kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru ometv abg mulus PEMERSATUDOTFUN

ometv abg mulus

Tidak ada voting
ometv, abg, mulus
ometv abg mulus
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten ometv, abg, mulus yang ada pada kategori OMETV, TEEN, VCS published pada 19 Juli 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming ometv abg mulus secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Hubunganku Dengan Sinto - 2


Dari Bagian 1


Aku menghela napas panjang sambil melepas semburan terakhir cairan birahiku. Sinto masih dengan lahapnya melumat memekku sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali.

"Gila! Awas! Nanti kubalas", ancamku pada Sinto.
"Boleh, ayo nanti kita buktikan" kata Sinto sambil duduk kembali di bangkunya.

Kemudian Sinto memacu mobilnya kembali menuju arah Trawas. Perjalanan dari Surabaya menuju ke Trawas tidak memerlukan waktu lama, apa lagi memakai mobil mewah milik Sinto. Entah kalau naik mobil bututku yang keluaran tahun 90-an yang kini masih kuparkir di KBS.

Kami langsung menuju ke villa Sinto di daerah Puncak Trawas. Villanya tidak terlalu besar, sebuah villa keluarga yang sangat asri. Halamannya lumayan luas mengelilingi bangunan villa model country, sehari-hari hanya dijaga oleh sepasang suami istri usia setengah baya. Rupanya mereka tidak terkejut oleh kehadiranku yang jelas bukan nyonya rumah, mungkin Sinto sebelumnya sudah biasa mengajak perempuan lain ke villa ini selain istrinya, sehingga pasangan suami istri ini tidak begitu peduli dengan siapa diriku.

Bi Inah si istri penjaga villa itu tidak membutuhkan waktu lama untuk menyajikan kopi dan teh dalam teko, sementara Pak Man suaminya di luar sana sedang sibuk mencuci mobil Sinto, mungkin tugas ini sudah rutin mereka lakukan saat Sinto datang berkunjung ke villanya. Tak lama kemudian Bi Inah kembali masuk ke dalam ruangan dimana kami duduk sambil membawa kacang, singkong dan jagung rebus.






"Mari Tuan! Mari Non! Silakan didahar (dimakan)" dengan sopan Bi Inah mempersilakan kami untuk mencicipi hidangannya. Baru kali ini dalam seumur hidupku, aku dipanggil dengan panggilan Non dengan demikian santunnya hingga terus terang aku menjadi merasa sangat tersanjung.

Setelah beristirahat sejenak Sinto mengajakku untuk masuk ke kamar. Kami berjalan berangkulan memasuki kamar bagaikan pengantin baru saja. Sinto lalu mengunci kamar dari dalam sambil berkata..

"Kita mandi sama-sama yuk!" ajaknya.

Aku tidak menjawab ajakannya, namun langsung saja kulepas hem lengan pendekku yang longgar. Kutanggalkan dan kulempar ke bangku yang ada di pojok kamar. Bagian atas tubuhku tampak polos karena aku memang tidak memakai BH. Seperti kisahku terdahulu, aku memang sejak kecil tidak suka dan tidak pernah memakai BH, sehingga sampai sekarang aku pun tidak pernah tahu berapa ukuran besar toketku.

Lalu kubuka pengait rok miniku dan kubiarkan rokku tergeletak di lantai. Kini tubuhku pun telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh molekku. CD-ku yang kutanggalkan tadi masih tertinggal dalam mobil, semoga saja Pak Man tidak membersihkan bagian dalam mobil karena seandainya ia membersihkannya juga, maka tentunya dia akan terheran-heran melihat kain penutup organ vitalku yang tertinggal di bawah jok tempat dudukku. Ah! Persetan, pikirku sambil melangkah masuk ke kamar mandi beriringan dengan Sinto yang juga telah melucuti semua pakaian yang ia kenakan.

Kami mandi di bawah shower sambil berciuman, bibir kami saling pagut bergantian. Sinto menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulut Sinto. Sinto pun menyambutnya dengan lumatan dan tangan kamu saling meraba. Rabaan tangan Sinto berpindah ke toketku. Diremas-remasnya toketku yang mulai mengencang pertanda birahi. Tanganku pun tidak mau kalah, kuraih batang kemaluan Sinto yang sudah berdiri tegak bagaikan Tugu Pahlawan dan kukocok-kocok lembut dengan jariku. Ujung batang kemaluannya sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahaku.

Kuarahkan batang kemaluan Sinto ke belahan bibir memekku. Dengan menggunakan tanganku, kugesek-gesekkan ujung batang kemaluannya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung batang kemaluan Sinto ke ujung itilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini liang memekku kembali mengeluarkan cairan bening.

Lalu Sinto mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Aku dipangkunya dengan posisi memunggunginya. Batang kemaluannya dimasukkannya ke dalam liang memekku dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisiku merapatkan pahaku, maka liang memekku menjadi kian sempit saja.

