kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru hijab omek PEMERSATUDOTFUN

hijab omek

Tidak ada voting
hijab, omek
hijab omek
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten hijab, omek yang ada pada kategori JILBAB published pada 19 Mei 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming hijab omek secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Wedding Service - 2


Dari bagian 1

"Ouuhh.. Denn Ovii.. Mmm.. Sss.." desahnya pelan.

Aku meraba celana dalamnya yang sudah basah karena sudah terangsang dan kuselipkan jariku ke dalamnya. Kumasukan jariku ke dalam memeknya dan kukocok memeknya dengan jariku. Aku merebahkan Bi Inah disofa, aku berlutut disampingnya sambil meremas remas toketnya dan berciuman dengannya.

"Euh.. Euh Den.. Den ovi.. Bibi mau pipis Den.. Ah.. Den Ovii.. Ahh.." desahnya panjang, memeknya terasa berdenyut dan kakinya menegang serta tangannya memegang erat tubuhku.

"Bi Inah lega?" tanyaku sambil terus memainkan jariku didalam memeknya sementara tangan Bi Inah kembali mengelus dan mengocok batang kontolku. Kusodorkan kontolku ke arah mulutnya.

"Isep Bi, jilat kontolku.. Ouh.. Yes.. Euh.. Euh.." desahku ketika Bi Inah mulai memasukan batang kontolku ke dalam mulutnya dan lidahnya menjilati batangnya.

"Den ovi gede amat sih kontolnya, bibi sudah lama nggak ngerasain ini." sambil kembali menghisap dan menjilati batang kontolku. Bi Inah menghisap sambil mengocok kontolku dengan tangannya.






"Ouh.. Bi Inah.. terus Bi.. Ahh. Enak Bi.. Lagi Bi Inah.. Isep.. Kocok Bi.. Enakk.. Ahh"

Desahku menikmati hisapan, permainan lidah serta tangannya di batang kontolku. Kepalanya bergoyang tak beraturan kekiri kekanan, rambutnya yang panjang bergoyang tak beraturan.

"Ouh.. Bi Inahh.. terus Bi.. Enak Bi.. Aaahh.." desahku panjang dan muncratlah air maniku didalam mulut Bi Inah. Bi Inah membuka mulutnya sehingga air maniku bertumpahan diatas kain penutup sofa.

"Den Ovi koq enggak ngomong sih kalau mau keluar, jadi ketelen sedikit deh pejunya."

"Maaf Bi, aku nggak sengaja, habis Bi Inah enak sih ngisep kontolku."

Bi Inah mengambil tissue diatas meja dan membersihkan sisa air maniku. Aku mencium bibir Bi Inah dan membuka rok terusan yang dipakainya dan selanjutnya BH dan celana dalamnya. Bi Inah sudah telanjang dihadapanku. Toketnya masih kencang dan putingnya berwarna coklat tua menantang untuk dihisap. Bi Inah duduk disampingku dan mulai mengocok kontolku, kuremas remas toketnya dan kuhisap putingnya, Bi Inah mendesah tak karuan sementara tangannya terus mengocok kontolku yang sudah tegang kembali. Kutarik kepala Bi Inah agar menghisap lagi kontolku, setelah Bi Inah membuat basah kontolku kurebahkan Bi Inah diatas karpet lalu kurentangkan kedua kakinya dan kugesekan kontolku di memeknya sambil kumainkan itilnya dengan ibu jariku.

"Uuuhh.. Den Ovii.. Masukin kontolnya.. Masukin Den.. Bibi sudah nggak tahan nih.." desahnya dan tangannya mencoba menarik kontolku agar dimasukkan ke dalam memeknya tapi tidak kubiarkan dia memegang kontolku. Kubiarkan dirinya memohon dan memintaku agar segera memasukan kontolku ke liang kehangatannya.

"Den.. Masukin dong.. Ooohh.. Masukin ke memekku dong.. Jangan digesek terus.. Den Ovii.." Bi Inah setengah berteriak ketika aku mendorong masuk kontolku dengan tiba tiba. Aku terus mengocok memeknya dengan kontolku, setelah beberapa lama.

"Ohh.. Denn.. Aahh.. terus Den.. Bibi mau dapet lagi.. Iyaa.. Ohh.. Den kocok yang keras.. Bibi mau dapet lagi.. Ahh.. Aahh.. Bibi dapet Den.. ahh.." desah Bi Inah dan memeknya terasa lebih basah karena cairan kenikmatannya membanjiri memeknya. Aku terus mengentot tubuhnya lalu kuputar tubuhnya sehingga posisi tubuh Bi Inah tengkurap dan aku menindih tubuhnya dari belakang.

