kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru Hijab Tapi Baju Dinas PEMERSATUDOTFUN

Hijab Tapi Baju Dinas

Tidak ada voting
Hijab, Tapi, Baju, Dinas
Hijab Tapi Baju Dinas
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Hijab, Tapi, Baju, Dinas yang ada pada kategori JILBAB published pada 13 Agustus 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Hijab Tapi Baju Dinas secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Sonny Amulet 1: Obsessive - 1


Tolong diperhatikan bahwa ini adalah kisah semi-fiksi dimana penulis menambahkan hal-hal diluar fakta untuk lebih mandramatisir serta membuat alur cerita lebih menarik. Semua ini demi kepuasan anda para pembaca.

*****

Obsesiku Erika

Namaku Sonny, aku mahasiswa di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta Timur. Aku sekarang memasuki semester 5 atau tahun ke tiga kuliahku di Jakarta. Aku berasal dari daerah dan merantau ke Jakarta untuk kuliah di ibukota ini. Menurut teman-temanku tampangku sih lumayan (tipe yang disukai wanita). Tapi mereka bilang aku punya sifat introvert yang kadang membuatku menjauh dari pergaulan.

Aku memang introvert terlebih disaat-saat aku menikamati hobby-ku yaitu main komputer dan internet. kalau sudah begitu bisa berhari-hari aku mengurung diri di kamar kost dan jauh dari pergaulan. Tapi aku juga punya satu hobby lagi yaitu wanita!! Aku termasuk playboy di kampus dan sudah cukup dikenal karena itu. Kontras dengan hobby-ku sebelumnya, hobby ini bisa mebuatku jarang dirumah! Jadi cukup kontradiktif tapi bagiku malah jadi balance dan harmonis (hehehe..).

Aku baru saja pindah dari tempat kost yang lama di daerah Rawamangun ke Flat (rusun)di daerah"P". Sengaja aku memilih tempat ini karena lebih bebas dan privacy lebih terjaga dibanding tinggal di tempat kost dimana banyak orang lain juga tinggal. Belum lagi pemilik kost yang menjengkelkan itu. Disini para tetangga cenderung bersikap cuek dengan prinsip..

"Gue sih asyik-asyik aje.. Asal loe nggak ganggu gue.. Waatchaa!"..






Begitulah motto hidup disini. Selain itu sudah menjadi rahasia umum kalau di flat ini banyak tinggal para piaraan dan simpenan ataupun istri muda (hehehehe.. Kebetulan dong!). Disamping itu banyak juga mahasiswi ASMI yang tinggal disini (Sekali lagi.. Hehehehehe!). Jadi disinilah aku bisa menekuni kedua hobby-ku dengan baik (selain belajar tentunya!)

Oh iya.. Aku baru 2 hari pindah disini dan tadi sore aku sudah bikin 'story' di kamar baruku. Begini ceritanya.. Seminggu yang lalu ketika sedang berada di bagian administrasi di kampus, aku bertemu dengan Erika teman kuliahku yang hampir dua semester tidak kelihatan karena cuti. Rupanya saat itu dia juga sedang ada urusan di bag administrasi. Erika adalah kakak angkatanku di kampus (dia angkatan '96 sedang aku '98). Kita kenal gara-gara OSPEK dan dia termasuk kakak tergalak dan sering banget ngerjain aku. Belakangan kita jadi akrab tapi sayangnya belum sempat berlanjut aku keburu digebukin sama senior cowok yang cemburu sama aku.

Atas nasihat teman-teman angkatanku maka aku terpaksa mundur dengan teratur (selain dengan dongkol dan jidat benjol tentunya!). Sebagai gambaran, Erika cukup cantik wajahnya mengingatkanku pada Lusy-mantan personil AB-Three yang sudah keluar. Tubuhnya pun mirip-miriplah tinggi dan sintal. Yang membedakan menurutku adalah kebiasaannya. Erika selalu berpenampilan sporti, suka pake sepatu kets or boots dan suaranya berat dan sexy (mungkin karena dia perokok berat pula).

