kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P11 Echa 18Yo Pemersatu Fun 11 PEMERSATUDOTFUN

P11 Echa 18Yo Pemersatu Fun 11

Tidak ada voting
Echa, Pemersatu, Fun
P11 Echa 18Yo Pemersatu Fun 11
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Echa, Pemersatu, Fun yang ada pada kategori TEEN published pada 1 Februari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P11 Echa 18Yo Pemersatu Fun 11 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Kisah dengan Tetangga 3: Mbak Atik - 5


Dari bagian 4


Kuhentikan pijitanku dan langsung kutindih tubuhnya. Kontolku yang tadinya sudah mulai kendor kini mengeras kembali.

"Aku akan memberikan upahmu sekarang," katanya sambil menggulingkan badanku.

Mulutnya begerak mencium kening, pipi, ujung hidung, mengecup bibir terus menyapu leher dan dadaku. Putingku digelitik dengan ujung lidahnya. Aku merinding dan mengejang menahan geli sekaligus nikmatnya rangsangan di putingku. Kuremas dan kuciumi rambutnya.

"Ouuhh Mbak. Aahh.. Enak.. Nikmat"

Mbak Atik masih meneruskan aksi di kedua putingku silih berganti.

Kini lidahnya bergerak turun ke perutku terus ke paha dalam, lutut dan menggigitnya lembut. Aku meremas karpet untuk menahan kenikmatan. Tangannya memegang kontolku dengan erat, kemudian lidahnya mulai menjilat biji, bergeser ke batang terus menuju kepala kontolku. Dikulumnya kepala kontolku dan gerakan blow job dilakukannya dengan lincah. Dibelahnya lubang kencingku dan dengan gerakan lincah ia menggelitik dengan ujung lidahnya.






"Mmbbaakk.. Ouhh.. Acchh!!"

Tubuhnya memutar sehingga kini selangkangannya sudah berada dimukaku. Dengan perlahan kusibakkan rambut tebal yang ada di sana dan kususupkan lidahku masuk dan mulai menjilati daging kemerahan sebesar biji jagung. Dinding memeknya segera berdenyut merespon perlakuanku. Lidahku seakan-akan terjepit oleh dinding memeknya.

"Sshhahh Anto. Terus To! Lakukan sesukamu To!"
"Mbak sedaap. Uuhh..!"

Kami bergantian saling mendesis dan melenguh. Mbak Atik melepaskan kuluman pada kontolku.

"Kita lakukan di sini saja To!" katanya.

Pantatnya bergeser ke arah selangkanganku. Dengan membelakangiku ia berjongkok dan mengatur posisi selangkangannya agar tepat berada di kepala kontolku. Diraihnya kontolku dan digesekkannya di bibir memeknya. Mula-mula hanya kepala kontolku saja yang menyusup di bibir memeknya. Dengan gerakan turun dan memutar pinggulnya maka kontolkupun amblas ke dalam memeknya yang lembab dan hangat.

Ia mulai menggerakkan pantatnya naik turun, maju mundur dan berputar. Kupegang pinggulnya dari belakang dan kuimbangi irama gerakannya.

"Anto.. Anto.. Anto.. Aauwwhh"
"Huuffpp.. Aatikk.. Mbakk"

Kuangkat badanku dan dalam posisi duduk memangkunya kuremas buah dada dan kucium tengkuknya sampai berbekas merah. Dengan perlahan kuangkat tubuhku dan iapun mengimbanginya dengan berdiri perlahan dengan membungkuk sehingga kelamin kami masih bertautan.

Kuarahkan ia bergerak ke arah sofa. Diangkatnya kaki kiri ke atas sofa dan kaki kanan berdiri di lantai. Tangannya memengang sandaran sofa. Kupegang dan kuusap pantatnya lalu kuayunkan pantatku maju mundur. Kadang kubuat sudut dengan merendahkan lututku sehingga kulit kontolku menggesek dinding memeknya dengan kuat. Bunyi paha beradu dengan pantat terdengar berirama. Kujulurkan tanganku ke depan sehingga buah dadanya dapat kuraih dan selanjutnya kuremas serta kupilin putingnya.

Mbak Atik merem melek menahan gempuranku. Apalagi ketika kontolku kukeraskan dan kutusukkan berulang-ulang dengan cepat. Dadanya dibusungkan, kepalanya mendongak dan bergoyang-goyang tak keruan. Kuentot semakin cepat dan iapun semakin kuat menggoyangkan kepalanya. Pantatnya bergerak tak beraturan, kadang maju mundur, kadang berputar. Kuturunkan irama permainan, tetapi kukeraskan kontolku dan kusodok dengan pelan namun penuh tenaga. Keringat mulai menitik di sekujur tubuhku.

Kucabut kontolku dan kini ia telentang di sofa menunggu kontolku untuk segera memasuki guanya. Kepalanya diletakkan pada sandaran tangan. Kutumpukan berat badanku pada kedua lenganku. Dengan perlahan kuambil posisi penetrasi dan dengan gerakan sangat lambat kontolku kembali masuk dalam memeknya. Ketika sudah setengah batang masuk, maka dengan cepat kuhentakkan sampai mentok di rahimnya.

"Heehhkk.. Oouhh!"

Ia menahan napas menahan hentakanku. Kutarik lagi sampai keluar, kumasukkan dengan pelan sampai setengah dan kuhentakkan. Ia sudah siap menahan napas untuk mengimbangi permainanku. Beberapa kali kulakukan variasi ini sampai tanganku terasa lelah tidak kuat lagi menahan berat badanku.

