Cerita Dewasa:
School Lovers 02
Sambungan dari bagian 01
Besoknya jam 10 aku sampai di rumah Christina. Rumahnya sangat besar. Kamar Christina terletak di ujung rumahnya. Kamar itu seperti terisolasi dari ruangan lain. Ketika aku masuk kamarnya, di situ ada Christina dan Fani sedang ngobrol. Christina tampak sexy dengan tank top pink dan celana pendek jeans-nya. Aku dapat melihat dengan jelas BH warna hitam miliknya. Sedangkan Fani mengenakan T-shirt warna biru muda dan rok mini dengan BH warna krem. Oh ya, Christina baru 16 tahun dengan tinggi 168 cm. Toketnya lebih kecil (32B) dibandingkan Fani, namun wajahnya paling cantik. Bentuk tubuhnya pun sangat sexy. Bahkan mungkin hanya Fani yang dapat menandinginya.
Ketika aku masuk kamarnya, aku langsung disambut dengan manis. Aku pun ikut dalam pembicaraan mereka. Christina mulai menyalakan BF miliknya. Kami semua menyaksikan BF tersebut. Kulihat mereka satu persatu mulai terangsang. Tangan Fani sudah mulai meraba-raba celana dalamnya di balik rok mininya. Christina belum terlalu menunjukkan ekspresi. Aku mulai mendekati Christina dan merebahkannya di atas ranjang. Aku menindihnya dan menciumnya sementara tanganku menggerayangi toketnya. Christina mencoba meronta sesaat. Kulepaskan semua baju tank top-nya. Kukeluarkan toketnya dari BH-nya dan mulai menjilati toketnya dengan liar. Walaupun toketnya tidak besar, namun toketnya sangat nikmat untuk dirasakan. Ekspresi wajah Christina pun mulai berubah. Wajahnya menjadi sangat merangsang. Kucium mulutnya dengan mengulum lidahnya. Christina pun mulai merespon cumbuanku. Dia membalas ciumanku. Cukup lama aku melakukan French kiss dengannya. Dia sangat menikmatinya.
Lalu aku mulai mengarahkan ciumanku ke dadanya. Kuciumi dadanya dengan nikmat sambil kulepas BH-nya. Kugigit putingnya perlahan. Ketika aku sedang mencupang dadanya, tiba-tiba Fani melepas celana jeans-ku dan celana dalamku. Kuhentikan sejenak ciumanku untuk membantu Fani melepas pakaianku. Sekarang kami semua sudah dalam keadaan telanjang. Aku melanjutkan seranganku terhadap Christina. Sementara itu Fani mulai memegang dan merasakan batang kejantananku. Kemudian Fani memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, walaupun hanya setengah yang dapat masuk. Nikmat sekali rasanya bisa ML dengan 2 cewek cantik sekaligus.
Lalu aku mencoba merasakan nikmatnya kemaluan Christina. Mulutku mulai menyentuh kemaluan yang ditumbuhi rambut tipis itu. Lidahku berusaha menemukan klistorisnya. Christina pun mulai mengeluarkan erangan yang membuatku lebih bernafsu. Klistoris kecil Chistina kuhisap dan kugigit dengan buas. Tak lama, aku merasakan liang senggama Christina menyemburkan cairan khas. Kulahap semua cairan itu. Aku sangat menikmatinya. Lalu aku menyuruh Christina berada di posisi konvensial. Kusentuhkan kepala kejantananku pada bibir liang senggamanya.
Sementara itu Fani meletakkan kemaluannya tepat di atas mulut Christina. Aku mencoba memasukkan kepala kejantananku ke dalam liang senggama Christina, namun tidak bisa. Rupanya batang kejantananku terlalu besar untuk menembus kemaluannya. Berulang kali Christina menjerit kesakitan. "Aku coba agak keras, ya?" tanyaku pada Christina. Christina pun merespon positif. Kunaikkan tungkai kakinya yang mulus ke bahuku dan kupegang pahanya. Kutarik pahanya agak keras untuk memasukkan batang kejantananku. Christina menjerit dan meronta, namun batang kejantananku tetap belum dapat masuk. Kusuruh Fani mengulum batang kejantananku sejenak, lalu kusiapkan lagi posisi tadi. Kali ini kutusukkan batang kejantananku dengan sangat keras. Christina pun menjerit kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Waktu aku tadi menghujamkan batang kejantananku ke liang senggamaku, kurasakan batang kejantananku merobek selaput daranya. Christina tampak akan menangis. Kudiamkan beberapa saat.