Kita ngobrol-ngobrol, tanya sana-sini tentang keadaan masing-masing. Ternyata dari hasil pembicaraan aku baru tahu kalau selama cuti 2 semester dia kerja di Production House sebagai manajer multimedia advertising. Perlu diketahui PH tersebut milik bokapnya jadi enggak heran kalau dia langsung jadi manajer divisi multimedia advertising. Tapi Erika memang pintar koq, bahasa inggrisnya lancar dan IPK-nya memang tinggi. Saat itu juga dia menawarkan pekerjaan di kantornya sebagai staff marketing freelance. Kebetulan aku kenalan agen motor keluaran cina yang lagi ingin mengiklankan produknya. Aku terima tawarannya. Lumayan juga buat nambahin income (dan bisa deket lagi sama dia!). Akhirnya aku berhasil mengatur pertemuan Erika dengan kenalanku itu hari ini.

Jam sembilan pagi tadi ponsel-ku berbunyi dan kudengar suara Erika di ujung sana..

"Halo Son, ini aku".
"Iya kenapa Rik ada apa?"

Aku agak grogi jangan-jangan pertemuannya batal or something gitu.

"Begini.. Barusan aku terima telpon kalau sepupuku Imel, tiba siang ini dari Singapur.. Dia datang bawa beberapa peralatan fotografi dan kamera yang baru dibeli disana" suaranya terdengar berat dan sexy.
"Kebetulan sopir-ku lagi nganter Mama dan supir kantor semuanya lagi tugas keluar," katanya lagi.
"Jadi gimana dong soalnya waktunya crash sama appointment dengan klien kita.. Lagipula sepupuku si Imel itu sudah 4 th enggak ke sini jadi dia enggak tahu alamat kantor dan rumahku yang sekarang. Lagian aku sudah janji jemput dia," suara Rika diselingi tarikan rokok.

Aku bayangkan dia sekarang baru bangun tidur dan masih dalam pakaian tidur yang menerawang sehingga lekuk-lekuk tubuhnya yang sintal terawat itu terlihat dan rambutnya masih terurai bebas duduk menelpon-ku sambil menghisap rokok putih kesukaannya..

"Son!!" Ups! suara Rika mambuyarkan lamunanku.
"Eh ehm iya.. Gini aja jam berapa Si Imel itu datang biar aku yang jemput. Jadi kamu bisa tetap ketemu klien" ujarku cepat.
"Hmm.. Oke deh.. kalau begitu.. Imel tiba jam setengah satu siang nanti".
"Nanti setelah aku jemput, dia aku antar kesini dulu yah sampai kamu selesai presentasi" Kataku menjelaskan.
"Yup nanti aku jemput ke tempat kamu yah" Suaranya setengah mendesah.
"Eh thanks lho Son, pokoknya kalau ada apa-apa just call me ok?"
"Ok boss.. Moga-moga bisnis kita tembus yah" Kataku bersemangat.
"Hihi.. We'll see.. Byee" Erika menutup telponnya.

Masih seperti dulu, Erika bagaikan salah satu tropi yang tidak pernah aku rebut. Di kampus telah banyak cewek-cewek cantik incaran para cowok yang telah aku tundukan.. (dan aku 'tunggangi' hehehe!).

Jam 12: 45 WIB di Bandara Soekarno-Hatta.
Telah sekitar setengah jam aku menunggu disini menanti wanita bernama Imel itu muncul dari pintu kedatangan. Sempat berbagai pikiran terlintas di benak-ku mengenai wanita ini. Kira-kira seperti apa yah dia? Apakah kurus ataukah gemuk seperti Suti Karno? Yang jelas kata Erika, dia tuh bakal nyamperin aku soalnya Erika sudah kasih tahu ciri-ciriku lewat telpon makanya aku disuruh pake topi dan pake jaket. Hehehe.. Kayak biro jodoh aja!

Tiba-tiba aku terkejut ketika ada pundaku ditepuk dengan halus dan ada suara menyapa dari belakang.

"Hai.. Sonny yah!"

Aku membalikan badan dan terkejut melihat seorang wanita manis tersenyum ke arahku.

"Eh Kamu Imel?" aku gugup menjawab.
"Iya.. Sorry yah agak telat soalnya aku harus ngurus bagasi agak lama karena bawaanku lumayan banyak".

