kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P4 Mantan Memang Menggoda 4 PEMERSATUDOTFUN

P4 Mantan Memang Menggoda 4

Tidak ada voting
Mantan, Memang, Menggoda
P4 Mantan Memang Menggoda 4
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Mantan, Memang, Menggoda yang ada pada kategori TEEN published pada 21 Januari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P4 Mantan Memang Menggoda 4 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Hasil Chatting 02


Sambungan dari bagian 01

Kemudian Ayah mendekatiku dan menindih tubuhku, diciumnya bibirku dengan hangat. Tangannya meremas-remas pantatku, lalu bibirnya turun di atas toketku dan diciumnya sambil dihisapnya bergantian. Aku hanya mendesah keenakan ketika dibukanya kedua kakiku dan Ayah berjongkok dan mulai menjilati memekku. Aku mendesah-desah tidak kuat, tapi Ayah terus menjilati dan menghisap-hisap memekku yang sudah basah lagi. Ayah pun sepertinya sudah tidak tahan, sehingga diarahkannya batangnya ke lubang memekku. Kemudian digesek-gesekkannya kepala batangnya yang plontos itu di belahan memekku berulang-ulang. Aku melenguh menahan sensasi nikmat di daerah memekku.

Setelah semakin basah, Ayah menekan kepala batangannya untuk masuk lebih dalam pada lubang memekku.
Diperlakukan seperti itu aku berteriak, "Akhh.. sakitt.. Yah..!"
"Tahan sedikit Sayang..!" ucap Ayah menenangkanku.
Kemudian Ayah mencobanya lagi hingga berkali-kali. Dan akhirnya, Blessh.. Ayah menekan batangnya dalam sekali hingga selaput daraku robek. Aku menjerit menahan nyeri dan merasakan memekku begitu sesak.

Ayah mendiamkan aktifitas tubuhnya sambil mengelus-elus tubuhku. Tidak terasa air mataku menetes setelah beberapa saat ayah menggerakkan pinggulnya dan mulai mengeluar-masukkan batang kemaluannya. Aku melenguh nikmat sekaligus perih. Ayah mengentotku selama 10 menit. Memekku sudah semakin basah dan aku menjerit karena mendapatkan orgasme lagi. Kurasakan memekku berdenyut-denyut. Ayah mendiamkan batang kejantanannya di dalam memekku sambil menyedot-nyedot toketku.

Kemudian Ayah mencabut batangnya dan menyuruhku menungging. Kurasakan memekku dimasuki kembali batang kemaluan Ayah, setelah itu mulai dikeluar-masukkan kembali ke memekku dengan pelan. Sementara itu tangan Ayah masih meremas-remas dan menarik-narik boba toketku dengan kuat. Aku mulai mendesah menahan rasa nikmat.
"Ayahh.., ahh.. teruss.. sodokk.. sodokk.. enakk sekali..!" racauku tidak tahu malu.






Ayah terus menekan dan menarik batangnya semakin cepat, dan aku semakin meracau tidak karuan.
"Akhh.., Nissaa suka.. ohh.. teruss.. ahh..!"
Ayah terus meyodok memekku dengan kuat, aku pun memaju-mundurkan pantatku sehingga persetubuhan kami sangat menggairahkan. Aku dan ayah mendesah-desah penuh kenikmatan.

"Ohh.. auhh.. akhh..!" aku pun makin keras mendesah.
Ayah semakin cepat mengeluar-masukkan batang kejantanannya.
"Ahh.. Nissa mau keluarr.. Yahh..!" teriakku karena aku akan orgasme.

Ayah semakin gencar menyodok-nyodok memekku sambil terus menarik-narik dan meremas-remas toketku. Sodokan-sodokan pada memekku membuatku menjerit karena merasa tidak tahan lagi.
"Akhh.. ehhmm..!" lenguhku.
Tubuhku lemas sambil memeluk Ayah kuat-kuat. Karena Ayah belum orgasme, Ayah terus mengeluar-masukkan batangnya tanpa memperdulikan memekku yang masih ngilu.

