Cerita Dewasa:
Kasih yang Hilang
Cerita ini merupakan sebuah kisah nyata yang sampai sekarang masih menjadi ganjalan di dalam pikirannku. Tentang arti kisah cinta yang dapat mengubah arti cinta bagi para pakar percintaan. Saya adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas negri di kota kembang (Bandung). Sebut saja nama saya Andi (samaran), saya berasal dari suatu daerah di Jawa Tengah. Apabila saya pulang ke Jawa, harus menempuh perjalan semalam untuk sampai di Jawa Tengah. Suatu waktu saya harus menempuh perjalanan ke Jawa dengan cara berantai, yaitu dari Bandung-Purwokerto-Solo, sebab hari itu memang arus antar kota sangat padat hingga saya tidak mendapat tiket bus yang patas. Semua itu harus saya jalani dengan terpaksa, Bus Mandala adalah bus yang akan mengantar saya ke Jawa, tetapi harus transit dulu ke Purwokerto baru ke Jawa.
Sampai di Purwokerto kira-kira jam 19:00, transit dulu kira-kira satu jam baru berangkat lagi. Kesempatan istirahat itu tidak saya sia-siakan dengan berkeliling terminal sekaligus mencari rumah makan di terminal. Capai, penat, dan panas suasana malam itu, saya memasuki sebuah rumah makan yang lumayan bersih untuk beristirahat. Setelah memesan semangkuk soto dan es teh manis, saya mencoba iseng memandang sekeliling untuk mencari tempat yang strategis untuk pandangan ke arah bus saya agar tidak ketinggalan.
Waktu menengok ke samping, saya melihat sesosok wanita yang kira-kira seumuran di bawahku (23 th). Pandangan kami bertemu, tapi saya cuek saja dan membuang pandangan ke tempat lain. Sepintas saya lihat tatapan matanya yang mencerminkan kebingungan. Setelah saya pikir-pikir, apa salahnya sich beramal membantu orang sekaligus kenalan dengan cewek cakep. Wajahnya manis dengan tubuh yang langsing, dibalut dengan celana jeans dan kaos ketat. Saya dekati dia, dan setelah berbasa-basi akhirnya saya dipersilakan duduk di depannya, Monica namanya. Sambil makan kami ngobrol, tidak sulit untuk bergaul dengan dia yang orangnya supel dan enak diajak ngobrol, dia dari Jakarta dan hendak ke tempat temannya di Purwokerto. Hingga tiba waktu kami untuk berpisah, dia memberikan nomor tempat dia tinggal. Kami berpisah.
Satu minggu kemudian saya mencoba untuk menelpon dia setelah tiba di Bandung, sebab bila saya telpon dari Jawa, saya takut ketahuan pacar. Ternyata dia masih ingat kepada saya. Hari demi hari kami lewati dengan telpon. Hingga saatnya tiba bagi kami untuk bertemu di Purwokerto, rupannya dengan kerajinan saya menelpon dia telah menumbuhkan benih-benih cinta di antara kami.
Saya berangkat hari minggu ke Purwokerto siang hari dan sampai ke Purwokerto malam hari jam 20:00. Saya langsung telpon dia suruh menjemput saya. Saya tunggu dia di tempat kami membuat janji. Sudah 30 menit saya menanti dia hingga hampir hilang kesabaran saya, tiba-tiba dari arah samping terminal terdengar riuh para tukang ojek dan tukang becak terminal bersorak. Ada apa gerangan..? Saya mencoba untuk menengok ke sumber suara itu. Sesosok tubuh yang sangat langsing turun dari sebuah becak dengan mengenakan rok yang super mini, kaos ketat dipadu dengan jaket sebatas pusar, berpotongan rambut shagy pendek, sangat serasi dengan hiasan paha mulusnya. Sejenak saya lupa dengannya, kami berpandangan lalu berjabat dengan mesra, saling berangkulan dan berjalan pelan menuju ke arah pintu keluar dengan disorot puluhan mata orang-orang di terminal. Jelas saja hal itu menarik pandangan orang-orang.
Kami sejenak mengobrol seolah-olah sudah lama tidak berjumpa. Benih-benih cinta saya mulai tumbuh seiring dengan sentuhan-sentuhan saraf tangan saya hingga bereaksi terhadap burung muda saya, keras menantang siap meluncur. Saya langsung ambil inisiatif dengan mengajak dia keluar terminal mencari becak ke hotel terdekat. "Hotel PB" yang letaknya persis di belakang terminal Purwokerto menjadi saksi malam panjangku (cerita inilah yang menjadi nick chatting saya 'malampanjang').
