kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P4 Tante Keenakan Dientot Kontol Gede 4 PEMERSATUDOTFUN

P4 Tante Keenakan Dientot Kontol Gede 4

Tidak ada voting
Tante, Keenakan, Dientot, Kontol, Gede
P4 Tante Keenakan Dientot Kontol Gede 4
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Tante, Keenakan, Dientot, Kontol, Gede yang ada pada kategori TANTE published pada 5 November 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P4 Tante Keenakan Dientot Kontol Gede 4 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Kisah Cinta Lewat pemersatu.fun 02


Sambungan dari bagian 01

"Daadd.. oohh.. enngg.. mmff.., teerruuss.. oohh..!"
Dengan agak kasar kulepas bajunya dan Rani ikut melepaskan celana panjangnya, sementara aku terpaksa melepaskan kecupanku pada susu serta putingnya yang tampak agak membesar untuk melepaskan bajuku. Tinggal celana dalam masing-masing yang masih melekat di badan kami. Dengan lembut, kuraih Rani yang dengan matanya yang hitam, bulat berbinar-binar memandang tubuhku seolah-olah tidak percaya bahwa di hadapannya berdiri tubuh seorang pria setengah baya. Dia langsung memelukku dengan wajahnya disembunyikan di dadaku, tubuh kami saling menempel Skin To Skin.
"Daddy.. ayo Dad.. Rani mau Daddy puasin aku sekarang, aku nggak tahan lagii.." rintihnya sambil menggigit dadaku terus ke putingku yang termasuk bagian sensitive dariku.
Aku melepaskan pelukanku dan membimbingnya sambil berpandangan ke arah tempat tidur model kingsize bed. Kududukkan dia sambil tetap memandang wajahnya yang ayu dan sendu itu, aku berlutut di hadapannya.

"Gadisku yang manis.. aku akan memenuhi segala keinginan kamu, kamu bersedia..?" tanyaku dengan lembut tetapi mantap.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya yang sensual kecuali kedua tangannya menarik tanganku dan meletakkan di atas kedua dadanya yang indah serta montok itu, kurebahkan dengan perlahan-lahan tubuh indah itu dan kukecup bibirnya, lehernya, kedua bukit padat dengan putingnya yang mengeras tapi nikmat. Desahan nikmat terdengar dari mulutnya ketika aku menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua puting susunya.
"Ooohh.. Daadd.. teruuss sayaanngg..!" jeritnya perlahan dan tertahan-tahan, aku terus mengulum susunya dan putingnya dengan kegilaan yang memuncak.
Bibirku menyapu kedua susunya, terus turun ke arah perut, pusar, kujilat sekeliling pusarnya sambil tanganku meremas lembut kedua susunya yang montok serta putih itu. Tangannya Rani menggenggam dengan kuat pada rambutku yang pendek serta tipis itu sambil menjepitkan kedua kakinya yang indah ke badanku.

Dia mendesah, "Daddyy.. nggak mau disituu ajaa..! teruuss tuurruunn..!"
Aku ikuti kemauannya dengan sabar dan aku tetap berusaha menguasai diriku jangan sampai aku lepas kendali demi kepuasan kami berdua. Kulepaskan remasan tanganku pada kedua susunya yang montok itu, kulepaskan CD yang berwarna kuning pupus yang terlihat basah pada bagian bawah. Perlahan-lahan aku turun menciumi pusarnya, sampai di atas memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang aslinya lebat dan rupanya gadisku amat rajin mengguntinginya sehingga terasa halus dan rapih terlihat. Kujilati dengan lembut, terus turun menyentuh belahan memek indah itu. Aku memejamkan mataku, kunikmati bibir indah itu perlahan-lahan dengan tangan kiriku membuka kedua belah bibir memek itu.






Tiba-tiba, dengan disertai jeritan kecil, Rani menekan kepalaku ke arah memeknya sambil mendesah, "Daddyy.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. Daadd..!"
Aku mulai merasakan denyutan yang tidak teratur di balik CD-ku, dengan tangan kananku kubuka CD-ku sehingga kontolku bebas bergantung dan aku yakin dengan ketegangannya mulai mencapai titik atas. Sementara mulutku, lidahku terbenam di antara bibir memek Rani yang terasa basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin, kental dan kunikmati, kuhisap serta kutelan tanpa pikir panjang. Kukecup itilnya yang mungil. Dia menjerit kecil. Rani menggoyangkan pantatnya naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. Sementara kepalaku tetap dengan tangan kanannya ditekannya di atas memeknya yang kunikmati habis-habisan sementara tangan kirinya meremas dan memuntir susu dan putingnya sendiri disertai desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya.