"Ohh.. ahh.. Nissaa engga kuatt.. aughh..!" teriakkanku malah makin membuat Ayah semakin cepat menghujamkan batangnya pada memekku.
"Ayahh.. hampirr.. Sayang.., tahan sebentar.. ohh..!" lenguh Ayah.
Lalu kurasakan Ayah memelukku erat-erat seiring dengan tembakan spermanya, rasanya hangat dan nikmat. Tubuhku lunglai dan Ayah masih mendiamkan batangnya berada dalam memekku. Kami berpelukan sambil mengatur napas.

Setelah agak tenang, Ayah mencabut batangnya. Kemudian kami berciuman dengan mesra, lidah kami saling berpaut diselingi hisapan-hisapan Ayah di lidahku. Tangan Ayah tentu saja meremas-remas toketku. Semakin lama kami semakin terangsang kembali. Ayah memainkan boba toketku, dijilat-jilatnya dengan rakus dan terus menghisap dengan penuh nafsu. Aku mulai mendesah merasakan memekku basah kembali. Ayah meneruskan jilatannya ke perutku, kemudian menyuruhku mengangkat dan melipat kedua kakiku ke atas hingga berada di antara kepalaku. Dengan posisi ini sudah jelas memekku yang basah terbuka lebar di depan matanya.

Ayah menjilat-jilat memekku sambil menusuk-nusukkan lidahnya di antara belahan memekku. Mendapat rangsangan seperti itu aku mendesah tidak terkendali lagi.
"Ohh.. Ayahh.. enak sekali.. teruss.. ohh.. hisapp teruss..! Hisapp.. memekk Nissa.. ohh..!"
Ayah semakin cepat menghisap-hisap memekku yang banjir oleh cairan kewanitaanku. Aku semakin merengganggkan kedua kakiku lebar-lebar agar Ayah lebih leluasa melakukan gerakannya.

Jilatan-jilatan di memekku yang enak itu membuatku memohon-mohon.
"Ohh.. Ayahh.., masukkan..! Nissaa.. mohon..!" pintaku pada Ayah.
Ayah pun menggesek-gesekkan batang kejantanannya di memekku yang becek. Aku melenguh nikmat, mulutku mendesis-desis tidak tahan. Ayah memasukkan batangnya pada lubang memekku.
Penetrasinya itu membuatku terus meracau, "Oh.. enakk Yahh.. yeahh.. lebih cepat.. ohh.. enakk sekali.. sodok.. terus.. memek Nissa Yahh..! Akhh.. mmff.. ohh..!"
"Iya Sayangku. Ayahh.. suka memek kamu.. ohh.. Nissaa..!" racau Ayah membalasku.
Entotan ayah di memekku semakin cepat dan liar hingga terasa menyentuh rahimku.

"Nissa.. mau keluar Yahh.., ohh..!" teriakku.
"Ayahh.. juga Sayang.., ohh..!"
Crott.. crott.. crott..! Kami berdua menjerit, bersamaan itu kurasakan tembakan sperma Ayah yang kuat. Ayah mencium bibirku. Karena kelelahan, kami pun tertidur lelap.

Paginya saat kami bangun, Deri naik ke ranjang.
Dia yang tidak mengerti apapun tersenyum manis sambil berkata, "Deri juga mau.. bobo ama Bunda Nissa yah."
Kami hanya berpandangan dengan penuh kemesraan sambil memeluk Deri.

Keesokannya ketika aku datang ke kamar Ayah, dia sedang berbaring di tempat tidur. Kudekati dan duduk di tepian ranjang.
"Kenapa Deri dan Ina pergi jalan-jalan tanpa Ayah..?" tanyaku pada Ayah.
"Ayah sedikit pusing Sayang." jawab Ayah sambil tersenyum.
"Hmm.. Nissa pijit ya..?" Ayah pun mengangguk.

