kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru P91 Fifi Reupload Abg 18Yo Pemersatu Fun 91 PEMERSATUDOTFUN

P91 Fifi Reupload Abg 18Yo Pemersatu Fun 91

Tidak ada voting
Fifi, Reupload, Abg, Pemersatu, Fun
P91 Fifi Reupload Abg 18Yo Pemersatu Fun 91
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Fifi, Reupload, Abg, Pemersatu, Fun yang ada pada kategori TEEN published pada 25 Desember 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming P91 Fifi Reupload Abg 18Yo Pemersatu Fun 91 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Di Tengah Hujan Deras 01


Cerita ini bermula pada suatu siang saat hujan tengah mengguyur kota Yogyakarta dengan derasnya. Karena kosku jauh dari kampus, maka dengan diantar Rio teman sekampusku, kami berteduh di kos Leo sahabat Rio yang kebetulan kosnya berada tidak jauh dari kampusku.

Untuk mengisi waktu, Rio memutar VCD bokep yang ada di kamar Leo dan aku ikut menontonnya karena sebenarnya aku sudah biasa menonton film begituan sebelum bercinta dengan pacarku yang dulu. Makin lama kami bertiga makin hanyut dalam hayalan di tengah lenguhan dan jeritan sang bintang biru di layar kaca.

Ketika adegannya memperlihatkan seorang cewek tengah digarap oleh dua lelaki, aku mulai merasa tidak karuan. Entah mengapa aku selalu sangat terangsang bila melihat adegan-adegan seperti itu, dan kurasa mereka berdua pun demikian karena sesekali mereka mencuri pandang menatapku dengan aneh.

Timbul pikiran dalam kepalaku membayangkan aku lah yang sedang di layar TV menikmati sorga dunia yang tiada tara itu. Kulihat kedua pria di kiri kananku semakin gelisah, dan dengan curi-curi kulihat benda di balik celana mereka mulai menggembung. Aku mulai menebak-nebak ukuran kedua benda itu dalam hatiku dan berharap mereka melakukan sesuatu duluan, sebab aku semakin tidak kuasa menahan gelora birahiku. Kurasakan celanaku mulai basah menyaksikan adegan-adegan panas dan seru itu.

"Kamu pernah ML?" tanya Leo memecah kebisuan.
"Pernah, dulu dengan mantanku. Emangnya kenapa?" jawabku menggoda.
"Nggak pa-pa, cuma nanya. Ada nggak impian kamu yang belum terjadi?"
"Yah.., jujur saja aku suka membayangkan bagaimana rasanya kalo ditiduri oleh dua laki-laki sekaligus seperti dalam film-film yang itu lho." jawabku setelah ragu sejenak.

"Mau nggak kalo sekarang?" tanya Rio dengan tersenyum menggoda dan aku jadi sangat ingin mencobanya.





"Tergantung.., kontol kalian besar atau nggak. Soalnya aku juga pengen merasakan kepuasan yang total. Gimana?" tantangku.
"Nggak usah takut deh, taruhan kamu pasti akan sangat puas, dan aku malahan kuatir kamu nggak bakal kuat ngadepin kita. Lihat nih..!" sambil berdiri Leo membuka celananya sekaligus sampai benda favoritku itu muncul mendadak di depan hidungku.
Gila panjang banget, bahkan lebih panjang dari kontol mantanku dulu. Aku hanya dapat menatap takjub. Pasti tidak akan muat deh mulutku mengemut kontol sepanjang itu.

Sementara itu Rio rupanya sudah tidak dapat menahan nafsunya. Dia langsung mendekatiku dan meremas toketku yang tidak terlalu besar tapi aku yakin pasti memuaskan, karena montok dan indah bentuknya. Aku melenguh pelan menerima serangan mendadak itu. Leo menarik rambutku dan kumengerti sebagai isyarat untuk mulai mengemut 'adik'-nya itu. Kukecupi ujung kontolnya dengan lembut dan mulai menjilati perlahan mulai dari bawah hingga ke ujungnya dengan maksud ingin menggodanya.

Leo mulai mendesah nikmat membuatku semakin bersemangat untuk membuat desahan itu semakin keras.
"Oohh.., yes.., terus Han.., Kamu memang pintar."
"Ungongg.. umh.." jawabku tidak jelas dengan batang kemaluan sepanjang 20 senti di dalam mulutku.
"Ooh.. kontolmu enak sekali Yang. Uhmp.. sroot.. wow.. aku.. oohh.." aku semakin tidak terkendali menikmati sensasi yang kurasakan.

