kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru Random 256 PEMERSATUDOTFUN

Random 256

Tidak ada voting
Random
Random 256
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Random yang ada pada kategori SKANDAL published pada 13 April 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Random 256 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Keusilanku Membawa Nikmat


Empat bulan lalu salah seekor koleksi singa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) tempatku bekerja melahirkan dua ekor anak. Dalam kurun waktu sepuluh hari belakangan ini ada dua ekor lagi induk singa lain yang juga melahirkan anaknya, masing-masing melahirkan empat ekor anak singa.

Tentunya kelahiran warga baru ini menyibukkan kami para tim medis di KBS. Aku selaku salah seorang dokter hewan di sana, mau tidak mau harus ikut piket. Hari ini giliran aku mendapat tugas piket, jadi aku tidak perlu melakukan tugas keliling untuk kontrol dari satu kandang ke kandang lain.

Siang ini aku harus ngepos di area kandang singa bersama Parman si perawat (keeper) singa. Parman orangnya pendek dan gempal, otot-otot tubuhnya menonjol di sana sini bagaikan atlet angkat besi, ini mungkin juga dikarenakan Parman sering harus mengangkat dan terkadang memindahkan sangkar binatang buas yang memang terbuat dari besi.

Suhu udara kota Surabaya beberapa bulan terakhir memang sangat panas. Kubaca di rubrik ralaman cuaca, konon suhu bisa mencapai 37 derajat celcius, apa lagi di area kandang singa yang atapnya tidak terlalu tinggi ini. Untungnya busana yang kukenakan cocok sekali dengan udara siang hari ini.

Aku memakai atasan hem longgar lengan pendek tanpa memakai BH karena memang sejak kecil aku tidak suka dan tidak terbiasa memakai BH sehingga ukuran toketku sendiri pun aku tidak pernah tahu karena memang seumur hidup aku tidak pernah membeli BH.

Bawahanku adalah rok mini motif kotak-kotak yang lebar bagian bawahnya, mirip yang dipakai oleh para cheerleaders (pemandu sorak) namun kalau para cheerleader di dalamnya masih memakai celana pendek membungkus CD-nya sedangkan aku tidak memerlukan celana pendek lagi karena di balik rok miniku langsung bisa terlihat CD G Stringku yang mini dan sexy sekali.

Model G Stringku terdiri dari seutas nylon yang melingkari pinggangku, ada ikatan di samping kanan dan kiri pinggangku, selebihnya hanya seutas nylon lagi yang tersambung di belakang pinggangku melingkar ke bawah melilit selangkanganku melalui lipatan pantatku. Di bagian depannya terbuat dari secarik kain sutera tipis tembus pandang yang berbentuk segi tiga berukuran tidak lebih dari dua jari saja sehingga hanya mampu menutupi bagian luar liang memekku.






Aku duduk di bawah sebatang pohon rindang yang tumbuh di salah satu sudut area kangdang singa sambil membaca buku yang kubawa dari klinik tadi. Lama-lama aku bosan juga. Kulihat Parman sedang tidur di bangku panjang. Salah satu tangannya diletakkan di belakang kepala sebagai bantalnya dan tangan yang satu lagi disilangkan menutupi matanya.

Parman tampak tidur lelap sekali, udara panas di sekitarnya sepertinya tidak mengusik tidurnya. Kulihat ada tonjolan dari dalam celana yang dia kenakan. Celananya agak longgar namun gundukan itu tampak jelas bagiku. Rupanya Parman tidur lelap sementara batang kemaluannya sedang berdiri tegak sehingga menyembul dari dalam celananya, entah sedang mimpi apa dia saat ini.

Tiba-tiba timbul keisenganku, kudekati Parman yang sedang terlelap. Kuraih sebuah bangku dan kudekatkan dengan bangku panjang dimana Parman sedang molor di siang bolong ini. Tanganku mulai iseng memegang gundukan di bawah perut Parman dari bagian luar celananya.

Benar juga dugaanku, ternyata batang kemaluan Parman sedang berdiri tegak. Kugenggam dan kukocok dari luar celananya. Parman tidak bereaksi sama sekali sehingga membuatku semakin penasaran saja. Keisenganku juga menjadi lebih lagi, kubuka kancing celananya dan kuturunkan gespernya sehingga terlihat jelas CD Parman yang sedikit dekil itu.

