kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru Stw Pinter Jilat PEMERSATUDOTFUN

Stw Pinter Jilat

Tidak ada voting
Stw, Pinter, Jilat
Stw Pinter Jilat
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Stw, Pinter, Jilat yang ada pada kategori TEEN published pada 4 Februari 2024 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Stw Pinter Jilat secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Liarnya Wanita Setengah Baya - 2


Dari bagian 1

"Dy, coba lubangku yang satu dong?" pintanya sambil merengek.

"Hah! Mbak aku belum pernah," sergahku.

"Sudahlah Dy, coba deh asyik kok," sambil berkata begitu, tangan Debbie mencoba mengambil sisa cairan di paha Lucy dan mengoleskan ke lubang analnya.

"Sini dong Dy" tangan Debbie membimbing kontolku untuk memasuki lubang analnya.

Karena bantuan cairan tadi membuat batang kontolku dengan mudah menghujam anal Debbie.

"Aaoww" rintih Debbie saat kontolku masuk semuanya dalam lubang analnya.






"Mbak.. Gila banget.. Uughh" aku merintih kenikmatan.

Permainan sex semacam ini, pertama buat aku. Lubang anal Debbie benar-benar seperti gadis yang masih perawan. 1 jam penuh akhirnya aku harus membiarkan diriku melayang oleh 2 wanita sebaya yang dengan hebatnya menguras tenagaku.

"Mbak, Dandy nggak tahan.. Mbak," dan disaat aku mulai mencapai klimaks, tiba-tiba tangan Lucy sudah meraih batang kontolku dan mengarahkan ke mulutnya.

"Crut.. Crut.. Crut.. Crut," entah berapa kali spermaku muntah dalam mulut Lucy

"Aakhh.. "jeritku.

Sungguh fantastis, disaat aku menemukan klimaks itu, mulut lucy tetap saja mengocok, mengulum dan menyedot dalam-dalam kontolku. Kedua wanita tersebut benar-benar tidak ingin spermaku keluar setetespun dari dalam mulutnya, sehingga aku benar-benar dibuat terbang oleh keduanya.

Permainan pertama berakhir dengan kepuasan yang amat sangat dan dinding-dinding hotel E, manjadi saksi bisu permainan sex kami bertiga. Setelah itu kami bertiga memesan makanan yang ada pada menu hotel. Dengan penuh canda, tawa dan gurauan yang lucu, membuat kita bertiga seperti sudah lama kenal. Sesekali Debbie menggodaku

"Dy, kamu minum jamu apa sih kok kuat banget ngesexnya?" tanyanya.

"Tahu tuh, gede banget punya kamu Dy. " Lucy memuji kontolku.

Kedua wanita setengah baya tersbut sepertinya bisa menerima service yang sudah aku berikan, karena aku lihat mereka berdua begitu happy.

"Mbak, mau pulang jam berapa?" tanyaku.

"Sekarangkan 23.15 menit, sebentar lagi deh. Kita belum main rame-rame?" kata Debbie.

"Deb, yuk kita main lagi buruan nih sudah malam," ajak Lucy.

Mereka berdua berdiri menghampiri aku dan menarikku ke atas ranjang, hingga posisiku terlentang diatas ranjang. Debbie langsung naik keatas wajahku untuk menyodorkan lubang surgawinya ke arah mulutku. Dengan mudah aku mulai menjelajahi seluruh bibir memek Debbie.

"Srupp.. Mmm.. Srrupp" suara lidahku mengoyak memek Debbie.

Sesekali Debbie bergerak naik turun, sedangkan lidahku berkali-kali mengorek-ngorek dinding memeknya. Terlihat dari bawah buah dadanya yang kenyal naik turun, seiring gerakkan tubuhnya diatas wajahku mengikuti jilatan lidahku.

Sedangkan Lucy sudah mulai melahap kontolku yang sudah muali berdiri tegak. Perasaan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, karena begitu nikmatnya permainan tersebut.

"Ugh.. Dy.. Terus.. Sayang masukan lidahmu.. Oohh," rintih Debbie.

Kedua tangan Debbie meremas buah dadanya yang semakin kencang. Dibawah selangkanganku, Lucy benar-benar melahap batang kemaluanku dengan liarnya. Aku sendiri tidak bisa mendesah karena posisi Debbie yang berada diatas wajahku. Sehingga semakin nikmat hisapan mulut Lucy, semakin kencang pula aku menghisap memek Debbie. Selang beberapa saat, Debbie bangkit dari atas tubuhku dan berkata,

"Lucy, aku sudah tidak tahan.. Gantian dong kamu yang diatas," pinta Debbie.

Tanpa banyak kata-kata, Lucy menuju arah wajahku dan menggantikan posisi Debbie tadi. Cuman bedanya, kalo posisi Debbie tadi menghadap tembok, sedangkan Lucy menghadap Debbie. Debbie langsung meraih batang kemaluanku untuk dibimbing masuk ke dalam lubang surgawinya.

