kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru Serutube – Pap Dedek Hijab Sange Binal Jilatin Uting Susu Colmek // 7694 PEMERSATUDOTFUN

Serutube – Pap Dedek Hijab Sange Binal Jilatin Uting Susu Colmek // 7694

Tidak ada voting
Serutube, Pap, Dedek, Hijab, Sange, Binal, Jilatin, Uting, Susu, Colmek
Serutube – Pap Dedek Hijab Sange Binal Jilatin Uting Susu Colmek // 7694
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Serutube, Pap, Dedek, Hijab, Sange, Binal, Jilatin, Uting, Susu, Colmek yang ada pada kategori JILBAB published pada 8 Maret 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Serutube – Pap Dedek Hijab Sange Binal Jilatin Uting Susu Colmek // 7694 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Internet Friend 05


Sambungan dari bagian 04

Dalam petualanganku mencari bantuan dana untuk melunasi hutangku dengan teman internet bukan hanya dengan orang-orang dari manca negara. Orang lokal juga pernah. Aku ingat, namanya Rudy. Pertama kami hanya chatting biasa. Lalu dia mulai meneleponku di tengah malam. Kami bercinta via telepon. Suaraku yang katanya seksi sangat merangsangnya sehingga membuat dia ingin sekali bertemu denganku. Tapi aku menolak, karena dia sudah beristri. Saat itu istrinya baru habis melahirkan dan sedang isitrahat di rumah orang tuanya bersama bayi perempuannya. Tinggal dia sendiri di rumah.

Aku punya prinsip tidak akan mau menganggu cowok yang sudah berkeluarga ataupun sudah punya pacar. Pantang lah! Dia menawarkan bantuan yang tidak sedikit padaku jika aku mau bertemu dengannya dan membiarkannya melakukan anal, tentu saja aku menolak.

Saat itu, aku baru saja patah hati dengan salah satu teman internetku yang dari Singapore. Aku pernah bertemu dengannya dan sebenarnya dia mencintaiku tapi dia tidak dapat menerima kenyataan kalau aku pernah berhubungan seks dengan sepupuku sehingga dia memutuskanku. Setidaknya cowok ini tidak pernah menyentuh tubuhku walaupun dia ada kesempatan untuk itu. Kami hanya berphone seks, itupun setelah dia kembali ke Singapore. Dan setidaknya, dia pernah mengirimkan uang untuk membantuku melunasi hutangku. Ah, aku kangen deh dengannya. Entah bagaimana keadaannya sekarang.

Oke, kembali ke Rudy. Rudy ini bebal sekali tidak pernah sekalipun menyerah walaupun sebenarnya dia sendiri ragu-ragu. Dia pernah mengirimkan photonya padaku lewat email-ku yang di hotmail. Usianya 32 tahun dan putih bersih kulitnya. Rudy bahkan sudah menemukan motel terdekat di daerah dekat tempat tinggalku. Aku pun terus menolak tawarannya. Saat itu aku masih mengharapkan cowok Singapore-ku kembali padaku. Aku berharap pada hari Ulang Tahunku dia akan sudi mengirim short email untukku.

Tapi yang kudapatkan hanyalah kekecewaan. Dia tidak pernah kembali dan Rudy mengambil kesempatan pada saat aku sedang sedih. Sehari setelah hari Ulang Tahunku yang ke 24, Rudy datang ke tempatku dan menjemputku untuk ke motel. Ini adalah pertama kali aku ke motel di Jakarta.

Motel memang tidak terlalu bagus, tapi lumayanlah. Rudy dan aku cuman ngobrol-ngobrol dulu di atas ranjang sementara TV menayangkan daftar nama nama menteri baru di kabinet pemerintahan reformasi. Aku berbaring membelakangi Rudy.






"Kok diam sih? katanya pengen dipeluk!" bisik Rudy sambil memelukku dari belakang. Memang yang kudambakan adalah pelukan dari seseorang pada saat itu. Aku selalu suka dipeluk, karena aku merasa aman karenanya. Kubiarkan Rudy memelukku dari belakang sambil tangannya meremas-remas buah dadaku.

"Ternyata loe tidak bohong.. tetek loe emang gede.. tangan gue aja tidak cukup menutupinya", bisiknya lagi sambil meremas buah dadaku sedangkan batang kemaluannya digesek-gesek di belahan pantatku sehingga dapat kurasakan batang kemaluannya yang sudah tegang dan keras.

