kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru Kacamata Puting Lebar Remas Toket PEMERSATUDOTFUN

Kacamata Puting Lebar Remas Toket

Tidak ada voting
Kacamata, Puting, Lebar, Remas, Toket
Kacamata Puting Lebar Remas Toket
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Kacamata, Puting, Lebar, Remas, Toket yang ada pada kategori TEEN published pada 11 Maret 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Kacamata Puting Lebar Remas Toket secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Ita Sahabat Kantorku


Cerita ini dimulai ketika aku bersama 2 orang teman sekantorku mendapat training ke Singapura untuk mempelajari produk software baru. Kami bekerja di Bank Swasta terkenal di bagian Information Technology.

Aku, Edwin dan Ita menginap di Hotel Orchard di Orchard Road, Aku dan Edwin satu kamar sharing di Lantai 10. Sedangkan Ita di Lantai 6. Setibanya di Hotel kami beristirahat sejenak, kemudian kami bertiga melakukan survey tempat lokasi training untuk hari senin esoknya. Ternyata tempat training kami tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap, dari Hotel kami jalan ke station MRT Orchard dan berhenti di station MRT Bugis.., kemudian dapat melanjutkan dengan berjalan kaki.

Selesai meninjau tempat training kami kembali ke Orchard, di tengah perjalanan Ita bertanya kepadaku.
Ita: "Ricky kamu tahu gak.., tempat jual kondom yang aneh-aneh di Singapore".
Aku: "Oh tahu gue.., itu dekat Lucky Plaza.., lu mau ke sana?"
Ita: "Iya donk ke sana yuk kita lihat-lihat", Kata Ita antusias sekali.
Edwin: "Ngapain ke sana.., jauh-jauh di Jakarta juga banyak."
Ita: "Yang disini lain.., banyak yang aneh-aneh".
Aku: "Iya.., deh Win.., kita lihat saja kesana.., lagian lu ngapain bengong di hotel".

Akhirnya kami bertiga ke condo di Lucky Plaza. Ita membeli kondom yang bisa menyala kalau malam. Sedangkan Edwin acuh tak acuh.., karena dia memang type aliran lurus tidak suka yang aneh-aneh, sedangkan Ita aku perhatikan, sepertinya sangat senang melihat barang-barang di sana. Matanya tampak mengawasi boneka berbentuk alat kelamin pria, dia sepertinya ingin beli, tapi malu sama Edwin.






Setelah itu kami bertiga menelusuri mall-mall sepanjang Orchard Road, Isetan, Takasimaya dll. Tak terasa kami bertiga sudah mengelilingi pertokoan hampir 3 jam, dan hari sudah sore.
Ita: "Aduh kaki gue, pegal banget deh.., ngaso dulu yuk".
Kami bertiga berhenti dulu sambil duduk dan merokok di taman. Wah, pemandangan di Orchard asyik-asyik. cewek di sana memakai bajunya berani.., paha dan tonjolan buah dada rasanya sudah hal biasa di sana.

Sedang asyik-asyiknya melihat tonjolan 'kismis' di baju cewek yang lewat, mendadak Edwin mengajak pulang, "Yuk Rick kita balik ke Hotel".
Ita tersenyum mengejekku, "Elu ganggu si Ricky aje.., Win.., orang lagi nikmat-nikmat ngeliat pemandangan".
Waduh ketahuan saya lagi ngeker oleh Ita.., ternyata dia memperhatikanku dari tadi.
Edwin: "Habis gue bosan.., dari tadi cuma duduk-duduk doang.., mendingan balik ke Hotel.., bisa tidur bisa ngaso".
Ita: "Sebentar lagi deh Win.., gue kagak kuat jalan.., kalau dipijitan nikmat kali yach?".
Aku: "Boleh entar gue pijitin deh, tapi bayarnya berapa?".
Ita: "Sambil tersenyum menggoda.., tapi pijitinnya nikmat kagak?".
Aku: "Dijamin merem-melek deh.., saking asyiknya".
Ita: "Huh.., Gombal".
Aku: "Tidak percaya boleh coba".