Batang kemaluannya ternyata cukup besar dan agak panjang sehingga ujung batang kemaluannya tersembul keluar. CD yang dikenakan Parman tidak mampu menutupi kepala kemaluannya sehingga tampak jelas olehku kepala kemaluan Parman yang mengkilat itu agak terjepit oleh karet CD-nya yang melingkari pinggangnya. Kuraih lagi dan kukocok-kocok kembali batang kemaluan Parman dari luar CD-nya. Aku jadi horny sendiri, namun Parman tetap belum menunjukkan reaksi apa pun, atau mungkin dia sebenarnya sudah tahu, namun pura-pura diam saja menikmati apa yang kulakukan atas batang kemaluannya.

Lama kelamaan aku jadi gemas sendiri lalu kutarik ke bawah CD Parman sehingga batang kemaluannya tersembul keluar, berdiri tegak bagaikan tugu pahlawan. Langsung kugenggam dan kukocok-kocok lagi dengan lembut. Aku jadi lebih horny lagi hingga tangan kananku kumasukkan ke dalam rok miniku sambil kuraba selangkanganku yang ternyata sudah basah mulutnya.

Kususupkan jariku ke dalam lipatan G String yang kukenakan, ujung jariku menyusup masuk mencari itilku. Setelah tersentuh ujung itilku, ujung jariku kumainkan di sana sambil tangan kiriku tetap mengocok batang kemaluan Parman yang masih tertidur atau pura-pura tidur aku tidak tahu.

Nafsuku semakin tinggi, cairan hangat sudah mengalir deras membasahi dinding dalam liang memekku sehingga kocokan tanganku pada batang kemaluan Parman semakin cepat dan sedikit kasar. Rupanya ini membuat Parman betul-betul terbangun dan sedikit terkejut, mungkin juga hanya pura-puta terkejut, tetapi yang jelas dapat kulihat kalau Parman merasa keenakan.

Parman langsung bangkit dari bangku panjang sambil meraih tubuhku. Dengan sedikit mengangkat tubuhku, aku ditelentangkan di bangku yang dipakai tidur olehnya tadi. Kakiku berada di kanan dan kiri bangku panjang, sehingga posisiku telentang dengan paha terbuka sehingga saat Parman menyingkap rok miniku ke atas, bagian selangkanganku terpampang jelas di hadapannya.

Parman langsung menarik ikatan di samping kanan dan kiri pinggangku hingga G Stringku langsung terlepas dan kini seluruh bagian bawah tubuhku yang sudah tidak tertutup oleh sehelai benang pun, dapat terlihat jelas oleh Parman. Wajahnya langsung mengarah ke selangkanganku. Mulut Parman dengan rakusnya melumat habis bibir memekku yang semakin basah saja oleh cairan lendir yang keluar dari dalamnya. Bibir mulut Parman yang tebal itu dengan beringasnya menghisap-hisap itilku, lidahnya dijulurkan untuk menyapu belahan bibir memek juga itilku.

Aku menggeliat menahan birahi yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, gelombang orgasmeku terasa menggulung-gulung di bawah perutku. Parman tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, dia sudah tidak mau berlama-lama membiarkan tubuh molek di hadapannya menderita lebih lama lagi. Lalu Parman melepas celana berikut CD-nya, batang kemaluannya diarahkan ke belahan bibir memekku. Ujung kepala kemaluannya menempel di belahan bibir memekku, namun Parman bukannya langsung menyodokkan batang kemaluannya, tapi diusap-usapkan dulu dari atas ke bawah berulang-ulang hingga aku pun menjadi semakin blingsatan tidak karuan.

Parman dengan tangkas membuka kancing hem yang kukenakan hingga dadaku terpampang lebar menampilkan keindahan bentuk toketku yang ranum. Mulut Parman langsung mengulum toketku. Boba susuku disapu dengan lidahnya, sesekali kurasakan gigitan halus mengenai bobaku yang berwarna merah muda sedikit kecoklatan itu.

