Cerita Dewasa:
Asisten Praktikum
Namaku Bagus, aku kuliah di sebuah PTN di Surabaya, jurusan X semester 3. Ciri ciri fisikku 170cm/60kg, rambutku ikal rapi, kulit coklat kekuningan. Soal face, bisa dibilang lumayan lah.
Semester ini aku mengambil 1 mata kuliah praktikum, dan praktikumnya dilakukan di jurusan Y. Setelah beberapa minggu menjalani praktikum yang sangat merepotkan, akhirnya tiba juga saat ujian akhir praktikum. Tetapi sialnya, jadwal ujian akhir bertabrakan dengan acara liburanku ke Bali. Setelah aku pikir pikir sebentar, akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan ujian, dan pergi ke bali.
Aku orangnya emang suka having fun, makanya tanpa pikir panjang aku pilih pergi ke bali. Aku baru pusing saat kembali ke surabaya, bagaimana caranya agar aku bisa mengikuti ujian akhir susulan. Akhirnya aku datang ke laboratorium yang biasa digunakan untuk praktikum, maksudku ingin meminta ujian susulan pada asisten. Setelah sampai di lab, ternyata Cuma ada 1 asisten aja, tetapi dia ini koordinator asisten. Sonya namanya, anaknya seksi, rambut gelombang, fisiknya kira kira 165cm/50kg, kulitnya coklat kekuningan, dan anaknya terkesan sensual banget! Usia sonya masih 21 dan dia semester 7 di jurusan Y ini.
Setelah beberapa lama diinterogasi, akhirnya sonya menyuruhku untuk datang ke kostnya malam ini, karena sebentar lagi dia ada kelas. Malam ini aku sengaja mandi agak telat, supaya masih terlihat segar saat ke tempat sonya. Aku pilih baju yang santai tapi terlihat rapi, dan aku bawa beberapa buku tentang praktikum agar terlihat sungguh sungguh.
Hari itu adalah hari jum'at, jadi sekitar kampus terlihat sepi, mungkin orangnya pada pulang kampung, pikirku. Setelah puter puter sebentar, akhirnya ketemu juga kost nya sonya. Tanpa nungu lama lama, langsung saja aku pencet bel pagarnya. Beberapa detik kemudian sonya keluar dan membukakan pagar. Dia memakai kaos ketat biru muda yang agak tipis, sehingga bra nya samar samar dapat terlihat olehku.
Yang membuatku menelan ludah berkali kali adalah karena sonya memakai celana jeans pendek, yang hanya beberapa centi menutupi pahanya, sehingga aku bisa melihat jelas betapa putih dan mulus paha sonya ini. Apalagi rambut hitamnya dibiarkan tergerai indah, menambah kesan sensual sonya.
" hai, kamu tepat waktu juga ya! " ucapnya santai,
" ayo, silakan masuk " ajaknya setelah membukakan pagar. Aku langsung masuk mengikuti sonya kedalam kost nya yang terlihat sepi.
" mm.. kok sepi nih, mbak? " tanyaku spontan.
Tanpa menoleh, sonya menjawab,
" iya, kalo jumat sabtu anak kost sini emang pada pulang semua, tinggal aku sendirian aja ".
Beberapa saat kemudian kami sudah terlibat obrolan seru tentang praktikum, saling beradu pendapat, dan berdebat. Tapi akhirnya aku akui bahwa akulah yang salah.
" baiklah, kalo begitu aku punya 1 tugas buat kamu " kata sonya.
" kalo' kamu bisa menyelesaikannya dengan baik, maka aku beri nilai 90 untuk ujian akhir praktikum kamu " lanjutnya mantap.
Akupun berkata,
" baiklah, apa tugasnya? "
" OK! Ayo ikut aku " ucap sonya sambil melangkah pergi meninggalkan ruang tamu, aku mengikutinya dengan santai. Akhirnya kami sampai di dalam kamarnya sonya,
" waahh.. kamarnya asyik ya! Rapi dan wangi! " ujarku.