Ketika Jam sudah menunjukkan pukul 19:30 perutku terasa lapar sekali, aku ajak Edwin keluar untuk mencari makan di luar. Dia menolak alasannya capek. Lebih baik pesan di restauran hotel aja aku bel Ita, dia mau tapi kakinya pegal-pegal. Aku rayu dan kubilangi nanti dipijitin deh.
Ita: "Benar yach.., awas kalau bohong".

Kami bertemu di Lobby, Ita memakai baju kaos yang lehernya rendah sekali sehingga tampak buah dadanya yang putih dan kenyal. Di tengah perjalanan aku coba menggandeng tangan Ita waktu menyeberang jalan, dia tidak menolak. Permulaan yang baik kataku dalam hati. Sewaktu perjalanan pulang ke hotel Ita menempelkan tubuhnya ke badanku, sambil berkata: "Rick.., gue sudah kagak kuat jalan nich.
Aku: "Mau gue gendong".
Ita mencubit perutku, "Dasar laki-laki cari kesempatan aje", sewot Ita
Aku: "Bukan cari kesempatan, tapi gue mau tolongin kamu".

Akhirnya kami berdua jalan sambil berpelukan. Tangan Ita memeluk pinggangku dan tanganku memeluk pinggang Ita
Wangi parfum dari tubuh Ita membangkitkan naluri kelaki-lakianku. Tanpa kusadari kontolku mulai bereaksi bangkit berdiri. Tanganku mulai jahil dan turun perlahan-lahan ke pantat Ita, yang padat dan bulat. Aku lihat respon Ita apakah dia marah?, ternyata diam saja. Wah, sepertinya dia mau juga pikirku sehingga aku makin berani saja.

Saat kami berdua di lift, tanganku merayap lagi dan menelusuri pantat Ita dan mengikuti alur celana dalamnya. Dia diam saja. Aku makin berani saja dan kucoba bergerak ke pangkal pahanya. Tiba-tiba dia bereaksi mencegah perjalananku menuju sasaran sambil berkata, "Eit.., Jangan nakal yach", tapi tanpa ada ekpresi marah dari wajahnya. Akhirnya Ita berhenti di lantai 6, kembali ke kamarnya sedangkan aku ke Lantai 10

Setiba di kamar kulihat Edwin sedang tiduran sambil membaca buku. Aku menonton TV sambil berbaring dan melamun bagaimana caranya untuk mendekati Ita. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22:00, kulihat Edwin mulai mengantuk. Aku mencoba tidur tapi tidak bisa karena pikiranku sudah dipenuhi fantasi-fantasi aroma parfum Ita, yah bukit kembarnya yang bulat terawat walupun dia sudah mempunyai anak 3 orang. Juga pantatnya yang wow kalau dipegang sepertinya bisa mem-ball. Wow, pokoknya nikmat di coba.

Dari pada pusing-pusing akhirnya aku keluar kamar mau merokok, karena Edwin tidak merokok. Sehingga tidak enak kalau aku merokok di kamar. Sambil menghisap asap rokok aku memutar akal bagaimana caranya agar bisa kencan dengan Ita yang jinak-jinak merpati, sepertinya nurut, tapi bikin panasaran. Akhirnya aku mendapatkan ide.

Aku naik ke lantai 6 dan aku tekan bel kamar 606.., ting-tung-ting-tung tidak lama kemudian pintu dibuka setengah dan Ita melongok dari dalam. Waduh.., Ita sudah memakai baju daster yang tipis, dimana di bawah cahaya lampu tampak lekuk tubuhnya yang aduhai seolah-olah hanya mengenakan BH dan celana dalam saja, makin membuat dadaku sesak napasnya.
Ita: "Ada apa Rick?".
Aku: "Gue sakit perut nich.., lu ada obat gak?".
Ita: "Elu sich makannya rakus", kemudian dia mempersilakan aku masuk

Sewaktu dia hendak mengambil obat dia membelakangiku. Tampak punggungnya yang putih mulus, ingin rasanya aku mencium punngung tsb.
"Nich Rick minum ini", dia memberi obat Pao Chee Pill.., aku sebenarnya tidak sakit perut, tapi demi misi dan tujuan aku tegak saja obat tsb.