Puas mencium dan mengulum toketku, bibir Parman menyerbu bibirku hingga aku sedikit gelagapan dibuatnya. Bibir Parman bentuknya tebal, beda sekali bentuknya dengan bibirku yang tipis menggairahkan. Terus terang aku sebenarnya enggan dan tak sudi diciumnya, namun apa daya saat ini libidoku juga sedang mencapai puncak-puncaknya, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, aku pun jadi terbawa arus ikut membalas kulumannya.

Kami saling kulum bagaikan sepasang anak SMU yang baru pertama kali berciuman saja, lidahku kujulurkan ke dalam mulut Parman, dan Parman menyambutnya dengan mengulum lidahku, demikian pula sebaliknya. Lidah Parman yang sedikit pendek ini mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku dan kusambut hisapan dengan bibirku.

Aku sudah semakin tidak dapat menahan nafsuku yang telah mencapai puncaknya hingga kuraih batang kemaluan Parman yang telah berdiri tegak dan keras itu. Kuarahkan ke belahan bibir memekku, Parman-pun mendorongnya sedikit dan kubetulkan letaknya supaya lebih tepat lagi, dan..

"Pleet! Sleep! Uu.. Uuh! Sleep! Uu.. Uuh! Sleep! Oo.. Ooh! Slee.. Eep!" Suara sodokan batang kemaluan Parman menyodok liang memekku bersahutan dengan rintihanku.

Parman ternyata memang tangguh, dia memang pantas menjadi perawat binatang buas, karena untuk urusan ML pun ternyata dia juga segarang hewan asuhannya. Mulutnya tetap melumat bibirku sambil sesekali menjilati seputaran leherku sementara sebelah tangan kanannya meremas-remas toketku sambil memilin-milin boba susuku. Kocokan batang kemaluan Parman di dalam liang memekku begitu cepat dan kencang sehingga aku tidak mampu lagi membendung gelombang orgasmeku, yang akhirnya jebol juga.

"Uu.. Uucch! Oo.. Oocch! Aa.. Aacch! Aduuh Maann! Aku keluar nich!" Sedikit teriakanku, bersamaan dengan menyemburnya lendirku keluar dari dalam rahimku. Parman semakin bersemangat mengentot batang kemaluannya, rupanya dia ingin agar aku benar-benar mengalami kepuasan saat bersenggama dengannya. Gila ini orang! Pikirku dalam hati, aku benar-benar telah dibuat KO olehnya.

Kini kedua tangan Parman memegang pinggulku. Sengaja pinggulku ditariknya ke bawah sehingga batang kemaluannya masuk lebih dalam menghunjam dalam liang memekku. Sodokan batang kemaluannya juga sengaja sedikit lebih ditekan masuk ke dalam sehingga aku merasakan kepala kemaluan Parman seakan menusuk tembus hingga ke ulu hatiku. Kini Parman tidak lagi mengocok-ngocok batang kemaluannya keluar masuk liang memekku melainkan hanya membiarkan batang kemaluannya menghunjam begitu saja. Kini dia menggoyangkan pinggulnya seakan sedang menari.

Memekku serasa dicongkel-congkel menggunakan benda tumpul yang besar. Rasanya luar biasa sekali. Aku memang sudah cukup sering ngentot, dari sekian banyak lelaki yang pernah menyetubuhiku, baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini. Gelombang orgasmeku kembali datang menderu-deru.

"Ayo Man..! Keluarin sama-sama yuk!", ajakku sedikit merengek.
"Ayook!" sambut Parman pula menyambut ajakanku sambil kembali memompakan batang kemaluannya.
"Ayoo Non! Aku mau keluar nich!" lanjut Parman sambil mempercepat entotannya.

Terus terang aku pun sudah berada di ujung tanduk sehingga aku tak mampu lagi memberikan jawaban, hanya mulutku saja yang ternganga menahan kenikmatan yang luar biasa.

Akhirnya aku menghela napas panjang sambil melepas orgasmeku. Liang memekku menjadi becek sekali, rupanya saat itu ujung batang kemaluan Parman juga telah menyemburkan spermanya. Akhirnya puas juga si ganas ini, pikirku sambil tergolek lemas.


E N D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.