Cerita Dewasa:
Eksibisi Pertamaku - 2
Dari bagian 1
Aku seolah tak perduli lagi. Tak lama kemudian aku merasakan ada suatu yang akan keluar dan dapat aku pastikan kalau aku akan orgasme. Kupercepat elusan tanganku di clitorisku, dan tak lama kemudian..
"Akhh.. Eesstt.."
Tanpa kusadari aku mengerang menahan kenikmatan yang sedang aku rasakan dan aku yakin Ivan pasti mendengarnya. Barulah setelah itu aku membersihkan badanku. Setelah mengeringkan badanku, aku keluar dari kamar mandi dan kulihat Ivan sudah tidak ada lagi di tempatnya semula berdiri. Saat aku melewati ruang tamu. Kulihat ia sedang nonton TV sambil berbaring.
"Wah, lama amat mandinya. Jangan-jangan udah habis tuh airnya, hampir aja aku mo' numpang kencing di rumah tetangga kalo' kamu nggak keluar-keluar. Tidur yah..??" Ledek Ivan
Aku hanya menjulurkan lidahku mendengar ucapannya, sekilas saat aku akan masuk ke kamarku, kulihat bagian bawah pusar Ivan tampak menonjol. Aku yakin ia pasti horny, karena dari tadi mengintip aku mandi.
Setelah masuk ke kamarku, sengaja tidak kututup pintu kamarku, sehingga kamarku hanya ditutupi kain korden. Sehingga apabila tertiup angin, kupastikan kain itu akan tersibak. Setelah membuka lilitan handuk yang menutupi tubuhku, aku mengeringkan sisa-sisa air dari tubuhku sambil sesekali melirik Ivan yang ada tepat di depan kamarku, kuharap ia sadar kalau aku ingin mengulangi kejadian di kamar mandi, kini di kamarku. Sambil bernyanyi-nyanyi aku mengambil BH, CD dan daster dari dalam lemari bajuku. Aku ingin terlihat seksi saat Ivan melihatku memakai daster didepannya, karena aku yakin pasti ia tidak pernah melihat seorang gadis sepertiku memakai daster. Kemudian terlintas di pikiranku seandainya aku tidak memakai bra, pasti akan terlihat dengan jelas lekuk-lekuk toketku.
Kemudian kutaruh kembali BH yang tadi kuambil. Lalu aku mulai memakai celana dalamku saat tiba-tiba angin bertiup kencang hingga menyingkap kain penutup kamarku sehingga terlihat dengan jelas posisiku yang sedang memasukkan kaki kananku ke dalam segitiga pengaman wanita itu. Dan tanpa sengaja mataku bertatapan dengan mata Ivan yang sedang tercengang melihat pemandangan indah itu. Tapi aku cuek saja dan tetap meneruskan kegiatanku memakai celana dalam. Aku tersenyum mengingat raut wajah Ivan saat melihatku bugil tadi. Setelah lengkap berpakaian, aku keluar dan kulihat Ivan tidak ada ditempatnya semula. Lalu kudengar bunyi pintu kamar mandi yang barusan ditutup. Oh, mungkin ia sedang buang air kecil, pikirku.
Tak lama kemudian Ivan keluar dari WC dan menuju kearahku. Kulihat wajahnya memerah, tapi aku tak tahu karena apa. Sambil nonton TV, aku dan Ivan berbincang-bincang sambil sesekali aku tertawa dibuatnya dengan cerita-cerita lucunya. Saat aku tertawa itu ku rasakan toketku yang tanpa BH itu berguncang-guncang. Aku lihat Ivan sesekali melirik ke arah gunung kembarku itu, dan aku yakin ia pasti tahu kalau aku tidak memakai BH. Tanpa kusadari ternyata tonjolan putingku itu nampak jelas tercetak dari balik dasterku.
"Ah, udahan ah 'Van. Cerita lo' bikin aku sakit perut nahan pipis. Dari tadi ketawa melulu". Ucapku.