Semua administrasi saya lunasi. Sampai di kamar kami langsung berpelukan erat memanggut bibir melepaskan semua belenggu kerinduan kami. Sengaja saya hentikan sejenak untuk mengistirahatkan tubuh saya dengan mandi. Setelah mandi kami berdua rebahan di tempat tidur, dia bercerita tentang dirinya, tentang kepergiannya dari Jakarta ke Purwokerto (sebagai singger di sebuah pub malam) dan semuannya. Terjatuh hati saya oleh keindahan fisiknya dan kejujurannya. Hingga tanpa sadar kami berbicara dari hati ke hati tentang isi perasaan hati masing-masing. Saya peluk tubuh mungilnya lembut, saya kecup keningnya, bibirnya dan lehernya. Menggelinjang dia ketika saya cium tengkuknya, dia mencoba menolak, saya tanyakan mengapa..?
"Aku sudah lama tidak berhubungan badan Ndi.., aku takut nanti setelah kamu merasakan tubuhku kamu akan pergi dariku.." jawabnya disertai dengan derai air mata.
Hal itu yang mambuat saya terperangah, sebab sungguh saya tidak punya sedikit bayangan pun tentang itu.
"Aku melakukannya sesuai degan pergerakan cinta kasihku kepadamu.." jawab saya.
"Maafkan aku bila kamu tidak menginginkannya, maafkan aku.." sambil memakai baju yang sempat saya lepas, dia trauma dengan kejadian pada orang yang sangat dia sayangi pergi meninggalkannya akan terjadi padanya saat itu.
Saya peluk dia yang masih terus menagis sambil menatap dengan rasa iba pada saya seolah berharap saya tidak akan pergi meninggalkannya. Dalam hati kecil saya saat itu terjadi pergolakan antara memilih dia dengan memilih pacar saya. Saya masih menunggu untuk memutuskan hal itu.
Kembali kami bercakap-cakap sambil mengeluarkan tawa canda, yang tanpa sadar kejadian itu terulang lagi, kami tidak tahu siapa yang memulai, kami sudah saling berpelukan dengan bersandar di dinding kamar di dekat cermin besar hotel. Keadaan sudah sangat panas untuk dihentikan, baju saya sudah terlepas dan jatuh ke lantai, dan perlahan-lahanpun baju Monica dapat saya lepas dan rok mininya saya singkapkan ke atas hingga tersisa BH dan celana dalamnya, kira-kira berukuran 34.
Sejenak dia mendorong saya untuk menghentikan saya sambil memandang dalam ke arah mata saya dan berkata, "Apakah kamu melakukan ini gambaran dari rasa sayangmu padaku?" kata dia.
"Bukannya aku akan menghiburmu, tapi itu adalah sebuah kenyatan di dalam hatiku, aku sayank kamu.." bisik saya di dekat telingganya sambil mendekapnya.
"Akhirnya kebahagiannku terulang lagi Andi.." jawabnya lirih.
Saya tidak mengubris lagi pertahanannya, karena otak kotor saya sudah mendominasi seluruh isi kepala. Perlahan-lahan pula pertahanannya mulai mengendur, hingga saya dapat dengan leluasa menjamah tubuh indah ini. Perlahan saya lepas BH-nya, hanya dengan sekali jentik lepas sudah kaitnya. Saya buka perlahan-lahan satu bagian dari toketnya, saya kecup lembut dan bergerak melingkari toketnya dengan lidah nakal saya, hingga pada akhirnya mendapatkan sebuah boba coklatnya menyembul keras dan padat sekali toketnya. Saya hisap lembut sambil memainkan dengan lidah di dalam mulut saya, saya cupang sekeliling bobanya hingga meninggalkan bercak merah yang sangat banyak.
Perlahan sekali saya bergerak ke arah toket yang satunya. Saya singkap BH-nya hingga sekarang tampaklah sepasang gunung kembar dengan ujung yang berwarna coklat, putih bersih dan kencang. Benar-benar sangat mengairahkan, adik kecil sudah sangat menegang dengan keras. Memang sengaja saya buat tempo yang lambat, sebab tidak ingin malam ini berakhir. Bagian toket adalah bagian yang sangat saya suka dalam berhubungan intim, saya buat cupang yang banyak di kedua toketnya.