Dia mengerang panjang, "Ooohh Daddyy.. aku keluaarr.. mmff.." sambil menjepitkan kedua pahanya yang mulus di kepalaku sampai aku sulit bernafas.
Akhirnya terasa jepitan itu berangsur-angsur melemah dan Rani tergeletak sambil membukakan kedua pahanya dan aku bisa menghirup udara segar sejenak. Entah orgasme yang keberapa yang dia alami itu.
"Daddyy.. sinii sayaang.." keluhnya manja sambil mengulurkan kedua tangannya ke arahku.
Aku bangun dan merayap di atas tubuh yang indah itu, Rani mengalungkan kedua tangannya di leherku dan serta merta menciumi, menjilati wajahku terutama bagian bibirku, kumisku yang lebat, hidungku serta sebagian pipiku yang masih basah oleh karena cairan kenikmatan miliknya. Aku biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan, sementara Sinyo Jay Junior yang bergelantung di pangkal pahaku terasa bertambah tegang serta berdenyut-denyut karena bergesekan dengan bulu-bulu memeknya Rani.

Tanpa kusadari, sambil menciumi serta menjilati mukaku, Rani bangun dan berputar badannya sehingga menindih aku. Aku berada di bawah, telentang dan dia tetap mencium bibirku sampai di atas perutku, susunya yang montok serta putingnya yang masih keras menempel di dadaku dengan lembut membuatku merinding karena nikmat.
Dia melepaskan kecupannya yang lembut dan memandangku dengan lembut sambil berkata setengah berbisik, "Sayang.. kamu telah membuat aku puas untuk pertama kali dan aku akan membuatmu lebih puas.. sampai kamu nggak bisa bangun.. dan kumis ini, gilaa..!"
Senyum manis tersungging di bibirnya yang sensual, sementara kedua tangannya memeluk kepalaku.Rani menggoyang-goyangkan perut serta pantatnya di atas perut dan kontolku yang tetap tegang akibat terselip di antara celah memeknya. Kembali dia menggodaku dengan kecupan-kecupannya yang lembut pada dahiku, kedua mataku, pipiku terus ke arah hidungku, pada ujungnya dia menggigit lembut dan aku sempat mengernyitkan dahi kerena kaget. Lidahnya bermain pada ujung bibirku dan membuatku gemas serta berusaha mengulum bibir sensual itu, tapi dengan gesit Rani mengelak sambil tersenyum manis dan gerakan pinggulnya menggesek-gesek kontolku yang masih terjepit di antara kedua pangkal pahanya yang membuatku semakin bingung mengatasi gejolak nafsu yang mulai tidak tertahankan.

Sambil terus menciumi dan menggigit-gigit kecil seluruh bagian atas tubuhku, dia turun perlahan-lahan pada kedua dadaku dan, wow.. bukan main gadisku ini..! puting susuku dijilat dan digigitnya lembut, aku tidak tahan lagi.
"Aduuhh.. sayang.., kok kamu jadi gilaa beginii siih..!" nafasku terengah-engah dibuatnya.
Bagian ini adalah salah satu bagianku yang dapat membuatku orgame awal, tapi aku coba bertahan. Hebat gadisku yang satu ini, sepertinya dia tahu betul salah satu kelemahan sensualku. Dia terus turun sambil menciumi dadaku, pusar, bermain-main di pusarku dengan lidahnya yang tipis itu, terus turun sampai dekat pangkal pahaku yang penuh dengan rambut. Sekarang kedua tangannya berusaha menyibakkan rambut yang lebat yang tumbuh di sekitar kontolku dan terasa remasan lembut tangannya membelai halus kontolku yang sudah tegang. Aku memejamkan mata, menikmati belaian tangan halus Daraku nan cantik yang bergerak turun naik menyentuh kontolku.

