Cerita Dewasa:
Istriku Mengkhayalkan Pria Lain
Pernikahanku dengan Dessy sebenarnya dilandasi cinta. Walau Dessy bukan gadis pertama yang singgah dihatiku, namun ketika pacaran dengannya aku sudah memutuskan, bahwa ia adalah gadis terakhir yang menjadi pacarku. Gadis manis, tomboy, dan mandiri ini mampu membuatku yang pendiam dan sedikit tertutup ini menjadi takluk.
Akhirnya setelah aku mendapatkan penghasilan yang cukup dari pekerjaanku sebagai pegawai negeri golongan II-A, aku memutuskan untuk melamarnya. Dua tahun bersamanya kurasakan cukup bagi kami untuk menempuh bahtera rumah tangga bersama-sama. Dessy telah pula menyelesaikan DII Public Relation, dan kurasa sudah cukup matang untuk berumah tangga. Apalagi keluarga kedua belah pihak tidak ada yang keberatan.
Pernikahan yang sederhana namun meriah kami selenggarakan di sebuah restoran di Surabaya. Wajahku cukup mesem-mesem genit membayangkan malam ini akan menjadi seorang pria yang sesungguhnya. Terus-terang, hingga usia 28 tahun ini, aku belum pernah berhubungan seks dengan wanita manapun. Meski dicap 'kuno' atau 'penakut' oleh teman-temanku, aku cuek saja. Soalnya, aku berkeyakinan, keperjakaanku hanya akan kupersembahkan kepada istriku kelak. Dengan demikian, aku juga menaruh harapan besar agar calon istriku juga adalah orang yang mempertahankan kesuciannya.
Malam itu, kami memasuki kamar pengantin dengan kebahagiaan luar biasa. Walaupun aku agak grogi membayangkan malam pertama yang akan kami jalani, aku berpura-pura bersikap tenang. Aku melihat wajah Dessy pun bersemu merah. Setelah membersihkan seluruh riasannya. Dessy menyediakan air hangat bagiku, Ia kemudian mempersilakanku untuk membersihkan tubuhku.
Keluar dari kamar mandi kulihat Dessy sudah mengenakan gaun malam hitam. Penampilannya tampak seksi. Dengan perasaan bercampur-aduk, aku terpukau melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang merangsang. Secara refleks, kudekati dia dan kupeluk erat-erat. Aroma wangi tubuhnya membuat gairahku timbul. Segera kucumbui lehernya yang jenjang. Dessy menggeliat menahan gairah yang baru pertama kali dirasakannya.
Kubalikkan tubuhnya hingga wajahku nyaris menyentuh wajahnya. Tanpa membuang waktu, bibirnya yang lembut kulumat habis-habisan, sementara itu tanganku tidak ketinggalan menjelajahi dua bukit kembar yang menonjol dan tampak amat menantang kelaki-lakianku. Tanganku yang sebelah lagi mulai berusaha menyibakkan gaun tidur yang dikenakannya.
Menyadari kesulitanku untuk membuka gaunnya, sambil berada di dalam lumatan bibirku, Dessy menyeretku ke tepi meja rias. Aku kemudian duduk di atas meja, sambil kini bibirku kini turun ketoketnya. Dengan kedua tangannya ia mulai membuka celana dalam yang kukenakan, dan mencampakkannya ke lantai. Dessy tampak tertegun sebentar memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri dengan tegaknya dan bergoyang-goyang karena tidak kuat menahan gairah yang timbul saat itu, dan kembali wajahnya merona merah ketika kutangkap basah ia begitu terpesona oleh liarnya batang kejantananku.
Kedua pahaku kini mulai mengapit tubuhnya yang sintal menggemaskan dan masih terbalut gaun tidurnya. Dengan gerakan yang tidak sabar, aku mulai meloloskan gaun tidurnya itu. Aku kini mulai terkesiap dan seluruh aliran-aliran darahku berdesir dengan kencangnya saat gaun tidurnya jatuh merosot ke lantai dan tampak dalam pandanganku, keindahan yang luar biasa, aku melihat toketnya tampak begitu putih, kencang, dan kenyal. Bobanya warna merah dadu, dan warnanya akan bisa berubah menjadi dadu tua saat aku memberanikan diri untuk merasakan kelembutan kedua belah toketnya dengan remasan-remasan kedua belah tanganku.
Aku memuaskan diriku untuk mencumbui toketnya, sambil jari-jari jemariku menggelitik lehernya. Dessy yang menggeliat menahan geli dan nafsu, dengan lembut kini mulai memainkan 'kejantananku' dengan kelembutan jari-jemari tangannya. Di kamar yang sepi ini hanya terdengar nafas kami berdua yang memburu dan desah nafas Dessy yang mulai terangsang. Walau Dessy mengaku belum pernah kontak fisik dengan pria manapun, namun kuakui dia cukup agresif dalam membuatku terbang ke awang-awang. Ia bahkan mampu memainkan teori terbaru dari oral seks dengan memainkan lidah-lidahnya di daerah sensitifku.
