Cerita Dewasa:
Cyntia Mahasiswi Itu - 2
Dari bagian 1
Aku buru-buru ganti pakaian dan segera berangkat ke kost adikku. Saat itu entah memang sudah diatur si Cyntia atau apa memang keberuntungan. Pada saat aku sampai kost begitu sepi dan tidak ada seorangpun kecuali pembantu kost. Adikku pun nggak ada. Mungkin masih kuliah. Cyntia keluar dan sepertinya dia sudah lama di kost pura-pura baru sampai dari kuliah.
"Wah, capek banget Ko, kuliah hari ini."
"Oya? Mau dipijitin nggak?" kataku bercanda.
"Memang Koko bisa apa? Mau dong kalau nggak keberatan." balasnya tenang dan bercanda.
"Mana si Luci? Belum pulang ya." basa basi aku.
"Tahutuh kayaknya belum deh.. Kan ada Cyntia.. Hehehehe."
"Daripada ngobrol di luar mending ke kamar Cyntia yuk.. Adem ada AC dan Cyntia lagi nonton juga film horor."
Aku ingin menolak tetapi karena naluri cowok sudah merasuk dalam diri ini aku ikut saja. Kamarnya rapi dan bersih dan wangi lagi. Entah sudah disemprot atau apa aku nggak tahu yang pasti kamar cewek idaman. Sekeliling meja belajarnya ada fotonya dan juga foto mama dan keluarganya. Ternyata Cyntia berasal dari Semarang.
"Ko mau minum apa?"
"Nggak perlu repot deh. Oya, nggak Papa kan cowok masuk kamar kamu?"
"Awas ya kalau macam-macam?"
Saya jadi nggak enak waktu dia bicara begitu. Aku segera balas,
"Ya nggak lah. Aku nggak menggigit orang kok.."
Tiba-tiba Cyntia berseru dan tertawa genit, "Tadi Cyntia bercanda deh.. Habis lihat tingkah laku Koko kok polos amat."
Aku tersenyum dan berkata, "Ayo dong puterin filmnya."
"Cyntia kunci pintu kamar dulu ya kan nggak enak nanti tiba-tiba orang masuk dan kirain kita lagi apaan.. Hahahaha."
"Terserah kamu sih."
Tahu nggak, sejak film di putar ternyata saya dan Cyntia sudah bukan nonton film lagi. Melainkan main film. Pada saat pintu dikunci dan gorydn ditutup memang belum terjadi apa-apa. Pada saat 20 menit setelah film mulai, Cintya mulai dekat-dekat ke aku dengan alasan takut. Aku memeluk dan membelai dia.
Dapat kurasakan tubuhnya yang montok dengan dada yang berisi aku memeluk dia. Kupeluk terus dan dia semakin dekat ke aku. Apalagi udara dingin hembusan AC sangat terasa sekali menusuk kulit.
Kudongakkan kepalanya dan dia tersenyum terangsang karena mukanya sudah berbeda. Kukecup keningnya perlahan dan cukup lama dengan penuh perasaan sayang. Jari tangan kiri telunjuk aku eluskan dari matanya perlahan-lahan sekali ke hidung terus ke bibirnya dan kurasakan dia diam dan menutup mata. Kudekatkan bibirku ke bibirnya dan dia diam juga.
Kubisikkan kata-kata mesra, "Cyn, kamu cakep sekali." ke telinganya dan kujilati sedikit dan dia merapatkan tubuhkan ke aku semakin erat.
Kubisikkan sekali lagi dan kujilati perlahan, "Cyn.. Aku suka sama kamu."
Cyntia mendesah.."Ohh.. Auhh.. Cyntia juga Ko.."
Sudah kulihat dia terangsang berat saat kubisikkan kata-kata tadi dan kujilati telinganya. Aku membuka kaosnya perlahan-lahan dan dia diam saja. Aku sempat berpikir "Wah ini anak kok diam baget?"
Kulihat dadanya begitu kenyal dan berisi. Begitu bagus dan putih sekali tanpa ada bercak sedikitpun. Sempurna sebagai tubuh wanita yang menginjak dewasa.
Branya yang ungu begitu bagus terbalut di dadanya. Kubuka kancingnya perlahan-lahan lalu kumainkan dengan jari-jari ku di puting susunya yang ranum. Aduh penis ku begitu keras seolah-olah akan meledak. Putingnya coklat indah sekali. Begitu keras juga.
Cyntia membenamkan kepalanya di samping kepalaku. Waktu itu posisi kami memang senderan di tembok di atas springbed. Film sialan horor terus menjerit-jerit karena pemainnya sedang diburu monster aneh. Jeritan itu terus menerus menghantui nafsu ku seolah-olah aku ingin membuat Cyntia menjerit.
Aku terus memainkan puting susunya dan tubuhnya bergetar kejang keras. Dia menjambak rambutku yang pendek dan mendesah.."Auhh.."
Nafsuku berpacu kencang. Aku mencium dadanya sebentar lalu kembali ke bibirnya. Kumainkan lidahku di bibirnya dan dia berbisik,
"Aduh geelii.."
Aku lanjutkan ke dadanya dan kali ini ke buah dadanya yang ranum. Kujilati puting susunya perlahan sambil putus-putus dan dia begitu terangsang lalu meraih celana aku dan membuka celana aku.
Aku tahan.."Tunggu say, permainan baru dimulai.."
Tangannya terdiam dan kubaringkan dia tanpa sehelai baju pun. Dia terdiam sambil menggigit kedua jari tangannya. Mungkin dia malu tetapi malu karena rangsangan. Aku merosot celana panjangnya dan dia terdiam.
Kupandangi tubuhnya yang telentang di spingbed sungguh luar biasa. Begitu indah dan bagus sekali.
