kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P62 Skandal Miss Dinda PEMERSATUDOTFUN

P62 Skandal Miss Dinda

Tidak ada voting
Skandal, Miss, Dinda
P62 Skandal Miss Dinda
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Skandal, Miss, Dinda yang ada pada kategori TEEN published pada 8 Januari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P62 Skandal Miss Dinda secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Ibu Guru yang Nakal 01


Rina adalah seorang guru sejarah di smu. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak. Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.

Suatu hari Rina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

Bagi Rina, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu 'pelajaran' tambahan di Minggu siang ini.
"Sudah selesai Anto?", Rina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.
"Hampir bu"
"Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang.."
"Iya.."
"Bu Rina, Saya sudah selesai", Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.
"Ibu dimana?"
"Ada di kamar.., Anto sebentar ya", Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk toketnya terlihat jelas, terlebih lagi boba susunya yang menyembul.

Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.





"Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa.."
Muka Anto merah karena malu, karena Rina tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.
"Bagus bagus.., Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?"
"Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar.."
"oo.., begitu to?"
"Anto kamu mau menolong saya?", Rina merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.
"Apa Ibu?", tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rina yang satu mengusap-uasap daerah 'vital' nya.
"Tolong Ibu ya.., dan janji jangan bocorkan pada siapa--siapa".
"Tapi tapi.., Saya".
"Kenapa?, oo.., kamu masih perawan ya?".
Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Rina"Iya"
"Nggak apa-apa", Ibu bimbing ya.

Rina kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rina yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan boba susu Rina yang mengeras. Lidah Rina menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

Setelah puas, Rina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.
"Lepaskan pakaiannmu Anto", Rina berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.
"Ahh cepat Anto", Rina mendesah tidak sabar.

Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.
"Anto.., letakkan tanganmu di dada Ibu",
Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Rina yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas toket Rina yang montok itu.
"Oohh.., enakk.., begitu caranya.., remas pelan-pelan, rasakan bobanya menegang.." Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.
"Ibu.., Boleh saya hisap susu Ibu?".
Rina tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, "Boleh.., lakukan apa yang kamu suka".

Tubuh Rina menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.
"Oohh.., jilat terus sayang.., ohh", Tangan Rina mendekap erat kepala Anto ke toketnya.

Anto semakin buas menjilati boba susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan boba gurunya tersebut.
"mm.., nakal kamu", Rina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.
"Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu".
Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Rina yang membuka lebar. Rina kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.
"Coba kamu rasakan", ia membimbing telunjuk Anto memasuki memeknya.
"Hangat Bu.."
Bisa kamu rasakan ada semacam pentil..?"
"Iya.."
"Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok"Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.
"Terus.., oohh.., ya.., gosok.., gosok", Rina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.
"Kalo diginiin nikmat ya Bu?", Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.
"Oohh.., Antoo.., mm", tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.
"Ooaahh.., Anntoo", Tangan Rina mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.
"Hmm.., kamu lihai Anto.., Sekarang.., coba kamu berbaring".
Anto menurut saja. Kontolnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.
"Wah.., wahh.., besar sekali", tangan Rina segera mengusap-usap kontol yang telah mengeras tersebut.

Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera menjilati kontol muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala kontol muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.
"Ahh.., enakk.., enakk", Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan kontolnya makin ke dalam kuluman Rina. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rina.
"oohh Ibu.., Ibbuu"
Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rina, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.
"Hmm.., manis rasanya Anto", Rina masih tetap menjilati kontol muridnya yang masih tegak.
"Sebentar ya aku mau minum dulu".

Ketika Rina sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.
"Anto.., biar Ibu minum dulu".
"Tidak.., nikmati saja ini", Anto yang masih tegang berat mendorong Rina ke kulkas.
Gelas yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rina kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.
"Ibu.., sekarang!"
"Ahhkk", Rina berteriak, saat Anto menyodokkan kontolnya dengan keras ke liang memeknya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.
"Antoo.., enakk.., ohh.., ohh". Tubuh Rina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas toketnya. Dan kontolnya yang keras melumat liang memeknya.
"Ibu menikmati ini khan", bisik Anto di telinganya
"Ahh.., hh", Rina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.
"Jawab.., Ibu", dengan keras Anto mengulangi sodokannya.
"Ahh.., iyaa"
"Anto.., Anto jangann.., di dal.. La" belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang memeknya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.
"Uuhgghh", kontol Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina."Ahh".

Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.

Setelah kejadian dengan Anto, Rina masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Rina adalah jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

Ketika Rina berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.
"Bu Rina salam dari Anto", Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.
"Terima kasih, boleh saya masuk", Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.
"Boleh.., boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto."
Langkah Rina terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.
"Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..", sambil duduk di balik kemudi.
"Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto", Reza tersenyum penuh kemenangan.
"Apa hubungannya?", Keringat mulai menetes di dahi Rina.
"Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas".

Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Rina langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.
Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Rina segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika dibuka
"Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!", Rina agak jengkel dengan muridnya ini.
"Boleh saya masuk?".
"Tidak!".
"Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?".
"!!"dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.
"Enak ya rumahnya, Bu", dengan santainya ia duduk di dekat TV. "Pantas aja Anto senang di sini".
"Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua", dengan ketus Rina bertanya.
"Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua".
"Jadi artinya", Kali ini Rina benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.
"Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?", Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Rina.
Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

Bersambung ke bagian 02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.