Kurapatkan badanku di atas badannya. Kupeluk punggungnya sementara itu ia memeluk leherku dengan erat. Diciumnya bibirku dan disedotnya sampai berbunyi. Gerakanku kini pelan dan ringan saja untuk sekedar memperoleh kesempatan sedikit untuk beristirahat. Kaki kiriku menginjak lantai dan kaki kananku bertumpu pada lutut. Kedua kakinya menjepit pahaku dengan erat.

Kuangkat kedua kakinya ke atas bahuku dan dengan posisi kaki kanan berlutut kuentot lagi. Kurasakan kontolku mentok di rahimnya setiap kali kuhentakkan. Kulipat kakinya sampai lututnya menempel di perutnya. Memeknya kelihatan semakin menonjol dan kontolku semakin sering menyentuh dinding rahimnya.

"Aku capek, ganti posisi To"

Aku belum tahu posisi apa yang dia inginkan. Ia duduk di atas sandaran tangan dan merebahkan badannya. Dengan posisi berdiri kumasukkan lagi kontolku. Sambil kuentot kujepit kakinya di ketiakku. Sementara itu tangannya meremas rambutnya sendiri. Kakiku mulai goyah dan rasanya tidak kuat meneruskan posisi ini.

Kuangkat tubuhnya dan dengan berputar aku duduk di sofa memangku Mbak Atik. Kini ia yang aktif bergerak. Aku beristirahat sebentar dan mengimbangi gerakannya. Telapak kakinya memijak tepi sofa dan pantatnya bergerak maju mundur agar memeknya dapat menelan kontolku.

"Ouhh Anto.. Aku tak tahan lagi. Ayo kita.. Aahh!"

Kubaringkan badannya di atas karpet dan kuisap toketnya dengan kuat. Kukunya kuat menghunjam punggungku. Kurapatkan kedua kakinya dan kujepit dengan kakiku. Dalam posisi ini maka dengan sedikit tenaga aku dapat meraih kenikmatan maksimal dari gesekan kontolku dengan memeknya.

"Mbaakk.. Sebentar lagi mbaakk"
"To cepat.. Lebih cepat lagi..!"

Aku semakin cepat bergerak. Kulihat bola matanya memutih dengan muka memerah. Kini kurasa tiba saatnya untuk memberikan pukulan terakhirku.

Kubuka lagi kedua kakinya sehingga melilit betisku. Kuentot dengan cepat dan bertenaga sampai lututku terasa pedih. Namun tanggung kalau harus berhenti. Gerakanku kupercepat dan semakin cepat. Kami sudah tinggal sesaat lagi mencapai puncak.

"Sudah To.. Selesaikan sekarang. Arrcchh!" ia meraung.

Punggungnya yang bongkok udang melengkung menjauhiku, sementara selangkanngannya semakin merapat.

"Mbakk.. Ouhh!!"

Aku mengambil ancang-ancang dengan menarik kontol sampai tinggal ujung kepalanya yang bersentuhan dengan bibir memeknya dan dengan satu hentakan yang sangat kuat kuhunjamkan kontolku sampai sedalam-dalamnya hingga pangkal kontolku membentur tulang pubisnya.

"Antoo.. Yeahh!"

Pantatnya naik menyambut hunjamanku dan tangannya meremas rambutku sekerasnya. Memeknya berdenyut kuat meremas kontolku. Bibirnya mencari-cari bibirku dan kusambut dengan ciuman penuh gairah kepuasan. Napas kami terengah-engah, muka kami memerah karena lelah, nikmat dan sedikit pengaruh alkohol. Sampai beberapa detik denyutan demi denyutan masih kami rasakan. Ketika kontolku akan kucabut ia mengkontraksikan otot memeknya sehingga kontolku tisak bisa kucabut keluar. Kubiarkan saja mengecil dan dengan sendirinya lepas dari memeknya.

Aku berguling ke samping.

"Mbak hebat sekali permainannya"
"Sama. Kamupun hampir membuatku kewalahan. Nikmat sekali rasanya sampai kemaluanku ngilu kamu buat"

Beberapa saat kemudian napas kamipun kembali normal. Dengan berbalut handuk aku keluar mengikutinya ke kamar mandi. Lampu kamar mandi sengaja dimatikan supaya tidak kelihatan dari luar.

Sambil membersihkan badan ia masih saja menciumiku dan mencumbuku mesra. Aku menghindari cumbuannya. Bukan apa-apa. Setelah menggapai puncak rasanya badan capek sekali sehingga malas meladeni cumbuannya.

"Mbak.. Tunggu Mbak. Sudah dulu. Aku akan tidur di sini saja. Kita punya banyak waktu sampai pagi besok. Aku akan puaskan Mbak sampai besok Mbak nggak bisa buka salon," kataku sambil melepaskan pelukan tangannya.

Kami kembali ke dalam rumah dan berbaring di ranjangnya yang empuk. Nikmat sekali rasanya setelah pertempuran di lantai hanya beralaskan karpet, kini badanku rasanya ringan dan setelah ngobrol sebentar kamipun tertidur dalam keadaan telanjang bulat.

Sekitar dua jam kemudian kami kembali berenang mengarungi samudera kenikmatan bersama-sama. Sampai pagi kami tidak bisa tidur dan akhirnya menjelang dinihari sekali lagi kami bermandi peluh kepuasan. Keadaan ranjang seperti pantai yang habis diamuk badai, berantakan tak keruan. Hari masih gelap ketika aku keluar dari rumahnya.

"Nanti malam kutunggu kamu disini, jantanku," sambil memberikan kecupan di bibirku.

Kita lihat saja nanti. Kalau tenagaku sudah pulih OK saja. Kalau belum, tak usah saja nanti malah dia kecewa. Atau mungkin aku perlu pemeran pengganti untuk menggantikanku untuk sementara.


E N D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.