"Lha pipis di tahan-tahan, ntar jadi penyakit baru tahu." Jawab Ivan.
"Ya udah aku pipis dulu nih.."
Lalu aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk pipis. Setelah buang air kecil, saat aku akan keluar kulihat pakaian dalamku sebelum aku mandi tadi masih menggantung di belakang pintu. Lalu aku mengambilnya dengan maksud akan kurendam di ember, tanpa sengaja saat aku memegang celana dalamku kurasakan ada banyak lendir tepat dibagian penutup memekku. Saat aku perhatikan, ada banyak lendir berwarna putih kental disitu. Aku bertanya-tanya apakah ini cairanku, tapi setahuku tadi saat aku mo' mandi, aku ingat kalau celana dalamku tadi masih kering karena saat ini aku masih dalam masa subur. Pun aku yakin kalau itu bukan cairan keputihan, karena cairan yang ini banyak sekali seperti lendir. Saat kusentuh cairan itu terasa hangat dan melekat, baunya pun persis dengan bau pemutih pakaian.
Kulihat di BHku juga ada cairan lendir itu walaupun tidak banyak. Aku berpikir, apakah ini cairan milik Ivan, karena aku pernah membaca suatu artikel kalau cowok itu senang sekali onani bahkan aku juga pernah membaca di pemersatu.fun kalau ada sifat cowok yang suka mengoleksi pakaian dalam cewek bekas pake', kalo ngga salah namanya Fetish.
Kini aku yakin ini pasti sperma milik Ivan, mungkin ia tidak bisa menahan nafsunya sehingga dilampiaskan melalui pakaian dalamku ini. Aku tidak menyangka ternyata Ivan yang kuanggap "alim" itu bisa melakukan onani, dan pakaian dalamku yang menjadi korbannya. Tapi aku tidak marah, malah aku ingin merasakan bagaimana rasanya air mani Ivan ini. Kemudian aku keluar dari kamar mandi, dan masuk ke kamarku. Saat aku melewati ruang tamu, kulihat tidak ada siapa-siapa. Mungkin Ivan ada dikamarnya di lantai dua.
Begitu sampai ke kamarku, kukunci pintu kamarku dan kembali ku buka lipatan celana dalamku yang terdapat sisa-sisa air mani Ivan tadi. Dengan perlahan, kuhirup aroma sperma milik Ivan itu. Mungkin kalau ada orang yang melihatku pasti akan jijik dan mengatakan aku jorok. Tapi aku tak perduli dan tetap ku hirup aroma nikmat itu. Kurasakan panas yang keluar dari tubuhku walaupun di kamarku telah terpasang AC. Kubuka daster yang kukenakan dan juga celana dalamku hingga aku telanjang bulat. Kemudian aku berbaring di atas tempat tidurku, sambil tetap mencium bau khas lendir milik laki-laki yang bernama Ivan itu.
Karena penasaran, kumainkan lendir itu dengan jari telunjukku. Timbul rasa penasaran ingin "mencicipi" sperma Ivan ini, tapi aku takut hamil. Tapi karena rasa penasaranku begitu kuat, kubuang jauh-jauh rasa takutku itu dan tanpa rasa jijik sedikitpun kujilat sedikit air mani Ivan itu. Kurasakan rasa asin dan entah rasa apa lagi, tak bisa kujelaskan. Karena penasaran, kujilat lagi sedikit sperma Ivan yang ada di celana dalam ku itu, hingga tanpa sadar akhirnya kujilat dan kutelan seluruh air mani Ivan itu hingga celana dalamku yang tadi belepotan dengan air mani Ivan itu menjadi basah oleh air liurku karena bekas menjilatinya tadi. Entah mengapa aku jadi ketagihan, rasa asin tadi seolah berubah menjadi suatu rasa nikmat yang memabukkanku. Akhirnya karena terangsang hebat, ku mainkan klentitku, aku pun mendesah hebat menahan getaran kenikmatan hingga akhirnya aku orgasme.