Tiba-tiba aku merasakan kehangatan menyelimuti kontolku, aku membuka mata, memandang ke arah pangkal pahaku dan aku amat sangat kaget melihat kontolku yang tegang tengah dikulum dengan lembut oleh mulut Rani dengan tenangnya.
"Aduuhh Non sayang.. jangaann.. oohh.." desahku menahan kenikmatan.
Aku berusaha bangun dan mencoba menahan kepalanya yang mulai turun naik sambil menghisap kontolku, tapi dia seolah-olah tahu dan menepis kedua tanganku dengan satu tangannya dengan garang. Dia menatapku sejenak dengan matanya yang hitam, bulat dan indah itu. Galak amat gadisku ini, seperti macan betina tanpa melepaskan genggaman serta mulut yang seolah-olah akan menelan kontolku itu. Dia masih bermain-main dengan asyiknya pada kontolku masih dihisapnya, sementara aku dengan susah payah menahan gejolak nafsu birahi ini yang kurasakan sudah hampir kepuncaknya. Sekonyong-konyong Rani melepaskan kontolku dari mulutnya dan dia merayap dengan cepatnya ke arah dadaku.

"Daddy.. aku nggak tahan lagi.. Daddyy.. ayo sekarang masukin, ayoo..!" katanya terengah-engah.
Tanpa diperintah dua kali, aku yang memang sudah tidak tahan lagi, langsung menarik dan membalikkan badannya sehingga aku berada di atasnya.
"Sayang.. Daddy juga sudah nggak tahan.. sekarang yaa..?" jawabku sambil memegang kontolku yang kuarahkan ke memeknya yang merekah karena dia juga sudah membuka lebar-lebar pahanya.
"Pelan-pelan Daddy.. aku sudah lama nggak begini, oohh.." rintihnya lembut.
Kutempelkan kepala kontolku ke bibir indah itu dan perlahan-lahan kutekan masuk sedikit demi sedikit, bukan main sempitnya seperti memek perawan, dia mengeluh pendek.
"Terus Daddyy.. emmff.. teruus Daddy.. enaakk, oohh.." desah kenikmatan terdengar lembut di kupingku.

"Bleess..!" akhirnya masuk semua 16 cm batang kontolku ke dalam memek Rani yang memang sempit dan terasa agak dalam.
Aku merasakan ujung kontolku tertahan sesuatu dan berdenyut-denyut karena dia sepertinya merasakan nikmatnya sambil mempermainkan otot memeknya. Gila..! oohh nikmat sekali rasanya, dan aku mulai menggerakkan turun naik pantatku, Rani menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatku.
"Aaahh.. Sayaangg.. enak sekali goyanganmu, teruuss.. oohh.." aku sendiri merintih penuh nikmat.

Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan berpagut. Kukecup bibirnya yang sensual itu dan dia membalas dengan gigitannya yang menambah gairahku. Kukecup kedua puting susunya bergantian dan rintihannya tiada henti-hentinya terdengar dan kurasakan aku tidak tahan lagi.
"Ooohh.. sayaangg.. aku nggak tahan lagi.." rintihku dekat telinganya yang harum.
Tiba-tiba Rani menjepit pinggangku dengan kedua belah pahanya dengan kuat disertai jeritan kecil yang tertahan.
"Daddyy.. oohh.. akuu.. mmff..!" kontolku terasa berdenyut-denyut dan tersedot dengan hebat, terasa hangat, geli-geli basah.
Dia telah mencapai orgasme, aku pun tanpa sadar memeluknya dengan erat sambil mengecup bibirnya, kami berpagut entah berapa lama seolah-olah tidak akan saling melepaskan. Kutekan pantatku sedalam-dalamnya sehingga kontolku tenggelam habis ke dalam memek mungil Ratihku, tenggelam habis.
Dan, "Sroott.. sroott.. sroott.." entah berapa banyak air maniku yang kusemprotkan di dalam memek Rani gadisku. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama, bukan main, ini benar-benar senggama sempurna yang pernah kulakukan dan pasti dia pun demikian. Aku masih tertelungkup di atas tubuh indah yang cantik itu sampai terdengar sapaannya yang lembut.
"Daddyy.. aku cinta kau.."
Aku tersadar dan perlahan-lahan sambil memeluknya erat-erat, aku berputar dengan berusaha agar kontolku tetap berada di dalam lubang kewanitaannya yang hangat dan dia berada di atas tubuhku sambil tetap menyandarkan kepalanya di dadaku. Terasa ada cairan hangat mengalir di dadaku. Kuraih dengan lembut kepalanya, terlihat kedua matanya yang indah itu basah berkaca-kaca. Air matanya mengalir perlahan-lahan di kedua belah pipinya yang halus. Aku tertegun sejenak.