Akhirnya, di meja rias itu aku menyerahkan keperjakaanku dengan wanita yang kucintai. Sambil mengatur nafas kembali, aku menggendong tubuhnya dan kubaringkan ke atas ranjang. Kulihat senyum puas di wajahnya. Kembali tangannya meremas-remas 'adik' kecilku yang masih berdiri dengan kerasnya, kali ini kamu bergelut dengan panasnya di ranjang pengantin yang berbau aroma melati. Baru kali ini kami merasakan nikmatnya permainan seks yang sesungguhnya yang membuat kami sama-sama merasakan puncak dari seluruh kenikmatan hidup yang pernah kami rasakan.
Hentakan-hentakan keras dari tubuh kami mengalir begitu saja tanpa dapat dibendung saat menerima puncak orgasme pertama kali yang begitu nikmatnya dan membuat tubuh kami nyaris tak bertenaga, kami berdua tersenyum puas, terlebih lagi diriku, aku sudah memetik keperawanan milik Dessy, istriku. Kulihat ada bercakan darah merah di tengah-tengah ranjang perkawinan kami.
Sejak saat itu, rasa cintaku semakin besar kepada istriku. Dan Istriku pun semakin mahir dalam permainan seks kami. Dia tahu trik-trik terbaru dalam permainan seks yang mampu membuatku KO. Ketika kutanya dari mana ia mempelajari semuanya itu, sambil tersenyum ia bercerita bahwa sejak remaja ia punya hobby berat menonton film Barat dan membaca novel romantis.
Aku kadang-kadang malu mengakui bahwa pengetahuanku tentang permainan seksku tidak sebanyak Dessy. Maklum saja, aku kurang suka membaca novel dan menonton film bioskop.
Suatu saat ketika sedang bercumbu di tempat tidur, istriku berbisik di telingaku kalau ia ingin aku bisa 'bermain' sejantan Pierce Brosnan dalam film Golden Eyes. Karena jarang nonton film, aku cuma termangu tidak mengerti. Keesokan harinya, ia pulang dari kantor membawa VCD Golden Eyes. Sambil menonton, ia mencumbui seluruh tubuhku seraya berbisik ia ingin aku bertindak sedikit liar dan kasar, seperti halnya bintang film pujaannya itu.
Untuk menyenangkan hatinya, aku menuruti kemauannya. Aku mengakui kalau trik baru ini mampu menaikkan ego kelaki-lakianku hingga kepuncak. Apalagi kulihat tubuh istriku yang bergetar dahsyat karena klimaks berkali-kali. Dengan nafas yang memburu, ia mencumbui keningku sambil berucap, "Mas benar benar Pierce Brosnan."
Beberapa minggu kemudian, dengan nada manja Dessy menuturkan pengalamannya bertemu dengan seorang pria kekar dan berjambang di pusat perbelanjaan. "Mas, aku pasti bahagia sekali kalau Mas punya bodi seperti itu."
Aku bagai disambar geledek mendengar perkataannya itu. Astaga, kenapa istriku selalu membandingkan aku dengan pria lain? apakah ia tidak puas dengan keadaan diriku apa-adanya?
Terus terang aku merasa sangat tersinggung sekali dengan ucapannya itu. Selama beberapa hari aku tidak berbicara dengannya. Namun aku tidak kuasa untuk terus mendiamkannya. Ketika ia minta maaf sambil menciumi tanganku, Beberapa saat kemudian, kehidupan seksual kami berjalan normal kembali.
Suatu saat aku memergoki sebuah majalah bokep luar negeri tersembunyi di bawah bantal. Ketika kutanyakan kepadanya, dia mengatakan bahwa ia ingin aku melakukan variasi-variasi seks seperti yang dipaparkan dimajalah itu. Untuk menyenangkan hatinya, aku sekali lagi menerima 'ajarannya' tetang tehnik bercinta seperti yang diinginkannya. Pada waktu permainan sedang panas-panasnya, ia berbisik "Andy, sayangku."
Aku terkejut, siapa pula Andy yang dimaksud istriku? Ternyata, Andy adalah nama bintang bule yang terpampang di majalah bokep itu. Aku hanya bisa mengelus dada menyadari imajinasi istriku terhadap pria lain, Namun aku bosan untuk terus-menerus bertengkar dengannya. Aku sangat mencintainya. Namun harapanku hanya satu, agar ia bisa menerima diriku seutuhnya apa-adanya.
TAMAT