Cerita Dewasa:
The Party - 2
Setelah pertempuranku dengan Susi yang semakin buas dalam urusan ranjang dan kuketahui bahwa Susi telah menjadi seorang hypersex setelah kuperkenalkan kenikmatan Ngentot kepadanya. Hal ini menyebabkanku berpikir apakah aku telah melakukan kesalahan namun bagi seorang pria yang selalu mencari kenikmatan sepertiku ini mendapatkan cewe seperti Susi merupakan kebahagiaan tertentu dimana dengan rela menyerahkan mahkotanya yang paling berharga padaku.
Menjelang pukul 11 siang, telepon genggamku berbunyi karena kamar yang kupakai untuk bertempur dengan Susi memang merupakan kamar yang disiapkan oleh temanku bagiku. Dengan bermalas-malasan kuangkat telepon tersebut.
"Don, sorry yah. Kayanya gue pada baru bisa nyampe ke villa sekitar jam 8 malam", kata Johan.
"Hah! Loe semua nggak salah. Ninggalin gue sendirian", jawabku menyembunyikan keempat cewe SMU tersebut.
"Yah sorry lha, loe cari cewe aja disana buat nemenin loe", jawabnya menggoda.
"Yah udah, asal jangan kaget aja kalo dah nyampe", jawabku lagi.
"Ok deh, sampe ketemu ntar yah Don"
"Iya.. yah", jawabku mengikuti iklan TV.
Lalu aku dan Johan tertawa, suaraku menyebabkan Susi terbangun.
"Mas Donny dah bangun yah?".
"Ada telepon dari temen koq, tidur lagi sana", jawabku.
"Nggak mau ah, Susi kepengen ngentot lagi", jawabnya genit.
"Nah lho, koq jadi ketagihan nih", godaku.
"Abisnya Mas Donny sih, ngajarin Susi ngentot", jawabnya dengan tersenyum.
"Yah udah, Mas ke kamar mandi dulu yah".
"Ikut donk Mas", sambil beranjak dari ranjang.
"Eh iya Sus, mau ngerasain ngentot yang lebih enak nggak?", tanyaku.
"Gimana tuh Mas, kalo enak pasti Susi mau", jawabnya antusias.
"Sebelum ngentot kita berdua pipis barengan tapi kontol Mas ada di dalam memek Susi. Mau nggak?", jawabku.
"Ihh, jijik ah Mas".
"Ngga mau yah udah".
"Iya deh, terserah Mas aja. memek Susi kan udah jadi punya Mas".
Setelah sampai di kamar mandi, aku mengangkat sebelah kaki Susi dan kumainkan kontolku di bibir memeknya sedangkan Susi dengan senang menerima dan mempermainkan kontolku ke memeknya. Hampir 5 menit kami bermain saling gesek kelamin.
"Mas, Susi pengen pipis", rintihnya.
"Sebentar yah Say".
Lalu kumasukkan kontolku ke dalam memeknya, yang langsung dijepit dan terguyur oleh air pipis Susi.
"Ahh, Mass", jeritnya.
"Enak nggak Sus?".
"Aneh juga rasanya pipis tapi ada kontolnya di dalam", jawabnya.
"Sekarang Mas mau pipis di dalam juga boleh nggak?".
"Pipis aja Mas, Susi pengen ngerasain air pipis Mas di dalam memek Susi".
Lalu aku pun pipis dan terasa sekali guyuran hangat dari kontolku ke memeknya Susi yang diterimanya dengan menutup mata.
"Mass.. aneh tapi nikmat deh", jawabnya
Lalu aku dengan sigap langsung menentot kontolku keluar masuk memeknya yang langsung membuat Susi mendesah nikmat sambil mengimbangi permainanku. Setelah 30 menit kami bermain dengan posisi berdiri maka aku membaringkannya di lantai kamar mandi dan trus kuentot.
"Mass.. Susi dah nggak tahan", desahnya.
"Keluarin aja, jangan ditahan".
"Ahh.. ahh.. Mass", jerit orgasmenya.
Aku tidak bosan merasakan jepitan memek Susi yang mengalami orgasme, namun tidak kuberikan kesempatan baginya untuk beristirahat dan trus kuentot dia hingga Susi yang lelah menjadi bangkit lagi karena birahinya dan kami berdua mulai lagi mengejar puncak kenikmatan kami. Kontolku terus menerus menghujam memek Susi yang menerima dengan mengerakkan pantatnya untuk merasakan hunjaman kontolku yang seakan ingin ditelan olehnya. Lalu kami berdua mengalami orgasme kedua bagi Susi dan yang pertama bagiku.
