turun. "Hi.. hi.. hi.. lihat nak, mengkerut kecil tuh si buyung. Kasian deh kamu, sini Ibu hiburin dia," sambil ditariknya kepala kontolku yang tidur, ia membungkuk dan seketika handuknya terlepas total jatuh di kakinya dan bebaslah tubuhnya yang jangkung itu dari segala hambatan. Beda dengan Tante Ida, Bu Etty kulitnya kuning, turunan Sunda sih. Tante Ida mungkin dapat kulitnya hitam begitu dari bapaknya yang turunan Ambon barangkali.

Ia berjongkok di depanku, ditaruhnya kontolku di tapak tangannya dan disaputkan ciumannya di kontolku sepanjang batangnya, disaputkan dengan halus batangnya, disaputkan dengan halus, ketika si "Joni" dikasih angin begitu langsung mulai memanjang deh. Tangannya meremas-remas lembut sekali di buah zakarku dan aku juga masih shock karena belum pernah tahu ada soal cium mencium alat vital. Dengan jelas kemarin sama Tante Ida cuma dia kenyot sebentar saja, duh bodoh benar deh kalau ingat itu.
Didorongnya aku ke tempat tidurnya dan mulutnya sekarang mulai merekah dan lidahnya terasa kasap keluar menjilat-jilat batang kontolku. Tak terkira nikmatnya dan aku cuma bisa mengeluh lenguh, "Aahh.. ahh.." Kubaringkan badan di tempat tidur Bu Etty dan si ibu pelan-pelan sambil terus menghisap kepala kontolku. Bu Etty kemudian berputar dan akhirnya memeknya di atas mulutku. Terbelalak aku melihat rimba lebat dan mulai merekah lubangnya yang merah seperti kerang mentah itu. Aku cuma mencium bau nafsu yang keluar dari situ dan kelihatan mulai basah lubangnya. Tiba-tiba Bu Etty menurunkan pinggangnya dan seketika memeknya hanya tinggal 1 cm dari mulutku. Aku angkat kepalaku dan mencium sedikit bibir memeknya. "Ahh.." lenguh Bu Etty. "Terus terus To.." wah langsung kusergap dan kukenyot kencang-kencang dan lidahku beputar-putar menjilat-jilat lubang dan tepian bibir memeknya. Tidak mengerti sih mesti diapain.

Dan Bu Etty melepas kontolku dan ia duduk di atas bibirku sambil menggosokkan berputar di atas mulutku, wah aku hampir tidak bisa bernafas. Paha atasnya terasa mengepit kepalaku dan terasa cairan dari lubangnya tambah banyak. "Ayo To, lidahnya jilatkan ke atas ke bawah sepanjang bibir memek Ibu," jelasnya. Wah tambah deh ilmuku. Kelak ilmuku ini ternyata digemari sekali oleh wanita-wanita yang pernah kutiduri, ya ini dapatnya waktu sama Bu Etty ini. Eh, ngomong-ngomong hati-hati ya kalau oral karena salah satu sumber penyebaran AIDS juga dari cara ini (hayo mau kamu kondomin gimana tuh).






Tiba-tiba kurasa tekanan pinggangnya tambah kencang kandas memepetkan memeknya ke bibirku dan ia menjerit-jerit kecil, "Ahh.. ahh.. enakk.. hebat kamu To.. Ibu enakk sekalii.." rupanya ia orgasme dengan hebat sekali. "Hah.. hah.. hahh.. uhh.." ia terengah-engah dan bibir memeknya menempel dan ia terbadai terduduk. Memeknya masih menempel di mulutku dengan rapatnya. Kutelan cairan-cairan yang mengalir menetes dari dalam liangya. Dan kudorong sedikit pantatnya itu sambil lidahku menjilat di sekitar sisi luar bibir memeknya terus ke arah pantatnya, aku jilat-jilat pelan. Terasa kasarnya lidahku membuat ia bergelinjang geli. "Ahh.. ahh.. Toto kamu kok.. pin.. ter.. sekalii.." Dan kontolku sudah tegang keras bukan main yang tadi tersia-sia, disergapnya lagi dan dimasukkannya lagi ke dalam mulutnya dan disedotnya dengan kuat. Lidahnya melilit-lilit di sekitar kepala kontol mengikuti lekak lekuk dan nikmatnya tak terbayangkan, sulit kuceritakan di sini. Aku mengejangkan kakiku dan pantatku sampai terangkat-angkat dari kasur sehingga kontolku tambah panjang terisap-isap Bu Etty. Bu Etty mengambil bantal dan disedakkannya di bawah pantatku sehingga terasa sekali kontolku seperti terdorong ke atas tambah panjang.

Bu Etty terus mengenyot dan kepalanya ikut maju-mundur sambil kedua tangannya meraba-raba zakarku. Sekali-kali dirabanya sekitar antara pantatku dan zakar. Kukunya yang panjang menggaruk-garuk halus dan gelinya bukan main, menambah nafsuku. Sampai merinding semua kulitku. Aku terengah-engah sudah tak sadar bagaimana tingkah kelakuanku. Bu Etty masih tetap nungging di atas kepalaku dan pemandangan memeknya menambah nikmat. Kutarik lagi pantatnya dan kulumat-lumat dengan mulutku lagi. "Auhh aihh.." terdengar suara Bu Etty terhalang kontolku dan seketika kulitnya meremang merinding karena geli dan nafsu.