Suaranya renyah dan ramah walaupun nadanya lebih kedengaran tegas dibanding suara Erika. Ternyata Imel sangat manis dan sepintas wajahnya agak mirip-mirip Erika hanya kulitnya yang kelihatan lebih gelap cenderung merah seperti turis yang baru pulang dari Bali. Imel hampir setinggi Erika cuma badannya lebih kurus serta rambutnya yang lebih pendek dan di hiline warna kuning tampak lebih menyolok. Imel memakai kaos tanpa lengan dan celana capri 3/4 dan memakai sandal santai. Terlihat bentuk kakinya yang indah dengan gelang kaki dipergelangan kaki kanannya.

"Ehm.. Mobil kamu dimana?
"Biar portir bisa langsung ngangkut bagasinya" Suaranya ramah tapi bagaikan menegur aku yang sempat melakukan 'quikscan' terhadap dirinya dari atas sampai bawah (dengan ekspresi bejo alias bengong jorok).
"Oh iya bagasi yah.. Tunggu disini aku ambil mobil dulu.. Biar lebih cepat"

Aku menjawab dengan ekspresi serius menghilangkan rasa malu karena kepergok tadi. Dalam sepuluh menit kemudian aku dan Imel sedang melaju di jalan tol menuju ke tempat ku (hehehehe!!). Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuatku harus mengurangi kecepatan mobilku. Situasi jalan tol yang sedang ramai makin memperlambat laju kendaraanku. Imel tampak nyaman duduk disampingku sambil sesekali mengganti frekwensi radio.

"Kamu di Singapur sekolah apa?" aku membuka pembicaraan.
"Aku sekolah bisnis sambil ngambil kursus fotografi" suara Imel terdengar makin akrab ditelinga.
"Oh jadi kamu kesini sekalian kerja sama Erika yah?"tanyaku.
"Iya tapi enggak permanen sih,"lanjutnya.
"Cuma sementara aja koq soalnya aku mau lanjutin sekolah fotografi di Australia," kilahnya dengan nada menjelaskan.
"Kamu sendiri gimana?" Imel balik bertanya.
"Aku masih kuliah di fakultas ekonomi.. Satu kampus sama Erika," jawabku singkat.
"Aku kerja di PH-nya Erika jadi marketing tapi freelancer aja takut keteter studiku," ujarku sambil menolong Imel memakai sabuk pengamannya.

Saat aku meraih ujung sabuk pengaman yang agak susah ditarik itu, secara tidak sengaja lenganku menyentuh dada Imel yang tampak tercetak sempurna di balik kaos tanpa lengannya yang ketat. Sempat berdesir darahku karena gejolak yang tertahan. Otomatis 'si junior' yang sejak tadi sudah mengeras makin terasa berontak dlm celana dalamku.

"Ups. Sorry" spontan keluar dari mulutku.
"Thats ok.. Thanks" Imel menjawab enteng seolah kejadian itu biasa baginya.

Ia berterima kasih atas bantuanku memakaikan sabuk pengamannya. Dalam hatiku aku berharap ucapan thanks tadi diucapkannya karena sentuhanku tadi (hehehe). Sisa perjalanan kita berdua lalui dalam kebisuan. Hanya alunan lagu dari radio yang mengisi suasana. Aku berkutat dengan fantasi-ku tentang gadis manis yang duduk disebelahku ini. Aroma parfum yang ia gunakan betul-betul membuat kejantanan-ku makin terstimulasi. Beberapa kali aku melirik ke arahnya mencuri pandang sambil pura-pura lihat kaca spion.

"Wow!" dalam hatiku.. Aku dalam perjalanan ke flat-ku bersama mahluk manis ini! 'Si junior'-pun segera menyumbangkan saran-saran kotornya ke benak-ku. Apa yang akan kulakukan setiba di flat nanti? Apakah aku harus menyia-nyiakan peluang emas ini?
"TIDAAK.. JANGAN SAMPAI DISIA-SIAKAN!!".

Aku tersentak! rupanya itu suara teriakan si junior dari balik celana dalamku. Dalam situasi 'urgent' seperti sekarang ini aku cuma bisa melirik ke arah celanaku dan berkata"OK BOSS!!" (hehehehe.. Dalam hati tentunya!).

