Cerita Dewasa:
Kasih Sayang Seorang Pembantu - 4
Dari bagian 3
Mia langsung memungut dasternya yang berserakkan dilantai, saya mencegahnya dan saya dudukkan dilantai sambil mengusap-usap rambutnya agar tenang. Setelah agak tenang, saya mengangkat wajahnya agar menatap saya dan terlihat matanya agak sembab. Saya mencium pipinya yang diteruskan ke bibirnya. Rupanya Mia menikmati ciuman tersebut sambil tangannya meraih kemaluan saya untuk dielus-elus perlahan. Otomatis kemaluan saya bangkit lagi, saya rebahkan Mia sambil tangan kanan saya meraba memeknya yang masih basah bekas siraman peju tadi. Mia menggelinjang-gelinjang ketika jari saya menyentuh G-spotnya, memeknya bertambah basah saja sampai keluar membasahi lantai.
Saya menghentikan kobelan jari ini, saya minta agar Mia mau melap dulu memeknya agar tidak becek. Setelah dilap saya memasukkan jari tengah ke lubang memeknya lagi, kemaluan saya sudah tegang dan saya minta Mia mengangkang yang lebar dengan cara mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi agar lubang memeknya menganga dengan lebar. Saya arahkan kepala kemaluan saya kelubang memeknya. Mia sudah melupakan kejadian tadi ketika Mia telepon ke orang tuannya, sebab Mia langsung menarik tubuh saya agar menekan lebih dalam lagi kemaluan ini. Dengan mudah saya memasukkannya dan langsung saya memompa turun naik dengan cepat agar bisa beristirahat karena kecapaian.
"Goyang yang kencang Pak.." pintanya agar saya menghunjam lebih cepat lagi.
Saya menurut saja dan dengan semangat saya percepat sehingga terdengar suara kecipak dari dalam lubang memek Mia "cplokk.. Cplokk..". Beberapa menit kemudian saya sampai pada puncaknya secara berbarengan.
"Miaa.. Saayya.." suara saya tertahan karena bibir saya langsung melumat Bibirnya dengan penuh kemenangan.
"Hhmm.."
Mia memelukku dengan erat sambil menjepitkan pahanya ke pinggang saya. Mia tersenyum puas, sayapun tersenyum sambil kukecup boba susunya kanan dan kiri. kami merapihkan pakaian yang berserakkan dilantai, Mia melap lantai yang basah oleh bercak cairan kenikmatan kami berdua. Kami mandi berdua sambil bercanda ria untuk menghilangkan kesedihan yang baru dialami Mia, karena orang tuanya tidak mau mengambil saya sebagai mantunya.
Selesai mandi saya merapihkan badan dan pergi keluar rumah untuk membeli jamu sehat agar tetap Fit, saya paling suka minum jamu yang dicampur pakai telor bebek dan lada hitam. Katanya ramuan tersebut sangat ampuh untuk membangkitkan gairah sex.
Keesokkan harinya ketika saya tidur siang, orangtua Mia datang bersama kakeknya dari kampung. Mia tidak berani membangunkan saya, karena Mia tahu kalau saya masih capai habis melayaninya. Sore harinya saya bangun dan diberitahu kalau orangtuanya datang, saya pergi mandi untuk membersihkan diri setelah tadi siang bertempur dengan Mia. Setelah rapi, saya langsung menemui orangtua Mia. kami berbicara mengenai keadaan kampung dan kegiatannya. Orangtua Mia belum mau membicarakan perihal Mia, karena Beliau akan berbicara dihadapn isteri saya juga. Saya sangat setuju dan siap menghadapi segala resikonya.
Ketika isteriku datang, Orangtua Mia masih memberikan kesempatan untuk beristirahat sebentar (maklum adat timur). Setengah jam kemudian kami kumpul diruang tamu dan Orangtua Mia mengutarakan kedatangannya untuk menjemput si Mia.
"Bu.. saya mohon maaf, karena saya datang mendadak untuk jemput Mia.." katanya.
"Ada apa.. Kok dijemput..?" tanya isteriku.
"Mia lagi ada masalah dengan Bapak.." katanya lagi.
"Ada masalah apa Mia..?" tanya isteriku pada Mia.
"Anu Bu.." jawabnya gugup dan ragu.
"Bilang aja terus terang Mia.." kata Orangtuanya.
"Mia hamil Bu.." jawabnya tertunduk.
"Apaa..? Hamill.." isteriku kaget mendengar ucapan Mia.
"Iyaa Bu.. Sudah dua setengah bulan.." katanya lagi pelan.
"Pa.. Benar kamu menghamili si Mia..?" tanyanya padaku.
"Benar.." jawabku.