"Den ovi.. Ouh ouh.. Enak Den.. Enakk.. Euh euh.. terus Den.. Den ovi.. Mpphh.. Den ovvii.. Bibi mau dapet lagi.. ahh.." Bi Inah mendesah panjang dan terasa memeknya berdenyut kencang. Hal ini membuat kontolku terasa lebih dijepit, aku terus memompa memek Bi Inah.

"Ouh.. Ouh Den.. terus Den.. Enak banget.. Dorong Den.. Yang dalem Den.. Ouh.. Denn"

"Ouh Bi Inah.. Aku mau keluar Bi.. Mau keluar.."

"Bareng Den.. Den Ovi.. Bareng Den.. Bibi juga sudah mau lagi.."

"Iya Bi.. Kita keluar bareng ya.. Bi Innaahh.. Aahh.. Ouhh.. Ouhh.."

"Tahan Bi.. Bi Inah tahan.. Bentar lagi Bi.. Aku sudah mau keluar.." aku terus memompa tubuhnya sementara Bi Inah mencengkeram kaki meja dengan kencang dan kepala bergoyang tak beraturan.

"Den Ovi.. Bibi sudah nggak kuat.. ahh.. Ayo Den.. keluar bareng Den Ovi.."

"Bi aku mau keluar.. Sekarang Bi.."

"Ouh Den.. Enak Den.. Bibi enak Den.. Keluarin Den.. Keluarin pejunya di memek bibi Den.. Ouh.. Anget Den.. Peju Den ovi anget.. Jangan dicabut dulu Den kontolnya.. Ouh ouh.. Den ovii.. Enak Den.."

Lalu kucabut kontolku dan dilapnya kontolku oleh Bi Inah. Bi Inah mencium kontolku dan menghisapnya sebentar dan membiarkanku istirahat.

"Makasih ya Bi Inah, memek bibi enak banget."

"Sama Ibu enak mana?" aku hanya tersenyum.

"Sama enaknya koq Bi.. Tadi malam Bibi ngintip ya?"

"Lho koq Den ovi tahu?" wajahnya menunjukan keterkejutannya.

"Aku liat koq Bi Inah ngintip dari pintu dapur."

"iya Den.. Maaf ya.. Abis tadi malem bibi nggak bisa tidur.. Pas mau nonton TV, eh liat Den Ovi lagi diisepin ama Ibu."

"Jadi bibi lama dong ngintip aku ama ibu lagi 'main'?"

"Iya.. Makanya bibi jadi nafsu banget tadi malem, apalagi waktu Den Ovi ngocok depan muka ibu.."

Bi Inah memakaikan celanaku dan membereskan pakaiannya lalu dia berjalan ke belakang. Terdengar suara air dibelakang, rupanya Bi Inah sedang membersihkan badan. Aku segera mandi dan berganti pakaian. Selesai mandi Bi Inah sudah mengenakan pakaiannya kembali, rambutnya yang panjang digelung ke atas dan sedang menyiapkan makan siang.

"Makasih ya Bi Inah." sambil kupeluk dari belakang dan kuremas peyudaranya dan kucium lehernya.

"Iya Den, sama sama. Bibi sudah lama nggak kayak tadi, jangan bilang Ibu ya, nanti Ibu marah sama saya." sambil menggelendot manja padaku.

Aku mengangguk dan menciumnya sekali lagi. Tubuhnya wangi sabun dan rambutnya digelung ke atas sehingga menampakan lehernya yang bersih. Bi Inah memang selalu merawat tubuhnya. Hanya nasib yang membedakan Bi Inah dengan Mbak Amy. Menurutku jika Bi Inah dandan dan mengenakan baju mahal, dia tidak tampak seperti pelayan. Menjelang sore Mbak Amy datang dan membangunkan aku yag tertidur di depan TV. Aku segera mandi dan keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk. Mbak Amy hanya mengenakan daster pendek dan sedang membereskan lemari pakaiannya. Kupeluk Mbak Amy dari belakang dan kuciumi lehernya yang putih sambil kuremas remas kedua toketnya yang tidak mengenakan bra.

"Ouuhh.. Vvii.. Sshh.. Mmm.. Terus.. Say.. Ouh.. Sshh.. Mmpphh.."

Tangan Mbak Amy menarik handukku, memegang kontolku dan mengelus elus kontolku yang sudah tegang. Kudorong tubuhnya menghadap tembok lalu kuangkat dasternya dan kuciumi serta kujilati pantatnya sambil kutarik turun CD-nya.