Aku tiba-tiba merasa spermaku mulai bergelombang mau keluar, kulepas ciuman di memek Bu Etty dan aku berderau parau, "Ahh.. Buu.. terus.. terus.." Tapi tiba-tiba Bu Etty melepaskan mulutnya dan dicekiknya batang kontolku sampai sakit sekali dengan kukunya, "Aauu.. aduhh aduhh.." jeritku kesakitan. Aku terkejut sekali dan kecewa karena gelombang nikmatnya jadi hilang lenyap, terasa aku frustasi dan mau meledak marah rasanya. Bu Etty sambil bangkit duduk di sisiku sambil tertawa dan katanya, "Sudah ya nak Toto.. pakai bajunya gih.." Mulutku selebar Goa Gajah ternganga bingung. Sadis amat ini orang, kok begini Bu Etty, pikirku. Maksudnya apa?

Mataku merah dan rasanya berkunang-kunang, pusing rasanya kepalaku dan aku tidak tahu mesti ngapain. Nafsuku masih menggebu-gebu, nafasku terasa menderu. Akhirnya aku gelap mata dan kutubruk Bu Etty sampai terjatuh di atas ranjang dan kubuka pahanya dengan paksa. Terasa ia mencoba menutup pahanya melawan dan kucegah dengan kedua pahaku. Tangannya kutekan ke kiri dan kanan di atas keranjang dan ia meronta-ronta. Kutabrakkan kontolku ke lubangnya, waduh susahnya, karena ia menggelinjang-gelinjang. Mulutku mengecup dan mengisap bobanya. Aduh gimana nih aku sudah nafsu sekali tapi kontolku tidak masuk-masuk. Tiba-tiba kucoba gigit sedikit bobanya dan "Kres.." kucengkeramkan gigiku. "Auu.." jeritnya dan pinggangnya terdiam, langsung aku manfaatkan dan kepala kontolku kudesakkan masuk ke lubangnya yang basah. Dan aku entot kandas batang kontolku sedalam-dalamnya biar Bu Etty tidak berontak-berontak lagi, takut lepas.

Ia masih mencoba meronta-ronta dan nikmatnya hentakan ronta-rontaan itu ke memeknya di batangku. Kupaku dengan kontolku dan aku tindih dengan badan juga, buah dadanya yang sintal lepas tertekan dadaku dan tanganku masih mencengkeram kedua tangan Bu Etty. Setelah dia agak diam, aku goyang hanya berputar-putar tanpa mencabut batangku lagi kencang-kencang, habis takut dia berontak lagi. Terasa buah zakarku gondal gandul bergesek-gesek menghantam menekan sisi bibir memeknya yang tebal dan bulunya menggesek-gesek buah zakarku, geli sekali dan meledak-ledak spermaku dalam 2 menit di situ. Aku lupa diri, luar biasa nikmatnya karena tadi tidak jadi keluar waktu di "karaoke" sama Bu Etty dan badan kami kejang-kejang. Tiba-tiba Bu Etty membalik dan ia sudah di atas dan ia menggoyang-goyang pinggulnya dengan putaran kuat. Mataku terbeliak-beliak nikmat. Buah dadanya bergoyang-goyang liar dan kutangkap dengan kedua tanganku dan kuperah. Bu Etty juga mendesah-desah keras, akhirnya orgasme lagi, akhirnya terhempas ia ke atas tubuhku yang penuh keringat.

"Nak Toto enak ya," katanya sambil tersenyum.
"Tadi kusengaja itu karena dengan gitu nikmatnya lebih tinggi lagi."
"Duh Ibu pintar sekali sih, belajar dimana sih?
"Lho kan Ibu turunan orang Sunda juga nak Toto, kalau itu memang bakat alam soal ginian, makanya pada pinter kalau jaipong."
"Oh itu tadi gerak jaipong ya Bu.."
"Iya dong.." katanya sambil mencubit pelan di buah zakarku yang sudah mengkerut keriput.

Kontolku masih setengah berdiri dan kepalanya merah tua basah (with an apology to our Sundanese reader or is it a compliment? No offence meant ladies buddy, that was my best experience ever.. viva Sundanese). Kami lalu mandi bebersih bersama-sama saling menyabuni. Kemudian ya jadinya main juga sekali di kamar mandi sambil berdiri. Aku bereksperimen diajarkan sama si ibu, memasukkan kontolku dari belakang. Bu Etty membungkuk dan goyang jaipongnya hanya di kepala kontolku tanpa memasukkan seluruh batang. Beda kemarin sama Tante Ida, kami pakai gaya klasik maju-mundur kontolku biar sambil Tante Ida nungging juga.

Kemudian aku diajarkan menjilati itilnya tanpa menyentuh bibir memeknya, kakinya yang satu ditumpangkannya di tepi bak mandi sehingga terkuak bebas memeknya di depan mukaku. Kulilitkan ujung lidahku di kepala itilnya dan ia menggelinjang, buah dadanya terpontal pantil menahan geli. Tanganku segera meraba ke atas dan berusaha kuperas-peras kedua buah dada itu. Tapi karena aku di bawah hanya dapat sedikit. Akhirnya Bu Etty agak membungkuk dan buah dadanya bergantung bebas. Gemas sekali aku dan kami bermain-main di dalam kamar mandi sampai hampir 1 jam.

Bersambung ke bagian 04

Oleh: [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.