"Rani sayang.. ada apa Non..? Aku juga cinta kamu.. kamu menyesal atas kejadian ini..?" tanyaku hati-hati.
Dia tersenyum kecil, wajahnya bertambah manis dengan mata yang berkaca-kaca penuh air mata.
"Rani merasa bahagia Daddy.. karena selama ini hampir 3 tahun aku nggak pernah melakukan ini dan baru Daddy seorang yang memberi kebahagiaan serta kepuasan seperti ini kepadaku sejak.." kusentuh bibirnya dengan jariku untuk mencegah dia melanjutkan apa yang hendak dikatakannya karena aku sudah tahu apa yang terjadi lama sebelum dia mengenalku seperti apa yang pernah diceritakannya padaku dan aku tidak ingin dia mengingat-ingat hal yang pernah mengecewakan dan menyakiti hatinya dahulu.

Aku bangkit dan kembali sambil memeluknya, sehingga posisi kami tetap saling berpelukan sambil duduk seperti salah satu bentuk sanggama yang ada dalam KAMASUTRA. Aku memeluk punggungnya yang halus dan dia memeluk leherku. Kami saling memandang penuh kasih, bibir kami bersentuhan lembut sambil kugigit lembut bibirnya. Dia mendesah, kami bertatapan kembali untuk berciuman lagi. Kukecup lehernya yang putih dan jenjang itu, dia memelukku dengan erat.
"Daddy.. aku cinta kamu.. aku sayang kamu.. aku serahkan kehormatanku padamu.. tapi aku mohon jangan tinggalkan Rani karena Rani sudah tidak.." belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, bibir yang sensual itu kukecup dengan erat.

Kulepaskan kecupan bibirku, melihat ke arah matanya dan berkata dengan tegas dan sepertinya dia agak kaget dengan sikap dan suaraku yang agak keras tapi sambil bercanda, "Hey listen honey.. I don't care you'e not virgin anymore or whatever you are. I do care you. I do love you." perlahan-lahan aku tersenyum dan dia pun terlihat tersenyum sambil memelukku dan mencium pipiku dengan lembut.
"Ooohh Daddy.. terima kasih Daddy. Rani belum pernah mengalami seperti ini, aku akan tetap menyayangi dan mencintai Daddy, sayang.." jawabnya tanpa melepaskan pelukan di leherku.

Beberapa saat kami berpelukan dalam posisi duduk, aku berbisik ditelinganya, "Kita mandi yuk..? Sudah mulai lengket nih.." dia tersadar dan mengangguk, perlahan-lahan dia bangkit dan sambil menarik kedua lenganku, kami berdua tanpa sehelai benang berjalan bergandengan tangan, saling menatap menuju kamar mandi.
Kami saling membersihkan diri, kusiram seluruh tubuh indah serta putih mulus itu, kusabuni seluruh tubuhnya dan Rani melakukan hal yang sama terhadapku. Tubuh kami masih basah, kontolku tegang akibat remasan tangannya yang halus, sementara aku pun mengusap-usap susunya yang putih montok, terus turun mengusap bibir memeknya, jariku masuk dan mempermainkan itilnya dengan lembut. Dia mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga bangkit kembali keinginan bersanggama yang berkobar-kobar. Tanpa sempat untuk mengeringkan badan kami, kutarik Rani menuju tempat tidur, kurebahkan diriku dan dengan agak kasar karena mulai tidak tahan, dia kutarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami berdua saling memandang, kukecup dengan lembut bibirnya yang tetap sensual meskipun lipstiknya sudah luntur alias hilang.

Dia menggigit lembut bibirku sambil tangannya mulai meraba kontolku yang sudah tegang sejak keluar dari kamar mandi, dibelai dan dikocoknya pelan-pelan, membuatku merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tanganku meremas susu dan putingnya yang mengeras. Rani tiba-tiba bangun dan kembali merayap di atas tubuhku, terus kedua tangannya memegangi kepalaku hingga memeknya tepat berada di atas hidung dan mulutku. Tercium bau aroma yang khas dan aku amat menikmatinya, langsung kutekan pantatnya yang indah dan montok itu. Kukecup bibir serta itilnya dengan lembut, kupermainkan lidahku pada itilnya, terus ke dalam lubang memeknya yang merekah di hadapanku dan akibatnya, "Ooohh Daddyy.. teruuss.. Daadd..!" erangnya dengan nikmat.
Sementara pantatnya bergoyang-goyang mengimbangi permainan bibir dan lidahku, aku pun bermain dengan kontolku sendiri. Swalayan man..! Rani menghentikan gerakan pantatnya dan dengan sigap dia kembali memegang kontolku dan diarahkan ke memeknya, kemudian pantatnya turun. Masuk sudah kontolku penuh ke dalam lubang kenikmatannya. Terasa hangat dan berdenyut-denyut kontolku dipijat oleh otot memeknya yang agak sempit tapi nikmat itu.

