Cerita Dewasa:
Sonny Amulet 1: Obsessive - 2
Dari bagian 1
Pucuk ditimpa ulam tiba! Aku segera membalas menggelitiki kakinya. Terdengar Imel tertawa tertahan menahan geli.
"Mel.." Ucapanku tertahan karena Imel meletakan jari telunjuknya di atas bibirku memotong perkataanku.
"Ssst.. Stop talking" tatapan matanya berubah dan aku melihat ada gairah dlm tatapannya. Suaranya terdengar lebih mesra sementara nafasnya makin berat.
"Kira-kira pikiran di kepala kita saat ini sama nggak yah?" Perkataan Imel itu segara manyalakan lampu di kepalaku yang dilanda kebuntuan sejak tadi.
Segera aku mematikan rokok, menyingkirkan gelas yang dipegangnya dan segera membalikan badan ke arahnya. Imel mengganti posisi duduknya menjadi meringkuk kakinya ditekuk di depan dadanya. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya tak sabar ingin melumat bibir tipisnya. Tiba-tiba Imel menahan tubuhku dengan tangannya dan agak mendorongku menjauh darinya.
"Wait a second" katanya.
"Kita lakuin step by step ok" Suara Imel setengah memerintah dengan tatapan mata yang kian meredup manahan gejolak hasratnya.
Aku kembali berusaha mendekat kepadanya bagaikan seekor pemangsa mendekati mangsanya. Kali ini gerak majuku tartahan oleh kaki kanan Imel yang disodorkan manahan dadaku. Imel seperti menendang secara perlahan hingga kembali mendorongku mundur. Terlihat senyumnya dingin tapi penuh gairah ke arahku. Kakinya yang halus dan mulus itu di selipkan ke bagian kemejaku yang sudah terbuka dan aku merasakan kakinya halus membelai dadaku yang bidang dan agak berbulu. Gerakan kakinya lincah bermain di atas boba dadaku. Kuraih betisnya lalu lidahku mulai menjelajahi kaki Imel yang indah dan terawat itu.
Mulai dari tumitnya ke bagian engkel lalu ke arah betis bagian bawahnya. Halus dan hangat terasa di lidahku. Imel kegelian.. Ujung jari-jari kakinya beberapa kali mengejang manahan kenikmatan yang mulai merembet ke atas. Aku gemas melihat jari-jari kakinya yang indah tersebut lalu kukulum satu persatu.
"Iih.." Imel mengerang lirih manahan rasa geli bercampur nikmatnya. Sekitar 3 menit aku melakukan "legs job" ketika Imel yang sudah tidak tahan lagi membuka ikat pinggangku dan membuka celanaku dengan penuh hasrat. Aku segera menarik lepas baju kaos tanpa lengan yang dia kenakan. Terlihat bra hitamnya dan garis toketnya yang kencang dan ranum.
Begitu celana dalamku terlepas, 'si junior' segera berdiri bagaikan ular kobra yang terusik. Imel sejenak menggigit bibir bawahnya dan meleletkan lidahnya sebelum dia memagut kontolku dangan rakusnya tanpa dipegang terlebih dahulu. Kedua tangan Imel merayap ke atas dadaku sambil sesekali membuat gerakan seperti mencakar yang membangkitkan sensasi tersendiri buatku. Kedua lengan Imel terlihat kencang dan pundaknya tampak cukup atletis (belakangan aku baru atau kalau Imel punya hobby diving/menyelam). Hangat terasa saat kontolku dikulumnya. Kadang Imel memainkan kontolku dalam mulutnya dengan lidah.
Kemudian Imel menciumku mulai dari kontol terus ke atas hingga bibir kita berdua bertemu dan saling berpagutan dengan permainan lidah yang memabukan. Sementara itu Imel melepaskan celananya sedangkan aku mambuka bra-nya. Tampak Buah dadanya yang ranum dan terbentuk dengan sempurna. Toket Imel tidak tergolong besar tapi bentuknya betul-betul indah dengan bobanya yang lancip bagaikan melotot ke arahku.
Kulingkarkan lenganku di pinggangnya yang ramping sambil mendekapkan kedua tubuh kita yang berciuman. Bagaikan es dan api bertemu menghasilkan getaran dahsyat diantara kita. Imel mendongak sambil menggoyang pinggulnya menggesek Kontolku.
"Oooh Sonnyy.. Uffssh" dia mengerang sambil memejamkan matanya.
Aku menciumi lehernya yang jenjang, lalu kupingnya kemudian turun ke toketnya. Aku memainkan lidahku di ujung boba susunya.
"Uuuhh.. Yes soon!" Imel mendekap dan membenamkan wajahku diantara buah dadanya.