Mbak Amy membalik tubuhnya, kujilati serta kuciumi bulu tipis dibawah perutnya sementara ibu jariku memainkan itilnya dan jari tengahku bermain didalam memeknya. Mbak Amy mendesah tak karuan dan mendorong kepalaku agar menjilati memeknya. Setelah kujilati beberapa lama tubuhnya menegang, tangannya menekan kepalaku dan Mbak Amy mendesah sedikit berteriak menikmati orgasmenya. Aku duduk disofa dan Mbak Amy menghisap kontolku tiba tiba Bi Inah membuka pintu dan masuk membawa pakaian Mbak Amy, tampak kaget dan menjatuhkan pakaiannya kelantai.

"I.. Ibu?" dengan nada terkejut.

"Sini Bi.."

Bi Inah duduk disamping Mbak Amy.

"Maaf bu, saya ndak tahu kalau ibu.." sambil menundukan kepala.

"Ya sudah ndak pa pa koq Bi. Tapi lain kali ketok pintu dulu ya."

Mbak Amy memegang dan membimbing tangan Bi Inah ke kontolku. Bi Inah tampak malu.

"Sudah Bi, ndak usah malu. Ayo sini." Mbak Amy sambil menarik Bi Inah menggantikan posisinya dihadapanku. Tangan Bi Inah mengelus kontolku dan Mbak Amy memeluknya dari belakang. Bi Inah tersenyum melihatku dan mulai mengocok kontolku, Mbak Amy membuka baju Bi Inah. Bi Inah hanya mengenakan bra dan CD saja, Mbak Amy memegang kontolku dan tangannya yang satu lagi menarik kepala Bi Inah agar menghisap kontolku.

"Ouh. Bi. Oh. Yeess.. Jilat Bi.. Ouh. Ouh. Aahh." Bi Inah menjilati dan mengulum kontolku, Mbak Amy meremas remas toket Bi Inah dan membuka bra-nya.

"Terus jilat kontol ovi Bi, isep Bi." Bi Inah mengikuti semua perkataan majikannya. Bi Inah mengulum kontolku, Mbak Amy meremas toket Bi Inah, menciumi tubuhnya dan menelanjanginya. Bi Inah dan Mbak Amy bergantian menghisap dan menjilati kontolku. Kuraih tubuh Bi Inah, kududukan dia diatas sofa, kucium bibirnya, lehernya, kuremas toketnya dan kuhisap putingnya bergantian. Mbak Amy disebelahnya juga meremas toket Bi Inah dan memainkan itil dan memeknya sendiri. Aku lalu menjilati memek Bi Inah dan Mbak Amy bergantian. Kedua tanganku memainkan memek mereka. Terkadang kuhisap puting toket Mbak Amy dan Bi Inah bergantian.

"Ouh Vii. Yes. Isep say.. Isep putingku.. Ouh.."

"Denn.. Kocok memek bibi.. Aahh.. Enak Den.. Uh uhh.."

Mereka mendesah tak karuan dan Bi Inah menarik kepalaku agar menjilati memeknya.

"Oh oh.. Denn.. Jilat Den. Jilat memek bibi.. Bibi mau dapet.. Ah.." tubuhnya menegang dan memeknya berdenyut, Bi Inah mencapai orgasmenya yag pertama lalu aku menjilati memek Mbak Amy.

"Ouh Vii.. Mphh.. Mmpphh. Jilat say.. Jilat klentitku. Isep say.. Aah.. Vii." tubuh Mbak Amy menegang dan bergetar, kedua kakinya menjepit kepalaku, tak berapa lama jepitannya mengendur.

"Ayo Vii.. Entot aku sayang. Aku sudah nggak tahan nih.."

"Iya Den.. Bibi juga mau rasain kontol Den ovi.."

Aku merebahkan mereka berdua diatas kasur, kugesekan kontolku dimemek Mbak Amy. Bi Inah meremas toket Mbak Amy dan sesekali menghisap putingnya.

"Uh.. uh.. Vii. Masukin sayang.. Ouh.. Ouh. Isep Bi.. Isep tetekku.. Vii.." tubuh Mbak Amy melengkung ketika aku memasukan kontolku hingga mentok ke dinding rahimnya.

"Vii.. Ahh terus sayang.. Yang kenceng. Ahh. Aahh.. Bii Inaahh.. Isep.."

Mbak Amy mendesah tak karuan, tangannya memegang kepala Bi Inah di toketnya dan tangannya satu lagi memainkan itilnya sendiri. Aku terus memompa Mbak Amy sambil memainkan memek Bi Inah dengan dua jariku. Aku kocok memeknya dan ibu jariku memainkan itilnya.

"Ouh denn.. Enak Den.. Mmpphh mmpphh.. Terus Den.." Bi Inah mendesah dan rambutnya yang disanggul ditarik lepas oleh Mbak Amy.

"Ouh Mbak. Yess.. Aku mau keluar Mbak.. Aku mau keluar.. Mbak Amy.. Ouh.. Yess.."

