kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P40 Aria Abg 18Yo Pemersatu Fun 40 PEMERSATUDOTFUN

P40 Aria Abg 18Yo Pemersatu Fun 40

Tidak ada voting
Aria, Abg, Pemersatu, Fun
P40 Aria Abg 18Yo Pemersatu Fun 40
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Aria, Abg, Pemersatu, Fun yang ada pada kategori TEEN published pada 16 April 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P40 Aria Abg 18Yo Pemersatu Fun 40 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Elena


Kira-kira sebulan sesudah pesta di kaki gunung Salak, selesai meeting di kantor, aku menerima message di voice mailku. Yang mengirim message seorang cewek, dia cuma memintaku supaya menelepon dia di 0816 xxyyzz.

Selesai meeting, aku langsung mendial nomer itu.., ternyata cewek itu Elena, dia yang jadi tuan rumah waktu pesta di kaki Gunung Salak itu, what a surprise!, Dia mengajakku untuk makan malam dan akhirnya kita janjian ketemu di Gondola Restaurant jam 8 malam.

Malam itu, Elena datang dengan gaun yang aduhai, dia benar-benar membuatku berdebar-debar. Dengan potongan dada yang rendah, aku bisa melihat belahan dadanya yang putih dan di kanan kirinya menyembul buah dada yang cukup menantang, dia memakai BH yang tipis sehingga samar-samar putingnya terlihat menonjol di balik gaunnya. Rambutnya di sanggul, sehingga lehernya yang putih jenjang terlihat jelas. Gaun mininya yang ketat memperlihatkan pinggulnya yang padat dan aku tidak melihat garis celana dalamnya. Betisnya putih dan berbentuk seperti cerutu makin membuat darah laki-lakiku makin bergolak.

Selesai makan, kuantar dia pulang ke apartemennya di Cipete. Di lift, begitu pintu tertutup, tiba-tiba saja dia memelukku dan berbisik.
"Ndra, aku pingin merasakan kejantanan lu.., Vinda bilang lu hebat". Aku merasakan buah dadanya yang tertekan di antara tubuhku, dan kontan saja penisku berdiri. Elena ternyata merasakan juga penisku yang menegang, dia langsung meremas penisku sambil menyodorkan bibirnya yang merekah, langsung saja kusambar bibirnya dengan ciuman yang penuh nafsu dan tanganku mulai menjelajah buah dadanya. Aku remas buah dadanya dengan lembut dan aku merasakan desahan nafas Elena yang makin keras. Tidak lama kemudian pintu lift terbuka, dan kita berdua dengan terburu-buru langsung menuju kamar apartemen karena kita merasakan nafsu birahi yang rasanya sudah tidak tertahankan lagi.

Setelah kita berdua masuk dan mengunci pintu, Elena langsung menciumiku dengan bertubi-tubi, tangannya langsung melepaskan sabuk dan celanaku. Sementara itu, aku juga berusaha melepaskan gaunnya dengan menurunkan ritsluiting di punggungnya. Setelah gaunnya lepas, aku melihat tubuh yang putih mulus, Elena ternyata tidak memakai celana dalam sehingga aku sekarang bisa melihat bibir memek yang menggembung dan ditutupi oleh bulu-bulu yang tipis dan buah dadanya yang menonjol indah itu masih ditutupi oleh BH yang tipis. Tidak lama kemudian, aku merasakan jari-jarinya di penisku dan setelah itu Elena berjongkok dan memulai babak pemanasan dengan mengecup dan menghisap penisku dengan bibirnya yang mungil itu. Beberapa saat kemudian, kita berdua sudah telanjang total tanpa sebuah benangpun menutupi tubuh. Aku merasakan hisapannya di penisku makin menggairahkan.

Pelan-pelan kuangkat dia supaya berdiri dan kurapetin dia ke tembok, kuhujani dia dengan kecupan di leher dan bibirnya. Sementara itu tanganku mulai bekerja di buah dada dan memeknya. Tidak lama kemudian, Elena menggelinjang dan setengah berteriak "Ndra, setubuhin aku sekarang.., aku udah tidak tahan!". Kusuruh dia mengangkat kakinya, pada saat itu memeknya terbuka, aku masukin penisku ke memeknya yang sudah dipenuhi dengan lendir. Setelah itu aku suruh dia melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan kedua tangannya di leherku, kedua tanganku berada di pantatnya untuk mengangkatnya. Posisi kita persis seperti orang yang menggendong temannya, hanya saja penisku sudah tertancap ke memeknya. Dengan tanganku yang ada di pantatnya, aku angkat dia naik turun sehingga kemaluan kita saling bergesek. Aku merasakan lubang memeknya mulai basah lembab.