Tercium wangi aroma tubuh wanita yang sedang dilanda birahi. Aku merebahkan tubuhnya lalu meneruskan eksplorsiku ke bagian bawah. Kugerakan tanganku mencakar halus pingganngnya sampai ke toketnya (ini kunamakan jurus cakar sakti.. Hehehehe). Imel meremas kedua tanganku menahan geli yang ditimbulkannya.
"Ssshh.. Ssshh!" Imel mendesis berkali-kali menahan kenikmatan itu.
Aku menarik turun celana dalamnya yang berwarna putih dengan motif kupu-kupu berwarna-warni (funky juga tuh). Sesaat kemudian aku sudah berhadapan dengan 'tropi' itu. Memek Imel yang tampak tebal dengan bulu-bulu yang sepertinya sering dicukur sehingga tumbuh rapi. Sejenak aku mengagumi keindahan memeknya lalu Imel bergerak sedikit mengangkat pinggulnya dan membuka agak lebar kedua pahanya seakan menyodorkan 'menu' utamanya ke wajahku. Aku memainkan itilnya dengan tanganku-sementara kujilati kedua pahanya.
"Aaahh.. Ssshh" Imel mengerang lirih.
Aku menikmati aroma kewanitaannya yang semerbak bersamaan keluarnya 'cairan cinta' dari liang memeknya. Kubenamkan wajahku ke memeknya sambil menjilati bibir memeknya. Itilnya yang berwarna merah jambu kukulum sambil kumainkan dengan lidahku. Tubuh Imel menggelinjang bergetar..
"Uuuhffss.. AAhh!" Imel menjerit menahan kenikmatan sambil tangannya menggenggam tepi sofa. Kurasakan cairan memeknya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.
"Son.. Get into me now".
Imel lirih memohonku untuk segera memasuki tubuhnya. Aku segera menempatkan tubuhku diatas tubuhnya yang ramping sexy serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Imel terbaring polos telanjang. Kulitnya yang berwarna kemerahan karena terbakar matahari namun tetap mulus dan halus karena dirawat dengan baik hingga menambah gairahku. Body Imel tuh agak kurus tapi kencang dan atletis mirip-mirip pelari sprinter tapi untungnya enggak sampai berotot sih (thank God).
"Latex please" suara Imel yang sexy mengingatkanku.
"Ok ok" aku segera meraih dompetku dan mengeluarkan kondom yang selalu kusiapkan disitu.
'Si junior' bersarungkan Durex siap tempur! Imel menggenggam kontolku dan menuntunnya ke liang memeknya yang merah basah. Sejenak sempat kudengar Imel mendesis saat meraih kontolku.
"Uuu.. Its big and strong" ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri.
Begitu ujung kepalanya menempel di bibir memeknya.. Kurasakan getaran listrik yang mulai menjalar di seluruh tubuhku. Lalu perlahan aku dorongkan ke dalam memeknya.
"UUHHSS.. YESS"
"SOON.. Uuuffssh" Imel mengerang sambil mendongakan kepalanya.
Dengan satu dorongan berikutnya kontolku sudah masuk secara full dalam liang memek Imel yang hangat dan tebal. Imel mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar dipinggangku. Aku mulai gerakan memompa memeknya.
"Yess.. Uff soon" Imel menjerit halus sambil memejamkan matanya.
Gerakanku makin lama makin cepat dengan tekanan yang makin kuat menerobos ke dalaman memek Imel yang merespon dengan berdenyut-denyut seperti memijit kontolku. Tiba-tiba Imel membuka matanya dan berbisik lirih.
"Son ganti posisi.. Aku biasa orgasm sambil doogie".
Kita segera ganti posisi kali badan Imel membalik dalam posisi nungging (doogie style). Katanya dia biasa orgasme dlm posisi ini. Aku menuruti permintaan Imel. Yang jelas dalam posisi ini aku jadi bisa melihat postur Imel lebih lengkap. Biarpun Imel ramping, tapi dia memilik pantat yang padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yang ramping makin membuat pantatnya montok dan makin semok. Aku segera mengarahkan kontolku kembali.. Kali ini penetrasi dari belakang.
"Srrt.." makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar memek Imel sudah makin basah.
Imel menggenggam pegangan sofa dengan kedua tangannya. Aku menciumi lehernya dari belakang sambil kadang-kadang menggigit pundaknya. Ternyata Imel sangat pengalaman dlm posisi ini dia makin aktif bergerak.. Selain mengikuti gerakan maju mundurku pinggulnya pun bergoyang mengocok kontolku.