"Vii.. Bareng Vi.. Aku sudah diujung nih.. Bi isep terus.. Ouhh.. Yess.. Aahh." tubuh Mbak Amy bergetar, kakinya menjepit pinggulku, memeknya terasa berdenyut dan membasahi memeknya. Kontolku terasa lebih dijepit memeknya. Terus kuentot tubuh Mbak Amy dan kuputar tubuhnya sehingga membuat posisi doggy style, kutarik tubuh Bi Inah dan kucium bibirnya sambil terus kuentot tubuh Mbak Amy.

"Terus Vii.. Keras Vi.. Lebih kenceng say.. Aku mau keluar lagi.. Yeess." desahnya dan tangannya mencengkeram sprei, kepalanya bergerak tak beraturan. Aku terus berciuman dengan Bi Inah dan tangan Bi Inah memijat buah zakarku menambah kenikmatanku.

Aku rebahkan Mbak Amy dan kakinya kuletakan dipundakku, kupompa tubuh Mbak Amy dengan keras.

"Ouhh.. Vii.. Terus say.. Aahh.. Aku mau dapett.. Ovii.. terus say.. terus vi.. Ahh ahh.. Ouhh ouuhh.. Yeess.."

"Uh uh Mbak Ammyy.. AaARRGGHH.. AH AAHhh." aku mendesah panjang berbarengan dengan Mbak Amy juga tumpahnya air maniku di memek Mbak Amy.

Aku merebahkan diri disampingnya. Kucium bibirnya lembut. Aku menarik tubuh Bi Inah agar mengangkangi mukaku dan kujilat memeknya serta kuhisap hisap itilnya. Bi Inah mendesah dan mengerang keenakan, rambutku dijambaknya agar terus menjilati memeknya.

"Jilat Den.. Isep itil bibi.. Ouh uh denn.. Bibi mau dapet.."

Bi Inah menggoyang pantatnya, memeknya terasa basah dan kuhisap cairan yang menetes dari memeknya. Kurebahkan Bi Inah disamping Mbak Amy dan kumasukan kontolku ke dalam memeknya yang sudah basah.

"Ouhh Den Ovii.. Enak Den.. terus Den.. Ouh ah ah ah.. Denn ovii." aku terus mengentot memeknya dan kuputar pinggulku. Aku miringkan tubuhnya dan kuangkat kakinya satu kepundakku. Setelah beberapa lama kuputar tubuhnya dan kuangkat pantatnya sehingga Bi Inah dalam posisi tengkurap dan pantatnya menungging lalu kumasukan panisku ketubuhnya.

"Ouh Denn.. Enak Den.. Enak banget.. Oh oh.. Bibi mau dapet denn.. Bibi mau dapet lagi.. Ayo Den keluar bareng.. Ouh ouh.."

Bi Inah mencengkeram pinggir tempat tidur, Mbak Amy terus meremas remas toket Bi Inah dan sesekali mencium bibirnya.

"Ayoo Den.. Bibi sudah nggak kuatt.. Aahh aahh.. Denn.. Cepett.. Bibi sudah nggak tahann.." desahnya berbarengan dengan denyut memeknya dan terasa basah, rupanya Bi Inah mencapai orgasmenya lebih dulu. Aku terus memompa memeknya.

"Bibii.. Aahh aahh.. Aku mau keluar.. Bi Inahh.. Aahh.." aku cabut kontolku dan kukocok kontolku, Mbak Amy memutar tubuh Bi Inah agar terlentang dan mencium bibirnya serta meremas toketnya dan aku menyaksikan adegan ciuman antara Bi Inah dan Mbak Amy. Aku entot kembali tubuh Bi Inah.

"Bi Inahh.. Oouuhh.." desahku dan tumpahlah air maniku didalam memek Bi Inah, kucabut kontolku lalu Mbak Amy dan Bi Inah bergantian mengulum kontolku membersihkan mengharapkan sisa sisa air maniku. Aku mencium Mbak Amy dan merebahkan diriku diatas tubuh Bi Inah.

"Makasih ya Bi, memek bibi enak banget."

"Iya Den, kontol Den Ovi gede pas di memek bibi." lalu aku memeluk Mbak Amy dan mencium lembut bibirnya.

"Makasih ya Mbak."

"Iya vii sama sama, kamu sudah ngasih Mbak kepuasan." sambil memelukku dan mencium keningku.

Aku sempat melakukannya sekali lagi dengan Mbak Amy dikamar mandi. Kemudian aku memesan taksi dan berpamitan untuk pulang. Demikianlah kisahku yang lain dengan Mbak Amy. Kepada para pembaca dapat memberikan saran dan kritik melalui email.

E N D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.