"Kok.. Tega sih mengkhianati saya..!" seru isteriku.
"Saya sama Mia melakukan itu karena kasih sayang dan suka sama suka.." jawabku.
"Benar Mia.. kamu melakukan atas dasar suka sama suka.." cecar isteriku ke Mia.
"Benar Bu.." jawabnya singkat.
"Yah apa boleh buat, sekarang terserah Papa dech.." kata isteriku.
"Ok.. saya akan menikahi Mia, itu juga kalau disetujui oleh kamu dan orangtuanya " kataku.
"Tidak.. saya tidak mau.." kata Orangtuanya.
"Saya tidak mau punya mantu yang cocok jadi Ayahnya anak saya.." katanya lagi.
"Jadi mau Bapak gimana..?" tanyaku.
"Gugurkan.. Pokoknya gugurkan.." jawabnya seenaknya.
"Saya tidak mau bikin dosa lagi Pak.." kataku meminta.
"Pokoknya gugurkan.." pintanya.
"Bapak mau menanggung dosanya..?" tanyaku.
"Saya siap menanggung dosanya " jawabnya sekenanya.
"Yah.. Apa boleh buat, saya hanya pasrah" kataku singkat.
"Saya hanya minta ongkos Rp. 2000.000,- untuk menggugurkan.." pintanya.
"Memang cukup dengan uang segitu?" tanyaku.
"Cukup kalau dikampung, saya masih sanggup menambahi kekurangannya.." sombongnya.
Karena kesal mendengarnya, saya memberikan uang yang diminta dan tidak saya kasih lebih sepeserpun karena keangkuhannya.
"Nich.. Uangnya.." saya memberikan uang yang dimintanya.
"Saya terima uangnya, Mia sudah siap belum untuk berangkat..?" tanya orangtuanya. Mia menganggukkan kepalanya.
"Maaf Pak.. Hari sudah malam, gimana kalau besok pagi aja..?!" seruku memohon.
"Iya Pak.." kata isteriku dengan wajah sedih.
Isteriku memang sudah siap menghadapi apapun yang terjadi denganku, Dia tetap tegar menghadapinya walaupun kecewa. Singkat cerita Mia dan keluarganya menginap dirumah. Aku dan isteriku masuk kamar dan menanyakan hal tersebut kenapa bisa terjadi.
"Pa.. Kok bisa sich.." kata isteriku.
"Kenapa nggak.. Kan saya hanya dengan Mia dan anak-anak dirumah.." jawabku sekenanya.
"Iya.. Kenapa kamu lakukan sama si Mia" kata isteriku lagi.
"Mia penuh perhatian terhadap saya, sedangkan kamu bisanya marah-marah" belaku.
"Jadi kamu benar mencintainya..?" tanya isteriku lagi.
"Benar.. saya dan anak-anak sangat sayang sama si Mia " jawabku.
Isteriku merasakan kecewa mendengar penjelasanku, karena memang itu keadaannya. Isteriku keluar kamar dan menghampiri si Mia, dibawanya Mia masuk kamar. Kami berbicara bertiga, sedangkan Orang tua dan Kakeknya Mia sudah tidur.
"Mia kamu benar mencintai Bapak..?" tanya isteriku.
"Iya Bu.." jawabnya singkat.
"Benar kamu suka sama Bapak?" cecarnya lagi.
"Benar Bu.." jawabnya lagi.
"Apa saja yang kamu lakukan kalau Ibu nggak ada dirumah?" tanyanya lagi.
"Yaa.. Berbuat itu Bu.." jawabnya sekenanya.
"Berbuat itu bagaimana..?" cecarnya lagi.
"Berbuat seperti Ibu dan Bapak.." jawabnya lugu.
"Maksud kamu apa..?" tanya isteriku pura-pura bego.
"Ya.. saya hisap itunya, Sayaa.." jawabnya malu-malu.
"Itunya apa..?" tanya isteriku lagi.
"Burung Bapak Bu.." jawabnya.
"Coba kasih contoh!" seru isteriku.
Mia kaget mendengarnya sambil melihat kearahku. Saya hanya tersenyum dan menganggukkan kepala untuk memberi syarat kepadanya.
"Ayo.. Kasih contoh.." pinta isteriku.
Mia menghampiri saya dan melepaskan celana pendek saya, maka menyembullah kemaluan yang sudah tegang dan tidak ber CD lagi. Isteriku kaget karena saya tidak memaki CD.
"Pa.. kamu sudah tidak pakai CD yaa..?" tanyanya dan saya mengangguk.
"Bapak memang tidak pernah pakai CD Bu.." jawabnya polos.
"Pantes kamu suka sama Bapak.." kata isteriku pada si Mia.
