Bokep Viral Terbaru Selfbound – Ughtea Pramuka PEMERSATUDOTFUN

Selfbound – Ughtea Pramuka

Tidak ada voting

kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi klik cara mematikan ADBLOCK
Download free VPN tercepat
Selfbound, Ughtea, Pramuka
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Selfbound, Ughtea, Pramuka yang ada pada kategori JILBAB, TEEN published pada 29 Maret 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Selfbound – Ughtea Pramuka secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Content Yang Serupa :
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :



Lily Panther 01: Kisah Seorang Call Girl - 2

oleh: [email protected]

Dari bagian 1

Ketika kulihat kontol itu, sungguh aku terkejut, ternyata benar dugaanku ini kontol itu jauh lebih besar bahkan mungkin dua kali lebih besar dari suamiku, agak gugup juga aku ketika membayangkan bahwa kontol sebesar itu akan segera masuk ke memekku yang sempit. Tapi aku tak sempat gugup lebih lama lagi ketika Koh Wi merebahkan tubuhku di ranjang, dia melepas gaunku hingga tinggal celana dalam ungu yang mini. Koh Wi melepas pakaiannya hingga telanjang, kuperhatikan kontolnya yang besar menggantung tegang di antara kakinya, perutnya yang gendut dan dada sedikit berbulu, dia langsung menghampiriku, mencium pipiku, menjilati putingku sambil tangannya menyelip dibalik celana dalamku, mulai mempermainkan daerah memekku, tak lama kemudian celana dalamku sudah terlepas, masih ada rasa risih bertelanjang di kamar berdua dengan orang asing.

Jilatan Koh Wi sudah menyusuri perutku, aku kaget ketika ternyata dia mulai menjilati memekku, belum pernah aku diperlakukan seperti ini oleh suamiku dulu.
"Jangan Koh, jangan, aku belum pernah, nggak usahlah" teriakku terkaget sambil mendorong kepalanya menjauh dari selangkanganku memberi perlawanan.
"Percaya deh, kamu pasti suka, kalau udah tahu rasanya pasti ketagihan" katanya langsung membenamkan kepalanya di selangkanganku, perlawananku terhenti ketika lidahnya mulai menyentuh itil dan bibir memek, berganti dengan desahan desahan kenikmatan. Dia mempermainkan lidahnya di memekku dengan begitu gairah, kuremas remas rambutnya, aku semakin terbuai dalam permainannya. Kurasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan bahkan kubayangkan seumur hidupku, suamiku tak pernah melakukannya karena kuanggap hanya pantas dilakukan di video bokep pemersatudotfun, tapi kini aku mengalaminya.

"Sshh.. sshh.. sshh.. ssuddaah aahh" desahku, tak tahan menahan kenikmatan yang baru kualami.
Kutarik rambutnya ke atas untuk menghentikan permainan lidahnya, tapi dia tetap melanjutkan sambil mempermainkan putingku, aku semakin tak karuan terhanyut dalam kenikmatan. Untunglah dia segera menghentikannya dan telentang di sampingku, masalah lain kemudian timbul ketika dia minta aku mengulum kejantanannya, aku berusaha untuk menolak, baru sekali aku melakukan dengan ex-suamiku, itupun setelah dipaksa dan aku tak mau melakukan lagi, terlalu menjijikkan bagiku, sepertinya hanya ada di video bokep pemersatudotfun.

Koh Wi tetap memaksaku, meski tidak dengan fisik tapi ucapannya memaksaku melakukan itu, dengan penuh keraguan kupegang dan kujilat kepala kontolnya yang basah, berulang kali aku meludah di sprei karena lendir di kontol itu, terasa asin dan asing bagiku, ingin muntah rasanya. Sekali lagi aku harus mengakui kesabaran Koh Wi dalam "Membimbingku", begitu sabar dia memberi arahan dan rayuan hingga aku tak tega karena dia sudah melakukannya padaku, dengan menahan segala perasaan masuklah kepala kontol itu ke mulutku, makin lama makin dalam kontol itu di dalam mulutku, meski berkali kali aku harus mengusap ludahku dengan sprei, ini adalah kontol kedua yang masuk mulutku. Seringkali kurasakan gigiku menggesek kontol itu, tapi Koh Wi tetap mendesah desah membuatku ikut bergairah, aku masih belum tahu bagaimana memperlakukan kontol itu di mulutku kecuali keluar masuk menggesek bibir dan terkadang gigiku.