Kemudian ketika wajah Christina sudah tidak kesakitan, kumasukkan batang kejantananku semuanya. Batang kejantananku tidak dapat masuk seluruhnya, walaupun telah menyentuh dasar liang senggamanya. Kemaluannya sangat sempit. Batang kejantananku serasa dihisap-hisap. Kuputar-putar batang kejantananku di dalam kemaluannya. Christina terus mendesah keenakan. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah dan kelihatannya dia akan orgasme. Kuganti seranganku dengan tusukan. Christina terus mendesah, namun aku tak mempedulikannya. Aku terus mempercepat tusukannya. Tak lama, Christina mengatakan, "Aku mau keluar.." Kubalas, "Tunggu, aku juga!" Kupercepat laju batang kejantananku, sampai akhirnya tubuhnya mengejang. Batang kejantananku terasa dijepit. Aku merasakan liang senggamanya menyemburkan cairan kenikmatan. Aku juga mau keluar. Aku tanya padanya, "Mau di luar atau di dalam?" Dia jawab, "Di luar aja.." Aku mencabut batang kejantananku lalu aku pun mengeluarkan cairan spermaku di atas dadanya. Ketika aku mencabut batang kejantananku, kulihat ada darah yang keluar dari liang senggama Christina. Aku menatap wajah Christina yang masih kelelahan. Kucium mulutnya sambil berkata, "Permainanmu sungguh hebat!" Christina pun membalas, "Nanti aku tambah lagi ya." Lalu ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Sementara itu, Fani mendekatiku sambil berkata, "Sekarang, kau milikku. Puaskan aku sampai aku tak dapat bangun lagi!" Fani memegang batang kejantananku lalu mencoba membuat batang kejantananku bangkit kembali. Dia terus mengulum batang kejantananku. Agak lama baru batang kejantananku dapat bangkit, karena waktu aku dengan Christina, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Belum pernah aku merasakan kenikmatan luar biasa dari liang senggama seorang cewek.
Setelah batang kejantananku bangkit, aku menidurkan tubuhnya, lalu mencium mulutnya. Setelah itu, perlahan-lahan mulutku kuarahkan ke bawah sampai ke dadanya. Kucupang dadanya sampai Fani mengerang kenikmatan. Putingnya yang mengeras terus kupermainkan dengan lidahku. Lalu kubenamkan kepalaku di antara kedua tungkai pahanya yang mulus. Kucoba menemukan klistorisnya dengan lidahku. Kugigit lembut klistorisnya sampai Fani mengerang keenakan. Aku terus bermain di kemaluannya sampai akhirnya ada cairan hangat menyembur dari kemaluannya. Kuhisap habis semua cairan itu. Lalu, aku duduk di ranjang dan menyuruh Fani duduk di atas batang kejantananku, membelakangiku. Perlahan-lahan kumasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama Fani. Aku tidak mengalami banyak kesulitan, karena liang senggama Fani sudah basah. Namun Fani tetap menjerit, karena batang kejantananku yang terlalu besar. Kugerakkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Kumainkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Tak lama kemudian, Fani setengah menjerit, "Aku hampir keluar!" Kurasakan tubuh Fani menegang lalu kurasakan kemaluannya mengeluarkan cairan kenikmatannya.
Agak lama aku berada dalam posisi itu, lalu kuganti dengan doggy style. Kutusuk-tusukan batang kejantananku ke kemaluannya. Fani tampak menyukai posisi ini. Tanganku dengan liar meraba-raba toketnya. Christina pun sudah selesai mandi. Dengan mengenakan kimono, ia mendekati kami dan duduk menyaksikan permainanku. Dapat kucium bau wangi sabunnya, aku semakin ingin merasakan lagi kenikmatan kemaluannya yang sempit itu. Kupercepat lagi laju batang kejantananku dalam kemaluannya. Fani semakin mendesah kenikmatan. Lalu kurasakan spermaku sudah mengumpul di batang kejantananku.
"Fan, aku mau keluar nih," desahku tertahan.
"Tunggu. Aku juga mau keluar!" balas Fani dengan nada tertahan penuh nafsu.
Lalu kupercepat tusukanku. Kurasakan kemaluan Fani sudah mengeluarkan cairannya.
"Aku keluarkan di dalam atau di luar." bisikku mesra.
"Aku ingin menghisapnya lagi!" kata Fani.