Sambil menggendong Elena, aku jalan ke sofa dan akhirnya aku duduk di sofa yang empuk itu. Sekarang posisi Elena berjongkok di atasku dengan penisku masih di dalam memeknya yang menggairahkan itu. Elena mulai menggerakkan badannya naik turun, seperti orang sedang berkuda sementara itu kedua tanganku mulai bekerja di toketnya yang makin menegang itu. Makin lama gerakan naik turunnya makin cepat, sehingga penisku dan memeknya bergesek makin keras, karena memeknya sudah mengeluarkan cairan "pelumas", gesekan itu terasa nikmat dan membuat penisku makin keras. Kenikmatan gesekan ini ternyata membuat Elena menjerit-jerit kecil, "Ough.., ough.., ahh". Beberapa saat kemudian, gerakan naik turunnya bertambah pelan, seolah-olah dia ingin merasakan gesekan yang menimbulkan kenikmatan itu, penisku sekarang bergesek lembut dengan memeknya. Aku tahu dia sebentar lagi orgasme, langsung saja bibirku bekerja di toketnya, sambil kuremas pelan-pelan bibirku mengecup dan menghisap puting toketnya.





Kegiatanku ini ternyata membuat Elena makin tersenggal-senggal, "Ahh.., aauhhg.., terus 'Ndra.., ohh".
Tidak lama kemudian, Elena mengejang dan menjerit, "Ndra, aku tidak tahan lagi.., ohh.., uhff", dan aku merasakan penisku dibasahi cairan dari memeknya. Elena merebahkan badannya di atasku, aku terus mengecup dan menjilati kedua putingnya dan celah-celah toketnya. Tangan kiriku mengelus dan meremas rambutnya dan tangan kananku meremas-remas pantatnya yang kencang itu.

Sesudah beberapa menit, aku bilang ke Elena, "Len, aku pingin nyetubuhin lu dari belakang, coba lu nungging di sofa". Tanpa banyak bicara, dia melakukan perintahku. Dia berdiri mengangkang dengan satu kaki ada diatas sofa dan badannya membungkuk dengan kedua tangan berpegangan di sandaran sofa. Kumasukkan penisku ke memeknya dari belakang, aku merasakan memeknya masih cukup lembab buat main satu ronde lagi. Aku pegang pinggangnya yang ramping dan aku mulai menggerakkan badanku maju mundur. penisku keluar masuk memeknya, mula-mula dengan perlahan-lahan, makin lama aku tambah temponya.
Badan Elena terguncang-guncang dan dia mulai mendesah-desah, "Ough.., Oohh.., Oughh.., lagi Ndra, lagi". Setelah kugoyang dengan cepat dan bertenaga, aku pelankan ayunan pantatku dan aku raih toketnya untuk diremas-remas, sesudah itu aku naikkan lagi tempo keluar-masuknya penisku dari memeknya dan akibatnya Elena menjerit-jerit lagi, "Uughh.., ughh.., Oughh..". Jeritannya ternyata makin membangkitkan nafsuku, sehingga kugoyang makin cepat dan makin bertenaga. Aku merasakan kenikmatan yang makin besar, tapi akibatnya Elena menjerit, "Ndra.., udah Ndra.., Ohh.., aku tidak tahan..". Akhirnya kulepaskan penisku dari memeknya.

Aku Rentangkan dia diatas karpet dan kubisiki, "Sorry Len.., aku belum orgasme juga nih, kita main sebentar lagi yaa!". Terus kutindih dia dan aku masukkan penisku lagi di memeknya dan sekarang kita main dengan posisi konvensional.
Elena cuma berbisik, "Pelan-pelan ya Ndra..". Sekarang aku merasakan kedua toketnya yang menegang di dadaku, kedua tangan Elena memeluk punggungku dan aku mulai beraksi dengan menggerakkan pinggulku naik turun. Sementara itu mulut kita saling berciuman, dan lidah kita saling beradu mencoba saling membelit. Pantat Elena ikut bergerak seirama dengan gerakan pinggulku, sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang akan membuatku orgasme. Beberapa saat kemudian, aku mendengar desah nafasnya yang mulai tidak teratur dan aku menaikkan tempo goyangan pinggulku. Aku juga merasakan memeknya yang makin basah, badannya juga menggelinjang-gelinjang di bawah tekanan badanku dan tangannya mulai meremas rambutku. Makin lama desahannya makin keras, "Ahh.., emmhh.., Ndra, lagi.., oughh".

Beberapa saat kemudian, Elena menjerit, "Ndra, aku tidak tahan lagi.., oughh", dan badannya mulai mengejang.
Terus aku berkata, "Tahan dulu Len.., sebentar saja..", dan aku merasakan cairan maniku mulai mengalir di batang penisku, mendesak keluar dan aku pelanin goyangan pinggulku. Sesudah itu kutekan penisku dalam-dalam ke memek Elena, dia mengejang dan menjerit, "Ouhh..", demikian juga aku. Elena mengejang dan memelukku kuat-kuat, air maniku menyemprot di dalam memeknya dan kita berdua merasakan sensasi orgasme yang luar biasa.

Beberapa detik kemudian, kita berdua terkulai lemas tapi aku masih menciumi bibir dan lehernya dengan lembut. Tanganku mengelus-elus kedua toketnya karena aku tahu setelah orgasme, wanita tidak ingin ditinggal begitu saja.

Akhirnya Elena berbisik, "Pantes si Vinda lengket sama lu Ndra, lu ternyata memang hebat di ranjang". Sesudah itu kita berdua pergi ke kamar tidur buat beristirahat, mengumpulkan tenaga karena masih ada beberapa seks session lagi sebelum pagi tiba.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.