Akhirnya Koh Wi merebahkanku kembali di ranjang, dia berjongkok di antara kakiku, kembali jantungku berdegup kencang, ada perasaan tidak karuan berkecamuk di dadaku ketika dia mulai mengusapkan kontolnya ke bibir memekku, disini, di ranjang ini dengan orang ini aku pertama kali harus menyerahkan harkat kehormatanku sebagai seorang wanita, inilah tonggak awal sejarah kehidupanku, inilah saat aku mengawali profesiku, inilah saat mulai menyerahkan tubuhku pada siapapun yang mampu membayarku, inilah saatnya aku mulai belajar menikmati sex dengan siapapun tanpa ada rasa cinta yang selama ini aku agung agungkan dan inilah saatnya aku memendam segala perasaan demi kepuasan orang yang membayarku, tanpa kusadari air mata menetes dari ujung mataku, segera kusapu dengan tanganku, aku tak mau Koh Wi melihatnya.

Perlahan lahan kejantanan Koh Wi menembus memekku yang sudah lebih 2 tahun tidak tersentuh, kurasakan rasa nyeri ketika kontol itu masuk makin dalam, teringat saat pertama kali berhubungan sex waktu perawan dulu. Dengan kontol Koh Wi yang besar itu rasanya bibir memekku seperti tersobek, makin lama makin dalam hingga semua tertanam, kontol Koh Wi serasa memenuhi memekku. Aku memejamkan mataku sambil menggigit bibirku, tak berani menggerakkan kakiku, begitu besar seolah mengganjal bagian dalam tubuhku, untungnya Koh Wi cukup berpengalaman, dia mendiamkan sejenak, meraba raba dan meremas remas buah dadaku untuk memberikan perasaan santai, semakin tegang maka otot memekku semakin mencengkeram erat.

Pelan pelan dia menarik keluar lalu pelan pula dia mendorong masuk kembali, begitu berkali kali hingga akhirnya rasa nyeri berubah menjadi nikmat, setiap gerakan kontolnya di memekku menimbulkan kenikmatan bagiku, apalagi sudah 2 tahun aku tidak berhubungan sex. Memekku sudah mulai basah hingga Koh Wi mulai mempercepat kocokannya, aku sudah mulai mendesis dan mendesah kenikmatan, sungguh kenikmatan yang sudah lama tidak kurasakan, terlupakan sudah air mata yang sempat menetes, kulupakan sudah harkat ke-wanitaanku, dan terlupakan sudah dengan siapa aku sekarang sedang bercinta.

Dengan lihainya dia memberiku rangsangan kenikmatan yang lain, tangannya mengelus pahaku, meremas buah dadaku, mengulum putingku, mencium bibirku, mengulum telingaku, semua dilakukan tanpa menghentikan kocokannya, membuat aku makin menggeliat geliat dalam kenikmatan.

Aku sudah melupakan bahwa aku sedang bercinta dengan orang asing yang baru aku kenal satu jam yang lalu, aku sudah melupakan bahwa aku tidak mencintai orang ini, aku sudah melupakan bahwa orang ini usianya sebaya dengan papaku, bahkan aku sudah melupakan bahwa aku sedang bercinta dengan istri orang, bahkan aku sudah tak sadar bahwa aku sudah mulai menikmati bercinta tanpa feeling apapun kecuali berdasar uang, yang aku ingat hanyalah aku sedang mengarungi lautan kenikmatan bersama orang yang membayarku untuk mendapatkan kenikmatan dariku.

Koh Wi sudah tengkurap di atasku, dia memelukku erat, aku sudah bisa merasakan kenikmatan kocokannya, aku sudah bisa membalas ciuman bibirnya dengan penuh gairah, kakiku sudah melingkar di pinggulnya membuat kontolnya makin dalam melesak dalam memekku. Keringat Koh Wi sudah membasahi sekujur tubuhku, waktu seolah berjalan begitu lambat, sepertinya sudah setengah jam dia mengocokku, tanpa kusadari aku terbawa dalam kenikmatan yang dalam menuju puncak kenikmatan, dan orgasme lebih dulu daripada Koh Wi, tubuhku menegang, kupeluk erat tubuh Koh Wi kemudian otot memekku berdenyut dengan kerasnya, aku menjerit dalam kenikmatan, kualami orgasme pertama setelah dua tahun aku melupakan bagaimana nikmatnya orgasme, mataku tetap terpejam, aku takut membuka mataku seakan takut terbangun dari mimpi indah, sesaat Koh Wi menghentikan gerakannya tapi kemudian dia mengocok lagi dengan tempo lebih cepat, aku mendesah atau lebih tepatnya menjerit, belum pernah aku mengalami orgasme seperti ini.