Awalnya agak sulit juga batang kemaluan Sinto masuk ke dalam liang memekku. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung batang kemaluannya berhasil menyeruak ke dalam liang memekku yang kubantu dengan sedikit menekan ke bawah badanku dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga batang kemaluan Sinto amblas semua ke dalam liang memekku.

Dengan posisi begini membuatku harus aktif mengocok batang kemaluan Sinto dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga liang dan bibir memekku bisa melakukan fungsinya untuk meremas dan mengocok-ngocok batang kemaluan Sinto. Ujung batang kemaluan Sinto terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku.

Saat aku duduk terlalu ke bawah, ujung batang kemaluannya menusuk keras dinding rahimku hingga rasanya seakan tembus ke dalam mengenai ulu hatiku, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. Liang memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan batang kemaluan Sinto dalam liang memekku sudah tidak sesesak tadi.

Kini aku pun sudah tidak kuat lagi menahan gelombang dahsyat yang akan meledak keluar dari dalam tubuhku. Aku tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi batang kemaluan Sinto masih tertancap di dalam liang memekku.

Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuan Sinto, persis seperti layaknya Inul penyanyi dangdut menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor di atas panggung saat menyanyi. Kedua tangan Sinto sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Boba susuku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Sinto rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yang kulakukan.

"Aduuh..! Nat! Aku hampir orgasme nich!" seru Sinto sambil tetap memilin boba susuku.
"Tahan sebentar, kita keluarin sama-sama yuk!" sahutku sambil mempercepat goyanganku.

Sinto rupanya sudah benar-benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya, tetapi posisi batang kemaluannya masih menancap di dalam liang memekku. Sinto berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan batang kemaluannya di dalam liang memekku dalam posisi doggy style.

"Uu.. Uucch! Oo.. Oocch! Aa.. Aacch!" kini giliranku yang menyeracau tidak karuan.

Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam liang memekku, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding rahimku, sperma Sinto rupanya langsung muncrat keluar memenuhi liang memekku. Bersamaan dengan itu, aku pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan memekku berkali-kali saat menyemprotkan cairan birahiku. Kami orgasme dalam waktu hampir bersamaan hingga liang memekku penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah ujung memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu.

Selesai melakukan ML, kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Tapi memang ini adalah kali pertama kami melakukan ML yang sebenarnya, karena sebelumnya kami hanya melakukan oral sex saja (baca kisahku sebelumnya).

Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, kami segera mengenakan pakaian dan keluar dari kamar. Kami beristirahat dengan kembali duduk-duduk di ruang tamu sambil menghirup kopi yang sudah disediakan sejak tadi. Aku memakan kacang rebus sementara Sinto dengan lahapnya menghabiskan dua buah jagung rebus. Rupanya pertempuran tadi telah menghabiskan banyak energinya.

Sehabis maghrib kami turun dari puncak Trawas menuju kembali ke Surabaya. Sebelumnya kami mampir dulu di rumah makan Cianjur Pandaan untuk makan malam. Terus terang apa yang Sinto perlakukan padaku sangat berkesan untukku. Sinto sangat menghargai dan menghormatiku, dan inilah yang membuatku takluk dalam pelukannya. Padahal perkenalan kami awalnya hanya karena tulisanku di pemersatu.fun yang dibaca olehnya, kemudian Sinto melayangkan email perkenalan yang kujawab dengan mengajukan persyaratan. Karena memang dia serius maka Sinto langsung saja memenuhi persyaratanku. Lalu kami pun bertukar cerita dan foto hingga akhirnya mengadakan pertemuan nyata dengannya dan berlanjut terus hingga terjadilah hubungan kami seperti saat ini.

Cerita ini nyata dan benar adanya, hanya banyak hal yang memang kupersingkat karena tidak mungkin semuanya bisa kuceritakan secara detail. Di akhir kisahku ini, kumohon kepada para pembaca kisahku, untuk email yang anda kirim tetap akan kubalas, namun aku sudah tidak lagi mencantumkan nomor HP-ku. Aku tetap akan meminta sebuah persyaratan untuk berkenalan denganku, kalau memang dipenuhi maka perkenalan kita bisa berlanjut, namun jangan berharap terlalu jauh, karena aku tidak melakukan hubungan ML dengan semua orang secara sembarangan, untuk yang satu itu aku memiliki kriteria tersendiri lagi.

Jadi sekali lagi pesanku kepada para pembaca yang budiman dan kuhormati, kalau seandainya anda hanya iseng dan punya pikiran bahwa pasti akan bisa mengajakku ML seperti kisah yang kuceritakan di situs ini, maka anda telah salah alamat. Kuakui bahwa sebagai insan biasa, walaupun aku seorang wanita, aku juga punya hasrat dan nafsu. Namun untuk menuju ke hal yang satu itu aku juga punya kriteria tersendiri dan aku butuh waktu dan cara yang dapat kurasakan berkenan di hati. Mungkin inilah yang sedikit membedakan antara pria dan wanita, karena biasanya pria bisa melakukannya dimana saja, kapan saja dan dengan siapa pun mereka mau saat membutuhkannya, sehingga dapat dianalogika seperti minum minuman ringan.


E N D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.