kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi
klik cara mematikan ADBLOCK
selalu guna GOOGLE CHROME serta Download free VPN tercepat
UC Browser, Operamini, dan browser selain google chrome yang tidak mematikan ad blocking menggunakan panduan di atas tidak akan dapat melihat content, harap maklum
Bokep Viral Terbaru TIKTOK PEMERSATU DOT FUN 11 PEMERSATUDOTFUN

TIKTOK PEMERSATU DOT FUN 11

Tidak ada voting
TIKTOK, PEMERSATU, DOT, FUN
TIKTOK PEMERSATU DOT FUN 11
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten TIKTOK, PEMERSATU, DOT, FUN yang ada pada kategori TIKTOK published pada 23 Juli 2022 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming TIKTOK PEMERSATU DOT FUN 11 secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :


Cerita Dewasa:


Kopi Ginseng - 4


Dari bagian 3


Aku terus bekerja memuaskan hasratku menikmati setiap jengkal tubuh Mbak Wulan sepuasku. Setelah kujilati seluruh jari kakinya, lidahku berpindah ke kaki satunya lagi. Arah gerakan lidahku terbalik dari yang pertama. Pertama-tama kujilati seluruh jari kakinya, lalu lidahku merayap ke atas ke betisnya, lalu ke lututnya dan naik lagi hingga ke pangkal pahanya. Jilatan lidahku selalu kuselingi dengan gigitan-gigitan kecil hingga tubuh Mbak Wulan menggeliat dan pantatnya terangkat-angkat menahan geli.

Dari pangkal paha lidahku merambat lagi naik ke atas. Lidahku bergeser ke perut Mbak Wulan lalu naik ke bawah toketnya. Setelah puas melumat kedua toketnya lidahku kembali bergeser naik ke lehernya yang jenjang. Tubuhnya semakin mengeliat saat lidahku menari-nari diseputar lehernya yang putih mulus. Seluruh bulu tangannya meremang berdiri saat lidahku menjilat-jilat leher bagian belakang.

Mata Mbak Wulan terpejam dan mulutnya setengah terbuka menikmati layananku. Kedua tanganku membekap kedua toketnya yang montok lalu bibirku menyergap mulutnya yang setengah terbuka. Kusedot bibir Mbak Wulan dengan gemas dan kodorong lagi lidahku ke dalam mulutnya.

Belum puas menikmati keindahan tubuh Mbak Wulan, kubalik tubuh telanjangnya hingga tengkurap. Kutindih tubuhnya dan kembali lidahku tak-henti-hentinya menjelajahi setiap lekuk tubuh bagian belakang. Lidahku menyusur dari tengkuk hingga lutut. Kedua buah pantat Mbak Wulan yang indah pun hampir memerah karena gigitan-gigitan gemasku.

Karena tidak tahan dengan serbuanku Mbak Wulan memberontak dan bangun. Tubuhku digulingkannya hingga jatuh telentang di kasur. Ditindihnya tubuhku sambil melumat bibirku. Lidahku disedot bibir Mbak Wulan. Tubuhku yang telentang diduduki Mbak Wulan tepat di kontolku sehingga kontolku terjepit buah pantatnya yang padat dan kenyal.

Dari menyedot lidahku, mulut Mbak Wulan sekarang balas menjelajahi tubuhku. Kedua bobaku disedotnya habis-habisan. Kemudian lidah Mbak Wulan bergeser turun dan menjilati perutku. Lidahnya terus bergerak ke bawah dan dengan diselingi gigitan-gigitan kecil di perut bagian bawahku lidahnya bergeser menjilati ujung kontolku.






"Hahh.. Shh" sekarang giliran aku yang mendesis-desis kenikmatan.

Ujung kontolku hingga ke pangkalnya dijilati lidah Mbak Wulan dengan gemasnya. Pantatku spontan terangkat ke atas saat ujung lidah Mbak Wulan mengai-ngais lubang di ujung kontolku. Otot-otot perutku serasa ditarik ke atas.

