Cerita Dewasa:
Tetangga Oh Tetangga
Kisah ini berawal dari kehidupan bertetangga, kebetulan tetanggaku itu memiliki dua gadis remaja yang satu SMA, sedangkan yang satunya lagi masih SMP. Mereka tinggal bersama ibu dan pembantunya. Sedangkan aku saat itu masih SMA di sekolah yang sama dengan gadis tetanggaku. Namaku Richard sedangkan gadis SMA itu bernama Agnes dan adiknya bernama Tika.
Rumahku terletak tepat di sebelah rumahnya, rumahku bertingkat dua (ternyata rumah bertingkat ada gunanya juga yach), sedangkan rumahnya tidak bertingkat. Kami sering berangkat bareng apabila ingin pergi ke sekolah. Biasanya aku menunggunya di depan rumahku karena aku sudah mengintai segala kegiatannya termasuk jam pergi dan pulang sekolahnya. Karena seringnya kami pergi dan pulang sekolah bersama-sama maka keakraban kami bertambah dari hari ke hari dan ini merupakan anugrah yang sudah kuatur dengan baik (atau boleh dikatakan sebagai strategi) karena memang aku agak menyukainya dari atas ke bawah. Gambaran fisiknya adalah kulit putih mulus, seksi sekali dengan tinggi sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 55 kg serta busung dada mungkin sekitar 34. Sedangkan aku bertubuh tinggi atletis tampang keren habis walau tak sekeren bintang film.
Masa-masa berteman, kami sangat akrab sehingga dia tidak merasa asing lagi di rumahku dan sebaliknya sehingga kami sering berduaan baik di rumahnya ataupun di rumahku yang menimbulkan rasa memiliki yang semakin tinggi. Hari yang penuh strategi terjadi pada minggu pada saat ia ditinggal oleh keluarganya ke mall, tinggallah ia sendiri di rumah. Dan karena hari masih pagi maka ia melakukan aktivitas mencuci bajunya sendiri sedangkan aku di atas loteng sedang melakukan pengintaian terhadapnya.
Pada saat dia sedang membungkuk untuk mengambil pakaiannya di dalam ember terlihatlah sepasang bukitnya yang terbalut BH warna merah (warna favoritku) runcing ke bawah yang mengakibatkan batang kemaluanku menegang sedikit demi sedikit memaksa ingin keluar dari CD-ku, ini diakibatkan karena posisinya yang menghadap ke rumahku. Peristiwa ini terjadi beberapa kali sehingga mengakibatkan aku terangsang berat. Sambil terus memandangnya tanpa lepas ternyata aku telah mengeluarkan batang kemaluanku dari kenikmatan tidurnya dan telah mengurutnya pelan-pelan, "Ah.. ah.. ohh", erangku dan mengocoknya dengan pelan-pelan sambil membayangkan dirinya dapat terlihat lebih seksi lagi, mengakibatkan aku melayang-layang ke awang-awang. Dan akhirnya setelah ia selesai menjemur pakaian dia pun pergi mandi.
Wah ini kesempatan baik nih, langsung saja kuhentikan kegiatan mengintaiku dan merangsang diriku dan kulanjutkan dengan strategi yang namanya menyergap lawan pada saat yang tidak diduga. Langsung aku pergi saja ke rumahnya dan kubuka pintunya perlahan kemudian aku pun telah berada tepat di depan kamar mandinya. Setelah itu aku mulai melakukan pengintaian lagi melalui lubang kunci kamar mandinya. Wah tetapi aku telat datang dan aku telah melihat bahwa dia sedang membelakangiku dan telah menyirami tubuhnya yang putih aduhai dengan bentuk pantat yang menungging ke arahku yang memberi kesan siap menerima rudalku.
"Ah.. ah.. ohh", secara tidak sadar aku pun telah mendesah-desah sambil mengusap batang kemaluanku dengan perlahan. Kugosok pelan tapi pasti sampai akhirnya tegang berat yang mengakibatkan aku menderita. Akhirnya kukeluarkan burungku dari sarangnya dan mulai melanjutkan dengan mengocoknya secara cepat. "Ah.. ah.. ah.. uh.. uh.. oh.. oh.. oh", desahku setiap aku mengocok kelaminku. Kemudian dia mulai menyabuni dirinya dan aku sedang menatap kemolekan tubuhnya dari samping. Wow.. bentuk dadanya yang seperti perosotan di kolam renang semakin merangsang libidoku. Dan secara reflek aku mulai mengocok dengan kencang sambil membayangkan sedang menyetubuhi tubuhnya yang indah.