Ketika kurasakan akan keluar, kucabut batang kejantananku dan kumasukkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil. Di dalam mulut Fani, batang kejantananku mengeluarkan spermaku. Lalu Fani menelan semua spermaku. Setelah itu, Fani mengulum sebentar batang kejantananku. Fani lalu berkata padaku, "Thanks, Lex. Kamu telah memberikan kenikmatan yang luar biasa." Kuberi dia French Kiss. Fani pun ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Aku beristirahat sejenak, lalu kulihat ke arah Christina. Dia sudah mengenakan kembali tank top-nya. Perlahan-lahan, Christina menari striptease untuk membangkitkan nafsuku. Namun batang kejantananku masih belum dapat bangkit dari kelemasannya. Christina menari semakin hot. Pakaiannya dilepasnya satu persatu dengan gaya yang erotis. Tubuhnya yang mulus tanpa cacat itu diraba-rabanya. Akhirnya batang kejantananku mulai bangkit. Christina langsung melakukan blow job sampai batang kejantananku kembali tegang dengan sempurna. Mulutnya yang mungil itu mengulum batang kejantananku dengan nikmatnya. Lalu kuraih tubuhnya dan kubaringkan di ranjang untuk posisi 69. Ketika wajahku tepat berada di depan kemaluannya, kurasakan bau yang sungguh wangi. Kubenamkan wajahku di dalam selakangannya. Kujilati kemaluannya dan kugigit-gigit klistorisnya. Selama aku melakukannya, kira-kira Christina sudah klimaks 2 kali.
Tiba-tiba saja Christina menghentikan blow job-nya lalu mulai mengincar batang kejantananku. Dia jongkok di atas batang kejantananku menghadap ke arahku (aku dalam posisi tidur) lalu ia membuka lebar pahanya. Perlahan-lahan ia memasukan sendiri batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Batang kejantananku kembali mengalami kesulitan walaupun tak sesulit tadi. Kemaluan Christina kembali menjadi rapat walaupun masih basah. Akhirnya seluruh batang kejantananku dapat berada dalam kemaluannya. Christina mengerang kesakitan sekaligus mendesah. Kubiarkan dia membiasakan diri dengan batang kejantananku.
Perlahan-lahan kugoyangkan pantatnya. Namun setelah itu Christina melakukannya sendiri untuk menyesuaikan dengan dirinya sendiri. Pertama-tama memang laju batang kejantananku agak lambat. Namun Christina mampu menemukan tempo yang diinginkannya. Hingga tak lama kemudian, badan Christina meregang dan batang kejantananku merasakan keluarnya cairan panas dari liang kenikmatannya. Cukup lama regangannya kali ini. Mungkin sekitar 1 menit. Dia terus meneruskan permainannya. Sementara itu, Fani kembali dari kamar mandi dan berjongkok di atas tubuhku sambil membuka pahanya. Langsung saja kusantap clistorisnya. Cukup lama aku berada dalam posisi seperti itu. Hampir 45 menit. Berulangkali Fani dan Christina mengalami orgasme. Christina lebih mudah mencapai klimaks daripada Fani. Christina sudah klimaks 5 kali, sedangkan Fani baru 3 kali.
Lalu kami berubah posisi, aku dan Christina melakukan doggy style sedangkan Fani di depan Christina. Aku menggerakan batang kejantananku dengan perlahan namun batang kejantananku masuk seluruhnya. Tempo permainan kupercepat. Sampai akhirnya Christina meregang lagi. Tak sampai 5 menit kemudian, aku pun tak kuat lagi. Kucabut batang kejantananku dari kemaluannya dan kukocok di depan mulut mereka berdua. Kusemburkan cairan spermaku ke wajah mereka, dan mereka melahapnya dengan bernafsu. Aku sungguh merasa lelah. Batang kejantananku terasa ngilu. Namun permainan belum selesai seluruhnya. Fani mulai melakukan blow job pada batang kejantananku. Aku sudah melarangnya namun nafsu Fani masih menggebu. Aku sendiri heran mengapa mereka bisa sekuat itu. Blow job Fani kali ini benar-benar nikmat. Aku pun tak kuasa menahan laju spermaku di mulut Fani. Christina yang melihat hal itu ikut-ikutan mengulum batang kejantananku. Akhirnya terpaksa aku memberikan kesempatan terakhir pada Christina. Mulutnya bergerak naik turun menyusuri batang kejantananku. Dengan lembut dihisapnya batang kejantananku. Kurasakan spermaku kembali mengumpul. Kupegang kepala Christina dan membenamkannya ke batang kejantananku. Akhirnya kuakhiri permainan marathon ini dengan semprotan spermaku di mulut Christina. Aku sungguh sangat puas. Sudah beberapa jam kami bermain. Inilah permainan terlamaku sekaligus ternikmatku. Aku langsung tertidur di situ. Ketika aku bangun, aku mendapatkan Fani di sebelah kiriku dan Christina di sebelah kananku dalam keadaan telanjang. Setelah itu hubungan kami semakin dekat satu sama lain, dan kami pun sering mengulang permainan yang menggairahkan iru bersama mereka.
Jika ada saran, kritik dan tanggapan dari para pembaca, silakan hubungi penulis via e-mail.
TAMAT