Pikiran ku terus bergolak,
"Andai aku bisa setubuhi dia sungguh dahsyat. Tubuhnya pasti siap menerima aku dan kepunyaanku yang besar."
Kupandangi begitu lama dan dia seolah-olah kedinginan karena butuh kehangatan. Memang kamarnya dingin karena hawa AC. Kulihat dia memakai CD saja dan aku buru-buru melepaskan baju ku dan celana panjangku. Biar adil aku memakai CD juga.
Kembali kurebahkan tubuhku ke tubuhnya dan kutiduri. Aku mencium mulutnya bertubi-tubi dan dia diam saja tanpa aksi. Sepertinya dia benar-benar polos. Sementara itu salah satu tanganku terus memainkan puting susunya. Kujilati telinganya untuk kesekian kali dan kuberbisik, "Cyn, aku sayang sama kamu. Aku puasin kamu ya."
Dia tetap mengigit kedua jari tangannya dan mengangguk kecil..
Aku mendengus puting susunya dan terus menjilatinya. Gigiku ku dekati putingnya aku gigit tapi tidak keras-keras sementara ujung lidahku mengitari putingnya dari dalam. Kulihat kakinya gemetaran dan merapat. Aku terus mencium dan menjilati puting susunya dan turun perlahan-lahan ke pusar lalu berhenti dan kembali lagi dari atas. Tiba-tiba aku merasa pingin sekali menjilati pahanya yang putih dan berisi. Kali ini sedikit aku gigit lepas dan dia berpindah posisi menyamping karena kenikmatan. Aku nggak enak juga dan kembali merebahkan atau merentangkan tubuhnya seperti semula.
Aku merosot CDnya dan dia menahan aku.
"Jangan Ko, aku belum pernah sejauh itu."
Aku urungkan dan aku kembali mencium bibirnya dan berpacu berdua sedemikian cepat. Kali ini kulirik CD nya dan kudapatkan basah.. Aku pura-pura nggak tahu dan terus berpacu di dadanya dan tubuh atasnya. Kulorotkan CD nya perlahan-lahan tanpa dia sadari karena kenikmatan yang ada. Aku juga perlahan-lahan merosotkan CD aku dan ternyata kali ini kami benar-benar bugil. Biar dia tidak terasa, aku berpikir cerdik. Segera kuraih selimut dan kututupi tubuh kami berdua. Sempat ku menyentuh bibir kemaluannya yang sedikit ada bulu-bulu halus. Dia memang baru berumur 20.
Tanpa aba-aba lagi, tiba-tiba aku langsung menghujamkan penis aku yang super tegang ke memeknya. Dirinya menjerit tertahan dan penuh kenikmatan juga. Kaget mungkin merasakan benda keras dan panjang masuk ke tempat paling pribadinya.
"Auh.. Oh.. Ko.. Ke.. Napa? Owh.. Ahh.. Saa.. Kkitt.."
Aku cabut karena nggak tega mendegar jeritannya. Tubuhnya bergetar dan kurasakan sekali. Aku pun menurunkan kepala aku dan kujilati memeknya terutama itilnya. Baunya khas dan aku suka sekali. Entah kenapa aku selalu suka mencium V wanita. Kumainkan lidahku dan kulihat dia mendesah kuat dan kakinya bergetar sekali. Dia meraih kepalaku dengan tangannya artinya dia tidak mau lagi dioral melainkan ingin merasakan penisku.
Aku berdiri dan perlahan-lahan aku masukkan lagi. Bless.. Begitu mulus karena cairan kenikmatan dia membasahi seluruh kemaluannya. Maju mundur dan tanpa ampun lagi aku terus mengocok penisku di liang memeknya. Dia menjerit tetapi tangannya meremas badanku dan berusaha menjambak rambut ku sedemikian rupa. Aku setengah berbaring dengan kedua tangan tertahan di sisinya.
Dapat kurasakan dia sedikit marah tetapi marah yang penuh kenikmatan. Aku terus memaju mundurkan penisku berulang-ulang dan dia merebah badannya sendiri di kasur. Kali ini selimut aku buang dan aku berlutut di atas badannya. Dia memenjamkan mata pekat dan tidak berani menatap aku. Aku naikkan kedua pahanya ke atas dan kuhujamkan berulang-ulang dengan cepat..
Mukanya lirih tetapi merah dan sebentar-bentar dia merintih. Aku pompa terus penuh nafsu dan dia merintih.
"Saa.. Kkitt.. Auhh.. Ohh."
"Ohh.."
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu akan muncrat dan kupercepat goyangku dan dia terus merintih.. Pada saat hampir aku ejakulasi aku merebah ke tubuhnya dan kupeluk sangat erat sampai hampir saja dia tidak bisa bernapas.. Akhirnya pun aku ejakulasi. Dia merapat sangat erat dan melingkari aku dengan kedua pahanya secara rileks.. Aku percepat sampai akhirnya..
"Ahh.. Ohh.. Cynt.. Ohh.. Ahh."
Begitu banyak sperma yang keluar di memeknya dan kurasakan aku kenikmatan sekali.. Begitu luar biasa. Kontol aku yang cukup besar mungkin sakit bagi Cyntia yang baru pertama kali. Lucunya penis aku belum loyo meski sudah ejakulasi. Masih terdiam keras beberapa saat sampai akhinya loyo dan aku cabut.
Kudekap Cyntia ku penuh sayang dan dia tersenyum manis.. Kami berdua telanjang cukup lama dan saling pelukan. Kubisikkan kata sayang, "Cyntia, aku sayang sama kamu dan aku ingin mencintaimu.."
Dia mencium aku dan berkata, "Aku juga Ko.. Aku sayang Koko.. Thanks ya.. Koko cape nggak?"
E N D