"Bless.. Crekk.. Crekk," suara batang kemaluanku menembus lubang memek Debbie.

Goyangan pinggul Debbie, menimbulkan sensasi yang luar biasa hingga aku rasakan sampai menyentuh jantungku. Sesekali gerakan Debbie, berganti naik turun.

"Oohh.. Dy.. Gila.. Lidah kamu.. Enak banget sayang.. " puji Lucy.

Kedua wanita paruh baya malam itu benar-benar ingin terbang bersama, terbukti keduanya saling cium, saling raba dan saling merangsang. Sedangkan kedua lubang memek mereka sudah sama-sama aku kerjai. Dibawah selangkanganku, Debbie aku sumbat dengan batang kemaluanku dan diatas, Lucy dihujam berkali-kali oleh lidahku yang nakal.

"Ohh.. Ampun.. Enak baget.. Sss," rintih Lucy.

"Ss.. Dy.. Asyik banget kontol kamu.. Uuhh," desah Debbie.

"Uuuhh Lucy.. " rintih Debbie, ketika mulutn tipis Lucy menjilat, mengulum dan menghisap punting Debbie.

"Dy.. Aku mau keluar" rintihan Debbie dibarengi dengan gerakan seperti kuda liar yang berkelenjotan kesana-kemari tidak beraturan.

"Dyy.. Am.. Pun.. Ahh," Debbie menjerit panjang.

Terasa sekali cairan hangat yang keluar dari lubang memeknya. Dan aku tidak peduli dengan keadaan Debbie yang lunglai. Karena mulutku masih asyik menikmati clitoris Lucy yang sudah mulai becek dengan cairan yang membasahi daerah sekitar memeknya. Sampai akhirnya Lucy bangkit dan berkata kepadaku,

"Sudah Dy, aku nggak tahan ingin merasakan kontol kamu," pinta Lucy.

"Aku yang dibawah ya Dy?" ajak Lucy.

Dan aku segera bangkit dari posisiku yang pertama, sedangkan Lucy sudah menggantikan posisiku yang terlentang. Kedua kaki Lucy aku letakkan diatas pundakku, sehingga dengan mudah memasukkan kontolku.

"Slebb.. " kontolku menerobos kerumanan rambut Lucy yang lebat.

"Oohh.. Dandy.. Kamu.. Pintar sekali sayang," kata Lucy memuji.

Gerakan maju mundur pinggulku semakin maksimal dengan posisi seperti ini, dan sesekali Lucy mengimbangi untuk menggoyang pantatnya yang montok.

"Gilaa.. Kamu.. Dy.. Kontol kamu panjang sekali," kata Lucy sambil merem melek menikmati tikaman kontolku pada lubang kemaluannya. Debbie yang sudah mulai bangkit dari rebahannya, langsung menyerbu buah dada Lucy yang bergerak keatas dan kebawah seiring dengan gerakan kontolku yang keluar masuk di memeknya.

"Uuhh.. Sss.. " Lucy merintih dan meremas rambut Debbie yang sedang asyik menikmati puntingnya.

"Mbak Lucy, memek kamu seret banget.. Asyik Mbak.. " kata ku singkat.

"Iya Dy.. Nikmati semua sayang.. Sss," untuk kesekian kalinya Lucy merintih hebat sembari bergetar tubuhnya. Disaat aku sedang menikmati lubang surgawi Lucy, tiba-tiba Debbie melepaskan lumatannya dan berkata,

"Lucy, coba anal dong..?" kata Debbie.

"Sss.. Aku belum pernah Deb.. Sss," jawab lucy sambil tetap menikmati batang kontolku yang tiada hentinya menghunjam lubang memeknya.

"Makanya coba gih, enak banget lho.. Dandy stop deh!" perintah Debbie.

Aku langsung melepas batang kontolku dari lubang memek Lucy. Debbie yang terlihat lebih fasih dalam urusan sex, segera membimbing Lucy untuk posisi yang ideal. Lucy mengambil posisi doggie style dan sebelum aku masukkan pada lubang anal Lucy, Debbie terlebih dulu menjilati lubang anal Lucy.

"Deb.. Geli.. Ss" rintih Lucy saat lidah Debbie mendarat di lubang analnya.

Setelah benar-benar basah dengan air jilatan lidah Debbie, batang kemaluanku segera digapai oleh Debbie dan memerintahkan aku untuk segera beraksi.

"Dandy, masukin dong," perintah Debbie.

Aku yang terbengong dari tadi melihat adegan Debbie, bergegas membimbing batang kemaluanku yang masih kencang untuk masuk ke lubang anal Lucy.

"Ssrett.. " suara kepala kontolku mulai berusaha menerobos lubang anal Lucy.

Dan ketika kepala kontolku mulai masuk "bless", Lucy merintih.

"Aahh Deb.. Sakit.. "rintih Lucy.

"Relax saja Lucy, sebantar lagi juga enak kok," bujuk Mbak Debbie.