Tangan Rudy turun menyentuh selangkanganku, saat itu kami berdua memang sudah melepaskan celana jeans masing-masing. Rudy menemukan aku belum basah benar, akhirnya dia memutuskan untuk kembali meremas buah dadaku. Setelah meremas, dengan posisi badan setengah bangun, Rudy mencium dan menjilat telingaku. Kurasakan hembusan nafasnya di telingaku, mau tidak mau aku mengigil geli.

"Rinii.. mana bobamu? hmm", bisiknya sambil jari tangannya terus meraba-raba mencari bobaku dari balik BH dan kaosku. Gerakan jarinya benar-benar merangsangku. Aku mulai menikmati permainan tangannya. "Hmm.. eehh" rintihku lemah.

Rudy menemukan bobaku yang tegang menegang karena sentuhannya. "Ini dia.. he.. he.. he.." langsung saja Rudy menggaruk keras bobaku. Kali ini dia memusatkan perhatiannya pada bobaku. Kali ini badanku sudah bergerak menghadapnya. Kedua bobaku dipelintirnya pelan dengan jari-jarinya sehingga aku tambah merintih keenakan serta geli. Kurasakan cairan hangat keluar dari liang kewanitaanku sedikit demi sedikit. Rudy mencium celana dalamku dan di jilatnya.

Tanpa membuka kaosku, Rudy membuka tali BH-ku dan kemudian dengan lahapnya dia mengulum salah satu bobaku sehingga merem-melek aku dibuatnya. Bobaku yang satunya digaruk-garuk dengan jarinya serta tangannya yang lain sibuk menggaruk-garuk liang kewanitaanku yang masih mengenakan celana dalam.

"Ooohh.. eehh.. hmm" terasa tenggorokanku kering. Aku menelan ludah membasahi tenggorokanku. Rintihanku semakin jadi. Rudy segera meloloskan celana dalamku serta miliknya juga. Dipasangnya kondom sebelum dihunjamkannya ke dalam liang kewanitaanku yang sudah basah sekali. Rudy terus saja menjilat dan mengulum bobaku bergantian ketika batang kemaluannya asyik memasuki liang senggamaku. Aku benar-benar merasa nikmat sekali apalagi tangan Rudy memijit-mijit bagian atas liang sorgaku. Gila, aku pun merintih semakin kuat dan nafasku seakan-akan habis dibuatnya. Aku pun akhirnya merasakan akan mencapai puncak dan Rudy tahu itu. Dipercepat gerakan dan pijitannya, bibirnya asyik saja mengulumku.

"Aakkhh.." aku merintih lemah. Kugigit bibirku kuat sekali. Tubuhku menegang dan aku mencapai puncak kenikmatan yang menyenangkan sekali. Tidak lama kemudian tubuhku pun melemas. Rudy masih saja belum klimaks, dibalikkannya tubuhku dan pantatku diremasnya. Aku tahu apa yang akan dilakukannya. Kurasakan batang kemaluannya menyentuh lubang pantatku yang masih belum pernah dimasuki batang kemaluan. Aku pasrah saja, badanku lemas sekali setelah aku klimaks tadi.

Setengah memaksa Rudy menusuk batang kemaluannya ke dalam lubang pantatku yang masih sempit sekali. Aku menjerit kesakitan. Benar-benar sakit sekali. Aku menangis dibuatnya.
"Ooouukkh.. gilaa.. nikmat banget lubang pantat loe.. sempit sekali", Rudy terus saja menusuk batang kemaluannya lebih dalam lagi dan membiarkannya sebentar. Kugigit bibirku sampai terasa perih menahan sakit. Lalu Rudy pun mulai menarik keluar batang kemaluannya dan menusuknya lagi ke dalam lubang pantatku. "Aduuh.. nikmat sekali say.. uggh.. uugh. uggh.. heehh.. uugh", kudengar rintihan nikmat Rudy di telingaku. Nafasnya berat dan tambah berat saja. Untunglah tidak berlangsung lama, karena tidak lama kemudian Rudy mencapai klimaks dan menyemprotkan spermanya di dalam lubang pantatku.

Ternyata dia sudah melepaskan kondomnya saat dia akan menusuk lubang pantatku. Dibiarkan batang kemaluannya mengecil di dalam lubang pantatku setelah itu ditariknya keluar. Sejak hari itu, aku tidak pernah bertemu dengan Rudy dan dia pun tidak pernah meneleponku lagi. Janjinya padaku untuk transfer uang kerekeningku tidak pernah dipenuhinya. Janji tinggal janji. Aku tidak pernah menyalahkan mereka. Yang kusalahkan adalah diriku sendiri. Begitu bodoh dan lugu. Akhirnya aku cuma bisa menangis dan menangis. Aku benar-benar membenci diriku!

Bersambung ke bagian 06

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.