Ex-suamiku biasanya akan menghentikan gerakannya dan menikmati saat orgasmeku bersama sama, tapi Koh Wi lain lagi, dia malah mempercepat saat otot memekku berdenyut dengan hebatnya, sungguh pengalaman baru bagiku, ternyata justru jauh lebih nikmat, ini diluar bayanganku semula.

Tak lama kemudian Koh Wi mengikutiku orgasme, dia menanamkan kontolnya dalam dalam dan menekan ke memekku, kurasakan kontolnya mengembang membesar di dalam lalu menyemprotkan spermanya di memekku, denyutan dan semprotan itu begitu kuat menghantam dinding memekku, aku kaget dan menjerit kecil menerima semprotan itu, tak kusangka dia bisa menyemprot sekuat itu, menimbulkan kenikmatan tersendiri pasca orgasme, kunikmati denyutan demi denyutan, kurasakan denyutan orgasme dari kontol kedua dalam hidupku, sperma kedua yang menyirami rahim dan memekku.

Koh Wi menelungkupkan tubuhnya yang penuh peluh di atas tubuhku, napas kami berpacu dalam kenikmatan, kurasakan perutnya yang gendut menekan perutku hingga aku agak kesulitan bernapas, kudorong dia hingga telentang di sampingku.

Kami berdua terdiam, aku merenungkan kejadian ini, baru saja aku bercinta dengan tamu pertama dalam profesiku, kini aku sudah resmi menjadi seorang pelacur, kini aku harus siap melayani setiap orang yang mampu membayar pelayananku tanpa ada hak memilih, kini aku harus bisa memuaskan tamuku dengan cara apapun, kini aku harus bisa memuaskan diriku sendiri disamping tugas utamaku memuaskan tamuku, kini aku harus berusaha membuat tamuku kembali, kini aku harus siap menanggung segala resiko yang timbul akibat pekerjaanku ini, kini aku harus bisa bercinta tanpa mempertimbangkan rasa cinta atau rasa suka, dan banyak lagi keharusan lain yang harus aku siapkan.

"Gila Ly, seperti bercinta dengan perawan, kencang banget" komentar Koh Wi memecahkan kebisuan diantara kami.
"Habis punya Koh Wi gede buanget, seperti saat perawan dulu, mungkin lecet kali"
"Nggak rugi deh aku merawani kamu"
Sebenarnya aku mau mengaku bahwa aku sangat menikmati percintaan barusan setelah dua tahun tidak bercinta, tapi aku malu mengatakannya.

Tak lama kemudian telepon berbunyi, ternyata dari Om Lok, dia menanyakan apakah sudah selesai atau Koh Wi mau tinggal lebih lama alis memperpanjang, kuberikan telepon itu ke Koh Wi, entah apa yang mereka bicarakan aku tak tahu lagi karena kutinggalkan Koh Wi ke kamar mandi untuk mencuci tubuh dan memekku dari sperma dan keringatnya, ada rasa jijik melihat spermanya, begitu juga dengan aroma keringatnya, tapi kutahan perasaan itu.
"Ly, aku ingin lebih lama tinggal tapi aku harus menjemput istriku di Juanda, terus terang aku sangat sangat sangat puas, mungkin besok aku kesini lagi" katanya ketika aku keluar dari kamar mandi sambil mengenakan kembali pakaiannya, sebenarnya aku tak peduli dia mau kesini apa enggak, aku berharap mendapat tamu yang lebih bagus dari dia.

Koh Wi memberiku tip beberapa ratus dolar sebelum meninggalkan kamar, kuhitung ada sepuluh lembar berarti hampir 2,5 juta (kurs saat itu sekitar 2400), aku tercenung di kamar sendirian sambil menggenggam dolar pemberian Koh Wi, begitu mudah mendapatkan uang dalam bisnis ini, belum lagi yang aku terima nanti dari Om Lok, aku mulai membayangkan manisnya profesi ini, disamping materi aku bisa mendapatkan kepuasan sex.
"Sudah dapat nikmat masih dibayar lagi" pikirku.

Ke bagian 3

1 pemikiran pada “Selfbound – Ughtea Pramuka”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.