Saat aku melihat lihat isi kamarnya, tak sengaja mataku bertatapan dengan mata sonya, kulihat dia sedang memandangiku aneh, seperti pandangan yang takkan membiarkanku lepas darinya. Beberapa detik kami saling pandang dalam keadaan diam seperti itu, lalu aku berkata,
" Oh ya, mana tugasnya? "
sonya langsung melangkah menuju pintu, dan tiba tiba dia menutupnya. "klek" bunyi pintu sudah dikuncinya.
" Tugasmu adalah.. " ucapnya sambil mendesah desah erotis, kemudian dia melangkah santai mendekatiku.
" .. puaskan aku malam ini " ucapnya lembut.
Kedua tangan mulusnya memeluk leherku, melingkar, dan membuat wajahku dan wajahnya hanya berjarak beberapa mili. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, sonya mulai melumat bibirku. Spontan aku membalasnya, memainkan lidahku di dalam mulut seksinya. Permainan lidah yang semula dilakukan dengan lembut dan penuh perasaan, dengan lambat tapi pasti beranjak menjadi permainan lidah yang hot dan membangkitkan birahi.
Kedua tanganku yang semula diam, kini mulai meraba raba seluruh tubuh sonya, dan kucoba untuk menarik kaos sonya ke atas agar aku bisa lebih bebas menikmati kehalusan kulitnya yang putih. Setelah aku berhasil melepas kaosnya, terlihatlah betapa putih dan mulus tubuh sonya, dengan ukuran toket yang tidak begitu besar - mungkin 34 - tapi terlihat sangat padat berisi.
" hey, kenapa Cuma dipelototi aja? " ucap sonya mengagetkanku.
" hehehe.. iya nih, dada lo kok bisa bagus kayak gini? Keliatan menantang banget!" jawabku sambil mengelus bergantian kedua toketnya itu, sedangkan tangan kiriku masih mengelus elus tengkuknya.
Aku dorong tubuh sonya ke belakang hingga dia bersandar pada tembok. Aku mainkan lidahku di daerah sekitar toketnya yang masih memakai bra sampai aku puas. Sementara aku sibuk mengelus elus tubuh mulusnya, sonya berusaha melepas bajuku. Akhirnya aku bertelanjang dada, dan sonya langsung membalas meraba serta menjilati dadaku yang ditumbuhi rambut rambut halus.
Lidahnya bermain main di puting dada kananku, tangan kanannya mengelus dada kiriku, sedangkan tangan kirinya sibuk mempermainkan penisku, mengelus elus lembut dari luar celana. Apa yang dilakukan sonya memberikan sensasi aneh pada perasaanku, sepertinya birahiku langsung meluap luap. Karena tak tahan, aku langsung melepas bra sonya saat dia sedang asyik menikmati tubuhku. Toket sonya memang bukan "jumbo size", tetapi juga ga bisa dibilang kecil. Toketnya terlihat kencang sekali, dan putingnya yang berwarna coklat muda kemerahan membuat toket sonya terlihat sempurna. Aku angkat wajah sonya, dan mulai kuciumi mata, hidung, dan kulumat bibirnya dengan lembut sambil menahan birahi yang sudah mulai bergejolak.
Setelah itu, giliran leher dan sekitar telinga sonya menjadi sasaran lidahku yang mulai nakal, bahkan sonya mendesah dengan liar saat lidahku mempermainkan ujung putingnya yang mulai mengeras itu,
" akh.. ya.. teruss.. teruss..shh.." desahnya.
