kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P37 Bianca Gaddi 18Yo Sange 37 PEMERSATUDOTFUN

P37 Bianca Gaddi 18Yo Sange 37

Tidak ada voting
Bianca, Gaddi, Sange
P37 Bianca Gaddi 18Yo Sange 37
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Bianca, Gaddi, Sange yang ada pada kategori TEEN published pada 9 Oktober 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P37 Bianca Gaddi 18Yo Sange 37 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Rirrie, Gadis yang Pemalu 02


Sambungan dari bagian 01

"Dasar perawan.." kataku di dalam hati.
Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana.
"Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin."
Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir memeknya. Terasa hangat di situ.

"Aduh Mas, aku deg-degan nich"
"Udah kamu tenang aja dech!"
Perlahan tanganku mencoba untuk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku untuk menguak memek itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan kontolku. "Bless!" Kepala rudalku mulai masuk, membuat Rirrie mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Aduh, Mas, sakit nich!" dia merintih.
Kepalanya mendongak ke atas dengan mimik menahan rasa sakit.
"Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok."





Kasihan juga sich melihat dia begitu. Tapi demi kenikmatan itu apa boleh buat.
Namun saat kepala rudalku mulai menguak masuk memeknya, terasa ada energi yang sangat kuat dari dalam memeknya mencoba untuk menyedot kontolku agar masuk ke dalam memek itu. Sampai pinggulku tertarik maju membuat seluruh kontolku melesak ke dalam lubang itu. "Sleep.."

"Ah, Mas sakit nich!"
"Tapi kok enak ya Mas?"
"Makanya kalo pengen lebih enak jangan ribut terus!" kataku.
"Enak tapi kok aneh ya Mas? Kayak ada yang ngganjel," dia ngomong sekenanya.
Aku pun tertawa.
"Kamu santai aja dong, jangan tegang gitu."

Dia menuruti perintahku. Dan sensasi yang belum pernah kami rasakan mulai meresap di diri kami. Kontolku rasanya seperti diremas-remas lembut sekali oleh suatu benda asing yang hangat dan basah tak dikenal, disedot-sedot oleh memeknya. Duh.. nikmatnya luar biasa. Mataku sampai nanar menahan kenikmatan itu. Lembab namun terasa sangat nyaman. Mulai kugerakkan maju mundur pinggangku, kuentot kontolku perlahan dan kemudian sedikit demi sedikit kupercepat entotanku, kadang-kadang kupelankan sambil kubenamkan sedalam-dalamnya ke lubang memeknya sampai dia menjerit, "Mas.. Mas aduh yang ini sich enak banget.. tusuk lagi dong yang keras Mas!" Rirrie memohon.

Langsung saja kuturuti permintaannya. kontolku bergesekan dengan dinding memeknya yang membuahkan kenikmatan tersendiri bagi kami. Mengakibatkan bunyi berdecak yang mengiringiku menuju sejuta kenikmatan.

Tidak lama kemudian Ririe mendesah hebat sambil badannya bergerak ke sana-kemari, cepat sekali, badannya meliuk-liuk, tangannya meremas-remas sprei tempat tidur hingga acak-acakan.
"Uuuhh.. enak sekali Mas.. pelanin dong nyodoknya," rintih Rirrie.
Kuturuti kemauanya.
"Uh!" nikmat sekali rasanya.

Kupompa perlahan-lahan sambil kunikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhku. Sebentar-sebentar dia menggoyangkan pinggulnya, seolah-olah ingin agar kontolku juga merasakan kenikmatan itu. Kedua belah tanganku bergerak kesana kemari menjelajahi bagian belakang tubuhnya. Kujambak rambutnya dan kudongakkan kepalanya. Kubungkukan badanku lalu kuciumi punggungnya. Kujilati leher itu. Kutampar perlahan pantat Rirrie. Dia menjerit kecil. Tanganku pun mengarah ke depan menyambar toketnya yang menggelantung tak berdaya. Manggut-manggut mengikuti gerakan badannya. Membuatku semakin horny. Toketnya terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena dia sedang dalam kondisi terangsang puncak.

Kuremas-remas dengan kasar. Kupilin-pilin bobanya dan, "Plop.." ya ampun boba itu terlepas. Rambutnya yang panjang melambai-lambai mengikuti irama entotanku. Matanya terlihat amat sayu dan sebentar-sebentar terpejam. Hingga akhirnya..

"Adduuhh.. Rirrie tidak kuat lagi Mas.."
"Rirrie pengen pipis.."
"Mass.. aakhh.."

Kurasakan dia menekan memeknya sedalam mungkin sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dan mengatupkan kedua kakinya yang membuat kontolku semakin keras terjepit. Namun sungguh, tindakannya justru makin menambah nikmat gesekan yang kurasakan. Tubuhnya tersentak dan berdiri tegak membelakangiku. Kepalanya disandarkan di bahuku.

"Mass.. enak sekalii.. Hmm.."
Lalu kulihat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya membalik seperti orang kesurupan. Tangannya bergerak ke belakang memeluk tubuhku. Dan menekan kuat tubuhku seolah ingin menyatukan dengan tubuhnya. Intensitas denyutan memeknya semakin tinggi dan kekuatan menyedotnya pun bertambah besar. Yang menyebabkan kontolku terasa semakin tertarik di liang senggamanya. Kupercepat lagi entotanku. Dan akhirnya..