"Hana, tetekmu indah sekali. Ouu.., pantatmu juga. Kenapa sih kamu nggak pernah cerita kalo kamu punya badan yang sangat menggoda seperti ini?" puji Rio sambil menjilati putingku yang sudah menegang dan agak besar karena sering dihisap oleh pacarku.
Tangannya membelai pantatku dengan lembut dan diselingi dengan remasan dan cubitan gemas yang cukup sakit namun merangsang.

Aku agak terkejut ketika kusadari ternyata Rio telah membuka seluruh pakaianku sehingga aku betul-betul bugil di hadapan mereka berdua. Namun efek melihatku bugil serta kuatnya hisapanku dan frekuensi kocokan pada batang kemaluannya ternyata sangat berpengaruh, sehingga Leo cepat mencapai orgasme dan memuntahkan maninya di dalam mulutku yang langsung kutelan dengan rakusnya. Uuh.., rasanya enak sekali.

"Enaknya.., sini Yang kujilati lagi jangan sampai tercecer." rengekku sambil menarik lagi kontol Leo ke dalam mulutku dan menjilatinya dengan liar.
Tanganku yang kiri mendorong kepala Rio makin rapat dengan dadaku, sementara dadaku sendiri kulambungkan ke arahnya. Aku tidak perduli lagi dianggap apaan, pokoknya aku ingin menikmati surga dunia ini dengan seluruh jiwa ragaku. Di sini saatnya sisi diriku yang lain yang selalu tertutupi oleh predikat mahasiswi teladan boleh muncul tanpa perlu malu.

Rio kemudian mengambil alih tubuhku. Diaturnya sedemikian rupa di atas tempat tidur dengan posisi kaki mengangkang di tepi tempat tidur, sehingga memekku yang berwarna pink tersibak dengan jelas di antara bulu-bulu halus dan Rio langsung berlutut di depan selangkanganku. Tangannya membelai daerah pinggul lalu turun, berputar dan berhenti di memekku, memainkan itilku setelah membuka belahan bibir bawahku setengah kasar.

"Oh ya.. oouu enak.. Hmmph.."
"Cantiknya.."
"Oouu..!" aku menjerit pelan ketika dia mencubit klitku.
Kedua tangannya lalu membuka bibir memekku lebih lebar lagi dan kusambut dengan lebih mengangkangkan kakiku agar dia lebih leluasa mempermainkan memekku. Kurasakan lidahnya menyentuh bagian dalam memekku perlahan, lalu semakin liar membuatku bergerak tidak karuan mengimbangi serangan-serangan Rio.

"Teruss Yang..! Jangan berhenti.., Oh yeah.. enak banget."
Kugerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan, kadang ke atas menahan rasa geli dan nikmat. Jeritanku mulai mengisi kamar itu mengalahkan jeritan dalam VCD, dan itu tampaknya semakin membakar nafsu kedua lelaki itu.
"Aaww yess..!" seruku ketika Rio menggigit kacang yang sangat sensitif itu.
Kugerakkan tanganku mencari kepalanya dan kuremas rambutnya sambil terus mendorong agar kepalanya tetap berada di memekku.

"Leo udah dong istirahatnya, sini kontolmu kuisap lagi..!" pintaku manja.
Leo tersenyum dan mendekatiku, mencium bibirku dengan ganas, kusambut permainan lidahnya dengan bersemangat pula. Lidahnya berputar liar dalam mulutku beradu dengan lidahku, dan kami terus mencoba menghisap lidah satu sama lain, nikmat sekali! Puas bermain di mulutku, dia meneruskannya di belakang telingaku, menghisap setiap senti leherku hingga turun ke dadaku menyentuh toketku yang putih dan menegang.

Dengan rakus dihisapnya toketku seakan ingin dimasukkannya semua ke dalam mulutnya, sementara tangannya meremas puting kiriku dan memutar-mutarnya. Aku melenguh habis-habisan diserang dari dua sudut sumber birahiku. Tapi aku tidak menyerah begitu saja setiap bagian tubuh Leo yang berhasil kupegang segera pula kubalas menghisapnya, tanganku yang satu meremas rambut Rio, sedangkan yang lain mencari dan membelai bagian tubuh Leo.