Sementara sonya menikmati permainanku, tanganku berusaha melepaskan celananya. Rupanya sonya menyadari bahwa tanganku tak lagi mempermainkan toketnya, dia langsung membantuku untuk melepaskan celana pendek jeans nya. Setelah celana pendek nya jatuh ke lantai, tanpa menunggu lebih lama, langsung aku tarik celana dalam sonya. Sehingga kini sonya berdiri telanjang bulat di depanku. Aku tarik dia ke tempat tidur, dan aku baringkan sonya disana, sedangkan aku masih berdiri di tepi ranjang.
" buka kakimu, sonya ", perintahku.
" jangan keras keras ya, lakukanlah dengan lembut ", ucapnya sambil membuka kedua kakinya, dan tangan kanannya membantu membuka belahan daging lembutnya. Memek sonya bisa dibilang indah, kulit disekitarnya putih bersih, rambut rambut halus yang tidak begitu lebat hitam terawat, dan dari memek sonya keluar bau wangi. Aku kecup gundukan daging kecilnya,
" oouukkhh.. Hhmm.. " rintih sonya.
Rupanya dia benar benar sensitif pada daerah ini, pikirku. Jari jari tanganku mulai beraksi, dengan lembut kujelajahi isi memek sonya, selama itu pula desahan desahan sonya terdengar. Begitu jariku menemukan itilnya yang sudah mulai mengeras, aku langsung mendekatinya. Lidahku yang basah hangat menelusup himpitan daging lembut, dan menyentuh itil yang ada didalamnya.
" oukhh.. my god! Ookhh.. " rintih sonya, tubuhnya langsung menggeliat liar, tapi aku sudah siap untuk itu, tanganku langsung memegang erat kedua pahanya.
Aku tarik lidahku, dan kembali aku ciumi daerah sekitar memeknya. Sonya kembali tenang, tangannya meremas remas kedua toketnya sendiri. Dengan lebih tenang, aku masukkan kembali lidahku menyentuh itilnya. Sonya kembali menggeliat, tetapi tidak sekuat tadi, keliatannya dia mulai menikmati sentuhan sentuhan lidahku. Rangsangan aku naikkan dengan melakukan usapan usapan lidah pada seluruh bagian memeknya.
" ouhh.. yaa.. teruss.. " desah sonya,
kadang kadang aku hisap dengan tiba tiba, sehingga sonya menggeliat cepat, pinggulnya bergerak naik turun, bahkan berputar mengikuti jilatan jilatan lidahku. Beberapa menit kemudian tubuh sonya mengejang, dan dia menjepit kepalaku dengan kedua pahanya yang putih mulus dengan kuat, kedua tangannya pun mendorong kepalaku untuk bisa lebih masuk kedalam memeknya yang mengeluarkan cairan hangat.
" akkhh.. ouuhh.. " jeritnya.
Dengan perlahan sonya mulai mengendurkan jepitannya. Aku berdiri dan mulai membersihkan cairan yang membasahi wajahku. Kulihat sonya masih menikmati sisa sisa orgasmenya. Kemudian aku ambil gelas, dan minum air putih untuk melepaskan dahagaku. Setelah selesai minum, aku datangi sonya yang sudah duduk ditepi ranjang, belom sempat aku berkata apa apa, sonya sudah meraih celanaku dan menarik resletingnya. Sehingga aku hanya menggunakan celana dalam. Sonya mengelus elus penisku yang sudah tegak, walaupun masih terbungkus CD. Tidak puas hanya mengelus, sonya menjilatinya, membuat penisku semakin mengeras dan hangat.
Kemudian dalam sekejap mata, CD ku pun sudah tergeletak di lantai, dan sonya sudah mengelus elus penisku yang sudah membesar sempurna.
" oohh.. hhmm.. " desahku saat mulut sonya maju mundur mengulum penisku, sedangkan lidahnya menyapu seluruh bagian penis yang terkulum.
Setelah beberapa menit, akhirnya aku tarik penisku keluar dari mulut sonya, dan membalikkan tubuhnya hingga dia dalam posisi menungging.