Aku pun memijit dahi Ayah sambil menatap matanya. Mungkin karena gemas, Ayah menarik kepalaku dan mencium bibirku dengan lembut, lalu dikulumnya dan dihisap-hisapnya lidahku, aku pun membalasnya. Tiba-tiba tubuhku ditarik ke sampingnya dan Ayah menindihku sambil menciumi leherku, kemudian kembali lagi melumat bibirku yang basah.

Ayah menarik baju ketat yang kupakai. Aku pun membantu Ayah melepaskan seluruh pakaiannya hingga kami berdua telah telanjang. Lalu Ayah berbisik di telingaku.
"Sayang.., Ayah ingin bercinta denganmu." aku hanya tersenyum.
Tanpa dikomando, Ayah mencium bibirku dan tangannya sibuk meremas-remas toketku.
Aku pun mulai meresponnya dengan desahan, "Ahh.. Ayahh..!"
Ayah meneruskan jilatannya ke leherku, ketiak dan mengakhirinya di toket kiriku. Dijilatinya seluruh toketku hingga basah.

Lalu Ayah berdiri menuju selangkanganku. Aku pun mengangkangkan kedua kakiku dan kurasakan jari Ayah menyibakkan memekku. Jilatan lidahnya membuatku tersentak dan medesah tidak karuan, apalagi Ayah melakukannya berulang-ulang. Refleks kakiku bergerak menjepit kepala Ayah, tapi Ayah memegangi kedua kakiku agar tetap dalam posisi mengangkang. Yang kurasakan saat itu adalah jilatan-jilatan Ayah yang sungguh luar biasa. Cairan kewanitaanku meleleh keluar terus menerus.
"Ohh.. Ayahh.. Nissa engga kuatt lagi.. ahh..!" jeritku sambil mencengkram seprei yang kami tiduri.

Setelah hampir 10 menit menjilati dan menghisap-hisap memekku, akhirnya aku mencapai orgasme, kujepit kepala Ayah. Ayah pun bangkit, kemudian tubuhku ditindihnya, bibirnya mencium bibirku dengan sangat bernafsu. Tangannya tidak mau kalah meremas-remas toketku dengan kuat. Lalu Ayah bersimpuh di antara pahaku dan menggesek-gesekkan jempolnya di belahan memekku yang masih basah.
Aku medesah keenakan, "Ahh.. Ayahh.. enakk.. Sayangg.., nikmat sekalii..!"

Aku semakin membuka kakiku lebar-lebar, Ayah dengan sigap mengarahkan batang kejantanannya yang sudah menegang itu ke memekku. Lalu kurasakan gesekan-gesekan kepala batang kontolnya yang sangat enak dan hangat.
"Ohh.. Ayahh.., teruss.. Sayangg.. aughh.. enak sekali..!"
Ayah pun menekan batang kemaluannyanya hingga amblas.
"Akhh..!" jeritku.
Lalu ayah mengeluar-masukkan batangnya. Saat itu juga aku mendesah-desah lagi, cairan kewanitaanku mulai keluar dari memekku.

Ayah nampaknya mengerti keadaanku, sehingga dinaikkannya tempo gerakannya. Ditarik.. ditekan.. berulang-ulang. Dengan refleks kugoyang pinggulku ke kanan dan ke kiri. Akhirnya aku merasakan ada kekuatan yang menjalar di memekku.
Aku meracau keras, "Ahh.. Sayang.. teruss.., Ayahh.. ohh.. ohh.. Nissa.. mauu.."
Ayah pun ikutan meracau, "Iya.. Sayang.. ayo keluarkan.. ayo..! Agar memekmu bisa meremas kontolku..! Aohh..!"

Tanpa dapat kami bendung lagi, aku dan Ayah menjerit bersamaan.
"Ayahh.. keluarr.. ohh..!"
"Ayahh.. ohh..!" jeritku sambil berpelukan dengan erat.
Kurasakan lelehan cairan keluar dari memekku. Ayah mencium bibirku, tubuh kami terkulai lemas.