"Oohh.. oohh.. sshh.. oohh.. yyaahh.." erangnya.
"Kurang keras Annddii..!" sambil tangannya meremas tangan saya dengan keras.
Saya mulai mengeraskan tempo permainan, disertai dengan gigitan kecil pada kulit mulusnya, saya membiarkan semuannya berjalan dengan keadaan hati dan emosi saya. Nafsu saya mulai memburu, dengus-dengus nafsu sudah mulai nampak, itu berarti saya sudah menjadikan diri saya sendiri bergerak bebas ekspresi bagi seorang yang beraura kerbau mulai tampak. Keringat mulai membasahi tubuh saya, dengus hidung saya mulai mengeras.
Terus saya kecup toketnya sambil meremas-remas bobanya, perlahan saya turun ke arah perut sambil meninggalkan kecup merah di sana-sini, menuju pusat dari kewanitaannya, melewati paha mulusnya melumat dengan kecupan-kecupan dan jilatan dari lidah saya. Kemudian menuju ke arah kedua betis dan telapak kaki. Kembali saya ke atas melewati paha-paha Monica, mengendus mencoba mencari bau khas tubuhnya, hingga sampailah pada sebuah gundukan bukit yang mengundang gairah.. ditumbuhi dengan rambut-rambut yang lembut. Saya endus bau yang keluar dari kemaluannya, tak beraroma.. ini menandakan sehat. Segera saya mengecup bagian atas dari bulu kemaluannya, saya jilat bagian pinggir dari belahan memeknnya.
"Aahh.. ahh.. enak A..Andi.. ngga kuat.." rintihnya.
"Oohh.. ooh.. hh.." sambil tangannya mencoba membuka lubang kemaluannya dan mengusapnya.
Saya sentuhkan ujung lidah saya ke arah lubang memeknnya, sedikit demi sedikit mengenai itilnya yang sudah sangat mengeras dan besar. Saya jilat itilnya dengan irama yang cepat sambil sesekali menghisap semua memeknya disertai dengan gigitan kecil saya pada itilnya. Saya mainkan sesuka hati dan sesuai dengan gerak nafsu. Saya gosok dengan lidah sambil meremas toketnya.
Saya sudah tidak kuat dengan situasi tersebut, dia ganti membalikan saya dan mengerjai saya dengan posisi telentang. Dia menjelajahi detail tubuh saya, hingga kelemahan saya berhasil ditemukan olehnya, boba saya dihisapnya hingga membuat saya mengejang kenikmatan. Saya balikkan kembali dia, saya acungkan burung coklat saya ke arah mulutnya untuk dikulumnya.
"Clluupp.. clupp.. cppllokk.. cpllook.." suara oralnya.
Basah sudah burung saya dan kemaluannya. Saya menindihnya, dia terpejam pasrah menantikan hujaman burung coklat saya. Saya coba hujamkan tanpa bantuan tangann dan.. tidak berhasil. Kenapa ini..? Sempat saya berpikir, perawankah dia..? Sulit sekali memasukkan ke dalam lubang memeknnya yang tetap tertutup rapat.
Saya bertanya padanya, "Memek kamu rapet sekali, kamu masih perawan..?" tanya saya.
"Bukan Andi.. aku sudah satu tahun tidak di sentuh lelaki, aku truma.." jawabnya.
Mungkin dia masih trauma dengan kejadian dengan pacarnya yang pergi meniggalkannya.
Akhirnya dengan bantuan pelicin yang saya tambahi, dan dengan saya bukanya lubang kemaluannya, berhasil masuklah burung coklat saya. Seperti terjepit, sesak, dan sangat mengigit, ini mungkin pangaruh dari lamanya dia tidak berhubungan sex.
"Srreett.. srrett.. srrett.. bblluuees.." akhirnya masuk semua ke dalam memeknya.
Saya coba goyang perlahan-lahan supaya dia tidak kesakitan dan beradaptasi.
"Clleepp.. clleepp.. clleepp.. breett.. bbrrett.."
"Cplokk.. cpplokk.. cpllookk.." suara dari memeknya.
"Aaahh.. ahh.. terus Anndii.. ahh.. nikmat sekali..!" erangnya.
Benar-benar mengigit sekali lubang memeknya, sampai ditarikpun bukan kontol yang bergerak, tetapi kulit kontol saya yang bergerak oleh karena kuatnya cengkeraman memeknya.