"Imel.. Pinggul kamu hebat banget," aku berbisik terengah-engah. Imel menjawabnya dengan erangan-erangan dia menoleh kepadaku sambil menggigit bibir bawahnya. Terlihat peluh membasahi wajahnya yang makin memerah. Sesaat kemudian dia berbisik padaku
"Faster.. Sayang.. Lebih cepat!!" suaranya dibarengi deru nafas yang memburu.
Rupanya dia sudah makin mendekati klimaks. Aku pun meresponnya dengan gerakan yang lebih cepat dan keras. Kutusukkan kontolku makin dalam ke memeknya seiring perasaan klimaks yang sudah diambang.
"Aaahh uuh ssh.. Teruus Soon ahh" Imel menjerit sambil bergerak makin liar sampai sofa ini bergetar berderik-derik. Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Imel. Gerimis masih turun diluar ketika Imel Tiba-tiba menjerit.
"AAH UUHHFFSSH"..
"SOONNYY" kepalanya mendongak.
Tubuhnya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari liang memeknya merembes sampai ke buah pelirku. Aku pun melepaskan jutaan spermaku menyemprot kencang memenuhi karet Durex yang kupakai.
"UU.. Yess" Imel mengakhiri gelombang kenikmatannya.
Sejenak tubuh kami mengejang bersama lalu rebah lunglai diatas sofa kuning. Imel rebah menelungkup dengan tubuhku diatasnya. 15 menit kemudian kami duduk dan mulai membereskan pakaian kami.
"Koq jadi begini yah" aku seperti bicara pada diriku sendiri (sengaja biar enggak ketauan niat-nya hehehe).
"Tahu nggak apa sebabnya?"Imel berkata sambil menatap lekat wajahku. Kemudian dia melanjutkan dengan senyum nakalnya yang penuh arti itu.
"Sofa kuning ini.. Bikin aku sugesti buat ngelakuinnya".
Aku masih tidak mengerti maksudnya kemudian Imel menambahkan, "Khan sudah kubilang.. Di apartemanku di Singapur aku punya Sofa kuning".
"Terus..?" aku minta penjelasan. Imel menambahkan.
"Pertama kali aku ML di sofa itu dan sampai sekarang aku selalu melakukan aktivitas sexual-ku di sofa itu" lalu ia melanjutkan, "Sofa kamu mengingatkanku sama punyaku di sana.. So sofa kuning ini turn me on.. Bikin aku horny".
Walah aku terheran-heran koq bisa begitu? Belum selesai keherananku Imel berkata lagi, "Tapi punya kamu besar juga koq, i like it very much," ujarnya tersenyum sambil berjalan ke arah kamar mandi. Aku masih duduk lemas diatas sofa itu ketika Hp-ku bunyi. Ternyata Erika telah selesai dengan presentasinya dan sekarang sudah tiba di sini. Dia menunggu Imel di tempat parkir. Aku mengantarkan Imel ke bawah dan di tangga Imel sempat berbisik.
"Son.. Sofa-nya jangan kamu ganti yah soalnya-kalau aku kangen sama sofaku di singapur pasti aku ke sini lagi".
Aha! pasti akan aku rawat dengan baik. Kalau perlu enggak boleh ada orang lain yang duduk disitu selain Imel aja. Begitulah yang terjadi di flat-ku sore itu. Betul-betul story baru yang buat aku semangat(hehehe!). Karena Erika mau langsung pulang sama Imel dan besok dia harus keluar kota jadi barang-barang bawaan Imel itu dititipkan sama aku.
Biar aku yang bawa besok sekalian ke kantor. Diantara barang-barang baru tersebut aku menemukan satu set kamera kecil yang namanya probe camera lengkap dengan receiver-nya (bisa buat ngintip hehehehe!). Eh ngomong-ngomong di lantai 4 flat yang aku tinggalin ini ada 4 kamar. Aku di kamar 42 sedangkan tetanggaku hampir semuanya cewek (heheheh!). Di kamar 41 tuh yang tinggalin ada 2 cewek anak ASMI namanya Rina dan Elin. Kamar 42 yang tinggal pasangan suami istri yang masih muda. Suaminya enggak jelas pekerjaanya namanya Mas Agus sedangkan istrinya Mbak Leny kerja di karaoke. Terakhir kamar 44 yang tinggal kakak beradik. Mbak Laras sama Mbak Ratri. Mbak Laras itu seorang polwan sedangkan Mbak Ratri pegawai sebuah bank swasta.
Kebetulan mereka semua enggak ada yang jelek. Tampangnya mulai dari lumayan sampai cakep (sekedar menilai). Begitulah sekilas profil para tetangga baruku. Besok khan enggak ada Erika jadi aku mau berusaha 'bersosialisasi' dengan para tetanggaku.
E N D