Tidak berhenti sampai di situ. Kantung pelirku pu tak luput dari sedotan mulut Mbak Wulan. Nikmat bercampur ngilu rasanya. Lidah Mbak Wulan terus bergerak menyusur urat yang memanjang sepanjang kontolku dari pangkal hingga ke ujungnya lalu berhenti di lekukan ujung topi baja kepala kontolku dan menjilati lekukan itu hingga aku mendesis nikmat. Secara spontan kupegang kepalanya agar tidak bergeser dari situ. Seperti tahu keinginanku, mulut Mbak Wulan terus merangsek batang kontolku sambil tangannya tak henti-hentinya mengurut batang kontolku sambil sesekali meremasnya.

"Ughh.. Ss.. Sudah.. Mbaakk.." desisku tak tahan.

Kutarik tubuh Mbak Wulan agar naik ke perutku. Lalu Mbak Wulan menghentikan aktivitasnya dan duduk di atas perutku. Diangkatnya pantatnya dan dikangkangkannya kedua kakinya. Dipegangnya batang kontolku dan diarahkan ke celah bukit kemaluannya.

"Upff.. Ohh.." aku dan Mbak Wulan mendesis hampir bersamaan saat Mbak Wulan secara perlahan menurunkan pantatnya. Perlahan-lahan ujung kepala kontolku mulai terbenam dalam jepitan bukit kemaluan Mbak Wulan. Beberapa kali Mbak Wulan menaik-turunkan pantatnya sampai akhirnya seluruh batang kontolku melesak ke dalam celah sempit di celah bukit kemaluannya. Hangat sekali rasanya batang kontolku terjepit di tengah-tengah celah bukit kemaluannya. Ujung kepala kontolku seperti menumbuk sesuatu yang lembut di dalam sana.

Mbak Wulan terdiam, akupun terdiam menikmati menyatunya tubuh kami. Aku merasakan betapa batang kontolku seperti diremas-remas oleh daging yang licin dan hangat. Kepala kontolku seperti berkedut-kedut. Mataku seperti berkunang-kunang merasakan aliran kenikmatan yang mulai menjalar.

Kedua tangan Mbak Wulan bertumpu di dadaku. Kemudian secara berirama Mbak Wulan mulai menaik-turunkan pantatnya dengan diselingi gerakan memutar. Batang kontolku serasa dipilin-pilin, nikmat sekali rasanya. Perlahan-lahan aku merasakan otot-otot perutku seperti ditarik-tarik.

"Terushh.. Mbaakk.. Aku.." aku sudah hampir tidak dapat mengontrol diriku lagi.

Tanganku segera bergerak ke belakang tubuh Mbak Wulan dan meraih kedua buah pantatnya. Kuremas pantatnya dan lebih kutekan agar ujung kontolku mentok sedalam-dalamnya. Mbak Wulan pun semakin liar menggerakkan pantatnya.

"Terushh.. Ayyoo.. Kita.." belum selesai Mbak Wulan bicara tiba-tiba tubuhnya berkejat-kejat.

Gerakannya semakin menggila. Batang kontolku yang terjepit di dalam celah bukit kemaluan Mbak Wulan berdenyut semakin keras menahan sperma yang sudah terkumpul di ujung kepala kontolku. Tubuhku semakin mengejang. Kuputar pantatku seirama dengan putaran pantat Mbak Wulan yang semakin liar.

"Akhh.." hampir bersamaan aku dan Mbak Wulan menjerit.

Kuremas pantat Mbak Wulan dengan gemas dan kutekan lebih ketat. Crat.. Crat.. Cratt.. Crat.. Crrtt.. Akhirnya sperma yang sudah tertahan di ujung kepala kontolku tumpah bersamaan dengan denyutan lubang kemaluan Mbak Wulan yang menjepit erat batang kontolku. Mbak Wulan masih berkelejatan beberapa saat lalu ambruk di dadaku. Tubuhku dan tubuh Mbak Wulan sudah basah oleh keringat. Napasku masih menderu. Kucium pipi Mbak Wulan sebagai ucapan terima kasih atas kenikmatan yang ia berikan.