" yang pelan pelan ya " rintih sonya sesaat sebelum aku mulai memasukkan penisku ke dalam memek sonya yang sudah basah karena orgasme pertamanya tadi. Aku mulai menggesekkan batang penisku pada bagian luar memeknya, hal ini membuat sonya sedikit menggeliat kegelian. Setelah penisku basah merata oleh cairan sonya yang meleleh keluar, aku mulai menancapkan kepala penisku ke mulut memek sonya yang licin, dengan kedua tanganku memegang pinggulnya yang seksi.
" hhmm.. ya.. teruss.. " sonya mendesah desah keenakan.
Melihat sonya tidak kesakitan, maka aku melanjutkan memasukkan penisku dengan perlahan lahan, sehingga akhirnya separo dari batang kejantananku masuk dan dijepit oleh memek sonya yang masih sempit dan hangat itu. Cairan kemaluan sonya yang masih tersisa menambah kenikmatan yang kurasakan.
" hhmm.. punya Mbak enak juga ya, kayak bisa mijit sendiri " candaku. Sonya hanya tersenyum mendengarnya. Aku mulai memompa penisku yang baru masuk separo, dangan pelan tapi pasti, semakin dalam penetrasi yang kulakukan, sehingga beberapa gerakan kemudian, batang penisku sudah masuk seluruhnya dalam memek sonya.
" ya.. terus.. lebih cepat.. " desah sonya. Gerakanku makin lama makin cepat, seiring desahan sonya yang seperti aba aba untuk gerakanku.
" okhh.. yaa.. teruss.. akhh.. " jerit sonya yang selalu kudengar saat kami berpacu untuk menggapai kenikmatan bersama.
Tangan kananku yang semula memegang pinggul sonya, kini mulai merayap lewat punggungnya, dan kemudian turun menggapai toketnya yang menggantung bebas. Jariku mulai memelintir puting mungilnya dan membuat sonya mendesah semakin keras. Tangan kiriku juga meremas toket sonya, dan dengan perlahan aku tarik tubuh sonya yang menungging, sehingga tidak lagi dalam posisi Doggy Style, karena sekarang tubuh sonya sudah miring sekitar 45derajat, dan aku tetap memompa dari belakang. Dalam posisi ini, bagian atas penisku sering menabrak pantat sonya yang putih mulus, sehingga menambah rangsangan yang kurasakan. Kedua tanganku dengan bebas meremas remas lembut toket sonya, dan kadang kadang mempermainkan putingnya.
Tak beberapa lama kemudian tubuh sonya mengejang lagi, kali ini lebih dahsyat dari yang pertama, tubuhnya menggeliat ke belakang dan punggungnya merapat ke dadaku, sedangkan didalam memeknya aku rasakan ada cairan hangat yang mengalir deras mengguyur penisku. Aku hentikan gerakanku, dan kubiarkan sonya menikmati oragasme keduanya dengan penisku masih didalam memeknya. Sementara itu aku menciumi tengkuk dan lehernya yang wangi, tanganku masih mengelus toketnya yang kenyal. Sekitar satu menit kemudian, sonya bangun dan berbalik, menarikku untuk berbaring di ranjang.
" giliranku untuk memuaskanmu " bisik sonya di telingaku. Saat aku berbaring, penisku yang masih tegang sempurna itu berdiri tegak, dan mengkilat karena cairan memek sonya. Lalu sonya mendekatiku dengan merangkak di atas tubuhku, mencium bibirku dengan lembut. Tangan kanan sonya mengarahkan batang penisku ke mulut memeknya, dan dengan sekali hentakan tubuhnya, memek itu menelan seluruh batang penisku.
" oouukkhh.. gilaa.." desahku merasakan sensasi yang barusan kurasakan, spontan tanganku menggapai kedua tangan sonya yang menggantung dan menggenggamnya erat. Detik berikutnya, sonya langsung melakukan gerakan naik turun di atas tubuhku, dengan tempo yang semakin lama semakin cepat. " slephh slepphh .. " bunyi yang keluar dari gesekan kedua kulit sensitif itu.