Setelah itu kami berdua mandi dan keluar kamar mandi yang langsung disambut oleh Senny, Dewi dan Ayu yang langsung menyerobot kontolku untuk dilumat mereka. Sedangan Susi hanya bisa memandangi kelakuan teman-temannya yang menurutku sangatlah haus akan kontol. Untuk siang itu juga, aku akhirnya melayani mereka berempat hingga kami berlima kecapaian dan mungkin aku sendiri sudah tidak kuat untuk bangun. Melayani 4 cewe sekaligus tanpa beristirahat dan dalam waktu 5 jam merupakan hal yang telah melebihi batas kemampuanku, sehingga akhirnya kupilih untuk berbaring diranjang seperti orang sakit.
"Mas, nih makan dulu", Terdengar Susi menyuruhku makan.
"Ahh cape Sus", jawabku.
"Heheheheh, Mas juga sih ngentot terus. Sini Susi suapin".
Saat itu kurasakan kasih sayang dari Susi kepadaku, yang mana jarak umur kami terpaut sangat jauh. Namun Susi seakan tidak peduli Masalah umur kami ini. Dan aku juga sebenarnya tidak mau Susi menjadi begini.
"Sus, Mas minta maaf yah", kataku.
"Lho, koq jadi minta maaf sih. Emangnya Mas salah ama Susi?", tanyanya.
"Iya, Mas sudah salah. Mas salah ngajarin Susi ngentot", katanya menyesal.
"Mas.. nggak usah minta maaf Mas, Susi senang koq diajarin ngentot ama Mas. Tapi Susi janji ama Mas kalo Susi nggak bakalan ngentot ama siapapun kecuali Mas", jawabnya menunduk.
"Kenapa?".
"Karena.. Susi.. sayang ama Mas", jawabnya sedikit terisak.
"Koq bisa Sus, Susi kan tau Mas ini orangnya gimana?".
"Susi tau koq, Mas punya kontol yang selalu bikin cewe-cewe ketagihan dan mungkin dah beberapa ratus memek yang Mas rasain. Tapi Susi tetap sayang ama Mas".
"Jangan begitu Sus, mungkin suatu hari nanti Susi akan mendapatkan seseorang yang menyayangi Susi seperti Susi menyayangi Mas. Mas nggak pantas mendapatkan kasih dari Susi. Karena Mas hanya seorang pengembara yang mencari sex saja", jawabku.
"Mas, nanti jam 7 kita mau pulang. Boleh nggak Susi minta dientotin sekali lagi?", tanyanya.
"Terserah Susi lah".
Lalu kamipun bermain lagi, namun kali ini Susi lebih aktif dan liar dalam mengapai kenikmatannya yang kusadari bahwa dia tidak rela meninggalkanku atau aku meninggalkannya. Susi membuat dirinya seperti tersiksa dalam birahinya dan kegalauannya yang membuatnya bergerak-gerak tanpa peduli kondisiku yang mungkin akan mengalami kesulitan menikmati permainannya dan Susi telah mengalami orgasme yang ke-4 kalinya. Dan terlihat air mata yang mengalir dari kelopak matanya, sehingga aku pun menjadi kasihan padanya sehingga aku memutuskan untuk memberikan kesan yang terakhir diantara kami dalam villa ini.
Kusetubuhi Susi dengan penuh kelembutan yang membuatnya menjadi tenang dan merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya. Hingga akhirnya kami berdua mengalami orgasme yang menyudahi permainan kami.
"Mas. Ini nomor telepon Susi. Telepon yah Mas", diberikannya secarik kertas kepadaku sambil mencium bibirku.
Setelah itu mereka pun akhirnya pulang ke rumah dengan perasaan mereka masing-masing. Namun akhirnya aku tenggelam dalam kesendirian lagi kala mereka pergi, hingga menjelang pukul 10 malam, teman-temanku pun akhirnya datang dengan membawa beberapa wanita yang entah darimana mereka dapatkan. Karena aku tau bahwa wanita-wanita tersebut bukanlah pacar maupun istri mereka. Namun aku tidak peduli dan karena aku memang sudah capai melayani 4 cewe SMU dan gairah mengebu-gebu dari Susi sendiri. Hingga aku memutuskan untuk tidur dan tidak mempedulikan desahan dan jeritan-jeritan mereka.