Ita: "Elu belon tidur Rick?"
Aku: "Belum Ta.., susah nich tidurnya".
Ita: "Edwin sudah tidur?"
Aku: "Udeh kali.., dia tadi gue lagi keluar aje.., sudah mau molor.
Ita: "Gue juga kagak bisa tidur.., kaki sama badan pegal semua.., kaya habis kerja bakti.
Ita kayanya mancing soal pijit-memijit lagi.
Aku: "Udeh sini gue pijitin.., bayarnya makan siang besok aje.., oke setuju?
Ita: "Jangan ah nanti ketahuan Edwin.
Aku: "Edwin kan di kamarnya.., lagian.., kita memang ngapain? orang pijitin doang.
Ita tersenyum malu..
Ita: "Ya deh boleh juga, tapi yang nikmat yach.., sambil tengkurap di ranjang.
Aku: "Pokoknya sip deh.., tapi ada body lotion gak?"
Ita: "Ada tuh di meja".

Aku mulai memijat Ita dari jari kaki ke betis dan Ita tampaknya menghayati pijatanku sampai di pantat Ita.
Aku: "Ta, buka bajunya nanti kotor.., kena lotion.
Ita: "Gak usah deh Rick.., cukup kaki saja".
Aku: "Kalau dipijit tuh tidak boleh tanggung-tanggung nanti malah kagak nikmat".
Ita menuruti juga permintaanku. Aku memijat dari betis ke pantat, kadang-kadang jari-jariku nakal menyentuh lembah bukit rayanya yang masih dibalut oleh celana dalamnya. Dia tampak kegelian dengan terlihat pantatnya yang menggerinjal dan keras.

Kemudian tanganku menjelajahi punggungnya yang halus seperti sutra, sesampainya di tali BH-nya dengan cepat tanganku melucuti kancing BH-nya. Ita mendadak hendak bangun dan berucap, "Jangan Rick..!
Aku tahan punggung Ita, " Jangan takut Ta gue kagak ngapa-ngapain.., lu bisa teriak kalau gue macem-macem dan gue bisa dihukum mati di sini, percaya deh sama gue". Ita akhirnya menurut juga. Tampak di mataku sosok tubuh yang indah serta leher yng jenjang. Ingin rasanya kedua tanganku menyusup ke bawah punggung dan memegang kedua gunung kembar yang mancung lembut dan kenyal. Tanpa terasa ular nagaku mengeras kencang sekali, sekan-akan hendak berontak dari celanaku.

Pijatanku beralih lagi ke jari kaki dan terus menggelosor menuju punggung. Tapi terhalang oleh celana dalam.
Perlahan-lahan kugigit celana dalam yang berwarna cream tsb dengan gigiku dan kutarik ke bawah
"Jangan Rick.., jangan..".
Ita mencoba menahan laju celana dalamnya, tetapi yang tersentuh tangannya adalah rambutku.
"Rick jangan dong.., ah..".
Aku: "Tenang Ta tidak apa-apa nanti pijitinnya bisa meluncur dari atas ke bawah, kalau kagak celanamu kotor tuh..", rayuku. Ita tampaknya juga sudah mulai terangsang dengan pijatan-pijatanku, akhirnya dia pasrah.

Kutarik CD-nya dengan gigiku sampai ke bawah dan tercium olehku aroma lembah bukit raya Ita.., dan kulihat CD Ita ada bercak pulau, rupanya Ita sudah sangat terangsang. Tampak olehku semak belukar Ita yang tertata rapi bagai rumput peking dan belahan goanya yang berwarna merah muda dan lembab oleh cairan. Otakku sudah tidak terkontrol lagi. Kusergap Goa Ita dengan kedua bibirku.., terasa di pipiku sentuhan semak belukar Ita yang halus dan aroma memeknya yang menyengat.