Rani merebahkan tubuhnya di atas tubuhku. Aku mulai menggerakkan pantatku, dia melihat ke arahku dan sambil bertumpu pada dadaku di kedua tangannya dia juga mulai menggerakan pantatnya naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..
"Ooohh.. Daddyy.. Daddyy.. mmff.." erangannya dan desahannya yang semakin menggila.
Tanganku tidak tinggal diam, kedua susunya yang putih serta montok dihiasi puting yang merah kecoklatan kuremas serta kupuntir lembut menambah kenikmatan baginya. Aku merasa kontolku menghangat dan mulai terasa "ngilu" di ujungnya dan Rani sekonyong-konyong menjatuhkan dadanya yang masih tertahan oleh tanganku ke atas dadaku dan terpaksa aku melepaskan dua bukit indah dan asyik yang sedang kupermainkan untuk memeluknya.

"Daddyy.. Aku nggak tahaann.. oohhmmff.." jeritan kecil dan panjang terdengar dari mulutnya disertai pagutannya yang ganas pada bibirku, pelukan serta jepitan pahanya yang mulus di pinggangku mengeras dan dia diam sejenak.
Aku merasakan kontolku semakin hangat di dalam memeknya yang tadi agak sempit sekarang terasa melemas dan aku pun kembali merasakan ngilu yang hebat pada ujung kontolku.
Bersamaan dengan itu, "Srroott.. Srroott.. Srroott.." maniku memuncrat.
Untuk kedua kalinya aku mencapai orgasme bersamaan dengan Rani gadisku yang sekarang posisinya ada di atasku tertelungkup dengan pagutan bibirnya, jepitan kedua pahanya di pinggangku dengan dahsyat.
Kami berpelukan sambil bibir kami tidak saling berusaha melepaskan, seolah-olah hanya kiamat saja yang sanggup melepaskan pelukan kami berdua. Ini benar-benar dahsayt, gila dan entah apa lagi, aku tidak bisa melukiskan dengan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang baru saja terjadi antara aku dan Maharani, gadisku ini. Dua kali kami melakukan persetubuhan dan dua kali juga kami secara bersamaan mengalami orgasme, ah, aku tidak tahu lagi.

Kembali ke tempat tidur, kami masih berpelukan, bibir kami masih berkecup dan saling melepaskan secara perlahan-lahan, saling memandang dengan penuh kasih dan cinta.
"Daddy.. aku cinta kamu.. aku sayang kamu.." Rani berkata sayu sambil sebentar-sebentar mengecup, serta menggeser-geser bibirnya yang sensual ke bibirku, kumisku dan hidungku.
"Hmm.. Daddy juga sayang kamu.., Nona cantik.." jawabku sambil megusap kedua belah pipinya serta rambutnya yang lebat dengan lembut.
Akhirnya kami saling melepaskan pelukan dan berbaring bersebelahan, kepalanya di atas dadaku, tangannya yang halus membelai lembut perutku. Terasa lemas seluruh tubuhku dan aku yakin Rani-pun demikian dan kami tertidur kelelahan setelah hampir 2 jam bermain cinta diselingi mandi bersama sebelum permainan terakhir.

Tengah malam, aku terbangun karena terasa dinginnya AC dan sadar bahwa tubuh kami tidak tertutup sehelai benang pun bahkan sampai lupa memakai selimut.
"Non.. bangun.." sapaku hati-hati.
"Mmm.. apa Sayang..?" rintihnya halus.
"Daddy lapar, cari makanan yuuk..! Kamu lapar nggak..?" aku mencoba membangunkannya.
Dia membuka matanya yang hitam dan indah itu seolah-olah baru sadar bahwa dia tidak di rumah. Kami bangun, terus mandi bersama dengan santai, berpakaian, terus keluar cari makan. Kami menginap di Putri Duyung Cottage malam itu, besok hari Minggu dan kami libur, sehingga tidak perlu buru-buru pulang.

Hubunganku dengan Rani berjalan terus hingga sekarang tanpa mengganggu keluargaku, karena sebelumnya kami sudah berjanji akan menjaga hal tersebut demi persahabatan serta kenikmatan bercinta tanpa diganggu masalah keluarga masing-masing. Rani.. oh Maharani.. gadisku yang menggairahkan.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.