"Ah.. ah.. ah.. ohh", desahku, sedangkan ia melantunkan sebuah lagu entah lagu apa karena konsentrasiku bukan ke sana. Ia mulai menyentuh toketnya dan kemudian menyabuninya. "Ohh.." desahku lagi. Ah seandainya saja itu lenganku, kemudian turun lagi ke perut dan sekarang ia mulai menyentuh bibir kemaluannya yang masih sedikit ditumbuhi bulu-bulu. Dan kurasakan kemaluanku ingin mengeluarkan seluruh isi pelurunya dan langsung kuhentikan kegiatanku. Kemudian dia pun sepertinya sudah siap-siap keluar dari kamar mandi.
Kemudian aku pindah dan duduk di depan kamar mandi. Dan ternyata ia lupa membawa handuk. Dan tanpa sadar ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat dan pada saat dirinya telah 90 derajat denganku, langsung saja dia kaget dan kemudian berlari kembali ke kamar mandi. Buah dadanya terlihat bergetar hebat pada saat dia berlari.
Kemudian dia bertanya padaku, "Kapan kamu datang, kok tidak ketok pintu dulu", katanya.
"Ah mana mungkin kamu bukain, kan kamu lagi mandi", kataku.
"Iya juga yach",
"Tolong dong ambilin handuk di belakang!" kata Agnes.
Kemudian kuambil handuknya dan kuantar ke kamar mandi, tetapi pada saat dia mau mengambilnya kupegang tangannya. Wah ternyata cewek habis mandi enak sekali tangannya disentuh, halus seperti menyentuh kain yang bernilai ratusan juta rupiah.
"Ah jangan nakal dong", katanya.
"Ah biarin, kan sama kamu ini. Siapa suruh cakep, coba jelek pasti aku mau muntah tuh", kataku dan langsung saja kupaksa tubuhku memasuki kamar mandi.
Dia terlihat sangat kaget, kemudian secara refleks dia mulai menutupi buah dadanya kemudian kupandangi wajahnya, wah merah langsung wajahnya karena malu. Kemudian kupandangi buah dadanya, indah benar dengan boba toket yang berwarna pink. Lalu kupandangi liang kemaluannya, serba salah dia langsung saja menutupi kemaluannya dengan tangannya, kualihkan lagi pandanganku ke buah dadanya dan dihalanginya pemandanganku dengan tangannya. Demikianlah kubolak-balikkan pandanganku.
Akhirnya aku tidak dapat menahan nafsuku yang memuncak, langsung saja kupeluk ia erat-erat dan mulai kuciumi jenjang lehernya, tanganku memeluk tubuhnya dengan erat. Dia mulai berontak sedikit tapi terus saja kurangsang ia dan mulai kujilati lehernya terus ke telinganya dan sebaliknya. Dan akhirnya ia pun mulai merasakan kenikmatannya sedangkan aku yang sejak tadi memeluknya dengan erat mulai merasakan sentuhan boba susunya, bobaku juga mulai kurasakan menyentuh sesuatu yang membangkitkan keperkasaanku.
"Aaah jangan gitu dong, entar keliatan orang.." katanya.
"Aah bodo amat, habis kamu sih nikmat.." kataku.
Kemudian kutatap matanya dan kemudian mulai kucium bibirnya. Kami saling menjilat dan berciuman dengan penuh nafsu. Kuputar-putar lidahku di dalam mulutnya dan saling menjilat lidah lawan. Oh sensasi yang nikmat, tanganku yang tadinya hanya memeluk badannya mulai kualihkan dengan mengelus punggung, kemudian kualihkan memegang buah dadanya. "Oh.. oh.. ah.. ah.. ohh.." erangnya pada saat kugenggam dengan penuh nafsu, kemudian kupilin-pilin boba susunya. "Ahh", desahnya semakin tidak karuan setiap kusentuh bobanya.
Kualihkan ciuman bibir dengan lidah yang terjulur keluar dari lehernya ke arah boba toketnya. Setelah sampai mulai kugigit pelan, kuhisap dalam-dalam dan kuputar-putar lidahku di boba toketnya. Sedangkan tanganku yang satunya lagi sedang mempermainkan boba yang lain miliknya. Sehingga semakin membuat ia mengoceh tak karuan. Tak kuhiraukan erangan yang diucapkan karena aku sendiri pun mulai berkonsentrasi menikmati sensasi indah ini. Kemudian tanganku mulai mengelus ke bawah toketnya terus ke bawah lagi dan sampailah pada lubang kenikmatan dan mulai kugosok-gosok. "Sler.. sler.. sler.." cairannya mulai keluar. Yang makin membuatku penasaran, ingin menikmati obat awet muda sehingga kualihkan jilatanku ke arah lubang kemaluannya. Dan tercium aroma kemaluan wanita yang khas wangi. "Wah ini baru nikmat", kataku.