Ita: "Rick jangan.., jangan.., jangan..", sambil tangannya memegang rambut di kepalaku. Aku tidak peduli, kumasuki liang surgawinya dengan ujung lidahku. Terasa cairan aneh di ujung lidahku dan aroma yang menyengat. Tubuh Ita menggigil hebat dan pantatnya menegang karena menahan geli yang tidak tertahankan. Tangannya yang tadinya mencoba menahan laju serangan mulutku sekarang berbalik menekan kepalaku agar terbenam ke dalam memeknya. Aku makin bersemangat memainkan ujung lidahku menyapu dinding memek Ita dan kadang-kadang kugigit perlahan gumpalan 2 butir daging di memek Ita.
Ita hanya bisa berseru lirih, "Rickk.., jangan.., jangan.., Rickk.., ohh jangan".

Tapi gerakan tangan dia dengan apa yang dikeluarkan dari mulutnya sangat berlawanan. Karena sudah tidak kuat menahan serangan lidahku yang bertubi-tubi. Akhirnya Ita membalikkan tubuhnya sehingga sekarang dia dalam posisi telentang dimana tadinya dalam posisi tengkurap dan kedua kakinya melingkar di leherku sambil kedua tangannya menjambak rambutku dan menekan keras kepalaku ke arah daerah terlarangnya yang sudah basah sekali. Dia menekan kepalaku dan menaik-turunkan pinggulnya ke wajahku seakan-akan wajahku hendak dibenamkan ke memeknya.
"Rick.., ss ohh Riick.., Ohss.., Ricckk!

Tiba-tiba terasa olehku cairan hangat mebanjiri memeknya sampai mukaku ikut lengket terkena cairan tsb, rupanya Ita sudah mencapai klimaksnya. Tubuhnya mendadak kaku dan kepalaku ditekan keras sekali ke arah memeknya sampai-sampai aku tidak bisa bernapas. Setelah itu pegangan Ita mengendor sehingga aku bisa mengangkat kepalaku dari jepitan kedua belah pahanya yang sintal dan kenyal. Momentum tsb tidak kusia-siakan aku cepat-cepat melepas bajuku dan celanaku. Sekarang aku telanjang dengan kontol yang menantang ke arah Ita. Aku naik ke ranjang dan kudekatkan kontolku yang besar dan kekar ke arah wajah Ita. Ita tampak tersenyum puas masih dalam posisi telentang. Dengan sigap digenggamnya batang kontolku ke dalam genggaman tangannya yang halus dan di kulumnya kedua biji kontolku ke dalam mulutnya, "Slop.., slop.., slop..", terdengar bunyi air liur dari mulut Ita. Tubuhku menggigil dengan hebatnya dan tampak kepala kontolku semakin membesar dan mengkilap.

Kemudian lidah Ita menyapu perlahan-lahan dari kedua buah salak sampai kepala kontolku. Lalu mengulum kepala kontolku yang besar dan mengkilap ke dalam mulutnya sampai mulutnya seperti penuh sesak oleh kepala kontolku. Dia memaju-mundurkan mulutnya diikuti oleh gerakan pinggulku maju-mundur ke arah muka Ita, "Slop.., slop.., slop.., ckk.., ahh Taa.., Ahh Taa.., Taa.., aa.., Oouhh".

Tiba-tiba terasa olehku kegelian yang sangat-sangat luar biasa, dimana terasa kepala kontolku seolah-olah membengkak dan bersamaan dengan itu keluarlah lahar yang panas dari lubang kepala kontolku, "Cret.., crett, cerst, ccrest.., crestt.., cretss", tidak terhitung olehku berapa kali aku menyemprotkan lahar panas ke mulut Ita. Terlihat cairan putih kental meleleh dari mulut Ita membanjiri wajahnya, lalu tubuhku ambruk di samping Ita.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.