Setelah sekian lama kami beradu dalam nafsu, ada suatu tekanan yang besar dari dalam perut bawah saya, bergerak perlahan mencoba untuk meledak keluar melalui burung coklat saya. Saya cabut dan tahan dengan pernafasan dalam supaya sperma saya tidak jadi keluar. Saya masukkan lagi ke dalam lubang memeknya, saya goyang pinggul saya dan hentakkan keras-keras hingga badannya berguncang-guncang dan toketnya bergerak ke atas dan ke bawah, hal ini justru membuat nafsu saya bertambah besar. Saya tidak tahan lagi, tempo gerakan saya percepat, cepat sekali hingga ranjang tempat kami bermain berguncang.
"Cclleepp.. clleepp.. clleepp.. cplok.. cplok.. cplok.."
"Aahh.. ahh.. ooh.. Andi.. ohh.. Andi.. terus.. Andi.. aku.. maauu.. keuluaarr.. aahh.. aahh..!" keras sekali dia mengerang. Rupanya dia mengalami orgasme.
"Ooohh.. ohh.. Saayyanngg.. aku mau keluar.. aku mau ke.. luar.. oohh.. ohh..!"
Saya cabut kemaluan saya, lalu mengocoknya di atas toketnya.
"Ccrroott.. crrott.. ccrott.. ccrot.. ser.. sser.."
Terjatuh saya di samping tubuh bugilnya dengan nafas memburu dan keringat bercucur, banyak sekali sperma yang saya keluarkan di tubuhnya. Saya lirik dia yang juga kecapaian, tangannya meratakan semua sperma yang saya tumpahkan di atas toketnya. Dia beranjak dari tidurnya, lalu menindih saya sambil memasukkan sisa sperma yang masih berada di jari tangannya ke mulutnya, lalu mencomot lagi sperma di dadanya, lalu memasukkan ke mulut saya, hangat dan tidak terasa.
Dijatuhkan kepalanya di atas dada saya sambil medekap tubuh saya yang masih panas.
Saya kecup dia sambil berbisik, "Makasih yaa..!"
"Koq dibuang spermanya..?" tanyanya.
"Emang kenapa..?" saya balik bertanya.
"Khan sayang kalo dibuang.." jawabnya.
Saya hanya tersenyum, lalu di permainan-permainan berikutnya saya tidak pernah membuang-buang sperma saya keluar, saya masukkan semua ke dalam memeknnya.
Kami mandi bersama, lalu mengobrol lagi dan kami melakukan lagi. Kami tidur kira-kira jam 04:00 pagi, 2 kali kami melakukan permainan dan 3 kali di keesokan harinya sampai sore hari, seharian kami tidak berpakaian hanya ditutupi selimut, keluar membeli makanan. Kami berjanji untuk terus bersama sampai waktu memisahkan kami. Kami saling mencintai dan berurai air mata ketika saya akan balik ke Bandung, dia takut untuk ditinggalkan dan berat mengantar kepergiann saya ke terminal. Tapi saya harus kembali ke Bandung untuk menyelesaikan study saya dan berjanji untuk menelpon dia begitu sampai di Bandung.
Malam harinya setelah saya sampai di Bandung, sesuai dengan janji akan menelponnya, lalu saya coba menelpon hotel tempat dia tinggal ("Hotel RM"), tapi jawab operatornya Monica sudah pindah tempat. Bagai disambar geledek di siang hari, saya terkejut, dia yang ingin saya tidak meninggalkannya, tapi dia hilang tanpa ada jejak tempat tinggal, tanpa pesan. Lalu apa arti cinta dan kasih sayangnya selama ini, apa arti air matanya yang menetes di dadaku, apa arti janji setianya, apa arti semua kelakuan kami. Hal itu yang sampai sekarang menjadi pertanyaan di dalam hari-hari saya.
Monica, bila kamu membaca kisah kita ini tolong beri jawaban pada saya, saya tidak akan menemuimu bila itu yang kamu inginkan, tapi jawab apa arti semua ini. Bila saya laki-laki yang tidak bertanggung jawab, saya tidak akan memikirkan tentangmu karena saya sudah menjamah tubuh indahmu. Sayangnya saya bukan type pria seperti itu. Sebelum tercipta banyak kenangan indah cukuplah kita mengakhiri semua ini. Maafkan saya Monica dan maafkan saya pacarku karena sudah menghianatimu, tapi kamulah yang keluar sebagai pemenang untuk menemaniku mengarungi kehidupan sampai akhir hayat.
TAMAT