kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P52 Catleen Skandal Abg 18Yo 52 PEMERSATUDOTFUN

P52 Catleen Skandal Abg 18Yo 52

Tidak ada voting
Catleen, Skandal, Abg
P52 Catleen Skandal Abg 18Yo 52
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Catleen, Skandal, Abg yang ada pada kategori TEEN published pada 9 April 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P52 Catleen Skandal Abg 18Yo 52 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Juraganku Kekasihku


Aku bekerja sebagai seorang sopir di Malang. Namaku Sony, umurku 24 tahun, dan berasal dari JemBut. Aku sudah bekerja selama 2 tahun pada juraganku ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliahku yang terpaksa berhenti karena kurang biaya. Wajahku sih kata orang ganteng, ditambah dengan tubuh lumayan atletis. Banyak teman SMA-ku yang dulu bilang, seandainya aku anak orang kaya, pasti sudah jadi playboy kelas super berat. Memang ada beberapa teman cewekku yang dulu naksir padaku, tetapi tidak aku tanggapi.

Mereka bukan tipeku.
Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 18 tahun, kelas 3 SMA favorit di Malang. Namanya Juliet. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah. Aku kadang hampir tidak tahan melihat tubuh Juliet yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 168 cm, dan toketnya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.

Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus atau pada belahan toketnya yang terlihat dari balik seragam tipisnya itu. Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak juraganku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku untuk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin, dan seperti biasa aku menunggu Non-ku di gerbang sekolahnya.

Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.
"Siang, Non.., mari saya bawakan tasnya".
"Eh.., Mas, udah lama nunggu?", katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.
"Barusan kok Non..", jawabku.
"Jul.., ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga sih.., ha.., ha..", salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.
"Hus..", sahut Non-ku sambil tersenyum. "Jadi malu dia nanti..".
Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.






"Kenalin nih mas, temanku", Non-ku berkata sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
"Sony", kataku sambil merasakan tangan temannya yang lembut.
"Niken", balasnya sambil menatap dadaku yang bidang dan berbulu.
"Mas, antar kita dulu ke rumah Niken di Tidar", instruksi Non Juliet sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
"Baik Non", jawabku. Tak terasa kontolku sudah mengeras menyaksikan pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan kemudian mengulum toketnya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai dia meronta-ronta.., ahh.

Tak lama kitapun sampai di rumah Niken yang sepi. Rupanya orang tuanya sedangke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Juliet ke luar dan menyuruhku ikut masuk.
"Saya di luar saja Non".
"Masuk saja mas.., sambil minum dulu.., baru kita pulang".
Akupun mengikuti perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.
"Duduk di sini aja mas", kata Niken menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.
"Ayo jangan ragu-ragu..", perintah Non Juliet melihat aku agak ragu.
"Mulai disetel aja Nik..", Non Juliet kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.
Tak lama kemudian.., film pun dimulai.., Wowww.., ternyata film bokep. Di layar tampak seorang pria negro (Senegal) sedang menyetubuhi dua perempuan bule (Prancis & Spanyol) secara bergantian. Napas Non Juliet di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.

"Hmm.. Eh", Suara itu yang terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas toketnya.
Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah bobanya yang merah muda dan kelihatan sudah menegang.
"Ayo.., hisap dong mas.., ahh". Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat bobanya, sambil tanganku meremas-remas toketnya yang sebelah kiri. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu birahi Non Juliet. Setelah puas menikmati toketnya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu memeknya yang masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.

"Ayo, jilatin memekku mas", Non Juliet mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan kujilati kemaluannya.
"Ohh.., nikmat sekali..", erangan demi erangan terdengardari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku bisa menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tak henti mengelus, meremas toketnya yang besar dan kenyal itu.
"Aduh, cepetan dong, yang keras.., aku mau keluar.., ehhmm ohh..". Tangan Non Juliet meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan itu keluarlah cairan dari lubang memeknya yang langsung aku jilat habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka celanaku, Non Juliet telah ambil alih.

"Biar saya yang buka mas", katanya.
Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas kontolku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga kontolku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.
"Ih, wowww..!!", desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus kontolku. Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang kemaluanku. Dijilatinya pula kepala kontolku sebelum dimasukkannya ke dalam mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya luar biasa.., bayangkan.., kontolku berwarna hitam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang kemaluanku.
"Punyamu besar sekali Mas Son.., Jul suka.., ehmm..", katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.

Setelah kurang lebih 15 menit Non Juliet menikmati kontolku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya kontolku ke liang memeknya.
"Ayo.., masukkin dong mas.. Jul udah nggak tahan nih..", katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya kontolku. Diturunkannya pantatnya, dan kontolkupun masuk perlahan ke dalam liang memeknya.
Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi kontolku untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari kontolku ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.
"Ahh.., yeah.., sekarang masukin deh kontol Mas yang besar itu di memekku", katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya bobanya untukku.

"Yah, begitu dong mas", Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap toketnya yang montok itu. Sementara itu Non Juliet masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati kontol besar sopirnya ini.
"Sekarang setubuhi Jul dalam posisi nungging.. ya Mas Son..?", instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
"Ayo dong mas.., masukkin dari belakang", Non Juliet menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yang padat.

Kemudian kuarahkan kontolku ke lubang memeknya, tetapi agak sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yang mengelus kontolku dan membantu memasukkannya ke liang memek Non Juliet. Aku lihat ke samping, ternyata Niken, yang membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.
Aku langsung menyetubuhi Non Juliet dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggul Nonku.
"Ahh.., Mas.., Mas.., Terus dong.., nikmat sekali", Non Juliet mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin boba susunya, dan erangan Non Juliet makin hebat.

Niken sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar, tetapi tampak padat.
"Ohh.., terus dong mas.. yang cepat dong ahh.. Jul keluar mas.. ohh..", Non Juliet mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi kontolku.
"Non.., saya juga hampir keluar..", kataku.
"Tahan sebentar mas.., keluarin dimulutku..", kata Non Juliet.

Non Juliet dan Niken berlutut di depanku, dan Niken yang sejak tadi tampak tak tahan melihat kami ngentot di depannya, langsung mengulum kontolku di mulutnya. Sementara itu Non Juliet menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat kontolku dengan penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.
"Ayo, goyang yang keras dong mas..", Non Juliet memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
"Ayo kontolnya taruh di sini mas..", kata Non Juliet lagi. Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit kontolku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan buah dadanya.

"Oh, nikmat sekali..".
Sementara Niken sibuk mengelap tubuhku yang basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan kontolku ke dalam mulut Non Juliet, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.
"Ahh.., Non.., ahh", jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut mungil Non Juliet. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet, sementara Non Juliet dan Niken sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.
Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Juliet termasuk orang tua yang strict pada anaknya, sehingga bila dia pulang telat pasti kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Juliet memberiku uang Rp 1.000.000,-.

"Ambil mas, buat uang lelah, Tapi janji jangan bilang siapa-siapa tentang yang tadi ya", katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.
"Besok kita ulangi lagi ya mas.., soalnya Niken minta bagian".
Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Juliet akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yang terjadi adalah dia menyuruhku untuk memuaskan nafsu birahinya dan juga teman-temannya, Niken, Linda, Nina, Mimi, Etik, dll.
Tapi akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Juliet, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yang putih mulus.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.