Aku hanya berbaring dan menikmati goyangan tubuh sonya. Ayunan toket sonya yang naik turun mengikuti gerakan tubuhnya membuat batang kejantananku semakin keras dan sensitif. Gerakan sonya yang cepat kini melambat lagi, mungkin sonya merasa kecapekan. Tak terasa kini kedua tubuh kami sama sama bercucuran keringat, tapi hal ini justru membuat sonya terlihat semakin seksi, kulitnya terlihat mengkilat di bawah sinar lampu kamarnya.
Setelah gerakannya sempat melambat, kini gerakannya bertambah cepat kembali, bahkan tidak hanya naik turun, tetapi pinggulnya juga bergerak kedepan-belakang dan ke samping kiri kanan secara acak.
" ookkhh.. yeess.. sonyyaa.. " desahku sambil memejamkan mata.
Walaupun gerakan pinggul sonya dilakukan secara acak, tapi itu justru membuatku merasakan kenikmatan yang amat sangat. Beberapa saat kemudian, aku merasa tak sanggup lagi menahan semburan air maniku.
" mbak.. aku u.. udah ga t..ahan nihh.. " ucapku ketika aku merasakan getaran aneh di sekitar pinggangku.
" iya.. ouhh.. tahaann.., aku j..uga m..au keeluuaarr.. " jawab sonya sambil terus mendesah. Aku yang semula diam, mulai ikut menggerakkan pinggulku naik turun mengikuti gerakan pinggul sonya. Akhirnya aku benar benar tak sanggup menahan, dan "crott.. croott.." air maniku menyembur deras di dalam memek sonya, sambil tanganku memegangi pinggulnya.
Sepersekian detik kemudian kurasakan memek sonya menjepit penisku kuat kuat, dan cairan hangat kembali mengalir deras membasahi penisku. Kulihat sonya menggeliat geliat liar, dan wajahnya menengadah ke atas seakan sedang merasakan kenikmatan yang tiada duanya. Untuk sesaat aliran darahku terasa berhenti, dan aku juga merasakan kenikmatan yang sulit dibayangkan, jauh berbeda dengan kenikmatan yang biasa kudapat dengan melakukan onani di kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, tubuh sonya mulai membungkuk lemas, dan akhirnya ia tengkurap di atasku. Sehingga kami berdua sekarang dalam posisi berpelukan, penuh keringat, dan memek sonya penuh dengan air maniku. Aku sempat mengecup lembut bibir sonya, sebelum akhirnya aku baringkan tubuh yang sudah terlihat kecapekan itu disampingku. Matanya masih terbuka, dengan tatapannya yang sayu, dia berkata
" gila..! Aku ga nyangka kamu sehebat ini.. " aku hanya tersenyum mendengarnya memuji keperkasaanku. Dengan santai aku ambil celana dalam sonya, lalu aku hampiri sonya, dan kubersihkan memeknya yang sudah belepotan cairan memeknya bercampur air maniku dengan CD nya. Setelah itu aku bersihkan juga penisku. Sebenarnya saat melihat sonya telanjang seperti itu membuat penisku kembali ereksi, tetapi karena sonya terlihat sangat kecapekan, maka aku ngga tega untuk mengajaknya main lagi.
Aku langsung mengenakan kembali pakaianku, kulihat jam masih menunjukkan pukul 21.00
" mbak, tugasnya udah selesai kan? " tanyaku pelan,
" kalo' gitu aku pulang dulu ya. " lanjutku.
Tanpa membuka matanya, sonya menganggukkan kepalanya. Sebelum keluar dari kamarnya, aku selimuti tubuhnya yang tergolek indah tanpa sehelai benang menutupinya. Akhirnya aku balik ke kost ku dengan senyum di wajahku.
TAMAT