Mia masih melanjutkan hisapan dan jilatan pada kemaluanku.
"Buka pakaian kamu " pinta Isteriku pada Mia. Miapun menuruti permintaan isteriku.
"Kalau sudah begini, biasanya kamu ngapain lagi..?" tanya Isteriku.
"Burung Bapak dimasukkin.." jawabnya.
"Masukkin kemana..?" tanya isteriku lagi.
"Kesini Bu.." jawabnya sambil menunjuk memeknya.
"Ayo masukkin, cepaat.." pintanya lagi.
Mia langsung mengarahkan memeknya kekemaluanku dan langsung menggoyang pinggulnya. Isteriku hanya tepaku melihat apa yang sedang terjadi saat itu, otomatis melihat adegan seperti itu, Isteriku mulai melucuti pakaiannya sendiri satu persatu. Mia masih asyik memompa kemaluanku dengan gencar, sedangkan isteriku lagi asyik mengobel lubang memeknya dan tangan kanannya meremas-remas susunya Mia. Melihat hal itu Miapun meremas-remas susu isteri saya. Beberapa menit kemudian Mia mengerang.
"Pakk.. Miaa.. Sampai Pakk.." desahnya.
Melihat Mia sudah sampai orgasmenya, isteriku langsung menggantikan posisi Mia untuk menindihku dan langsung memompanya. Mia terkulai lemas disisiku sambil menciumi bibirku. Sepulu menit kemudian isteriku mengerang karena sudah mencapai orgasmenya.
"Paa.. Oohh Paa.." erangnya panjang.
Saya belum mencapai puncaknya, maka saya bangkit dan meraih paha si Mia untuk mengangkang agar kemaluan saya dapat masuk dengan mudah. Saya langsung memompanya dengan penuh nafsu, sedangkan isteriku menjilati susu si Mia. Berselang sepuluh menit kemudian saya mencapai puncaknya. Saya cabut kemaluan saya dan disemprotkan ke mulut Mia dan isteri saya. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaa bugil.
Jam menunjukkan pukul 04.30 wib. Saya terbangun dan melihat keadaan disisi kiri ada si Mia sedangkan sisi kanan ada isteriku, keduanya masih tertidur. Seperti biasa kalau pagi kemaluan saya suka ereksi dan saya lihat Mia tidur dengan posisi kedua pahanya terbuka lebar, sedangkan isteriku memeluk guling. Maka saya langsung ambil posisi diantara selangkangan si Mia untuk mengarahkan kemaluan saya. Saya memompa turun naik sehingga membuat tempat tidur agak bergetar, isteriku terbangun dan dilihatnya saya lagi asyik memompa si Mia yang masih pulas.
"Pa.. Kok.. Mia sih yang dipakai..?" tanya isteriku.
"Kamu tidurnya memeluk guling sih.." jawabku.
"Ayo sini.. Gantian.." katanya. saya mencabut kemaluan saya dan pindah mengarahkan ke lubang memek isteri saya.
"Tadi si Mia tidurnya ngangkang, sedangkan kamu tertutup guling.." belaku.
"Kok si Mia keblug banget yaa..!" seru isteriku melihat Mia masih pulas.
"Baru tahu Dia.." ejekku kepada isteriku.
"Paa.. Oohh.. Paa.." desah isteriku sambil memelukku erat karena orgasme.
"Saya pindah lagi ya Maa.." pintaku yang dibalas dengan anggukkan kepala.
Saya pindah dan langsung mengarahkan kemaluanku ke lubang memek si Mia. Mia tersadar setelah tiga kali hujaman dari pompaanku.
"Pak.. Nggak enak sama Ibu.." katanya.
"Barusan Ibu sudah.. Sekarang giliran kamu.." jawabku.
Saya memompa dengan cepat agar permainan cepat selesai, Mia membantu dengan goyangan pinggulnya yang cepat. Beberapa menit kemudian Mia mengerang dan disusul olehku.
"Pakk.. Hmm.. Pakk.." erangnya.
"Miaa.. Ohh.." desahku.
Saya mencabut kemaluanku yang mulai mengecil, langsung disambut oleh Mia untuk menjilati. Melihat hal itu isterikupun ikut ambil bagian untuk menjilatinya.
Pagi harinya sekitar jam 07.00 wib. Mia dan keluarganya pamit mau pulang kampung. Mia masih bisa tersenyum sebagai tanda perpisahan untukku dan keluarga, padahal di kampung nanti Mia akan diobok-obok untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya.
*****
Cukup sampai disini dulu kisah ini, nanti akan saya lanjutkan dengan kisah-kisah yang lain yang pernah saya alami. Ok..!! Thank's!!
E N D