Melihat serangan Leo, Rio pun tidak mau kalah membuatku menjerit nikmat dengan mejilati lubang pantatku. Aku agak terkejut karena baru sekali ini merasakannya, namun menikmatinya juga. Entah apalagi yang dilakukannya, aku tidak perduli lagi walaupun sakit yang penting itu dapat membuatku semakin nikmat.

"Udah Sayang.., oh.. masukkan sekarang, aku dah nggak tahan lagi. Please..!" aku benar-benar tidak sabaran lagi dipenuhi oleh nafsu untuk segera merasakan nikmatnya memekku dimasukki batang kemaluan mereka.
"Ayo dong..! Oouhh.. udah stop, memekku udah gatal nih..!"
"Sabar dong Han, baru juga segini. Bentar lagi deh, aku masih mo mainin memekmu. Aku suka sih baunya, harum.. nggak seperti bau memek pacar-pacarku dulu."
"Jelas dong. Kan punyaku kurawat tiap hari pake pembersih khusus wanita, so pasti harum dong."
"Cepeten dong friend, aku kan juga mau ngerasain memeknya. Masa dari tadi aku kebagian mulutnya aja?" protes Leo. Aku tersenyum.

"Jangan kuatir nanti pasti kebagian. Pokoknya terserah deh kalian mo ngapa-ngapain aku hari ini, I'm yours..!" hiburku di sela-sela desahan.
"Sayang ayo kontolmu..!" kumiringkan badanku meraih kontol Leo di sampingku dan segera mengemutnya bagaikan es krim.
Kuvariasikan hisapanku dengan jilatan pada buah zakarnya hingga batang sampai ujung kontolnya dengan gigitan kadang pelan kadang keras yang pasti membuatnya 'nggak ku-ku'.

Taktikku itu berhasil. Leo langsung 'blingsatan' tidak karuan setengah mendesah setengah memaki dan menjambak rambutku, meremas toketku keras-keras hingga memerah. Aku mengeluarkan jeritan tertahan berhubung batang kemaluannya tengah kuhisap.
"Huumph.. enaknya. Aku ketagihan nih ama kontolmu..!" godaku sambil menatap wajahnya.
Leo menjawab dengan menjambak rambutku lebih keras dan menyentakkan kontolnya ke dalam mulutku sampai aku tersedak namun dia tidak perduli. Permainannya semakin kasar dengan menggigit leherku dan memaksa hisapanku semakin keras, tapi aku menyukai cara-caranya. Kini tubuh bugilku penuh cairan campuran keringat dan liur mereka.

Rio menggosok batang kemaluannya di daerah memekku, dan tiba-tiba dengan sekali sentakan keras dia mendorang kontolnya masuk ke memekku. Satu menit dibiarkannya di dalam, diam lalu dikeluarkannya lagi, didorongnya lagi lalu dikeluarkan lagi, mula-mula secara perlahan namun kemudian semakin cepat. Kedua kakiku dipakainya untuk berpegangan agar pinggulnya mudah digerakkan.

"Oh yeah.. oh yeah.. oouu terus oh Sayang enak sekali. Ohh.. lebih keras, yeah. Lebih keras lagi, auww sakit..! Enak, nikmat..!" cerocosanku berhenti ketika Leo memasukkan kembali batang kemaluannya ke dalam mulutku dan membuatku sibuk melayaninya.

"Ohh.. Sheet..! Memekmu rapat sekali Han, sakit tapi enak..! Oh yeah..! Ayo.., enakkan..? Oukh.. yeah..!" Rio bergumam tidak karuan, sesekali ditepuknya pinggulku dengan keras, membuatku tersentak kesakitan.

Bosan dengan posisi demikian, Leo mengambil alih memekku, dan tanpa basa-basi langsung menusukkannya di lubang kenikmatanku. Saking panjangnya, kupikir liangku tidak akan muat menelan seluruh batang kontolnya sampai ke pangkalnya. Aku menjerit keras ketika Leo memaksa kontolnya agar masuk sedalam mungkin. Kurasakan kemaluannya menyentuh dinding rahimku. Posisiku kini berubah, bukan tiduran lagi namun agak jongkok, karena Rio telah berbaring di depanku meminta jatah kocokan mulutku yang mungil ini.

Bersambung ke bagian 02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.