Sembari membujuk seperti itu, Debbie segera mengambil posisi dibawah tubuhku dan tubuh Lucy. Mulutnya mulai mnejilati clitoris Lucy dari bawah. Pahaku terasa geli ketika bukit kembar Debbie menggesek-gesek kulit luar pahaku mengikuti irama lidahnya yang keluar masuk di lubang memek Lucy.

"Dy.. " Lucy mendesah hebat ketika batang kontolku, sepenuhnya mengoyak lubang analnya.

"Gilaa.. Debb.. Kamu.. Sss.. " rintih Lucy yang semakin jelas bisa menerima dan menikmati style tersebut.

Kedua lubang Lucy benar-benar digempur oleh aku dan Debbie. Lubang anal Lucy sempit dikocok oleh kontolku yang besar dan lubang memeknya di kocok oleh lidah Debbie yang sedikit liar dan brutal.

"Aaduhh.. Aku.. Mau keluarr.. Sss" rintih Lucy.

"Deb.. Aaahh" Lucy merintih panjang.

Sedangkan aku masih liarnya menggapai klimaks, seraya menghujamkan kontolku keluar masuk anal Lucy tanpa mau tahu apa yang sudah terjadi dengannya.

"Mbak.. Aku juga sudah.. Mau keluar.. " erangku.

"Mbak.. Uugghh" aku merintih panjang.

Bersamaan dengan hal tersebut, Debbie yang dari tadi sudah menunggu anti klimaksku, langsung mencabut kontolku dan dengan liarnya mengocok dengan cepat batang kontolku, dan akhirnya sampailah aku dipuncak kenikmatan itu.

"Crut.. Crut.. Crut.. Crut" spermaku berhamburan keluar dan dengan buasnya kedua wanita paruh baya tersebut berebut menikmati spermaku yang entah berapa kali menyembur keluar dalammulut mereka.

"Banyak banget sperma kamu Dandy?" tanya Debbie.

Aku tidak bisa menjawab sepatah katapun karena memang aku sedang menikmati puncak permainan tersebut. Kedua wanita tersebut benar-benar istri yang haus kenikmatan tentang sex. Terbukti keduanya benar-benar membersihkan ceceran spermaku yang masi tersisah dengan lidahnya.

"Lucy, yuk buruan mandi sudah jam 00.20 nih," kata Debbie sambil menepuk pantat Lucy.

Tepat jam 01.00 dini hari, kedua wanita tersebut sudah kembali dandan dan siap untuk pulang kerumah masing-masing.

"Dandy, terima kasih ya, kamu memang hebat dan sekarang kita berdua mau balik ke rumah, ntar suami aku mencariku," Lucy berkata demikian sambil mencium bibirku, begitu juga dengan Debbie.

"Kamu istirahat saja dulu sayang disini, toh kamar ini sudah aku booking sampai pagi. Jangan khawatir aku sudah bayar kok" perintah Debbie.

"Terima kasih sayang, aku harap kita bisa ulangi permainan ini," kata mereka berdua.

"Terima kasih adik kecil," Debbie mencium kontolku yang masih terkulai lemas, setelah permainan kedua yang kami lakukan tadi.

Mereka berdua meninggalkan aku yang masih duduk termangu di bibir ranjang, sambil menikmati goyangan pinggul mereka yang berjalan meninggalkan aku. Malam itu benar-benar pengalaman pertamaku untuk bercinta dengan 2 wanita sekaligus dan aku tidak percaya mampu mengimbangi permainan mereka berdua. Bisa dibilang, mereka berdua adalah 'guru' dalam masalah sex karena mereka lebih lama berumah tangga dibandingkan dengan aku.

Tetapi sekali lagi pengalaman pertama ini, semakin membuat diriku yakin bahwa sex akan bisa dinikmati jika kedua belah pihak menginginkannya. Dan yang terpenting, sex adalah sesuatu yang indah jika kita bisa menerjemahkan dalam visualnya.

Tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi. Aku bergegas naik keranjang dan tidur dengan pulas sambil berharap mimpi indah akan datang dalam tidurku.

Pagi hari, aku merasa fresh dengan tubuhku, aku mandi dan dandan rapi untuk kembali kekantor. Sambil meninggalkan hotel E, yang sudah memberikan pengalaman manis buat kehidupan sex aku.

*****

Pembaca pemersatu.fun ini adalah pengalamanku yang pertama untuk menikmati, mengenal apa itu anal sex dan bagaimana nuansa sex yang dimainkan secara ramai-ramai.

Aku sungguh beruntung mempunyai teman sebaya seperti mereka karena dari mereka-mereka aku bisa menambah pengetahuanku tentang sex education. Sekali lagi, apa yang sudah saya ceritakan adalah benar-benar nyata bukan fiktif. Aku hanya mengganti nama dan tempat supaya bisa menjaga rahasia identitas mereka karena itu sudah janji dan komitmen antara aku dengan mereka berdua.

Bagi para pembaca yang mau mengirimkan saran, kritikan, diskusi dan bertukar pengalaman, silahkan kirim di email aku. Pasti aku balas!!

Surabaya, 14 April 2004

E N D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.