Hingga akhirnya batas menyewa villa tersebut habis dan kami pun pulang dan aku berpamitan untuk pulang.
"Gue anterin yah ke airport?", tanya Johan.
"Ngga usah deh, loe juga dah cape. dari kemaren ngentot melulu. Sekarang mau nganterin lagi" jawabku menggodanya.
"Heheheheh, tau aja loe Don", jawabnya.
Yah udah, ntar gue turunin di tengah jalan aja deh loe".
"Dasar loe, turuWid gue tuh di tempat yang bikin gue gampang ke airportnya donk. Masa seenak jidat loe aja nurunin gue. Ntar gue laporin ke cewe loe nih", ancamku disertai tawa riang kami semua.
"Iya deh, anggap aja gue takut ama loe".
"Rasain loe" jawabku.
Setelah itu akupun diturunkan di terminal bis yang akhirnya kuputuskan untuk menelepon Susi, yang dengan senangnya menerima teleponku dan mengajak aku menginap di rumahnya yang kosong karena orang tuanya sedang pergi keluar kota selama seminggu yang memang batas cutiku juga akan habis seminggu lagi. Hingga akhirnya pertarungan kami pun semakin hari semakin menguras tenaga kami berdua dan Susi juga harus pergi ke sekolah untuk belajar. Namun Senny, Dewi dan Ayu pun tidak mau ketinggalan merasakan kembali kontolku menggaruk memek mereka, akan tetapi Susi tidak keberatan kontolku dirasakan mereka bahkan Susi mengajak teman-temannya yang haus akan kontol untukku.
Dia mengatakan bahwa semakin banyak cewe yang merasakan kontolku ini, maka itu membuktikan bahwa kontolku memang patut disukainya. Sekarang ini Susi bahkan rela menelan maniku dan sangat menyukai kontolku melebihi segala sesuatu yang ada padannya. Dan hampir tiap ada waktu maka kami akan melakukannya, baik itu di kamar mandi, di ranjangnya, di kamar orang tuanya bahkan aku pun mendapatkan pesta yang lebih melegakan dalam hidupku yaitu berpesta sex sekali lagi dengan mereka berempat ditambah dengan 2 orang teman Susi yang telah merasakan kontolku ini.
Pada saat 2 hari menjelang kepulanganku Susi membawa seorang temannya yang menurutku sangat cantik dan tidak kalah dengan Susi sendiri ke rumahnya.
"Mas ini teman Susi, namanya Vina"
"Donny", sambutku.
"Vina", jawabnya malu-malu.
Pada saat itu aku tidak mengerti kenapa Susi membawa Vina ke rumahnya dan kupikir mereka akan mengerjakan tugasnya. Namun tak kusangka dengan buasnya diterkamnya diriku di depan Vina yang sama sekali tidak berkedip menatap kami berdua yang saling memagut dan mendesah-desah.
"Mas, Vina minta diajarin ngentot tuh"
"Kenapa mesti Mas"
"Susi cerita ama dia, kalo kontol Mas paling top", jawabnya di antara desahannya.
Setelah Susi mengalami orgasme maka akhirnya kupandangi Vina yang terangsang karena dari tadi kulihat dia ingin sekali mengelus-elus selangkangannya namun diurungkan niatnya. Hingga akhirnya aku mendekatinya dan kubuka semua pakaiannya dibantu oleh Susi dan kusetubuhi Vina dengan pertolongan Susi pula karena memek Vina berbeda dengan memek-memek perawan yang pernah kurasakan, jepitan memek Vina sangat khas dan membawa kenikmatan tersendiri.
"Mas.. bener kata Susi. Kontol Mas bener-bener top"
"Ahh.. nikmatin aja Vin" Jawabku
"Ahh.. Mas.. Vinaa mauu kelluarr".
akhirnya dia mengalami orgasmenya pertama dalam hidupnya dan kusetubuhi Susi kembali untuk mendapatkan orgasmeku. Selama 2 hari itu aku Ngentot dengan Susi dan Vina yang mana mereka berdua sepakat menjadi kekasih gelapku.
Sekian ceritaku, dan kuucapkan terima kasih kepada Susi dan Vina
T A M A T
Tda ada komentar