Penantian

Pukul 13:50 WIB di flat tempat tinggal Sonny.. Hujan tinggal gerimis saja tapi cukup menyejukan di siang hari yang biasanya penat. Rupanya hujan deras tadi membuat perjalanan dari bandara cukup lama. Setelah mampir di warung Mas Mono untuk membeli rokok kita berdua bergegas ke kamarku yang terletak di lantai 4.

"Silahkan masuk," aku mepersilahkan Imel masuk kamarku.
"Tapi sorry yah tempatku berantakan.. Maklum cowok hehehe" aku agak enggak enak kalau Imel enggak nyaman disini.
"Ah kamu son.. Biasa aja koq tempatku di Singapur juga enggak lebih bagus dari ini" ujarnya merendah.

Ruangan flatku tidak besar.. Terdiri dari ruang tamu, satu kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Lumayan buat bujangan.

"Wah!!" seru Imel,"Sofa kamu funky banget warnanya"

Imel rupanya tertarik pada sofa-ku yang berwarna kuning itu. Aku sendiri enggak suka sama warna kuning karena norak banget. Tapi sofa pemberian kakak-ku ini bisa dirubah jadi tempat tidur cadangan jadi berguna kalau ada teman-teman nginap disini.

"Oh ini sofa sudah lama, ini dikasih sama kakak-ku Mbak Widya," kataku.
"Its very cool!" Imel segera merebahkan tubuhnya diatas sofa itu. Dari ekspresinya dia seperti anak kecil yang menemukan mainan lamanya.
"Eh sorry.. Aku juga punya sofa warna kuning di apartemanku di Singapur" kata Imel sambil mengganti posisi duduknya.

Dia seperti menyadari kalau aku agak terbengong-bengong atas sikap dia barusan. Aku kembali memutar otak.. Bagaimana cara untuk mendapatkan 'tropi' yang satu ini sebelum Erika menjemputnya? Segala macam cara aku pikirkan termasuk memberinya obat perangsang (tapi segera aku buang dari benakku karena ngerasa malu sendiri). Aku duduk disampingnya dan menyalakan TV. Imel bangkit dan bertanya,"Son.. Aku haus kamu ada batu es?".
Aku heran dan berkata,"Di kulkas ada air dingin tuh, kamu enggak perlu pake batu es lagi".

Imel segera mangambil gelas dan sebotol air dingin di kulkas. Aku menonton TV sambil kakiku selonjoran diatas meja di depan sofa.

"Eh si Erika masih lama yah meeting-nya?" tanya Imel sambari duduk disampingku dan menaikan kakinya selonjoran di meja.
"Nanti sekitar jam 3 atau jam 4 selesai.. Dia bilang mau telpon koq kalau sudah selesai" Kataku menjelaskan sambil menghembuskan asap rokok. Tampak asap rokok mengepul melenggok bagai tubuh seorang wanita yang menggoda.
"Kamu mau juga nggak?" Imel manawarkan segelas air minumnya.
"Oh no thanks.. Dingin-dingin begini aku enggak bisa minum es" aku menjawab singkat sambil memperhatikan sepasang kaki Imel yang 'parkir' disebelah kaki diatas meja.

Tampak gelang kakinya manambah manis kakinya yang bagus dan terawat itu. Terdengar suara imel yang minum pake sedotan dari gelas yang sudah habis airnya. Srrt.. Srrt! Imel menyedot gelas yang sudah kosong. Aku menoleh ke arahnya dan tanpa kusangka sepasang mata bulatnya sedang manatapku dengan tatapan nakal. Terlihat senyumnya yang kekanak-kanakan sambil bibirnya menyedot sedotan di gelas yang sudah kosong itu. Rupanya Imel menggodaku!

"Kayak anak-anak yah" ujarnya sambil tetap senyum ke arahku. Aku tetap belum mau terpancing (soalnya takut salah kira)
"Iseng banget sih kamu" aku menjawab sambil membalas senyumnya.
"Lagian daripada nungguin Erika lama banget".

Aku makin terkejut! Suara Imel sengaja dibuat seperti merengek manja. Aku jadi makin salah tingkah.. Bingung apakah Imel benar-benar menggodaku atau memang dia punya sifat manja? Belum habis kebingunganku, Tiba-tiba kurasakan kaki Imel menggelitik kakiku.

"Serius banget sih kamu.. Biasa aja dong," ujarnya menggodaku lagi.

Ke bagian 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.