"Ohh.. aakhh.. ouch.. Mas enak!"
Teriakannya keluar seiring orgasme yang dicapainya. "Seerr.." cairan bening pun keluar membasahi liang senggamanya. Banjir. Kurasakan suhu di sekitar situ bertambah panas. Sekian lama berlalu tapi Rirrie masih terus memejamkan matanya dan menekan kuat pinggulnya. Menggerak-gerakannya kekiri dan kekanan. Mencoba untuk menyerap segala kenikmatan yang baru pernah dirasakanya. Dia meracau tak karuan. Saat orgasme yang dialaminya berakhir, dia pun terkulai lemas. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Dalam posisi nungging. kontolku terlepas dari memeknya. Tubuhnya bermandikan keringat. Semakin menambah pesona kecantikan tubuhnya. Tak sengaja aku melihat daerah selangkangannya. Ternyata bentuk memeknya bagus sekali.

Memeknya yang berwarna merah jambu nampak merekah sedikit monyong dan labia minora-nya nampak sedikit menjorok keluar. Mungkin karena tadi rudalku berkali-kali membombardir pertahanannya. Memek itu berdenyut-denyut dan berkilat terkena cahaya. Sedikit darah keluar dari dalam memeknya perlahan turun mengalir ke pahanya. Ternyata dia masih benar-benar perawan. Kubiarkan dia untuk mengatur detak jantungnya. Agar mampu menghimpun kembali energi yang secara mendadak dikeluarkannya. Sepertinya dia agak shock. Maklum, pengalaman pertama.

"Mas.. yang barusan itu enak sekali." Dia berbisik sambil menatapku dengan senyum kecil di sudut bibirnya. Senyum penuh kepuasan. Lalu kurebahkan tubuhnya sehingga dia dalam posisi tengkurap tidur, aku pun merebahkan tubuhku menindih punggungnya. Tanganku bergerak kembali ke arah selangkangannya. Becek sekali di sana. Kucari kembali letak liang senggama itu.

"Ayo sayang buka kembali surga kamu," pintaku.
Perlahan dia mengangkangkan kembali kedua kakinya. Dan kini giliranku untuk memetik kemenangan itu. Begitu melihat Rirrie membuka sedikit saja selangkangannya, semangatku langsung membara lagi. Kuambil ancang-ancang untuk memasukkan kembali kontolku. Satu.. dua.. tiga.. dan, "Bleess.." dengan mudahnya kontolku menembus memeknya. Tanpa permisi dan karena sudah tidak sabar langsung kuentot dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudia kurasakan seluruh urat nadiku menegang dan darah mengalir ke satu titik. Aku akan mencapai orgasme.

"Rie, Mas mau keluar nich.."
"Gantian Ya?"
"Iya Mas, dienak-enakin lho!"
Rirrie berkata sambil kembali mengatupkan kedua kakinya. Terasa dia sedikit mengejan untuk memberi kekuatan di daerah perutnya yang mengakibatkan otot-otot di sekitar memeknya kembali mencengkeram kuat. Semakin kupacu entotanku dan akhirnya pada saat akan terjadi titik kulminasi kuangkat tubuhku dan kutarik kontolku keluar dari memeknya dan langsung kubalikan tubuh Rirrie dan kuraih tangan kanannya lalu kusuruh dia mengocok kontolku. Kutarik kepalanya mendekati kontolku. Kontolku seperti dipompa sampai bocor. Air maniku pun menyembur kencang dalam genggaman tangannya. Mengenai wajahnya. Aku melenguh. Kulihat air maniku menetes di sprei tempat tidur. Air maniku sepertinya tidak mau berhenti. Tanganya yang lembut terus mengurut kontolku dengan cepat, mengusap-usap kepala rudalku dengan ibu jarinya. Sampai air mani terakhir menetes di tangannya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sampai terasa ke tulang sumsum.

"Enak Mas?" tanya Rirrie.
Aku mengangguk.
"Belum pernah aku merasakan yang se.pertii.. ini," jawabku terbata-bata.
Aku merasa tubuhku lelah sekali. Lemas tak berdaya. Rirrie mendekatkan wajahnya ke rudalku, dan dengan sangat-sangat lembut dikecupnya kepala rudalku berkali-kali sambil berkata, "Kamu benda kecil tapi bisa bikin orang gede kepayahan."
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Rirrie memandangku dengan mesra sambil menebarkan senyum penuh pesona. Aku langsung roboh di atas tubuhnya. Menindih tubuhnya. Kugigit perlahan lehernya. Kujilat dagunya. Kukecup lembut bibirnya. Rirrie memeluk aku sambil mengecup lembut pundakku.

"Mas kapan-kapan kita ngewek lagi ya Mas?" pintanya.
"Iya sayang. Suatu saat kita bakal ngewe lagi.. Kita cari gaya yang lainnya," jawabku perlahan.
"Sekarang Mas pengen bobo dulu. Mas kecapean nich," aku memohon.
"Iya dech Mas," balasnya.
"Mas.. Rirrie tambah sayang dech sama Mas."
Dan aku pun mendapatkan ciuman paling hangat di bibir dalam sejarahku bersamanya. Lalu tangannya turun ke bawah memegang kontolku yang sudah lembek dan meremas-remasnya dengan lembut sampai dia terlelap. Kemudian kupeluk tubuhnya, kukecup keningnya lembut dengan berjuta perasaan yang ada. Dengan sisa kekuatan yang ada, kuangkat badanku dan balik posisi badanku hingga kepalaku berada di antara selangkangannya. Kukecup lembut memek itu. Kujilat sedikit lendir yang membasahinya. Kunikmati sebentar pesona memeknya dengan mulutku. Lalu akupun memejamkan mata. Kami pun tertidur meninggalkan senyum kepuasan di bibir kami.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.