"Sa rang he yo" kubisikan kata-kata sayang dalam bahasa Korea di telinganya dan belai rambutnya yang pendek.
"I love you.." Mbak Wulan membalas bisikanku sambil mengecup bibirku.

Mbak Wulan masih menindih tubuhku. Dadanya yang montok menempel ketat di dadaku yang bidang, batang kontolku yang sudah mulai mengkerut masih terjepit dalam celah di antara bukit kemaluannya yang hangat. Matanya terpejam seolah meresapi kenikmatan yang baru dilaluinya setelah masa-masa penantian panjang yang sia-sia. Aku masih dapat merasakan adanya aliran cairan pekat yang menetes keluar dari celah kemaluannya mengalir sepanjang batang kontolku dan menggumpal di atas rambut-rambut bulu kemaluanku.

Pikiranku menerawang memikirkan masa depanku. Aku yakin, Mbak Wulan tidak akan mau berhenti selingkuh denganku. Kalau ada yang pertama pasti akan ada yang kedua dan seterusnya. Aku membayangkan pasti suatu saat Mr. Park, "suami"-nya, akan mengetahui perbuatan kami. Ngeri aku membayangkan masa depanku. Bayangan menjadi pengangguran menari-nari di pelupuk mataku. Tapi nasi sudah menjadi bubur.. Sperma sudah telanjur mengucur. Aku harus sanggup mengehentikan perselingkuhan ini. Harus!! Atau masa depanku hancur lebur!

Tanpa aku sadari aku ternyata telah terlelap dalam mimpi. Aku tertidur sambil memeluk tubuh telanjang Mbak Wulan. Aku tak tahu berapa lama aku tertidur setelah bertempur dengan Mbak Wulan dan aku tak tahu sejak kapan Mbak Wulan sudah bangun dari pelukanku. Aku tersadar saat dibangunkan Mbak Wulan dan dibuatkan kopi ginseng. Segar sekali rasanya bangun tidur sudah dibuatkan kopi. Mbak Wulan nampak sudah sangat segar habis mandi. Rambutnya masih basah sehabis mandi besar. Ia hanya mengenakan kimono sebagai penutupnya. Aku yakin ia belum memakai bra dan CD karena kulihat benda-benda itu masih berserakan di lantai.

Setelah menyeruput beberapa teguk kopi ginseng panas aku pun minta ijinnya untu mandi di kamar mandi di dalam kamarnya. Segar sekali rasanya tubuhku saat air hangat mengguyur dari shower yang terpasang di atasku.

Aku terkesiap saat asyik-asyiknya menikmati guyuran air yang mengucur deras dari shower tiba-tiba kurasakan ada yang mengelus-elus dan meremas batang kontolku. Ternyata Mbak Wulan sudah ikut bergabung di kamar mandi dalam keadaan bugil.. Gil tanpa sehelai benangpun menutupi keindahan tubuhnya. Aku terpana melihatnya. Aku hanya mampu melotot memandangi setiap lekuk tubuhnya yang montok.

Bukan hanya itu! Mbak Wulan pun lantas menyabuni seluruh tubuhku dengan sabun cair yang biasa digunakannya. Tubuhku yang licin oleh busa sabun diraba dan dielus oleh belaian tangan Mbak Wulan yang lembut. Dari leherku tangannya bergerak menurun ke bawah hingga pusarku. Batang kontolku perlahan-lahan sudah mulai mengeras. Beberapa saat kemudian batang kontolku sudah berdiri tegak seperti prajurit yang siap tempur dalam siaga 1.

"Hh.. Mbaakk.." aku mendesis lirih saat tangan Mbak Wulan dengan lincah bermain-main di daerah kontolku. Batang kontolku yang licin karena busa menjadi sasaran bulan-bulanan tangan Mbak Wulan. Batang kontolku diremas dan diurut dengan pelicin busa sabun.

"Oohh.. Enaakk mbaakk" desisku berulang-ulang.


Ke bagian 5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.