Kemudian kujilat-jilat dari atas ke bawah dan setelah sampai ke itilnya kuhisap-hisap pelan. "Ahh.. ahh.. uuh", erangnya dan ia mulai mengacak-acak rambutku. Wah semakin blingsatan saja dia ini, kemudian kuhisap dalam-dalam itilnya dan wah reaksinya sungguh tak karuan ia mulai menjambak rambutku.
"Ah.. ah.. ah.. oohh.. nikmat sekali Richard.." kata Agnes.
"Ohh.. ohh.. iyaa.. sungguh nikmat cairan awet mudamu.." kataku.
Karena barangku sudah tegang tidak karuan. Maka kubimbing ia ke tempat duduk dan kemudian kukangkangkan kakinya dan kupegang rudalku, kugesek-gesek pelan-pelan dari atas ke bawah atas ke bawah dan kemudian kucium bibirnya dengan penuh nafsu.
"Ohh.. ohh.. oohh", kemudian kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.
"Awww.." jeritnya.
Tak kuhiraukan jeritnya karena aku sedang berkonsentrasi menikmati sensasi terindah ini. Kukeluar masukkan anuku pelan-pelan sedikit demi sedikit kemudian kucabut lagi begitu seterusnya.
Sampai akhirnya ia sudah mulai merasakan sensasi seperti yang kurasakan. Barulah kuhujamkan secara pelan tapi pasti secara mendalam.
"Breek.. croot, wah pecah nih perawannya.. Asyik juga nih cewek gua perawanin.." kataku.
"Awww.. ohh.. perih Richard", jeritnya.
Kemudian kuelus lembut rambutnya seperti seorang kakak menyayangi adiknya dan kusentuh boba toketnya dan kupilin-pilin nikmat. Untuk membuatnya melupakan rasa sakit dan menikmati sentuhan yang telah kuberikan.
"Slepp.. sleep.." bunyi batanganku waktu menggesek liang kemaluannya yang telah penuh cairan. Kupindahkan kakinya yang tadi mengangkang ke atas pundakku. Dan mulai kukocok kembali dengan berirama lebih cepat.
"Ahh.. ahh.. ohh.. ahh", erangku.
"Yes yes Richard I love you make me fly to heaven darling.." katanya.
Mendengar permintaannya itu semangat seks-ku bangkit kembali, langsung saja kupercepat mengayuh perahu birahiku.
"Richard, Richard", jeritnya.
Sementara tangannya mulai berusaha memegang tengkukku, pertanda ia mau keluar nih, langsung saja kutancap lalu kupercepat dan lebih kupercepat.
"Aahh.. aahh", jeritnya dan akhirnya, "Crroott croot croot"
"Oohh yees Richard", jeritnya lirih.
Rupanya Agnes sudah mencapai puncak orgasmenya, sedangkan aku sendiri mulai merasakan ada yang mulai mendesak di batang kemaluanku dan.., "Croot.. croot.. croot"
"Aaahh.." jeritku dan kemudian aku ambruk sambil memeluknya.
Lalu kubisikkan di telinganya, "Terima kasih Agnes atas kenikmatan yang terindah yang telah kau berikan kepadaku semoga kau pun menikmatinya.." kataku.
"Ma kasih juga telah mengenalkanku pada kenikmatan dunia ini sayang", katanya.
Setelah beristirahat sekitar 10 menit akhirnya aku pun bangkit dan melihat ke arah kemaluannya. Ternyata kemaluannya babak belur, darah keperawanannya dan lendir kenikmatan membasahi ujung lorong kemaluannya. Kemudian kubersihkan lubang kenikmatan yang telah kurasakan dengan lidahku. Ternyata rasanya agak anyir dan karena ini perbuatanku, kuanggap ini adalah hukuman bagiku atas kenikmatan yang telah kudapatkan darinya. Ia pun kemudian melarangku membersihkan sampai bersih, kemudian ia mulai ke kamar mandi untuk mandi lagi sedangkan aku membersihkan sisa-sisa perjuangan kami.
Demikianlah cerita ini, kritik, saran, diskusi atau bagi yang ingin kenalan dapat anda layangkan email pada saya.
TAMAT
top