Beberapa saat kami terdiam sambil berpelukan. Lalu Ayah menyuruhku berdiri di dekat meja. Aku menurutinya saat satu kakiku dinaikkan di atas meja dan kedua tanganku bertumpu pada dinding. Ayah mencium bibirku, sedangkan tangan kirinya mengorek-ngorek memekku yang terbuka lebar. Aku mendesis saat jari-jari ayah menggesek-gesek itilku.
"Ahh.. Sayang.., teruss..! Ohh memek Nisa.. ohh..!" racauku.
Ayah tersenyum dan menimpali racauanku, tetapi tangannya masih mengorek-ngorek memekku yang sudah lembab.

"Kenapa memek kamu Nisa sayang..?"
"Ohh.. Ayahh.. memek Nissaa.. basahh.. Yahh.. ohh..!" jawabku sambil melenguh tidak kuat.
"Iya.. Sayang, memek kamuu basah.. Ayahh.. suka. Nanti kontol Ayah akan bersarang di sana sayangku..!"
Mendengar kata-kata jorok Ayah, aku semakin gila dan terangsang.

"Ohh.. Ayahh.. teruss.. lebihh.. cepatt..! Nisaa.. mauu.." ucapku lirih.
"Mau.. apaa.. Sayang..?" ucap Ayah sambil terus menggesek-gesekkan itilku yang semakin besar.
"Ohh.. Nissaa.. mauu.. kontol Ayahh.. ahh.. Ayahh.. masukin dong..! Memek.. Nissaa.. inginn.. kontol.. Ayahh..!" jawabku tidak terkendali lagi.
"Baikk.. Sayang.., memekmu sudahh tak tahan ya..? Rasakan kontol.. Ayahh.. ini.. ohh..!" ucap Ayah sambil mengarahkan batang kejantanannya pada lubang memekku dan menggesekkannya ke atas ke bawah.. berulang-ulang.

Aku medesah penuh kenikmatan, "Ohh.. enakk.. Yahh.. masukkan lagii.. ohh..!" pintaku pada Ayah.
Ayah pun langsung menekannya hingga amblas pada memekku.
"Akhh..!" jeritku menahan rasa sakit.
Ayah mengeluar-masukkan batangnya dengan cepat. Aku semakin menjerit histeris.
"Oh.. Ayahh.. enakk.. kontolmu.. masukk.. memekku.. ohh..!"
"Iya.. Sayang.. terimalahh.. kontolku.. oughh..!" lenguh Ayah sambil terus mengentot memekku semakin cepat.

Gerakanku semakin liar, napas kami turun naik menahan kenikmatan yang telah sampai pada ubun-ubun kepala kami.
Akhirnya aku menyerah sambil menjerit keras, " Ahh.. Sayang.. memek.. Nissa.. mauu.. keluarr.. ohh..!"
"Iya.. Ayah.. jugaa.. tahan.. Sayangku.. rasakan.. pejuhku.. yang banyak ini.. ohh..!"
"Ayah, Nissaa.. ohh.. ohh..!" desahku menyambut orgasme yang kurasa akan meledak.
"Iyaa.. Sayang, keluarkan.. Sayang.. Ayahh.. ingin.. memek.. kamu mejepit kontol Ayahh.. ahh..!" racau Ayah mengentotku keras dan sangat cepat.

Aku dan Ayah memekik bersamaan, "Akh.. ohh..!"
"Crott.. crot.. crot..!" sperma Ayah memenuhi memekku.
Ayah memelukku erat sambil menahan tubuhku yang sudah ambruk pada pundaknya. Dicabutnya batangnya, kemudian kujilati hingga bersih. Kami pun naik ke ranjang dan tertidur.

Kejadiaan itu terus berulang selama 3 bulan setelah aku mencoba memberanikan diri untuk mendekatkan diriku pada seseorang pria. Dan hubungan kami bertumbuh menjadi hubungan yang serius, aku menjadi kekasihnya. Akhirnya aku pun kemudian menikah dengannya.

TAMAT

Oleh: [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.