"Aahh.. Esstt.."
Sesaat aku terkulai lemas, dan tanpa sadar aku akhirnya tertidur dengan tubuh telanjang. Saat aku bangun kulihat jam ternyata aku tertidur hampir 1 jam. Cepat-cepat aku memakai bajuku kembali dan keluar untuk mencuci pakaian dalamku tadi. Setelah mencuci, tiba-tiba kurasakan kalau rumahku sepertinya sepi tidak ada orang. Lalu aku membuka kamar adikku, ternyata dia tidak ada. Akhirnya aku baru teringat akan Ivan, aku lupa menyuruhnya makan. Kulangkahkan kakiku menuju lantai dua, menuju kamar Ivan. Kulihat pintunya terbuka sedikit, pikirku apakah Ivan sedang tidur. Saat tanganku akan membuka pintu kamarnya, aku dikejutkan dengan pemandangan yang membuatku surprise. Aku lihat Ivan sedang berbaring telanjang diatas tempat tidurnya, kelihatannya ia sedang horny berat karena kulihat ia sedang mengelus-elus kontolnya. Untuk pertama kalinya aku baru melihat bentuk kontol laki-laki.
Lumayan besar juga milik Ivan. Yang makin membuatku surprise adalah ternyata Ivan sedang memegang celana dalam berwarna merah. Aku yakin itu pasti milik adikku karena aku tidak mempunyai celana dalam berwarna merah. Kulihat Ivan sedang mencium-cium celana dalam adikku itu tepat di bagian tengah-tengahnya. Lalu ia mulai mengocok kontolnya sambil tetap mencium CD adikku itu. Aku yang melihat itu kembali menjadi terangsang. Kuremas-remas toket sebelah kananku sambil melihat Ivan. Ah, kalau aku tidak dapat mengendalikan diriku mungkin sudah dari tadi aku masuk kekamar Ivan. Aku membayangkan seandainya kontol Ivan itu menusuk-nusuk memekku, ah pasti nikmat sekali. Tak lama setelah itu aku lihat wajah Ivan tiba-tiba memerah dan tubuhnya menegang, dan kulihat ia meletakkan celana dalam adikku itu tepat di diujung kontolnya dan kudengar ia mendesis pelan menyebut nama adikku.
"Achh.. Fitri.. Enak sekali sayang!!"
Oh, mungkin ia sedang membayangkan begituan dengan adikku. Sialan, makiku dalam hati kenapa ia malah memilih Fitri untuk menjadi bahan onaninya. Kenapa tidak aku, tiba-tiba saja aku menjadi cemburu. Padahal aku lebih cantik dibandingkan adikku itu.
Tak lama setelah itu, kulihat Ivan mengangkat celana dalam yang tadi ditutupkannya di atas kontolnya saat onani. Kulihat celana dalam adikku itu basah dibagian tengahnya. Dan kulihat juga di ujung kontol Ivan itu ada sedikit cairan putih, sama seperti yang terdapat di celana dalamku tadi. Ternyata dugaanku tidak meleset, lendir yang tadi ada di celana dalamku itu adalah kepunyaan Ivan. Ternyata ia juga ingin membaginya dengan celana dalam adikku.
Kemudian aku turun dan pura-pura sedang nonton TV, semoga saja Ivan tidak mengetahui kalau aku tadi mengintipnya sedang onani. Itulah sedikit pengalamanku yang bisa kuceritakan. Sebenarnya masih ada pengalamanku ynag lain yang lebih seru, dan aku janji akan menceritakannya nanti.
Buat rekan-rekan sesama Exhibitionis, mari bergabung bersama saya di mailing list yang khusus membahas tentang kaum eksibisi, tapi tidak menutup kemungkinan diluar dari itu yang ingin bergabung. Kita curhat dan berbagi cerita bersama. Kirim saja e-mail kosong di [email protected]. Kemudian setelah mendapat balasan, reply kembali dengan email kosong, tujukan dengan alamat yang sama.
E N D
Buka